Kolostrum atau air susu akan masuk secara langsung (by-pass) dari eosophagus ke
abomasum. Hal ini dapat terjadi karena lambung pedet memiliki sebuah saluran
yang menutup sendiri (self closing channel) yang dinamai eosophageal
groove (saluran oesophageal), yang terletak di atap atau bagian atas rumen. Bila
saluran ini tertutup (berlangsung secara reflek) sebuah struktur mirip pipa akan
terbentuk yang mengalirkan air susu secara langsung ke omasum dan abomasum.
Setelah berada di abomasum air susu akan mengalami penggumpalan (clotting)
yaitu proteinnya mengental dan kemudian berkontraksi mengeluarkan cairan yang
dikandungnya (liquid whey). Liquid whey langsung masuk ke usus kecil untuk
dicerna.
Proses penggumpalan susu berlangsung di bawah pengaruh enzim rennin dan pencernaannya
dilakukan oleh enzim pepsin.
Mekanisme eosophageal groove
Aksi refleks saluran eosphagial diaktivasi oleh bikarbonat dari air liur. Mekanisme ini
akan hilang bila pedet semakin besar sehingga cairan dan bahan padat yang ditelan
dapat masuk ke dalam rumen-retikulum.
Pengeluaran air liur dirangsang oleh beberapa stimulus (rangsangan) seperti ingatan
tentang makan, penglihatan dan rangsangan lain yang berhubungan dengan makan.
Karenanya, agar mekanisme penutupan saluran oesophageal berlangsung sebelum
pedet minum susu maka rangsangan-rangsangan tadi harus diberikan atau
dimunculkan. Faktor yang sangat penting dalam proses rangsangan pengeluaran air
liur adalah konsistensi waktu pemberian air susu setiap hari. Selain itu, variasi suhu
dan jumlah air susu yang diberikan juga berpengaruh terhadap mekanisme
penutupan saluran eosophageal.