Anda di halaman 1dari 17

PEDET

MAHASISWA MAGANG SAPI PERAH PPDH FK UNHAS


Di UPT PT dan HMT Batu Jawa Timur

RISNA RISYANI C034 17 1008


SITI ARYNI SYAHRIR C034 17 1028
ANDI HUSNUL KHATIMAH C034 17 1032
MUHAMMAD ZULFADILLAH SINUSI C034 17 1035
DEGI PRASETYA HIMAWAN C034 17 1041
PEDET

Anak Sapi yang baru lahir


hingga berumur 8 bulan
SISTEM PENCERNAAN PEDET

Alat pencernaan pedet umur kurang 4 bulan belum sempurna.


Pencernaan pakan yang dilakukan oleh bakteri dan protozoa yang
ada di dalam rumen belum berarti. Oleh karena itu pedet tidak
dapat memakan hijauan kasar dengan kualitas rata-rata dalam
jumlah besar. Pedet diberi susu buatan selama mungkin dengan
takaran makanan konsentrat yang serasi dengan pakan kasar yang
kualitasnya tinggi dan seekonomis mungkin. Pakan kasar yang
berupa legume dapat diberikan karena disukai dan bergizi tinggi.
Sapi adalah ruminansia
yaitu hewan dengan lambung
kompleks (polygastric) yang
terdiri dari 4 kompartemen
yaitu retikulum, rumen,
omasum dan abomasum.

Akan tetapi, walau terdiri


dari 4 kompartemen, lambung
anak sapi baru lahir berbeda
dengan lambung sapi dewasa
di mana terutama rumen dan
retikulumnya belum
berkembang.
PERBANDINGAN PEDET DAN SAPI DEWASA
PERKEMBANGAN
RUMEN PADA SAPI
 Pada pedet yang baru lahir, abomasum
mengambil sekitar 50% dari massa total
lambung, sedang pada sapi dewasa
rumen dan retikulum mengambil proporsi
paling besar (50%).

 Lambungpedet baru lahir mirip dengan


lambung hewan nonruminansia
(monogastrik).
Proses Pencernaan Pedet

 Kolostrum atau air susu akan masuk secara langsung (by-pass) dari eosophagus ke
abomasum. Hal ini dapat terjadi karena lambung pedet memiliki sebuah saluran
yang menutup sendiri (self closing channel) yang dinamai eosophageal
groove (saluran oesophageal), yang terletak di atap atau bagian atas rumen. Bila
saluran ini tertutup (berlangsung secara reflek) sebuah struktur mirip pipa akan
terbentuk yang mengalirkan air susu secara langsung ke omasum dan abomasum.
Setelah berada di abomasum air susu akan mengalami penggumpalan (clotting)
yaitu proteinnya mengental dan kemudian berkontraksi mengeluarkan cairan yang
dikandungnya (liquid whey). Liquid whey langsung masuk ke usus kecil untuk
dicerna.

 Proses penggumpalan susu berlangsung di bawah pengaruh enzim rennin dan pencernaannya
dilakukan oleh enzim pepsin.
Mekanisme eosophageal groove
 Aksi refleks saluran eosphagial diaktivasi oleh bikarbonat dari air liur. Mekanisme ini
akan hilang bila pedet semakin besar sehingga cairan dan bahan padat yang ditelan
dapat masuk ke dalam rumen-retikulum.

 Pengeluaran air liur dirangsang oleh beberapa stimulus (rangsangan) seperti ingatan
tentang makan, penglihatan dan rangsangan lain yang berhubungan dengan makan.
Karenanya, agar mekanisme penutupan saluran oesophageal berlangsung sebelum
pedet minum susu maka rangsangan-rangsangan tadi harus diberikan atau
dimunculkan. Faktor yang sangat penting dalam proses rangsangan pengeluaran air
liur adalah konsistensi waktu pemberian air susu setiap hari. Selain itu, variasi suhu
dan jumlah air susu yang diberikan juga berpengaruh terhadap mekanisme
penutupan saluran eosophageal.

 Bila saluran esophageal terbuka sewaktu pedet menyusu, kolostrum atau


susu akan masuk ke dalam rumen dan mengalami fementasi di sana
sehingga menjadi masam dan menyebabkan gangguan pencernaan. Pedet
yang mengalami stres, misalnya baru tiba dari perjalanan jauh atau
mengalami sesuatu yang menakutkan, kemungkinan besar tidak akan
mencapai kondisi saluran eosophageal yang menutup sempurna sehingga
mengalami gangguan pencernaan. Demikian juga pedet yang baru saja
banyak bergerak atau menerima penanganan seperti pemotongan tanduk
akan mengalami kegagalan refleks saluran eosophageal. Hal yg sama
juga berlaku bagi pedet sakit yg baru saja minum obat, sehingga
daripada air susu lebih baik memberinya larutan elektrolit dan gula
PENYAKIT YANG UMUM PADA PEDET
INFEKSI TALI PUSAR
Pada perawatan pedet, kejadian perdarahan tali
pusar, infeksi tali pusar, putusnya tali pusar yang terlalu
pendek atau tali pusar putus akan berlanjut menjadi
radang tali pusar (omphalitis) atau justru kematian
pedet.
Penanganan omphalitis yang tidak baik
menyebabkan agen infeksi masuk ke saluran
pencernaan, peredaran darah dan masuk ke organ
organ vital seperti paru-paru. Hal ini bisa dipastikan
berlanjut menjadi kasus diare dan radang paru paru
(penumonia).
Tindakan penanganan tali pusar pedet harus dilakukan secara
steril, sehingga tali pusar cepat mengering, tanpa adanya infeksi.
Bisa dilakukan dengan cara penyemprotan iodine pada tali pusar
selama seminggu, pemakaian umbilical clamp, dan menyediakan
kandang pedet yang bersih, kering dan nyaman.

Namun umbilical clamp tidak boleh dipakai pada pedet yang


hidup berkoloni dengan induk, karena akan merangsang induk
memakan / menarik tali pusar sehingga putus.

Pengobatan yang dapat dilakukan pada kasus omphalitis yakni


dengan pemberian dexamethasone yang dikombinasikan dengan
antibiotik.
DIARE
Diare pada pedet bisa disebabkan oleh faktor infeksius
dan non infeksius.
 Diare non infeksius, disebabkan oleh:
a. Perubahan yang mendadak dari program pemberian
pakan
b. Dapat terjadi ketika pemberian susu buatan (CMR –
Calf Milk Replacement) tidak sesuai takaran, terlalu
dingin atau bahkan basi.
c. Diare sering terjadi pada saat peralihan, ketika pedet
yang semula hanya mengkonsumsi susu sebagai satu
satunya sumber nutrisi, mulai makan serat kasar atau
hijauan sebagai suplemen.
d. Sebab mekanik lain seperti minum yang terlalu cepat
dan adanya gumpalan rambut/bulu pada saluran
pencernaan juga menyebabkan diare.
Meskipun tidak berbahaya dan tidak sampai
menyebabkan kematian, diare non-infeksi ini dapat dengan
cepat melemahkan tubuh yang pada gilirannya dapat
menyebabkan ternak rentan terkena diare infeksi atau
penyakit lain yang lebih parah.
 Diare infeksius, disebabkan oleh:
a. Infeksi bakteri (E. coli, Clostridium, dan
Salmonella)
b. Virus (Rotavirus dan Coronavirus)
c. Protozoa (Cryptosporidium spp.)
GEJALA KLINIS

Gejala klinis yang terlihat pada pedet penderita diare


 Feses encer
 Warna tidak normal (antara putih sampai kuning kehijauan) dan
kadang dtemukan adanya darah pada feses.
 Lemas
 Mata cekung
 Penderita mengalami penurunan berat badan secara cepat
 Dehidrasi
PNEUMONIA

Pneumonia pada pedet disebabkan oleh

a. Kelompok virus, antara lain Bovine Herpes Virus (BoHV1), Bovine


Respiratory Syncytial Virus (BRSV), dan Parainfluenza 3 Virus (PI3) .

b. Kelompok bakteri, antara lain: Mycoplasma bovis, Pasteurella


multocida, Mzannheimia haemolytica, Histophilussomni dan fakor-
faktor lingkungan.

Terapi yang bisa dilakukan pada pedet penderita pneumonia adalah


dengan pemberian kombinasi antibiotik dengan anti-radang non steroid atau
Non-steroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs) Kombinasi antara antibiotik
dengan NSAIDs akan menurunkan pyrexia, gejala klinis, keruskan paru-paru,
dan memperbaiki pertambahan bobot badan harian.
 TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai