Disusun Oleh:
Mohammad ‘Abid Awwali
19/442822/PN/16228
2. TUJUAN
Mengetahui kandungan atau ada tidaknya bakteri Salmonella, Vibrio cholerae, Vibrio
parahaemolyticus, Staphylococcus aureus,Colifrom dan Escherichia coli pada produk
ikani.
3. WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal : Selasa, 9 Maret 2021
Waktu : 13.30
Tempat : Laboratorium Teknologi Pengolahan Ikan
2. CARA KERJA
Diagram Alir (Kalimat pasif)
Penentuan Salmonella pada produk perikanan (SNI 01-2332.2-2006)
a. Pra Pengkayaan
b. Pengkayaan
c. Isolasi Salmonella
1 ose dari larutan TTB diambil, lalu digoreskan pada medium HE (Hectoen
Enteric) agar, XLD (Xylose Lysine Deosoxycholate), dan BSA (Bismust Sulfite
Agar).
Dilakukan uji biokimia dan serologi pada koloni terduga Salmonella. Rumus :
Penentuan Vibrio cholerae (SNI 01-2332.4-2006) dan Vibrio parahaemolyticus
(SNI 01-2332.5-2006) pada produk perikanan
a. Pengkayaan
Satu ose larutan APW diambil, kemudian digoreskan pada medium TCBS.
Diinkubasi kembali APW dan TCBS pada suhu 36±1°C selama 16-24 jam
Satu ose larutan APW yang telah diinkubasi diambil, kemudian digoreskan pada
medium TCBS.
Dilakukan pemurnian dan uji biokimia pada koloni terduga V. cholerae dan V.
parahaemolyticus.
Penentuan Staphylococcus aureus pada produk perikanan (SNI 2332.9:2015)
a) Persiapan Sampel
Sampel sebanyak 1 gram ditimbang secara aseptis, lalu dimasukkan ke dalam 9
Ml butterfield’s phosphate buffered.
Dilakukan platting dari hasil pengenceran pada 3 cawan medium BPA (Baird
Parker Agar) masing-masing diambil 0,4 Ml, 0,3 mL, dan 0,3 Ml.
Dilakukan uji koagulase dan uji tambahan untuk beberapa koloni terduga
Staphylococcus aureus.
Penentuan Coliform dan Escherichia coli
a. Persiapan sampel
Sampel produk sebanyak 1 gram ditimbang secara aseptis. Sampel air sebanyak
1mL diambil secara aseptis. Kemudian dimasukkan ke dalam 9 mL butterfield’s
phosphate buffered.
Diinkubasi BGLB yang telah diinokulasi selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 35°C
±1°C.
EC Broth diinkubasi dalam waterbath sirkulasi selama 48 jam ± 2 jam pada suhu
45°C ± 0,5°C. Waterbath harus dalam keadaan bersih, air di dalamnya harus lebih
tinggi dari tinggi cairan yang ada dalam tabung yang akan diinkubasi.
𝐴𝑃𝑀 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙
∑=
100 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙
e. Uji penegasan Escherichia coli (faecal coliform, presumptive
Escherichia coli)
Dari tabung-tabung EC Broth yang positif dengan menggunakan jarum ose gores
ke LEMB (Levine’s Eosin Methylen Blue) agar.
Koloni Escherichia coli terduga memberikan ciri yang khas (typical) yaitu hitam
pada bagian tengah dengan atau tanpa hijau metalik.
Koloni terduga diambil kemudian pada medium PCA miring. Jika tidak ada
koloni dengan ciri khas, ambil koloni yang tidak menunjukkan ciri khas. Inkubasi
PCA selama 24 jam ± 2 jam pada suhu 35°C + 1°C.
Dilakukan uji morfologi dan uji biokimia untuk mengidentifikasi terduga E. Coli
Uji Morfologi
Dilakukan uji morfologi dengan melakukan pewarnaan gram dari setiap koloni
Escherichia coli terduga. Biakan diambil dari PCA yang telah diinkubasi selama
24 jam. Dengan menggunakan mikroskop, bakteri Escherichia coli termasuk
bakteri gram negatif,berbentuk batang pendek atau coccus.
Uji Biokimia
1. Produksi Indol
Dinkubasi kembali MRVP Broth di atas selama 48 jam ± 2 jam pada suhu
35°C±1°C.
Ditambahkan 5 tetes indikator Methyl red pada setiap MRVP Broth. Reaksi
positif jika terbentuk warna merah dan negatif jika terbentuk warna kuning.
Di gores 1 ose dari PCA miring ke permukaan simmon citrat agar. Kemudian
diinkubasi selama 96 jam ± 2 jam pada suhu 35°C ± 1°C.
Reaksi positif jika terjadi pertumbuhan dan media berubah warna menjadi biru,
reaksi negatif jika tidak ada pertumbuhan dan media tetap hijau.
Kemudian diinkubasi selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 35°C ± 1°C reaksi positif
jika menghasilkan gas pada tabung durham
III. HASIL PEMBAHASAN
HASIL
1. Pendugaan E.Coli
Sampel ∑ Tabung (+) Kombinasi APM ∑APM
tabung (+) Tabel (APM/mg)
10-1 10-2 10-3
I II III
Pada penentuan Vibrio cholera dan Vibrio parahaemolyticus terdapat dua tahapan yaitu
pengkayaan dan isolasi. Pada tahap pengkayaan, digunakan medium APW. Pengkayaan
bertujuan untuk menekan pertumbuhan bakteri kompetitif. Selanjutnya tahap isolasi. Ambil
satu ose larutan APW kemudian goreskan pada medium TCBS. Kemudian Inkubasi kembali
APW dan TCBS pada suhu 36±1°C selama 16-24 jam. Ambil satu ose larutan APW yang
telah diinkubasi kemudian goreskan pada medium TCBS. Inkubasi pada suhu 36±1°C selama
16-24 jam. Setelah itu bakteri dapat diamati.( Widyastana, I. W. Y et al.,2015)
Pada Penentuan Staphylococcus aureus ada dua tahapan, yaitu persiapan sampel dan
isolasi. Yang dilakukan pada persiapan sampel yaitu Sampel sebanyak 1 gram ditimbang
secara aseptis. Setelah itu dimasukkan ke dalam 9 mL butterfield’s phosphate buffered.
Kemudian Homogenkan selama 2 menit, lakukan seri pengenceran. Tahap kedua yaitu isolasi,
Lakukan platting dari hasil pengenceran pada 3 cawan medium BPA (Baird Parker Agar)
masing-masing diambil 0,4 mL, 0,3 mL, dan 0,3 mL. Kemudian Inkubasi pada suhu 36±1°C
selama 45-48 jam.
Pada penetuan Coliform dan Eschrichia coli terdapat beberapa tahapan, diantarnya
persiapan sampel, uji pendugaan coliform, uji penegasan coliform, uji pendugaan Escherichia
coli, Uji penegasan Escherichia coli, uji morfologi dan uji biokimia. Pertama, pada persiapan
sampel menggunakan medium BPB, selanjutnya Uji pendugaan coliform menggunakan
medium LTB, kemudian pada uji penegasan coliform menggunakan medium BGLB, pada uji
pendugaan E.coli menggunakan medium EC.Broth dan pada uji penegasan E.coli
menggunakan medium LEMB. Setelah itu, akan dilakukan Uji morfologi dan Biokimia untuk
mengidentifikasi terduga E. coli. Pada Uji morfologi, dilakukan pewarnaan dari setiap koloni
Escherichia coli terduga. Biakan diambil dari PCA yang telah diinkubasi selama 24 jam.
Dengan menggunakan mikroskop, bakteri Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif,
berbentuk batang pendek atau coccus. Setelah itu dilakukan Uji Biokimia yang meliputi
Produksi Indol menggunakan medium SIM, Uji voges proskauer (VP) menggunakan medium
MRVP, Uji methyl red (MR) juga menggunakan medium MRVP, Uji sitrat (C)menggunakan
medium Cymmon Cytrate, dan Produksi gas dari laktosa menggunakan medium LTP. Pada
uji Indol, reaksi positif jika terbentuk cincin merah pada lapisan bagian atas media dan negatif
bila terbentuk cincin warna kuning. Pada Uji voges proskauer (VP), Reaksi positif jika
terbentuk warna merah muda eosin sampai merah mirah delima (ruby). Pada Uji methyl red
(MR), Reaksi positif jika terbentuk warna merah dan negatif jika terbentuk warna kuning.
Pada Uji sitrat (C), Reaksi positif jika terjadi pertumbuhan dan media berubah warna
menjadi biru, reaksi negatif jika tidak ada pertumbuhan dan media tetap hijau. Terakhir,
produksi gas dari laktosa, reaksi positif jika menghasilkan gas pada tabung durham.
Metode APM(Angka Paling Memungkinkan) atau MPN (Most Probable Number)
merupakan uji untuk mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel, MPN terdiri dari
uji pendugaan (Presumptive test), uji penegas (Confirmed test) (Suriawiria, 2005). Dalam
metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi , dalam hal ini perhitungan
dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung durham
untuk bakteri pembentuk gas. Umumnya untuk setiap pengenceran digunakan 3 atau 5 seri
tabung. Makin banyak tabung yang digunakan dalam perhitungan nilai MPN, akan
menunjukkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi.
Medium yang digunakan pada pengamtan kali ini, diantaranya LB (Lactose Broth), RV
(Rappaport-Vassiliadis), XLD (Xylose Lysine Deosoxycholate), BSA (Bismuth Sulfite Agar),
LIA, TSIA, APW (Alkaline Peptone Water), TCBS, BPA (Baird Parker Agar), LTB (Lauryl
tryptose broth), BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth), EC Broth, BPB, LEMB, PCA,
SIM, MRVP, Cymmon Cytrate, LTP,MSA. Lactose broth digunakan sebagai medium untuk
mendeteksi kehadiran Coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonela dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya (Partic, 2008). Medium RV(Rappaport-Vassiliadis)
digunakan sebagai medium pengkayaan pada identifikasi Salmonella. Media pengkayaan
selektif dimaksudkan untuk mendeteksi Salmonella motil dan untuk mendeteksi strain
Salmonella sp. non-motil. XLD adalah media selektif dan diferensial untuk isolasi patogen
enterik gram negatif dari spesimen tinja dan bahan klinis lainnya. Kandungan ektrak ragi
sebagai sumber nutrisi dan vitamin, sodium deoxycholate sebagai agen seletif yang
merupakan penghambat mikroorganisme gram positif. TSIA adalah medium yang digunakan
untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis Enterobacteriaceae dan juga untuk mengetahui
perbedaan bakteri Gram negatif yang dapat mengkatabolisme laktosa, glukosa, sukrosa dan
31 membebaskan asam sulfat. Gas positif dikarenakan gas yang dihasilkan
memfermentasikan karbohidrat akan muncul sebagai celah di media atau akan mengangkat
agar-agar dari bagian bawah (Leboffe,2011). Media SIM bentuknya semisolid yang
digunakan untuk mengetahui produksi H2S, indol dan motilitas atau pergerakan suatu bakteri.
Media MRVP digunakan untuk mengetahui sifat bakteri memproduksi asam dengan tes MR
dan produksi asetilmetilkarbinol dengan tes VP. Media Cymmon Cytrate digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan bakteri dengan mempergunakan citrat sebagai karbon organik.
Alkaline Peptone Water merupakan media standar pengayaan V. cholerae (Donovan and van
Netten, 1992). Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrosa adalah media diferensial yang sangat
selektif untuk mengisolasi V. cholerae. Baird parker agar (BPA) merupakan media selektif
untuk Staphylococcus. Media LTB digunakan untuk mengetahui adanya fermentasi bakteri
Coliform menggunakan tabung Durham yang ditandai dengan terbentuknya gas. Media
BGLBB digunakan untuk uji penguat adanya bakteri koliform pada sampel. Medium plate
count agar (PCA) dapat berfungsi sebagai medium untuk menumbuhkan mikrobia (Partic,
2008). Lysine Iron Agar digunakan untuk diferensiasi mikroorganisme atas dasar
dekarboksilase lisin dan produksi hidrogen sulfide. LEMB merupakan media padat yang
digunakan dalam penentuan jenis bakteri E.coli dengan hasil yang diberikan dalam tabung
membuktikan positif. Menurut Arini dan Wulandari (2017), LEMB memiliki kandungan
eosin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, serta kandungan lainnya
yaitu laktosa dan metilen blue sebagai indikator antara bakteri yang memfermentasir laktosa
dengan non-fermentasir. MSA (Manitol Salt Agar) merupakan media selektif dan differensial
untuk isolasi dan identifikasi bakteri Staphylococcus aureus. Media agar ini pada koloni S.
aureus akan mengubah warna media dari warna merah menjadi warna kuning akibat proses
fermentasi manitol (Maelak dkk., 2015). EC.BROTH merupakan salah satu media enrichment
eksklusif bakteri Gram negatif yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri yang tidak dapat
tumbuh pada media biasa karena memerlukan jenis-jenis nutrisi pengkaya. Busmuth Sulfite
Agar adalah medium selektif da media diferensial yang digunakan untuk isolasi spesies
salmonella.
Pada uji pendugaan E.coli pada daging ikan lele didapatkan hasil >1100 APM/g
bakteri yang ada pada daging ikan lele. Dari hasil yang didapat bisa disimpulkan bahwa
daging ikan lele tersebut sudah di luar ambang batas cemaran mikroba pada ikan segar yaitu
<3/g menurut SNI 7388-2009. Cemaran bakteri ini bisa diakibatkan karena kondisi
lingkungan yang kotor dan tidak higienis.
Pada pengujian biokimia E.coli pada daging ikan lele didapatkan hasil diataranya
koloni hitam ditengah, dan tunggal. Pengujian Indol bernilai negative yang artinya terbentuk
cicin berwarna kuning pada lapisan bagian atas media, kemudian MR bernlai positif, artinya
terbentuk warna merah, VP bernilai negative, artinya tidak terbentuk merah muda, CC
bernilai positif, artinya terjadi pertumbuhan dan media berubah warna menjadi biru, terakhir
pada LTB bernilai positif, artinya terdapat gas pada tabung durham.
Pada pengamatan jumlah bakteri Staphylococcus aureus pada terasi tradisional
didapatkan hasil 2,5 x 105 N(cfu/ml). Artinya, cemaran bakteri Staphylococcus aureus
melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh SNI yaitu sebesar 1,0 x 102 koloni/gram. Sumber
cemaran penyebab makanan tersebut terkontaminasi oleh bakteri Staphylococcus aureus
adalah tangan penjual terasi yang kurang bersih, wadah/peralatan/tempat menjual terasi yang
kurang bersih serta adanya kontaminasi dari udara yang dapat memicu adanya kontaminasi
pada terasi tradisional tersebut (Sartika, D., & Hidayati, S.,2019).
Pada pengamatan Vibrio pada terasi tradisional didapatkan ciri-ciri morfologi bakteri
berbentuk budar, bewarna biru kehijauan, dan berdiameter 2-3 mm. Dapat dikatakan bakteri
yang terkandung pada terasi tradisional ini adalah Vibrio parahaemolyticus.
Pada pengamatan Vibrio 48 jam pada terasi tradisional didapatkan ciri-ciri morfologi
koloni bulat, warna hijau, tengah kehitaman, dan terbentuk zona bening. Terduga, vibrio
tersebut termasuk kedalam Vibrio parahaemolyticus.
IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Medium yang digunakan pada pengamatan kali ini, diantaranya LB (Lactose Broth),
RV (Rappaport-Vassiliadis), XLD (Xylose Lysine Deosoxycholate), BSA (Bismuth Sulfite
Agar), LIA, TSIA, APW (Alkaline Peptone Water), TCBS, BPA (Baird Parker Agar), LTB
(Lauryl tryptose broth), BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth), EC Broth, BPB, LEMB,
PCA, SIM, MRVP, Cymmon Cytrate, LTP,MSA
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Arini, L. D. D., & Wulandari, R. M. (2017). Kontaminasi Bakteri Coliform pada Saus Siomai dari
Pedagang Area Kampus di Surakarta. Biomedika, 10(2), 31-46.
Batt, C.A. & Tortorello, M.-L., 2014. Encyclopedia Food Microbiology II., USA: Elsevier.
Divya, A.H. & Solomon, P.A., 2016. Effects of some water quality parameters especially total
coliform and fecal coliform in surface water of Chalakudy river. Procedia Technology 24,
pp.631 – 638.
Gracias, K. S. dan McKillip, J. L. 2004. A review of conventional detection and enumeration methods
for pathogenic bacteria in food. Can. J. Microbiol. 50(11): 883-900 hlm.
Jawetz et al. 1995. Mikologi Kedokteran. Dalam: Mikrobiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC.
Knechtges, P.L., 2011. Food Savety Teory and Practice, East Carolina University, Jones & Bartlett.
Available from : Google book [10 April 2016]
Leboffe, M and Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory 4th ed.
Morton Publishing Company. United States of America
Madigan, Michael T., David, P., Clarck, David S., John, M. Martinko. 2011. Brock Microbiology of
microorganisms. San Francisco: Benjamin Cummings publishing.
Sartika, D., & Hidayati, S. (2019). Kajian Cemaran Bakteri Patogen Pada Produk Olahan Ikan Study
of Phatogen Bacteria Contaminant on Fish Proccessed Product. Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan, 19(2), 109-115.
Syahrurachman, dkk. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara
Publishers 2010.
Treyens, C., 2009. Bacteria and Private Wells., pp. 19-22. Avilable from : Google
[ www.nesc.wvu.edu].
Widyastana, I. W. Y., Kawuri, R., & Dalem, A. A. G. R. (2015). Keberadaan bakteri patogen Vibrio
cholerae pada beberapa hasil perikanan yang dijual di pasar tradisional kota
Denpasar. Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, 2(1), 16-22.
LAMPIRAN