PROMOSI KESEHATAN”
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH :
Rafica (180101150)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kamiucapkan kepada Allah SWT karana atas rahmat dan hidayah-nya
kami dapat dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kosep Promosi Kesehatan
Dan Program Promosi Kesehatan”sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Dalam
penusunan makalah ini,kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi pemyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan
judul makalah.
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. LATAR BELAKANG................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
C. TUJUAN....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
BAB II PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat mandiri
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. (Depkes RI, 2007).
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu pemberdayaan masyarakat?
b. Apa saja strategi pemberdayaan masyarakat?
c. Apa saja partnership/kemitraan dalam kesehatan masyarakat
d. Apa saja langkah dan model kemitraan?
e. Apa Indicator hasil kemitraan?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan dalam membandingkan antara
teori dalam konsep pemberdayaan masyarakat, serta untuk mengetahui informasi-
informasi mengenai konsep pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Tujuan Khusus
a. Memahami pengertian konsep pemberdayaan masyarakat.
b. Mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat
c. Mengetahui partnership/kemitraan
d. Mengetahui langkah dam model kemitraan
e. Indicator hasil kemitraan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli
atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat.
Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
1. Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu
sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi
juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih
tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga
tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan
pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan
dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin
kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
c. Media luar ruang, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya
1. Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara
umum di perjalanan.
2. Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar
yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan
dipasang di suatu tempat strategis agar dapat dilihat oleh semua orang.
3. Pameran.
4. Banner.
5. TV layar lebar.
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang:
1) Kelebihannya:
Sebagai informasi umum dan hiburan.
Mengikutsertakan semua pancaindera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
Bertatap muka.
Penyajian dapat dikendalikan.
Jangkauan relatif lebih besar.
2) Kelemahannya:
Biaya lebih tinggi.
Sedikit rumit.
Ada yang memerlukan listrik.
Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya.
Perlu persiapan matang.
Peralatan selalu berkembang dan berubah.
Perlu keterampilan penyimpanan.
Perlu keterampilan dalam pengoperasian.
Kemitraan adalah suatu hubungan atau sebuah kerja sama antara kedua belah
pihak atau lebih, didasarkan pada kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2012). Victoria Health
Promotion Foundation (2011) mengemukakan tujuan dari kemitraan, yang dibagi
menjadi tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari kemitraan adalah untuk
meningkatkan percepatan, efektivitas, serta efisiensi terkait upaya kesehatan dan
upaya pembangunan pada umumnya. Tujuan khususnya adalah berhubungan dengan
aspek rasa di dalam sebuah kesepakatan kerja sama, terkait rasa saling
membutuhkan, percaya, memerlukan, membantu, dll. Hasil yang diharapkan dengan
bermitra berhubungan dengan tujuan yang ditetapkan, yaitu terjadinya percepatan,
efektivitas, dan efisiensi dalam berbagai upaya termasuk kesehatan.
a. Incidental (sifat kerja sesuai dengan kebutuan sesaat ex: peringatan hari anak
Indonesia)
b. Jangka pendek (proyek dalam kurun waktu tertentu)
c. Jangka panjang (pelaksanaan program tertentu, ex: pemberantasan TB paru)
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe
kemitraan yaitu:
2. Proses (kegiatan yang membangun, frekuensi dan kualiatas pertemuan tim atau
secretariat sesuai kebutuhan ex: lokakarya, kesepakatan, dll)
3. Output (terbentuknya jaringan kerja, yang terdiri dari berbagai unsur, dan jumlah
kegiatan yang berhasil terrealisasi dari rencana yang dimiliki)
4) Membuat kesepakatan
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013).
Sulistiyani (2009) menjelaskan lebih rinci bahwa secara etimologis pemberdayaan
berasal dari kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari
pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh
daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau
kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya. Berdasarkan beberapa pengertian pemberdayaan yang dikemukakan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya pemberdayaan adalah suatu proses dan
upaya untuk memperoleh atau memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada
individu dan masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan
kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus memilih alternatif
pemecahnya dengan mengoptimalkan sumberdaya dan potensi yang dimiliki secara
mandiri (Nurbeti, M. 2009).
Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan
kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat
kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan
kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai kemajuan (Nurbeti, M. 2009).
Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan dan
mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta
secara aktif (Supardan, 2013).
Bidang pembangunan biasanya meliputi 3 (tiga) sektor utama, yaitu ekonomi, sosial
(termasuk di dalamnya bidang pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya), dan bidang
lingkungan. Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep yaitu masyarakat
sebagai sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai
contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah pertokoan atau sebuah kampung di
wilayah pedesaan (Nurbeti, M. 2009).
Hikmat (2001) menyebutkan pemberdayaan dalam wacana pembangunan selalu
dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringankerja, dan keadilan. Pada
dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Isbandi
Rukminto Adi (2008) menyatakan pembangunan masyarakat digunakan untuk
menggambarkan pembangunan bangsa secara keseluruhan.
Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia sering dipadankan
dengan pembangunan masyarakat desa dengan mempertimbangkan desa dan kelurahan
berada pada tingkatan yang setara sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian
menjadi dengan konsep pengembangan masyarakat lokal (locality development).
UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah salah satu wujud nyata
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu
memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes, POD (pos obat
desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA (taman obat keluarga), dana sehat
dan lain-lain (Nurbeti, M. 2009).
Masyarakat Setempat Secara umum, langkah – langkah dalam mengembangkan
Peran Serta Masyarakat adalah :
1. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui
dialog untuk mendapatkan dukungan
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan
masalah keluarga maupun masyarakat dengan menggali dan menggerakkan
sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, apabila diperlukan bantuan dari luar
bentuknya hanya berupa perangsang atau pelengkap sehingga tidak semata-mata
bertumpu pada bantuan tersebut
3. Menunbuhkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan Peran serta masyarakat di dalam pembangunan
kesehatan dapat diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota masyarakat
yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti memenfaatkan puskesmas,
polindes, puskesmas pembantu, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan
kesehatan, mau menjadi peserta tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.
4. Mengembangkan semangat gotong-royong dalam pembangunan kesehatan
Semangat gotong royong yang merupakan warisan budaya masyarakat Indonesia
hendaknya dapat juga ditentukan dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Adanya semangat gotong-royong ini dapat diukur
dengan melihat apakah masyarakat bersedia bekerjasama dalam peningkatan
sanitasi lingkungan, penggalakan gerakan 3M dalam upaya pembrantasan
pnyakit demam berdarah dan sebagainya
5. Bekerja bersama masyarakat Dalam setiap pembangunan kesehatan hendaknya
pemerintah atau petugas kesehatan menggunakan prinsip bekerja untuk dan
bersama masyarakat. Maka akan meningkatkan motifasi dan kemampuan
masyarakat karena adanya bimbingan, dorongan, alih pengetahuan dan
ketrampilan dari tenaga kesehatan kepada masyarakat.
6. Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan yang ada
dimasyarakat. Prinsip lain dari penggerakan PSM dibidang kesehatan adalah
pemerintah dan tenaga kesehatan hendaknya memanfaatkan dan bekerja sama
dengan LSM serta organisasi kemasyarakatan yang ada di tempat tersebut.
Dengan demikian, upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat lebih berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).
7. Penyerahan pengembalian keputusan kepada masyarakat. Semua bentuk upaya
penggerakan PSM termasuk dibidang kesehatan apabila ingin berhasil dan
berkesinambungan hendaknya bertumpu pada budaya dan adat setempat.
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe
kemitraan yaitu:
1. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi belum
bekerja bersama secara lebih dekat.
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak
maksimal.
3. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh
melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas
seperti program delivery dan resource mobilization.
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti
advokasi dan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
ANA. (2010). Nursing’s social policy statement: the essence of the profession.
Washington: Nursesbooks.org.
Barker, S. (2007). Vital notes for nurses: psychology. Hoboken: Blackwell Publishing
Ltd.
ncapaian PHB. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Kemitraan Pemerintah dan Swasta Dalam
Pengendalian Kesehatan. Depkes RI.
Ditjen P2M & PL. (2004). Pelatihan Manajemen P2L & PL Terpadu Berbasis Wilayah
Kabupaten/Kota Membina Kemitraan Berbasis Institusi. Depkes RI.