Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur
jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah
dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus
dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga
karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO 3 ).
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton
dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis
ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare.
Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu
peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki
bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2
dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-
kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke
seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH
darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah
melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang
dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut
dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah.
Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen
fosfat (HPO 3 2- ).
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit
jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat
menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut
sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang
terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca
dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap
tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan
larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
1.Larutan Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena
itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
pH larutan penyangga basa bergantung pada tetapan ionisasi basa (Kb), dan perbandingan
konsentrasi basa (lemah) dengan konsentrasi asam konjugasinya. Contoh larutan penyangga
basa adalah campuran dari gas amonia (NH 3 ) dengan larutan amonium klorida (NH 4 Cl).
Amonia merupakan basa lemah, sehingga hanya terionisasi sebagian, sedangkan amonium
klorida akan terionisasi sempurna. Jika terdapat b mol amonia dan g mol amonium klorida,
maka susunan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
Mula-mula b - - mol
Reaksi -α +α +α mol
Mula-mula g - - mol
Reaksi -g +g +g mol
Akhir - g g mol
Pada reaksi kesetimbangan amonia, harga tetapan ionisasi basa adalah sebagai berikut.
sehingga
+
Berdasarkan kedua reaksi di atas, NH 4 dari amonium klorida akan menggeser
+
kesetimbangan amonium, sehingga reaksi bergeser ke kiri dengan jumlah mol NH 4
bertambah dari g menjadi (g + α) mol dan mol NH 3 dari b menjadi (b – α) mol. Karena
besarnya α sangat kecil, maka pertambahan jumlah mol NH 4 + dan NH 3 diabaikan, sehingga
mol NH 3 = b mol, dan mol NH 4 + = g mol. Dengan demikian, persamaannya dapat ditulis:
pH larutan penyangga asam tergantung pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka) dan
perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya, contoh larutan
penyangga asam adalah campuran dari larutan asam asetat (CH 3 COOH) dan larutan natrium
asetat (CH 3 COONa), asam asetat akan terionisasi sebagian, sedangkan natrium asetat akan
terionisasi sempurna. Jika terdapat a mol asam asetat dan g mol natrium asetat, maka susunan
reaksinya sebagai berikut.
Mula-mula a - - mol
Reaksi -α +α +α mol
Akhir a- α α α mol
Mula-mula g - - mol
Reaksi -g +g +g mol
Akhir - g g mol
Reaksi kesetimbangan asam asetat mempunyai harga tetapan ionisasi (Ka) adalah:
sehingga
Berdasarkan kedua reaksi di atas, persamaan tetapan ionisasi Ka, ion CH 3 COO - berasal dari
garam dapat mendorong kesetimbangan menuju ke arah kiri, sehingga jumlah mol CH 3
COOH bertambah. Jumlah CH 3 COOH yang terionisasi sebesar (a - α) mol dan jumlah ion
CH 3 COO - adalah (g + α) mol. Namun karena α sangat kecil nilai α diabaikan, sehingga mol
CH 3 COOH = a mol dan mol CH 3 COO - = g mol.
Keterangan:
Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan penyangga
menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah kecil) sehingga pH
larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya. Namun, jika asam atau basa
ditambahkan ke larutan bukan penyangga maka perubahan pH larutan akan sangat mencolok.
Prinsip kerja dari larutan penyangga yang dapat mempertahankan harga pH pada kisarannya
adalah sebagai berikut.
+
sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H yang
berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.
menurun dan kesetimbangan larutan terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan
terionisasi membentuk H + dan A - ; reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan
+
sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H yang
nyata; pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat menetralisir
penambahan sedikit basa OH - .
Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH dapat
dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H + ).
+
Penambahan H 2 O dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H dan OH -, namun
konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
Larutan Penyangga
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada
kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan
sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat, dengan catatan
basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam lemah dan
garamnya (basa konjugasinya).
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga basa
+
terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH ). Larutan ini bisa dibuat dengan
mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari
campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan catatan
asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat basa lemah dan
garamnya (asam konjugasinya). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.