Anda di halaman 1dari 5

Ketua MPR: Pancasila Selamatkan Bangsa dari Politik Identitas

Faidah Umu Sofuroh - detikNews


Kamis, 27 Feb 2020 19:19 WIB

Foto: Dok MPR


Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara


sekuler ataupun negara teokratis. Meskipun demikian, Indonesia dapat disebut sebagai
negara dengan penduduk yang agamis dan agama menjadi spirit dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.

"Di tengah merebaknya politik identitas di berbagai negara, di Indonesia isu tersebut
justru tak laku dijual. Kita memang hampir terjebak, namun berhasil keluar lantaran ada
Pancasila sebagai ideologi yang terbukti selalu menyelamatkan bangsa," ujar Bamsoet
dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2/2020).

Menurutnya, potensi merebaknya politik identitas di Indonesia sangat besar. Apalagi


melihat jumlah penduduk yang mencapai 239,89 juta jiwa dengan komposisi 1.340 suku
bangsa, enam agama dan berbagai aliran kepercayaan.

Namun, lanjutnya, bangsa Indonesia memiliki Pancasila yang mempertemukan berbagai


perbedaan tadi menjadi satu keharmonisan. Sejarah juga mencatat bahwa lahirnya
Indonesia adalah tak terlepas dari peran berbagai suku dan agama.

"MPR RI mengajak berbagai negara dunia yang masih dirundung konflik sosial,
khususnya yang mengatasnamakan agama, untuk mulai merajut dialog mencari titik
persamaan bukan justru mempertentangkan perbedaan. Dalam berbagai ajaran agama,
selalu ditekankan bahwa perbedaan adalah keniscayaan," tuturnya.
Sejalan dengan Bamsoet, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Sheikh Mohammed bin
Abdulkarim Al Issa, juga menekankan bahwa keberagaman adalah sunnatullah.

Baginya, ketidakmampuan sebagian kalangan mengambil hikmah atas perbedaan, tak


terlepas dari kondisi ekonomi dan pendidikan yang menyelimutinya. Sehingga banyak
yang salah pandang dan salah paham serta cenderung mengedepankan permusuhan.

"H.E. Mr. Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al Issa juga mengapresiasi moderasi Islam
yang hidup di Indonesia. Baginya, keharmonisan yang ditampilkan kehidupan beragama
di Indonesia menjadi inspirasi bagi dunia," tandas Bamsoet.

Bamsoet maupun Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al Issa juga menekankan, bahwa
persoalan umat manusia saat ini bukanlah perbedaan agama. Melainkan krisis
kemanusiaan, krisis iklim, krisis lingkungan, krisis nuklir, krisis ekonomi global, dan
ancaman krisis lainnya.

"Atas dasar itu juga, MPR RI menginisiasi pembentukan Majelis Syuro Sedunia sebagai
pembaharuan strategi meningkatkan hubungan kerja sama antar lembaga negara pembuat
konstitusi dalam satu wadah organisasi internasional. Sehingga bisa semakin menguatkan
kontribusi dalam menyelesaikan persoalan umat dan persoalan global, yaitu menciptakan
perdamaian dan keamanan bagi keberlangsungan hidup manusia," pungkasnya.

Website: https://news.detik.com/berita/d-4917636/ketua-mpr-pancasila-selamatkan-
bangsa-dari-politik-identitas
Saya setuju dengan apa yang dituliskan pada artikel tersebut “Pancasila Selamatkan
Bangsa dari Politik Identitas” karena pada dasarnya Pancasila ialah dasar ideologi negara
kita, negara Indonesia. Pancasila berfungsi mempersatuka bangsanya dan kami
masyarakat Indonesia akan mempertaruhkan jiwa dan raga kami demi kepentingan
bangsa Indonesia.Seperti contoh kabar adanya RUU HIP yang sempat disoroti dan
dikritiki oleh massa berbunyi:
(1) Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat
kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan,
kerakyatan/ demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan;
(2) Ciri Pokok Pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta
ketuhanan yang berkebudayaan;
(3) Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu
gotong-royong.
Karena didalam RUU HIP istilah ciri pokok pancasila ialah Trisila yaitu istilah yang
membuat bias Pancasila semakin disoroti. Selain itu, Trisila juga hanya mencantumkan
tiga nilai dan Ekasila hanya mencantumkan satu nilai gotong royong. Trisila dan Ekasila
mengabaikan nilai ketuhanan Yang Maha Esa dan nilai-nilai lainnya yang telah jelas
disebutkaan di dalam Pembukaan UUD NRI 1945 yang membuat massa geram.
Dengan disorotinya RUU HIP ini maka terjadilah demo demo seperti yang terjadi pada
hari Minggu, 12 Juli 2020 Massa aksi menolak RUU HIP di depan gedng DPRD
Kebumen Mereka menggelar aksi menuntut agar Rancangan Undang-Undang Haluan
Ideologi Pancasila (RUU HIP) segera dihapuskan dan mendesak aparat penegak hukum
untuk menindak tegas pelaku makar yang ingin menggantikan Pancasila. Dalam aksi itu,
tampak massa membawa spanduk bertuliskan Kebumen Bersatu Tolak RUU HIP,
Selamatkan Agama dan Negara dari Paham Komunisme, Basmi Komunis dan Antek-
anteknya dan lain-lain.

Demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP)


di depan Gedung MPR/DPR, Kamis (16/7)
Kemudian Pada hari Kamis, 16 Juli 2020 pemerintah, melalui Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, dan DPR sepakat mengubah
pembahasan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) menjadi
RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP). Kesepakatan itu diumumkan
Mahfud MD dan Ketua DPR, Puan Maharani.

Dan draf RUU BPIP tersebut sangat ringkas, hanya berjumlah 16 halaman; terdiri dari 7
bab dan 17 pasal. Sementara RUU HIP berjumlah 46 halaman berisi 10 bab dan 60 pasal.

Dalam konsideran RUU BPIP ini tercantum TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang


Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di
Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan
Larangan Setiap Kegiatan Menyebarkan atau Mengembangkan Paham atau Ajaran
Komunis/Marxisme-Leninisme.
Pada Bab Ini, Pasal 1 ayat (1), ada penegasan Pancasila yang dipakai resmi hanya lima
sila yang disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus
1945.
"Pancasila adalah Dasar dan Ideologi Negara yang rumusan sila-silanya tercantum di
dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal
18 Agustus 1945, yang terdiri dari lima sila dan merupakan satu kesatuan sila yang tidak
terpisahkan," demikian bunyi Pasal I Bab Ketentuan Umum draf RUU HIP ini.

Disini dapat diartikan bahwa Identitas Indonesia dan jati diri Indonesia berpegang teguh
pada ideologi negara yaitu Pancasila.

Website:
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5090213/tolak-ruu-hip-massa-gelar-aksi-
di-dprd-kebumen
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200716121521-20-525386/demo-tolak-ruu-
hip-massa-bawa-poster-bubarkan-pdip
https://news.detik.com/berita/d-5079045/demo-tolak-ruu-hip-tengku-zul-ketuhanan-
berkebudayaan-tak-bakal-terjadi

Anda mungkin juga menyukai