Anda di halaman 1dari 14

8 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

PENGARUH KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH,


LINGKUNGAN, MOTIVASI GURU, TERHADAP PRESTASI SISWA
SMA MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo
SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
arifjamali_76@yahoo.com, lantip1975@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) pengaruh langsung dan tidak
langsung kompetensi manajerial kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa kompetensi
manajerial kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa melalui motivasi berprestasi guru;
(2) pengaruh langsung dan tidak langsung antara lingkungan sekolah dengan prestasi
belajar siswa melalui motivasi berprestasi guru; (3) pengaruh langsung antara motivasi
berprestasi guru dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, dengan populasi 318 guru SMA
Muhammadiyah Kota Yogyakarta dan sampel 200 orang yang dipilih dengan teknik
proportional sampling. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis data
menggunakan teknik analisis jalur untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh langsung dan tak
langsung kompetensi manajerial kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa, dengan
sumbangan efektif 5,52% dengan prestasi belajar siswa melalui motivasi berprestasi guru,
(sumbangan efektif sebesar 32,09%); (2) tidak terdapat pengaruh langsung antara lingkungan
sekolah dengan prestasi belajar siswa; (3) terdapat pengaruh tidak langsung antara
lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa melalui motivasi berprestasi guru,
(sumbangan efektif sebesar 1,04%); (4) terdapat pengaruh langsung antara motivasi
berprestasi guru dengan prestasi belajar siswa, (sumbangan efektif sebesar 47,06%). Jadi
secara keseluruhan sumbangan yang diberikan oleh kompetensi manajerial kepala sekolah,
lingkungan sekolah, motivasi berprestasi guru baik secara langsung maupun tidak terhadap
prestasi belajar siswa sebesar 85,71%. Hal ini berarti jika kompetensi manajerial kepala
sekolah, lingkungan sekolah dan motivasi berprestasi guru ditingkatkan kualitasnya maka
akan berkontribusi positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa SMA
Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Kata Kunci: kompetensi manajerial kepala sekolah, lingkungan sekolah, motivasi berprestasi guru,
prestasi belajar siswa

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 9
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

THE EFFECT OF MANAGERIAL COMPETENCIES OF SCHOOL PRINCIPALS,


SCHOOL ENVIRONMENT, TEACHERS’ ACHIEVEMENT MOTIVATION ON THE
ACHIEVEMENT OF THE STUDENTS OF SMA MUHAMMADIYAH IN YOGYAKARTA
Abstract
This research aims to reveal: (1) the direct and indirect effect of managerial competence of
school principals on the achievement of the students; through teachers’ achievement motivation; (2)
the direct effect of school environtment on students’ achievement; (3) the indirect effect of school
environment on students’ achievement through teachers’ achievement motivation; (4) the direct effect
of teachers’ achievement motivation on students’ achievement
This research is an ex-post facto research with the population of 318 teachers of SMA
Muhammadiyah in Yogyakarta and 200 teachers as the sample established using the proportional
sampling technique. The instrument used for collecting the data was a questionnaire. The data were
analysed using the path analysis technique to test the research hypothesis.
The findings of the research show that: (1) there is a direct effect of managerial competence of the
school principals on the students’ achievement, (5,52% of effective contribution); (2) there is an
indirect effect of managerial competence of the school principals on students’ achievement through
teachers’ achievement motivation, (the effective contribution of 32,09%); (3) there is no direct effect of
school environtment on students’ achievement; (4) there is an indirect effect of school environtment on
student’s achievement through teachers’ achievement motivation, (the effective contribution of 1,04%;
(5) there is a direct effect of teachers’ achievement motivation on students’ achievement, as showed by
the effective contribution of 47.060 %. With regard to this, the total effective contribution of
managerial competence of the school principals, school environment, and teachers’ achievement
motivation either directly or indirectly to the students’ achievement is 85.71%. This means that if the
quality of the managerial competence of the school principals, school environment, and teachers’
achievement motivation is increased, it will give a positive contribution toward the improvement of
the achievement of the students of SMA Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Keywords: managerial competence of the school principal, school environment, teachers’ achievement
motivation, students’ achievement

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


10 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Pendahuluan dari proses pendidikan di sekolah sangat


Kemajuan suatu bangsa sangat di- tergantung pada pelaku utama yang sangat
tentukan oleh kualitas pendidikannya dan penting yaitu kepala sekolah dan guru.
Kepala sekolah adalah seorang tenaga
kualitas pendidikan berbanding lurus
fungsional guru yang diberikan tugas
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat,
untuk memimpin suatu sekolah dimana
semakin baik mutu dan kualitas pendi-
diselenggarakannya proses belajar meng-
dikan maka semakin maju bangsa tersebut.
ajar atau tempat dimana terjadi interaksi
Pendidikan adalah investasi kemanusiaan
antara guru yang memberikan pelajaran
(human investment) jangka panjang, yang
dan murid yang menerima pelajaran.
hasilnya tidak mungkin dirasakan seketika,
akan tetapi baru terasa di masa-masa yang Menurut Enco Mulyasa (2011, p.24). Kepala
sekolah adalah salah satu komponen
akan datang. Jika kita ingin memprediksi
seperti apa kondisi suatu bangsa di masa pendidikan yang paling berperan dalam
yang akan datang maka analisislah kualitas meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain kompetensi manajerial kepa-
pendidikannya saat ini.
la sekolah yang berpengaruh pada prestasi
Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003
belajar siswa, motivasi untuk berprestasi
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
guru juga sangat berpengaruh pada pe-
pasal 3 disebutkan bahwa: Pendidikan Na-
ningkatan prestasi belajar siswa. Seseorang
sional berfungsi mencerdaskan, mengem-
yang memiliki motivasi kerja yang kuat,
bangkan kemampuan dan membentuk
akan memiliki banyak energi untuk mela-
watak serta peradaban bangsa yang ber-
manfaat dalam rangka mencerdaskan kukan suatu kegiatan. Motivasi mendo-
rong seseorang untuk bertindak melaku-
kehidupan bangsa, bertujuan untuk ber-
kan sesuatu (Ngalim Purwanto, 2011, p.60).
kembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan ber- Motivasi dapat bersumber dari dalam diri
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sendiri (motivasi internal) dan dari luar diri
(motivasi eksternal). Motivasi kerja yang
berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
baik, bilamana timbul dari keinginan da-
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
lam diri seseorang untuk melakukan
yang demokratis serta bertanggung jawab.
aktivitas. Apabila seseorang memiliki moti-
Menurut Suyanto (2006, p.7) bahwa
vasi internal dalam dirinya, maka ia akan
untuk menciptakan keunggulan kompe-
bekerja dengan baik, bahkan tidak memer-
titif, bangsa Indonesia memerlukan inovasi
lukan motivasi dari luar untuk mendo-
yang pesat dalam dunia pendidikan, de-
ngan keunggulan dan kualitas pendidikan rong dia bekerja. Dalam menjalankan
diharapkan dapat mengangkat harkat dan aktivitas, motivasi internal sangat diperlu-
kan, terutama untuk belajar sendiri. Guru
martabat bangsa di era globalisasi ini.
Usaha peningkatan pendidikan bermuara yang mempunyai motivasi berprestasi
yang tinggi, tentu dalam bekerja akan
pada sekolah yang merupakan institusi
melaksanakan segala tugasnya dengan
paling depan dalam menjalankan proses
sebaik-baiknya, yang pada akhirnya akan
pendidikan, dengan logika ini maka seko-
berpengaruh pada berjalannya proses bel-
lah menjadi salah satu penentu kualitas
ajar mengajar dan dapat meningkatkan
pendidikan di Indonesia, atau dengan kata
prestasi belajar siswa. Berdasarkan papar-
lain jika sekolah berkualitas maka memberi
an di atas dapat dikatakan bahwa kepe-
sumbangan besar pada kualitas pendidik-
an di Indonesia. mimpinan kepala sekolah, kompetensi
Tujuan dari proses pembelajaran di manajerial dan motivasi kerja guru yang
sekolah adalah prestasi belajar siswa, arti- tinggi akan dapat meningkat-kan prestasi
nya salah satu indikator mutu sekolah belajar siswa.
yang baik jika prestasi belajar siswanya Di sisi lain lingkungan kerja yang
kondusif akan banyak berpengaruh pada
baik. Prestasi belajar siswa sebagai hasil
prestasi belajar siswa. Lingkungan kerja

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 11
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

yang kondusif sangat dibutuhkan bagi adalah sekolah yang membuat prestasi
guru untuk menumbuhkan dorongan da- tidak hanya pada siswa tetapi pada semua
lam diri guru tersebut untuk bekerja lebih komponen sekolah, namun indikator yang
bersemangat. Ini berarti bahwa lingkungan paling utama adalah prestasi siswa. Pres-
kerja sekolah berpengaruh terhadap tinggi tasi siswa yang dimaksud bukan hanya
rendahnya motivasi para guru yang pada unggul dalam kecerdasaan kognitif belaka
akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar tetapi juga pada aspek afektif dan psiko-
siswa. Sebuah organisasi hanya akan ber- motorik. Hal senada juga diungkapkan
kembang dengan baik jika ditunjang Mortimore (Suyanto, 2006, p.122) ”One in
dengan lingkungan kerja yang kondusif. Di which students progress further than might be
sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab expected from a consideration of intake.”
terhadap penciptaan lingkungan kerja ter- Nampak jelas bahwa tugas sekolah tidak
sebut. Anwar Prabu Mangkunegara (2008, hanya pencapaian prestasi sebagian kecil
p.105), menjelaskan bahwa lingkungan ker- siswa, akan tetapi menjaga agar semua
ja atau kondisi kerja adalah semua aspek siswa dapat berkembang sejauh mungkin,
fisik kerja, psikologis kerja, dan peraturan- jika dibandingkan dengan kondisi awal
peraturan kerja yang dapat mempengaruhi pembelajaran.
kepuasan kerja dan pencapaian produk- Menurut Nidds & Mc Gerald
tivitas kerja. Kutipan tersebut memberikan (Michael, et al, 1996, p.1)
pengertian terutama kepada para pemim- What are the characteristics of a success-
pin organisasi termasuk organisasi pen- ful student? While the definition of
didikan, untuk selalu memperhatikan ling- "successful student" has changed over
kungan kerja sekolah. Pemimpin harus the years, today's youth need to know a
berusaha mengelola lingkungan kerja great deal more than reading, writing,
sekolah, agar dapat menciptakan suasana and arithmetic in order to succeed.
yang dapat menumbuhkan semangat dan According to key business leaders in the
kegairahan kerja para guru, melalui sua- US, students who are to succeed in 21st
sana yang demikian guru akan merasa century America must be: (1). able to
tenang, nyaman, tidak ada yang ditakuti analyze, synthesize, and evaluate infor-
dalam bekerja sehingga kinerjanya me- mation; (2) able to effectively communi-
cate with others; (3) proficient in science,
ningkat. Penelitian ini bertujuan untuk
mathematics, computer/technical skills,
mengungkapkan: (1) pengaruh langsung
foreign languages, as well as history, geo-
maupun tidak langsung kompetensi mana-
graphy, and global awareness; (4) capable
jerial kepala sekolah terhadap prestasi
of collaboratively working in culturally
belajar siswa; (2) pengaruh langsung mau-
diverse settings; (5) leaders who see pro-
pun tidak langsung lingkungan sekolah
jects through to completion; (6) responsi-
terhadap prestasi belajar siswa; (3) ble decision makers who are self-moti-
pengaruh langsung motivasi berprestasi vated and active political participants;
guru terhadap prestasi belajar siswa SMA and (7) ethical individuals who are
Muhammadiyah Kota Yogyakarta. committed to their families, communities,
Prestasi Belajar Siswa and colleagues.
Arti dari pernyataan tersebut ada-
Menurut Kamus Besar Bahasa lah siswa yang berprestasi adalah: 1)
Indonesia prestasi adalah hasil pelajaran mampu menganalisis, mensintesis, dan
yang diperoleh dari kegiatan belajar di mengevaluasi informasi; 2) mampu berko-
sekolah atau perguruan tinggi yang ber- munikasi secara efektif dengan orang lain;
sifat kognitif dan biasanya ditentukan 3) menguasai ilmu pengetahuan, mate-
melalui pengukuran dan penilaian. Menu- matika, komputer/keterampilan teknis,
rut Aan Komariah & Cepi Triatna (2006, bahasa asing, serta sejarah, geografi, dan
pp.34-35) mengemukakan bahwa prestasi kesadaran global; 4) mampu bekerja secara
menjadi tujuan sekolah. Sekolah efektif

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


12 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

kolaboratif dalam setting budaya yang dengan baik berdasarkan standar kriteria
beragam; 5) memimpin proyek-proyek yang telah ditentukan.
sampai selesai; 6) bertanggung jawab, dan Manajerial merupakan kata sifat
7) memiliki etika individu yang baik. yang asal katanya adalah manajemen. Ma-
Menurut Nurkencana (2005, p.62) menge- najer adalah orang yang melakukan kegiat-
mukakan bahwa prestasi belajar adalah ha- an manajemen. Pemahaman ini dapat dite-
sil yang telah dicapai atau diperoleh anak lusuri dari pendapat para ahli berikut ini.
berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan Menurut Ernie Tisnawati Sule & Saeful
bahwa prestasi belajar merupakan hasil Kurniawan (2008, p.2) manajer adalah
yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yang bertanggung jawab secara
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam langsung untuk memastikan kegiatan da-
belajar. Dari pengertian di atas dapat dipa- lam sebuah organisasi dijalankan bersama
hami bahwa prestasi belajar adalah hasil para anggota dari organisasi. Stewart
kemampuan seseorang pada bidang ter- (Boddy, 2008, p.10) mengungkapkan
tentu dalam mencapai tingkat kompetensi tentang manajer
tertentu yang dapat secara langsung di- “…as someone who gets things done
ukur dengan tes. Hasil belajar merupakan with the aid of people and other resour-
perubahan tingkah laku peserta didik sete- ces, which leads to a definition of mana-
lah bertambah pengetahuannya. gement as the activity of getting things
Faktor-faktor yang memperngaruhi done with the aid of people and other
prestasi belajar adalah faktor intern yaitu resources. So described, management is a
faktor yang berasal dari dalam diri indi- feature of most human circumstances –
vidu yang sedang belajar. Adapun yang domestic, social and political – as well as
termasuk di dalam faktor intern diantara- in formally established organi-sations.”
nya adalah: (1) Badan sehat yang berarti Rosemary Stewart menggambarkan
segenap badan terbebas dari penyakit. seorang manajer adalah seseorang yang
Kesehatan seseorang sangat berpengaruh melakukan sesuatu dengan bantuan orang
terhadap prestasi belajarnya. (2) Intele- lain dan sumber daya lainnya yang meng-
gensi; (3) Perhatian; (4) Minat; (5) Bakat; (6) arah pada definisi manajemen. Sedangkan
Motivasi; (7) Kematangan.; (8) Kesiapan. Armstrong, (2009, p.15) menjelaskan bagai-
Disisi lain ada faktor ekstern yang meru- mana seorang manajer tersebut:
pakan faktor yang ada di luar siswa. Ada ”Managers are there to get results by
beberapa faktor ekstern yang berpengaruh: ensuring that their function, unit or
(1) faktor keluarga, (2) faktor sekolah, (3) department operates effectively. They
faktor Masyarakat. manage people and their other resources-
finance, facilities, knowledge, informa-
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah tion, time and themselves. They are
Kompetensi pada hakekatnya ada- accountable for attaining goals, having
lah kemampuan seseorang untuk melaku- been given authority over those working
in their unit or department. Account-
kan suatu pekerjaan, berupa kegiatan,
ability means that they are responsible
perilaku yang hasilnya dapat ditunjukkan
(held to account) for what they do and
dan dapat diukur tingkat keberhasilannya
what they achieve. Authority means
(User Usman, 2011, p.14). Untuk mengerja-
having the right or power to get people to
kan pekerjaan tersebut seseorang harus
do things. Authority is exercised through
mempunyai kemampuan baik berupa
leadership and personal influence arising
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap from position, personality and know-
yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. ledge.
Kompetensi disamping menentukan perila- Pernyataan di atas menunjukkan
ku dan kinerja seseorang juga menentukan bahwa manajer memastikan fungsi setiap
apakah seseorang melakukan pekerjaannya unit/departemen berjalan secara efektif,
untuk itu manajer melakukan pengelolaan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 13
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

atas sumber daya yang ada, baik sumber dalam dunia yang mempengaruhi tingkah
daya manusia, keuangan, fasilitas, infor- laku kita, pertumbuhan, perkembangan
masi, waktu, dan bertanggung jawab atas manusia. Oemar Hamalik (2008, p.98)
ketercapaian tujuan. Seorang manajer se- mengungkapkan bahwa antara individu
lain diberi tanggung jawab juga diberi dan lingkungan terjalin proses interaksi
otoritas, yang berarti mempunyai hak atau saling mempengaruhi satu dengan
untuk atau kekuasaan untuk mengatur lainnya. Tingkah laku dapat mempenga-
orang-orang di sekelilingnya. Otoritas ruhi lingkungan baik positif maupun
dilaksanakan melalui kepemimpinan dan negatif. Dikatakan positif jika tingkah laku
pengaruh pribadi yang timbul dari posisi, tersebut membawa dampak yang baik bagi
kepribadian dan pengetahuan. lingkungan; begitu juga sebaliknya dikata-
Seorang manajer dalam hal ini ke- kan negatif karena membawa pengaruh
pala sekolah, di samping harus mampu buruk bagi lingkungan. Disisi lain ling-
melaksanakan proses manajemen yang me- kunganpun dapat membawa pengaruh
rujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga pada pola tingkah laku individu.
harus memahami sekaligus menerapkan Lingkungan merupakan salah satu
substansi kegiatan pendidikan. Kepala penyebab dari keberhasilan dalam melak-
sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi sanakan tugas, apabila seorang pekerja
manajemen dengan baik, meliputi: (1) mendapat pengaruh yang positif, maka
perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pekerja tersebut akan mempunyai moral
pengarahan/pengendalian; dan (4) penga- yang lebih baik dalam melakukan pekerja-
wasan. Peran manajerial kepala sekolah annya, dan ini berarti akan meningkat
menurut Katz dan Kahn (Lunenburg & efisiensi dalam pencapaian suatu tujuan.
Ornstien 2000, p.333) dibagi tiga yakni : (1) Sedangkan apabila seorang pekerja men-
Technical, involving good planning, organi- dapat pengaruh yang negatif, maka pekerja
zing, coordinating, supervising, and controll- tersebut akan mengalami kemerosotan
ing techniques; (2) Human, dealing with moral dalam bekerja dan akibatnya akan
human relations and people skills, good terjadi suatu pemborosan-pemborosan atau
motivating and morale building skills; and (3) pengeluaran biaya yang lebih banyak
Conceptual, emphasizing knowledge and dibandingkan dengan biaya yang semesti-
technical skills related to the service (or nya dikeluarkan. menurut McNergney &
product) of the organization. Katz dan Kahn Carrier (1981, p.177) mendefinisikan ”Any
membagi keahlian manajemen menjadi tiga educational environment is a set of external
area utama: pertama teknis, melibatkan conditions designed to help people learn”.
perencanaan yang baik, pengorganisasian, Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
koordinasi, pengawasan, dan teknik peng- lingkungan pendidikan adalah seperang-
awasan; kedua hubungan antarmanusia, kat kondisi eksternal yang dirancang untuk
yang berurusan dengan hubungan membantu seseorang untuk belajar. Kon-
antarmanusia dan keterampilan orang- disi tersebutlah yang kemudian disebutkan
orang, baik memotivasi dan semangat dengan lingkungan. Lingkungan sekolah
membangun keterampilan, dan ketiga kon- dapat dibagi dalam dua hal: pertama ling-
septual, menekankan pengetahuan dan kungan fisik. Lingkungan fisik sekolah
keterampilan teknis yang terkait dengan dapat ditemui baik di dalam sekolah mau-
layanan (atau produk) dari organisasi. pun di luar sekolah. Lingkungan fisik di
Keterampilan manajerial diperlukan untuk dalam sekolah merupakan semua sarana
melaksanakan tugas manajerial secara fisik sekolah yang dapat menunjang
efektif. kelancaran proses pendidikan di sekolah,
Lingkungan Sekolah misalkan gedung, perpustakaan, ruang
kelas, kamar kecil, halaman sekolah, aula,
Lingkungan menurut Ngalim Pur- labotarorium, tempat ibadah dan lain
wanto (2011, p.28) meliputi semua kondisi sebagiannya. Menurut WHO (2002, p.1)

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


14 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

The physical school environment encom- secara langsung dan ada yang tidak lang-
passes the school building and all its sung. Pengaruh secara langsung seperti
contents including physical structures, dalam pergaulan sehari-hari dengan orang
infrastructure, furniture, and the use and lain, keluarga, teman-teman, kawan seko-
presence of chemicals and biological lah, sepekerjaan, dan lain sebagainya.
agents; the site on which a school is Pengaruh yang tidak langsung yaitu: mela-
located; and the surrounding environ- lui radio, TV majalah, buku-buku surat
ment including the air, water, and kabar dan lain sebagainya (Ngalim Pur-
materials with which children may come wanto, 2011, p.29). Lingkungan sosial
into contact, as well as nearby land uses, dalam hal ini masyarakat dapat menjadi
roadways and other hazards. bahan pelajaran bagi siswa. Menurut
Lingkungan fisik sekolah menurut Oemar Hamalik (2008, p.99) ada banyak
WHO di atas meliputi gedung sekolah dan manfaat mempelajari masyarakat sebagai
seluruh isinya termasuk struktur fisik, lingkungan pendidikan bagi peserta didik
infrastruktur, furniture, penggunaan bahan antara lain: (1) menanamkan pengertian
kimia, taman hayati, dan lingkungan seki- yang realistik tentang proses-proses sosial
tar termasuk air, udara, dan jalan raya dalam kehidupan; (2) mengembangkan
menuju sekolah. kesadaran dan sensitif terhadap masalah-
Menurut Schneider (2002, p.16) dari masalah sosial; (3) merupakan latihan ber-
salah satu kesimpulan hasil risetnya men- fikir ilmiah berdasarkan fakta yang ada di
jelaskan bahwa : masyarakat; (4) mendorong rasa tanggung
School facilities affect learning. Spatial jawab terhadap masyarakat; (5) memper-
configurations, noise, heat, cold, light, siapkan peserta didik ke arah kehidupan
and air quality obviously bear on stu-
masyarakat, dan (6) mengembangkan ke-
dents' and teachers' ability to perform.
mampuan dan kebiasaan observasi di
Empirical studies will continue, focusing
kalangan peserta didik.
on fine-tuning the acceptable ranges of
these variables for optimal academic out- Motivasi Berprestasi
comes. But we already know what is
Kata Motivasi berasal dari kata
needed: clean air, good light, and a quiet,
Latin “Motivum” yang berarti dorongan,
comfortable, and safe learning environ-
daya penggerak atau kekuatan yang terda-
ment. This can be and generally has been
pat dalam diri yang menyebabkan sese-
achieved within the limits of existing
orang bertindak atau berbuat. Selanjutnya
knowledge, technology, and materials. It
simply requires adequate funding and diserap dalam bahasa Inggris motivation
competent design, construction, and berarti pemberian motif, penimbulan motif
maintenance. atau hal yang menimbulkan dorongan atau
Kesimpulan hasil riset tersebut me- keadaan yang menimbulkan dorongan (Sri
ngandung makna bahwa fasilitas sekolah Esti Wuryani Djiwandono, 2009, p.329).
sangat berpengaruh pada performa hasil Sedangkan Irwanto (2002, p.193) meng-
belajar siswa. Kondisi gedung, kualitas ungkapkan bahwa motivasi adalah peng-
udara, dan penerangan semuanya mem- gerak perilaku atau penentu perilaku, de-
pengaruhi kinerja guru maupun siswa. ngan kata lain motivasi adalah suatu kon-
Oleh karena itu semua bentuk fasilitas truk teoritis mengenai terjadinya perilaku.
sekolah harus dioptimalkan untuk mening- Lebih lanjut Irwanto (2002, p.195) meng-
katkan kinerja akademik sekolah. Pernya- gambarkan tentang daur motivasi disajikan
taan ini didukung oleh berbagai penelitian seperti pada Gambar 1.
yang pernah ada.
Kedua lingkungan sosial adalah
semua orang atau manusia lain yang dapat
mempengaruhi manusia lain. Pengaruh
lingkungan sosial itu ada yang diterima

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 15
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

ketika ia merencanakan untuk melaksa-


Kebutuhan
nakan sesuatu, yaitu selalu mempertim-
yang timbul bangkan pekerjaan yang akan dilakukan,
lalu memikirkan kekuatan, peluang, dan
ancaman yang mungkin dihadapi dalam
Tujuan Tegangan mencapai tujuan tersebut dan menentukan
(tension) strategi yang akan dilakukan. Ciri lain
orang yang mempunyai need of achievement
tinggi adalah kesediaannya untuk memikul
Prilaku untuk
tanggung jawab sebagai konsekuensi usa-
memenuhi
hanya untuk mencapai tujuan, berani
kebutuhan
mengambil resiko yang sudah diperhitung-
kan, bersedia mencari informasi untuk
Gambar 1. Daur Motivasi
mengukur kemajuannya, dan ingin kepu-
(Sumber : Irwanto, 2002, p.195) asan dari yang telah dikerjakannya
Kebutuhan manusia akibat dari (Husaini Usman, 2008, p.264). Lebih leng-
determinan tertentu akan menimbulkan kap Husaini Usman (2008, p.264) menja-
ketegangan dan ini mendorong perilaku barkan ciri orang yang mempunyai motif
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jika berprestasi yang tinggi yaitu; (1) Ber-
kebutuhan tersebut sudah dipenuhi maka tanggung jawab atas segala perbuatannya,
ketegangan akan melemah sampai mun- mengaitkan diri pada karier atau hidup
culnya ketegangan baru dikarenakan mun- masa depan, dan tidak menyalahkan orang
culnya kebutuhan baru, begitu seterusnya lain dalam kegagalannya; (2) Berusaha
yang kemudian disebut sebagai daur moti- mencari umpan balik atas segala perbuat-
vasi. Menurut Miner (Lunenburg & annya, dan selalu bersedia mendengarkan
Ornstein, 2000, p.88) mendifiniskan moti- pendapat orang lain sebagai masukan
vasi sebagai berikut “motivation has been dalam memperbaiki dirinya; (3) Berani
defined as those processes within an individual mengambil risiko dengan penuh perhi-
that stimulate behavior and channel it in ways tungan; (4) Berusaha melakukan sesuatu
that should benefit the organization as a secara inovatif dan kreatif, banyak gagas-
whole”. Definisi ini mengisyaratkan bahwa an, dan mampu mewujudkan gagasannya
motivasi sebagai proses dalam individu dengan baik. (5) Pandai mengatur waktu,
yang merang-sang perilaku dan menyalur- yang dapat dikerjakan sekarang tidak
kannya sehingga menguntungkan organi- ditunda hari esok; (6) Bekerja keras dan
sasi secara keseluruhan. bangga atas hasil yang telah dicapai.
Motivasi berprestasi menurut Guru sebagai pendidik memiliki
McClelland (Husaini Usman, 2011, p.264) tugas dan tanggung jawab yang berat.
diartikan sebagai suatu dorongan yang Guru harus menyadari bahwa ia harus
muncul karena adanya suatu rangsang mengerjakan tugasnya tersebut dengan
(stimulus) yang menggerakkan individu sungguh-sungguh, bertanggung jawab,
untuk dapat menyelesaikan suatu tugas ikhlas dan tidak asal-asalan, sehingga
dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih siswa dapat dengan mudah menerima apa
efisien untuk mencapai prestasi yang saja yang disampaikan oleh gurunya yang
diinginkan. Tiga kebutuhan McClelland pada akhirnya dapat meningkatkan pres-
adalah: (1) kebutuhan akan prestasi (need of tasi belajar siswa.
achievement); (2) kebutuhan akan afiliasi Kerangka Pikir dan Hipotesis
(need of affiliation), dan (3) kebutuhan akan
kekuasaan (need of power). Dalam kerangka pikir penelitian ini
Menurut teori ini, seseorang yang akan diteliti hubungan antara empat varia-
mempunyai need of achievement yang tinggi bel yaitu kompetensi manajerial kepala
selalu mempunyai pola berpikir tertentu sekolah yang diberi simbol X1, lingkungan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


16 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

kerja guru yang diberi simbol X2, motivasi pun adalah keterangan yang berdasarkan
berprestasi guru yang diberi simbol Y1 kejadian atau pengalaman yang telah ber-
serta prestasi siswa yang diberi simbol Y2. langsung, baik itu menyangkut kompetensi
Penelitian ini adalah penelitian korelasi manajerial kepala sekolah, lingkungan
yaitu mencari hubungan antara dua atau sekolah, motivasi berprestasi guru, mau-
lebih variabel, teknik analisa data yang pun prestasi siswa.
digunakan adalah teknik analisis jalur Populasi penelitian ini adalah ke-
(Path analysis) yaitu menganalisa data yang pala sekolah dan guru SMA Muhammad-
terkumpul baik secara langsung maupun iyah di Kota Yogyakarta, karena populasi-
tidak langsung. Untuk lebih jelas hubung- nya cukup besar yaitu terdiri dari 7 SMA
an antara keempat variabel dapat digam- Muhammadiyah Kota Yogyakarta terdapat
barkan sebagai berikut: 7 kepala sekolah, 344 guru, maka diambil-
lah sampel. Sampel untuk kepala sekolah
diambil sebanyak populasi atau dengan
X
kata lain sampel sama dengan populasi.
1
Sedangkan sampel guru digunakan pro-
portional Sampling, yaitu sampel yang di-
Y Y hitung berdasarkan perbandingan dengan
sebanyak 200 sampel. Teknik pengumpul-
1 2
an data menggunakan angket, kemudian
data dianalisis menggunakan analisis jalur
X dengan bantuan sofware program SPSS.17.
2
e
Hasil
2
Sebelum analisis data, terlebih
Gambar 2. Jalur Antarvariabel
dahulu dilakukan uji normalitas, linieritas,
heteros-kedastisitas, dan uji multikolinier-
Metode itas. Dari hasil uji yang dilakukan menun-
Penelitian ini menggunakan pen- jukkan bahwa semua data telah memenuhi
dekatan kuantitatif dan jenisnya adalah syarat untuk dilakukan uji hipotesis de-
penelitian korelasional dengan rancangan ngan menggunakan uji statistik. Adapun
expost facto karena penelitian ini tidak hasil uji statistik untuk melihat hubungan
memberikan perlakuan atau memanipulasi dan besaran koefisien jalur, maka analisis
perubahan khusus terhadap subjek pene- setiap blok di atas dapat dirangkum dalam
litian. Keterangan-keterangan yang dihim- Tabel 1.

Tabel 1. Hubungan Kausalitas Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen


Blok Hubungan antarvariabel Lambang Β T Sig Ket
1 Kompetensi Manajerial Kepala Y1X1 .681 13.256 .000 Signifikan
Sekolah dengan Motivasi Berprestasi
Lingkungan Kerja dengan Motivasi Y1X2 .103 2.000 .047 Signifikan
Berprestasi
2 Kompetensi Manajerial Kepala Y2X1 .235 4.701 .000 Signifikan
Sekolah dengan prestasi belajar siswa
Lingkungan Kerja dengan prestasi Y2X2 - -.578 .564 Tidak
belajar siswa .021 Signifikan
3 Motivasi Berprestasi dengan pres-tasi Y2Y1 .686 13.614 .000 Signifikan
belajar siswa

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 17
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

Berdasarkan hasil pada Tabel 1 kompetensi manajerial kepala sekolah dan


maka, tidak semua hubungan variabel motivasi berprestasi guru, yang disebut
eksogenus dengan variabel endogenus dengan variabel residu, atau dengan kata
signifikan. Hubungan antara variabel ling- lain bahwa variabel residu sebesar 14,29%.
kungan kerja dengan variabel prestasi Selanjutnya sumbangan efektif se-
belajar siswa dinyatakan tidak signifikan. besar 85,71% yang berasal dari variabel
Sehingga dapat dikatakan bahwa ling- kompetensi manajerial kepala sekolah,
kungan kerja tidak mempunyai hubungan lingkungan sekolah dan motivasi berpres-
secara signifikan dengan prestasi belajar tasi guru dapat dilaporkan sesuai dengan
siswa SMA Muhammadiyah di Kota Yog- urutan besar kecilnya konstribusi pada
yakarta. Untuk hubungan yang lain hasil- prestasi belajar siswa SMA Muhammad-
nya adalah signifikan. iyah Kota Yogyakarta. Melalui hubungan
Selanjutnya menghitung sumbang- langsung kompetensi manajerial kepala
an efektif masing-masing variabel disajikan sekolah memberikan sumbangan efektif
dalam tabel 2. sebesar 5,52%, dan hubungan tidak lang-
sung kompetensi manajerial kepala sekolah
Tabel 2. Sumbangan Efektif Variabel ekso- melalui motivasi berprestasi guru terhadap
gen (langsung dan tidak langsung) prestasi belajar siswa memberikan sum-
terhadap prestasi belajar siswa bangan efektif sebesar 32,09%. Hubungan
Hubungan tidak langsung sekolah melalui motivasi
Hubungan tdk berprestasi guru memberikan sumbangan
Dari Langsung langsung efektif sebesar 1,04%, dan motivasi berpres-
Vari- melalui: % tasi guru secara langsung memiliki sum-
abel Prestasi Motivasi bangan efektif terbesar yaitu 47,06%, dan
Belajar Berprestasi sebesar 14,29% tidak dapat diprediksi baik
siswa Guru melalui variabel kompetensi manajerial ke-
Kompe-
0,681 x 0,686 pala sekolah, lingkungan sekolah maupun
tensi 0,235 x 0,235 =
Manajerial 0,055225
x 0,687 = 37,61% motivasi berprestasi guru.
0.320943 Berdasarkan temuan koefisien jalur
Kepala (5.52 %)
(32,09 %)
Sekolah sebagaimana yang terdapat dalam tabel di
0,103 x 0,686 atas selanjutnya dapat disusun sebuah mo-
Lingkung- x 0,147 = del gambar jalur hubungan antarvariabel
- 1,04 %
an Sekolah 0.010387
penelitian. Model hubungan jalur-jalur
(1,04 %)
hubungan tersebut hanyalah hubungan
Motivasi 0,686 x 0,686
Berpres- = 0.470596 - 47,06% yang signifikan saja sedangkan jalur hu-
tasi Guru (47,06%) bungan yang tidak signifikan tidak perlu
Total 85,71% digambar, dengan demikian model gambar
ini sebagai hasil revisi, setelah dilakukan
Berdasarkan hasil perhitungan pengujian terhadap hubungan jalur-jalur
sumbangan efektif seperti dalam tabel di variabel penelitian. Model dimaksud dapat
atas, dapat dikemukakan bahwa 85,71% dilihat pada Gambar 3.
variabel prestasi belajar siswa dapat dije-
laskan atau diprediksi oleh variabel kom-
petensi manajerial kepala sekolah dan
motivasi berprestasi guru. Variabel ling-
kungan kerja tidak memberikan sumbang-
an yang berarti baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mempre-
diksi prestasi belajar siswa. Sedangkan
sebesar 14,29% variabel prestasi belajar
siswa tidak dapat dijelaskan oleh variabel

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


18 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

pala sekolah dengan prestasi belajar siswa


X1 walaupun konstribusinya hanya 5,523%.
0.235 Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
yang terjadi antara kompetensi manajerial
0.507 kepala sekolah dengan prestasi belajar sis-
0.681
wa adalah hubungan positif. Meskipun
Y Y kompetensi manajerial kepala sekolah ber-
0,686
hubungan positif namun kontribusinya
0.719
0.103 dalam menjelaskan prestasi akademik ada-
lah rendah. Hubungan kompetensi manaje-
rial kepala sekolah dengan prestasi belajar
siswa cukup besar jika melalui motivasi
X2
berprestasi guru yaitu sebesar 32,094%. Hal
ini menunjukkan bahwa kompetensi mana-
Gambar 3. Model empirik hubungan varia- jerial kepala sekolah merupakan dasar
bel-variabel penelitian penentu kebijakan dan manajemen sekolah
yang dapat meningkatkan prestasi belajar
Setelah pengujian sesuai dengan
siswa melalui penekanan pada aspek
tahap-tahap analisis jalur (Path analysis)
peningkatan motivasi guru. Secara keselu-
model gambar konseptual hubungan varia-
ruhan kompetensi manajerial kepala seko-
bel-variabel penelitian yang diajukan
lah baik secara langsung maupun tidak
dalam gambar 1 akhirnya mengalami per-
langsung melalui motivasi berprestasi di
ubahan sehingga menjadi seperti yang ter-
SMA Muhammadiyah Kota Yogyakarta
gambar pada gambar 2, Dapat dilihat pada
mempunyai kontribusi efektif sebesar
gambar tersebut bahwa hubungan variabel
37,617%. Hubungan kompetensi manajerial
eksogen kompetensi manajerial kepala
kepala sekolah dengan prestasi belajar sis-
sekolah mempunyai hubungan langsung
wa sesuai dengan hipotesis yang diajukan
maupun tidak langsung yang diperantarai
yang berbunyi “Terdapat hubungan lang-
oleh variabel motivasi berprestasi guru
sung antara kompetensi manajerial kepala
terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan
sekolah, dengan prestasi belajar siswa SMA
variabel lingkungan sekolah mempunyai
Muhammadiyah di Kota Yogyakarta” dan
pola hubungan tidak langsung dengan
hipotesis yang diajukan yang berbunyi
prestasi belajar siswa yang diperantarai
“Terdapat hubungan tidak langsung antara
oleh variabel motivasi berprestasi guru.
kompetensi manajerial kepala sekolah ter-
Hubungan langsung antara variabel ling-
hadap prestasi belajar siswa SMA Muham-
kungan sekolah dengan prestasi belajar
madiyah di Kota Yogyakarta melalui
siswa tidak signifikan maka jalur hubung-
motivasi berprestasi guru.”
annya dapat dihilangkan dan tidak perlu
untuk digambar. Pengaruh langsung dan tidak langsung
lingkungan sekolah terhadap prestasi bel-
Pembahasan ajar siswa.

Pembahasan hasil analisis jalur Hasil pengujian dengan mengguna-


mengikuti hipotesis yang diajukan sebe- kan prosedur analisis jalur diperoleh bah-
lumnya. wa lingkungan sekolah tidak mempunyai
hubungan yang signifikan secara langsung
Pengaruh langsung dan tidak langsung dengan prestasi belajar siswa, akan tetapi
kompetensi manajerial kepala sekolah mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. terhadap prestasi belajar siswa melalui
Dari prosedur analisis jalur di atas motivasi berprestasi guru, walaupun kon-
menunjukkan bahwa terdapat hubungan tribusinya sangat kecil yaitu 1,039 %. Hal
langsung antarkompetensi manajerial ke- ini menunjukkan bahwa lingkungan seko-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 19
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

lah tidak dapat menjelaskan pengaruhnya nunjukkan bahwa indeks korelasi yang
terhadap prestasi belajar siswa. Rendahnya tinggi. Dengan demikian hasil penelitian
sumbangan lingkungan sekolah terhadap ini menerima hipotesis yang menyatakan
prestasi belajar siswa diduga karena ling- bahwa terdapat hubungan positif antara
kungan sekolah sebagian besar SMA Mu- motivasi berprestasi guru dengan prestasi
hammadiyah Kota Yogyakarta dari sisi belajar siswa. Konstribusi motivasi berpres-
luas sekolah sesungguhnya tidak meme- tasi guru terhadap prestasi belajar siswa
nuhi syarat. sebesar 47,060%, hal ini menunjukkan bah-
Dalam pengamatan peneliti ling- wa kontribusi tersebut sangat besar. De-
kungan sekolah SMA Muhammadiyah ngan melihat adanya korelasi positif antara
Kota Yogyakarta hanya SMA Muhammad- motivasi berprestasi guru dengan prestasi
iyah 1 dan SMA Muhammadiyah 2 saja belajar siswa maka dapat diartikan bahwa
yang mempunyai luas representatif. Di be- makin tinggi motivasi berprestasi guru
berapa sekolah bahkan memiliki beberapa maka makin tinggi prestasi belajar siswa
kampus atau lokasi gedung untuk kegiatan yang akan dicapai. Oleh karena SMA
pembelajaran sehingga memerlukan mobi- Muhammadiyah Kota Yogyakarta perlu
litas yang cukup tinggi untuk berpindah melakukan berbagai upaya untuk mening-
dari kampus satu ke kampus lain. Letak katkan motivasi berprestasi guru. Hubung-
sekolah yang berada di pinggir jalan utama an motivasi berprestasi guru dengan pres-
Kota Yogyakarta seperti SMA Muhammad- tasi belajar siswa sesuai dengan hipotesis
iyah 3, SMA Muhammadiyah 4, SMA yang diajukan yang berbunyi “Terdapat
Muhammadiyah 6 dan SMA Muhammadi- hubungan langsung antara motivasi
yah 7 menjadikan sekolah terlalu bising berprestasi guru, dengan prestasi belajar
dan dapat mengganggu proses pembel- siswa SMA Muhammadiyah di Kota Yog-
ajaran. Hal ini yang menyebabkan yakarta”.
lingkungan sekolah tidak signifikan mem- Dari prosedur analisis jalur di atas
berikan sumbangan secara langsung terha- dapat diketahui bahwa kompetensi mana-
dap prestasi belajar siswa, jikalaupun ada jerial kepala sekolah, lingkungan sekolah
hubungan positif melalui variabel motivasi dan motivasi berprestasi guru berhubung-
berprestasi guru tetapi sangat rendah se- an dengan prestasi belajar siswa baik
hingga tidak dapat menjelaskan tentang secara langsung maupun tidak langsung.
prestasi belajar siswa. Hubungan lingkung- Terdapat satu variabel yang tidak mem-
an sekolah dengan prestasi belajar siswa punyai hubungan langsung dengan pres-
tidak sesuai dengan hipotesis yang diaju- tasi belajar siswa yaitu lingkungan sekolah.
kan yang berbunyi “Terdapat hubungan Dengan demikian variabel lingkungan
langsung antara lingkungan sekolah, sekolah dengan pola langsung tidak dapat
dengan prestasi belajar siswa SMA digunakan untuk menjelaskan prestasi
Muhammadiyah di Kota Yogyakarta” dan belajar siswa.
sesuai dengan hipotesis yang diajukan Selanjutnya jika dicermati lebih
yang berbunyi “Terdapat hubungan tidak jauh dari prosedur analisis jalur yang me-
langsung lingkungan sekolah terhadap miliki sumbangan efektif tertinggi adalah
prestasi belajar siswa SMA Muhammad- variabel motivasi berprestasi guru. Dengan
iyah di Kota Yogyakarta melalui motivasi demikian berarti di antara variabel kompe-
berprestasi guru.” tensi manajerial kepala sekolah dan moti-
vasi berprestasi guru, yang paling berpe-
Pengaruh langsung motivasi berprestasi
ngaruh dalam menjelaskan prestasi belajar
guru terhadap prestasi belajar siswa.
siswa adalah motivasi berprestasi guru.
Hasil pengujian hipotesis mengenai Dari uraian tersebut dapat ditarik
hubungan langsung antara motivasi ber- makna bahwa di SMA Muhammadiyah
prestasi guru dengan prestasi belajar siswa Kota Yogyakarta, motivasi berprestasi guru
menggunakan prosedur analisis jalur me- merupakan kunci dalam mewujudkan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


20 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

prestasi belajar siswa. Oleh karena itu tasi belajar siswa, sebesar 85,71%, dan
perbaikan mutu atau kualitas pendidikan pengaruh di luar variabel kompetensi
di SMA Muhammadiyah Kota Yogyakarta manajerial kepala sekolah, lingkungan
perlu bertolak pada peningkatan motivasi sekolah dan motivasi berprestasi guru
berprestasi guru yang pada akhirnya dapat sebesar 14,29%.
meningkatkan prestasi belajar siswa, se-
Saran
dangkan variabel lain seperti kompetensi
manajerial kepala sekolah, lingkungan Berdasarkan kesimpulan hasil pe-
sekolah merupakan variabel pendukung, nelitian yang dirumuskan di atas, maka
walaupun begitu tidak dapat diabaikan diajukan beberapa saran sebagai berikut:
perannya dalam upaya peningkatan pres- Untuk Pemerintah
tasi belajar siswa sebagai tujuan penting
bagi penyelenggaraan pendidikan. Demi peningkatan kualitas pendi-
dikan secara adil dan merata, maka peme-
rintah juga dituntut memberikan perhatian
Simpulan dan Saran
pada sekolah-sekolah swasta khususnya
Simpulan dalam upaya peningkatan kompetensi ma-
najerial kepala sekolah, lingkungan sekolah
Berdasarkan data hasil penelitian
dan motivasi berprestasi guru.
yang maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: Untuk sekolah dan majelis DIKDASMEN
Terdapat pengaruh langsung an- Muhammadiyah Kota Yogyakarta
tara kompetensi manajerial kepala sekolah, Berdasarkan hasil penelitian, dike-
dengan prestasi belajar siswa SMA Mu- tahui bahwa kompetensi manajerial kepala
hammadiyah di Kota Yogyakarta, dengan sekolah dan motivasi berprestasi guru
konstribusi efektif sebesar 5,52%. mempunyai pengaruh yang sangat besar
Terdapat pengaruh tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar siswa,
antara kompetensi manajerial kepala seko- jadi diharapkan dapat meningkatkan pres-
lah terhadap prestasi belajar siswa SMA tasi belajar siswa adalah dengan mening-
Muhammadiyah di Kota Yogyakarta mela- katkan kualitas kepala sekolah dan guru di
lui motivasi berprestasi guru, dengan sum- sekolah Muhammadiyah.
bangan efektif sebesar 32,09%. Untuk Kepala sekolah, hasil pene-
Tidak Terdapat pengaruh antara litian ini kiranya dapat menjadi masukan
lingkungan sekolah dengan prestasi belajar untuk terus berusaha menciptakan iklim
siswa SMA Muhammadiyah di Kota yang kondusif melalui peningkatan kom-
Yogyakarta. petensi manajerial kepala sekolah dalam
Terdapat pengaruh tidak langsung mengelola sekolah sehingga dapat mewu-
antara lingkungan sekolah terhadap pres- judkan pencapaian prestasi belajar siswa
tasi belajar siswa SMA Muhammadiyah di dan tujuan sekolah.
Kota Yogyakarta melalui motivasi berpres- Untuk Guru SMA Muhammadiyah
tasi guru dengan sumbangan efektif di Kota Yogyakarta, hasil penelitian ini
sebesar 1,04%. kiranya dapat dijadikan bahan refleksi un-
Terdapat pengaruh langsung anta- tuk terus berusaha meningkatkan motivasi
ra motivasi berprestasi guru dengan pres- berprestasi dalam bekerja dalam melak-
tasi belajar siswa SMA Muhammadiyah di sanakan tugas sebagai guru dalam proses
Kota Yogyakarta, dengan sumbangan efek- belajar menagajar di sekolah.
tif sebesar 47,06%.
Sumbangan secara keseluruhan, Bagi peneliti
variabel kompetensi manajerial kepala Mengembangkan dan menyempur-
sekolah, lingkungan sekolah, dan motivasi nakan penelitian mengenai prestasi belajar
berprestasi guru memberikan sumbangan siswa dengan melibatkan variabel lain se-
yang cukup besar terhadap variabel pres-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013


Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Lingkungan − 21
Arif Jamali, Lantip Diat Prasojo

lain kompetensi manajerial kepala sekolah, Ernie Tisnwati Sule & Saeful Kurniawan.
lingkungan sekolah dan motivasi berpres- (2008). Pengantar manajeman. Jakarta
tasi guru yang diperkirakan mampu mem- : Prenada Media Group
berikan kontribusi yang dapat meningkat- Husaini Usman. (2011). Manajemen teori,
kan prestasi belajar siswa seperti faktor praktik, dan riset pendidikan. Jakarta:
intern (fisik & psikis) siswa, faktor keluar- Bumi Aksara.
ga, pemerintah dan masyarakat. Disam-
Irwanto, dkk. (2002). Psikologi umum.
ping itu diharapkan dapat menggunakan
Jakarta: Prenhallindo.
metode, observasi, wawancara mendalam
dan tes kinerja. Lunenburg, F. C and Ornstien A. C. (2000).
Membandingkan kompetensi ma- Educational administration: concepts
najerial kepala sekolah, lingkungan sekolah and practices. USA: Wadsworth
dan motivasi berprestasi guru antara seko- McNergney, R. F. & Carrier, C. A (1981).
lah swasta dengan sekolah negeri sebab Teacher Development. New York:
ada perbedaan antara sekolah negeri dan Macmillan Publishing Co. Inc.
swasta, baik pada input siswa maupun pa-
Michel, S.et. al. (1996). Academic success.
da pengelolaan manajemen sekolah. De-
Diambil pada tanggal 13 November
ngan membandingkan sekolah swasta dan
2011, http//cals-cf.calsnet.arizona.edu/
negeri maka akan mendapatkan masukkan
fcs/bpy/content.cfm? content=academic
yang baik untuk menentukkan kebijakan _succes.
dalam kerangka meningkatkan mutu pen-
didikan di Indonesia. Ngalim Purwanto. (2011). Psikologi pendi-
dikan. Bandung: PT Rosdakarya

Daftar Pustaka Nurkencana. (2005). Evaluasi Hasil Belajar


Mengajar. Surabaya: Usaha Nasio-
Aan Komariah & Cepi Triatna. (2006). nal.
Visionary leadership menuju sekolah
Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum dan
efektif. Jakarta; BumiAksara
pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Anwar Prabu Mangkunegara. (2008). Aksara.
Perilaku dan budaya organisasi.
Schneider, M. (2002). Do school facilities
Bandung: Rafika Aditama.
affect academic outcomes? National
Armstrong, T. (2009). Academic achievement clearinghouse facilities. Diambil pada
and the concept of success. diambil tanggal 11 Juli 2012, dari
pada tanggal 10 Juni 2012 http://www.edfacilities.org/pubs/
http://www.moneyinstructor.com outcomes.pdf /
/doc/academicsuccess.thomasarm-
Sri Esti Wuryani Djiwandono. (2009). Psiko-
07/03/2009.asp
logi pendidikan. Jakarta: PT Grasin-
Armstrong, M. (2009). Armstrong’s handbook do.
of management and leadership : a guide
The World Health Organization’s. (2002).
to managing for results. Philadelphia:
The physical school environment, an
Kogan Page Limited
essential component of a health –
Boddy, D. (2008). Management an introduct- promoting school (information series on
ion. London: Prentice Hall school health document 2). Geneva:
Depdiknas. (2003). Undang–Undang RI The World Health Organization’s
Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem User Usman. (2011). Menjadi guru
Pendidikan Nasional. profesional, Bandung: Rosda Karya.
Enco Mulyasa. (2011). Menjadi kepala sekolah
profesional. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1, 2013

Anda mungkin juga menyukai