Anda di halaman 1dari 29

KESALAHAN METABOLIK (Metabolic Disorder)

tidi dhalika, dkk. 2021

NUTRISI TERNAK RUMINANSIA


LABORATORIUM NUTRISI TERNAK RUMINAN
DAN KIMIA MAKANAN TERNAK
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
Mahasiswa mengetahui berbagai bentuk kesalahan metabolik
yang sering terjadi didalam sistem pemberian ransum ruminan dan
mampu melakukan tindakan pencegahannya

POKOK BAHASAN
Kesalahan Metabolik atau Metabolic Disorder

SUB POKOK BAHASAN


(1) Milk Fever, (2) Susu Rendah Lemak, (3) Aborsi, dan (4) Kembung Perut,
(5) Ketosis, (6) Enterotoxemia, (7) Poshitis, (8) Acidosis , (9) Keracunan Tanaman,
(10) Keracunan Urea, (11) Grass Tetany,dan (12) Urolithiasis
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

Kesalahan metabolik yang sering terjadi pada ruminan secara


umum, diantaranya adalah ;
(1) Milk Fever, (2) Susu Rendah Lemak, (3) Aborsi, dan
(4) Kembung Perut,
Bentuk kesalahan metabolik ini sering terjadi pada sapi perah atau
ruminan lainnya pada fase laktasi, sedangkan bentuk kesalahan
metabolik lain, diantaranya adalah ;
(1) Ketosis, (2) Enterotoxemia, (3) Poshitis, (4) Acidosis ,
(5) Keracunan Tanaman, (6) Keracunan Urea, (7) Grass Tetany,dan
(8) Urolithiasis
1. MILK FEVER (DEMAM SUSU)
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

Milk fever biasanya berhubungan dengan fase


laktasi dan ditandai dengan hypocalsemia,
hypoposporemia dan , hypo atau hypermagnesia
Pencegahan
mempertahankan taraf Calsium dalam darah pada
kondisi yang cukup
Milk Fever umum terjadi pada sapi perah sekitar waktu
partus akibat tidak mampu beradaptasi terhadap
kekurangan kalsium (Ca) yang hilang melalui susu atau
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA pemerahan.

Pada saat sapi laktasi, Ca susu berasal dari Ca darah


yang disuplai kedalam ambing. Karena peranan kasium
dalam tubuh penting dan tidak hanya untuk produksi
susu, melainkan untuk proses pembentukan tulang,
kontraksi otot, pembekuan darah dan lain- lain, maka
kadar Ca darah yang hilang setelah disuplai ke dalam
ambing dan dikeluarkan melalui air susu dipertahankan
(proses homeostatis) dengan suatu mekanisme
metabolisme kalsium.

Apabila terjadi kegagalan dalam proses homeostatis


kalsium maka terjadilah milk fever.
Pengobatan
Pengobatan milk fever biasanya melibatkan
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA preparat kalsium borogluconate, magnesium,
pospor dan kadang kadang mineral kalium.

Pemberian vitamin D
(20.000.000 sampai 30.000.000 unit)
dalam ransum
juga dapat digunakan untuk pencegahan
kejadian milk fever, karena vitamin D berperan
dalam pengaturan absorpsi unsur mineral
kalsium.
2. SUSU RENDAH LEMAK
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

Sindrom susu rendah lemak merupakan


kejadian yang perlu mendapat perhatian
karena kandungan lemak susu berperan secara
ekonomis, karena salah satu faktor penentuan
harga susu saat ini adalah kandungan lemak
susu

Total Solid (TS) = Solid Non Fat + Fat


NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
Faktor Nutrisi Yang Tekait
1. Kesimbangan antara karbohidrat siap dicerna
(readly digestible carbohydrate) yang tinggi
terhadap kandungan serat kasar dalam ransum,
2. Bahan suplementasi yang mengandung minyak
dan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty
acid),
3. Rekayaya fisik, seperti pengilingan (grinding),
pembentukan pelet (pelleting) dan pembentukan
serpih (flaking).
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
FAKTOR PENYEBAB
1. Kekurangan asetat yang dihasilkan selama
fermentasi rumen, biasanya karena konsumsi
biji-bijian yang tinggi,
2. Kekurangan Beta-hidroksibutirat, prekursor
sintesa beberapa asam lemak yang disintesa
oleh kelenjar air susu
3. Peningkatan produksi propionat, produksi propionat
rumen meningkat sekitar dua kali lipat pada sapi yang
diberi ransum dengan porsi bijian (gandum ) yang tinggi.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
3. ABORSI
Persaingan Nutrisi antara Anak dan Induk
Sebagian besar aborsi terjadi sebagai manifestasi dari
respon terhadap cekaman (stress), seringkali terjadi pada
periode diantara 90 sampai 100 hari umur kebuntingan
karena pada kondisi nutrisi selama masa krisis ini terjadi
perkembangan janin yang sangat cepat
sehingga ada persaingan kebutuhan nutrisi
antara
janin dan induknya,
Faktor lainnya adalah infeksi penyakit seperti Brucellosis
4. KEMBUNG PERUT
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
(TYMPHANI/BLOAT)
gangguan pencernaan yang disertai penimbunan atau
penumpukan gas yang berlebihan di dalam rumen, sehingga
menyebabkan bagian perut sebelah kiri membesar
Bentuk bloat secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ;
(1) Bloat berupa gas yang terperangkap karena adanya
penyumbatan, dan
(2) Bloat berupa busa yang menghambat terjadinya pelepasan
gas.
Bentuk bloat yang sering terjadi pada ternak ruminan yaitu
bloat berupa busa, terjadi akibat masalah fermentasi pada rumen
yang tidak sempurna sehingga akan menghasilkan busa.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
GEJALA KLINIS
(1) Ternak terlihat resah dan berusaha menghentakkan kaki atau
mengais-ais perutnya
(2) Bagian perut sebelah kiri terlihat membesar dan kencang,
(3) Apabila bagian perut ditepuk akan terdengar suara mirip suara
drum,
(4) Ternak kesulitan bernapas sehingga sering bernapas melalui
mulut,
(5) Nafsu makan menurun bahkan tidak makan sama sekali,
(6) Denyut nadi meningkat, terdengar eruktasi
(7) Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang
menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati
kematian,
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
FAKTOR PENYEBAB
1. Penyebab primer, akibat fermentasi pakan yang berlebihan dan
ternak tidak mampu mengeluarkan gas sehingga terjadi akumulasi
gelembung gas,
2. Penyebab sekunder, berupa gangguan fisikal pada daerah esofagus
oleh benda asing, stenois atau tekanan dari perluasan jalan keluar
esofagus,
3. Faktor individu ; (a) ternak dalam keadaan bunting atau dalam
kondisi kurang baik cenderung mudah mengalami kembung, (B)
susunan dan pH air liur,
4. Faktor pakan , akibat pemberian ; (a) legume berlebihan, (b)
rumput muda dengan kandungan air dan berprotein tinggi
berlebihan atau karena tidak dilayukan, (3) konsentrat terlalu
banyak, dan sebagainya.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
5. KETOSIS
Gangguan metabolik yang terjadi akibat
peningkatan kandungan badan badan keton seperti
aseton, asam betahidroksi butirat dan asam
asetoasetat didalam darah, susu dan urine

Berhubungan dengan peningkatan asam lemak


yang tidak teresterifikasi (non esterified fatty acid
= NEFA) dalam plasma darah yang merupakan
prekursor pembentukan badan badan keton
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

KETOSIS ADALAH PENYAKIT METABOLIK YANG


SERING TERJADI PADA SAPI PERAH
INTENSITAS KASUS KETOSIS MENINGKAT PADA
PUNCAK PRODUKSI SUSU,
NAMUN,
TERJADI JUGA PADA SEMUA FASE LAKTASI
KEJADIAN KETOSIS
2 – 3 MINGGU SEBELUM MELAHIRKAN ATAU
4 MINGGU SETELAH KELAHIRAN ANAK
GEJALA KETOSIS
Penurunan Produksi Susu, Hypoglysemia, Ketonemia,
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
dan Ketonuria

NOMENKLATUR KETOSIS
Subklinis,
ternak tidak memperlihatkan gejala sakit dapat
terjadi pada masa awal laktasi
Klinis,
tanda fisik secara langsung dapat diketahui, dan
secara tidak langsung diakibatkan oleh Acidosis
Pengobatan
Infus glukosa intravena atau oral dengan gliserol,
propionat atau propylene glycol
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
6. POSHITIS
dikenal juga sebagai sheatshort atau fizzlerot

Terjadi sebagai akibat dari ;


kandungan protein yang terlalu tinggi dalam
kombinasinya dengan kehadiran mikroba yang
dapat melakukan hidrolisis urea, seperti
Corynebacterium renale
7. KERACUNAN TANAMAN
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

Tanaman beracun merupakan masalah bagi ternak


ruminan, terutama yang digembalakan di padang
penggembalaan karena adanya peluang bagi ternak untuk
mengkonsumsi beberapa jenis tanaman beracun.
Beberapa jenis tanaman hijauan pakan asli
pada kondisi tertentu memiliki mekanisme perlindungan
alami, misalnya terhadap kekeringan,
termasuk pembentukan racun untuk menghindari
penguapan atau perlindungan terhadap hewan
pemangsa, termasuk ruminan
setiap jenis ternak memiliki
sensitivitas dan toleransi
terhadap berbagai jenis tanaman beracun,
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

dan situasi ini dapat digunakan dalam


manajemen/pengelolaan padang rumput
Kambing dianggap kurang sensitif terhadap tanaman
beracun (asam tannat) dibandingkan sapi dan domba,
selanjutnya kambing memiliki toleransi yang tinggi
terhadap tanaman Bitterweed (Hymenoxys odorata) yang
menyebabkan keracunan parah pada domba, pada
kondisi seperti ini kambing dapat digunakan untuk
mengurangi ketersediaan tanaman beracun bagi spesies
lain yang memiliki toleransi rendah terhadap racun yang
dikandung tanaman tersebut
8. KERACUNAN UREA
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

konsentrasi urea yang terlalu tinggi dalam darah


dapat menghasilkan penumpukan ammonia
sehingga mencapai tingkat racun dalam darah
dosis anjuran
tidak lebih dari setengah total kebutuhan protein
dari hijauan atau bahan pakan sumber serat
lainnya, atau tidak lebih dari setengahnya dalam
porsi konsentrat dalam ransum
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
9. ACIDOSIS
Acidosis adalah suatu kondisi patologis yang
berhubungan dengan akumulasi asam atau menipisnya
cadangan basa dalam darah dan jaringan tubuh, serta
ditandai dengan konsentrasi ion hidrogen yang
meningkat.

Asidosis metabolik pada ternak ruminansia dapat terjadi


pada sapi potong maupun sapi perah yang diberikan
pakan mengandung karbohidrat yang mudah
difermentasi
Asidosis banyak menimbulkan perubahan patologis
dalam rumen, berupa penurunan pH rumen,
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
penurunan jumlah dan macam mikroba rumen, atoni
rumen, kembung rumen, kerusakan epitel-epitel dan
sebagainya.
Asidosis dapat terjadi akibat tatalaksana pemberian
pakan yang tidak tepat yaitu pemberian karbohidrat
tinggi rendah serat, sehingga bahan pakan akan
dicerna dengan cepat oleh mikroba dalam rumen dan
menyebabkan perubahan pH rumen menjadi lebih
asam.
Bakteri yang tahan pada kondisi asam saja yang
mampu bertahan hidup di dalam rumen sehingga
menyebabkan penurunan keasaman rumen
selanjutnya menimbulkan gejala klinis.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
FAKTOR PENYEBAB
1. Konsumsi karbohidrat yang mudah difermentasi secara
berlebihan. Pakan yang dikonsumsi oleh hewan ruminansia
akan masuk kedalam rumen dan melewati tahap fermentasi
oleh bakteri. Bakteri rumen akan merespon adanya
peningkatan kandungan karbohidrat yang mudah dicerna
dengan peningkatan aktivitas,
2. Rasio konsentrat dengan hijauan terlalu tinggi, terlalu cepat
beralih dari hijauan ke konsentrat, peralihan pakan dari silase
ke hijauan yang terlalu cepat, pakan rendah kadar serat, pakan
yang terlalu segar, hijauan yang dipotong atau cacah terlalu
kecil, dan adanya mikotoksin.
PENCEGAHAN
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

1. Pengendalian asidosis adalah manajemen nutrisi misalnya dengan membuat


formulasi dengan keseimbangan antara asupan karbohidrat sumber pati tinggi
seperti singkong, gaplek, atau onggok, sumber protein seperti bungkil kedelai
dan hijauan sebagai sumber serat,
2. Hindari perubahan ransum secara mendadak karena akan mengubah pH
secara cepat sehingga akan mengganggu pertumbuhan mikroba rumen,
3. Lakukan penambahan mineral pada konsentrat yang berfungsi sebagai buffer
untuk menjaga kestabilan pH.
4. Pemberian feed additive yang tepat untuk modifikasi fungsi rumen dan
menstabilkan pH rumen dengan baik, sehingga kesehatan rumen terjaga yang
akhirnya dapat mencegah terjadinya asidosis misalnya penambahan probiotik
atau yeast dalam pakan sapi perah,
5. Lakukan pemberian ransum baru secara dengan hati-hati dan bertahap,
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
10. ENTEROTOXEMIA
Enterotoxemia atau pulpy kidney adalah kejadian keracunan pada
domba, kambing, sapi, dan ruminansia lain yang bersifat akut dan
fatal, disebabkan oleh absorbs toksin yang dibentuk oleh bakteri
Clostridium perfringens tipe C dan D yang berada di dalam usus.

Toksin tersebut menyebabkan peradangan usus, sehingga terjadi


peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan terserap ke dalam
pembuluh darah. Toksin yang bersirkulasi dalam pembuluh darah
menyebabkan pembengkakan pada paru-paru dan ginjal.

Penanggulangan kasus Enterotoxemia dapat dilakukan dengan


memberikan ANTIBIOTIK.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
11. GRASS TETANY
Grass tetany adalah penyakit metabolic yang ditandai
dengan rendahnya kadar magnesium dalam darah
(hypomagnesemia) akibat rendahnya asupan magnesium
atau kehilangan magnesium seperti saat laktasi.

Pada kondisi normal kadar Mg dalam plasma darah


adalah 1,7-3,2 mg/dL, hypomagnesemia bila kadar Mg
plasma adalah 1,0-1,7 mg/dL dan kondisi grass tetany bila
kadar Mg plasma kurang dari 1,0 mg/dL
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

Sapi periode laktasi paling peka terhadap penyakit ini


karena masa laktasi dapat meningkatkan kebutuhan
magnesium sehingga sapi laktasi menjadi beresiko
mengalami grass tetany.
Salah satu faktor yang dapat memicu grass tetany adalah
pemberian ransum yang mengandung banyak tanaman
muda.
Tanaman muda yang tumbuh subur akan mengandung
kalsium yang tinggi namun rendah kandungan
magnesium.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
TINDAKAN PENCEGAHAN
1. Suplementasi magnesium pada fase kritis, seperti
musim hujan dan penggembalaan pada rumput yang
basah,
2. Perbaikan kandungan magnesium pada rumput
melalui penggunaan campuran legum, penambahan
preparat magnesium pada tanah berpasir dan pH
rendah,
3. Hindari penggunaan pupuk yang mengandung kalium
tinggi, dan
4. Pengapuran tanah secara teratur.
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
12. UROLITHIASIS
Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolith (batu),
calculi,kristal atau sedimen yang berlebihan dalam saluran urinaria,
meliputi ginjal, uretra, atau dapat ditemukan di kandung kemih.

Saat urin mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai


dengan kelarutan garam, garam tersebut mengalami presipitasi dan
membentuk kristal (crystalluria). Jika kristal itu tidak dikeluarkan
maka akan terbentuk agregat yang disebut dengan kalkuli.

Urolith terbentuk karena banyak kristal- kristal yang saling bergabung


menjadi satu
Urolith adalah bentukan mineral yang umumnya
tersusun oleh struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat,
NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
asam urat, dan cystine pada urin.
Urolith ini terbentuk di dalam saluran urinari dalam
berbagai bentuk dan jumlah, tergantung pada tingkat
infeksi, konsumsi, dan genetika.
Pembentukan batu kristal dapat terjadi karena tingginya
konsentrasi kristal urine yang membentuk batu seperti
kalsium, oksalat, asam urat atau zat yang menghambat
pembentukan batu seperti senyawa sitrat yang rendah.
Salah satu faktor penyebab terjadinya urolithiasis pada
hewan termasuk kambing, adalah faktor nutisi, yaitu
kandungan purin, oksalat dan kalsium yang tinggi.
Kejadian penyakit urolithiasis sering terjadi pada
kambing jantan.

Anda mungkin juga menyukai