Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang,yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis tidak lepas dari bimbingan serta
tuntunan dari berbagai pihak .oleh karena itu dalam kesempatan ini penilis ingin
mengucapkan terima kasih
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis asuhan keperawatan ini masih kurang
sempurna , untuk itu kritik dan saran kami mohon dari pembaca untuk perbaikan asuhan
keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa pada umumnya dan bagi
penulis khususnya.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 1995 Diare akut karena infeksi sebagai penyebab kamatian lebih 3 juta
penduduk dunia , kematian karena diare akut di Negara berkembang terjadi terutama pada
anak-anak berusia kurang dari 5 tahun dimana 2/3 diantaranya ialah didaerah lingkungan
yang buruk,kumuh,dan padat dengan system pembuangan sampah yang memenuhi syarat
keterbatasan air air bersih dalam jumlah maupun distribusinya,kurangnya sumber bahan
makanan disertai cara penyimpanan yang tidak memenuhi syarat tingkat pendidikan yang
Diare diartikan sebagai buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya,dalam keadaan
biasa kandungan air berjumlah sebanyak 100 mL-200 mLi/jam tinja. ( Ali,2001;21 )
Di bangsa perinatologi bagian ilmu kesehatan anak ,RSCM Jakarta terjadi letusan
diare akibat salmonella pada tahun 1978 dan 1981 dengan gejala yang tidak khas yaitu
diare,panas ikterus dan kesulitan minum. Diare tersebut sangat cepat menjadi septisema dan
keluarga E.coli yang merupakan penghuni normal usus halus manusia. Kemudian sebagai
E.coli ini dapat menyebabkan diare pada manusia dan hewan,selain itu diare karena EPEC
sering kali disertai dengan mengurangnya produksi dan aktivitas disakaridase terutama
lactase. ( Skul,2005;1127 )
1.2 Tujuan Penulisan
membatasi masalah diare pada pasien saja yaitu”Asuhan Keperawatan Pada Ny.M
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Diare
2.1.1 Defenisi
Diare adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko sering mengalami
Diare adalah defenisi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa lender/lender
dalam tinja,diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari 7 hari pada bayi dan anak yang berlangsung anak yang sebelumnya sehat.( Arif Mans
Jeles,470 ; 2005 )
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya
atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan
bersirat mendadak datangnya serta berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Menurut
WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.(Sudoyo,1772;2007)
2.1.2 Etiologi
4. Imuno defisiensi
( KKP ),bayi berat badan lahir rendah atau bayi baru lahir’
Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama di daerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus arteri b/d
1. Fundus Ventrikuli,bagian yang menonjol ke atas di sebelah kiri osteum kardium dan
2. Korpus,setinggi osteum kardium suatu lekukan pada bagian bawah kurvatula minor.
sampai kepilorus.
disenfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c. Renir fungsinya sebagia ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dan
kasinogen.
1. Penularan diare akut Karena infeksi melalui fekal oral langsung dari penderita
Penularan juga dapat berupa transnisi dari manusia ke manusia melalui udara
misalnya,rotavirus atau melalui aktivitas seksual kontak oral geniatal atau oral
anal.
tanpa demam yang umumnya rendah disertai atau nyeri/gangguan perut. Dengan
4. Pada diare akut karena infeksi dengan terhadap bakteri penyebab dapat
2.1.5 Patofisiologi
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Jenis cairan
3. Jalan masuk atau cara pemberian pada orang dewasa dapat dipilih oral atau IV.
C. Terapi simtomatik
D. Terapi definitive
Asuhan keperawatan adalah asuhan yang diberikan kepada pasien yang tidak
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adlah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam
Aktivitas/istirahat
penyakit.
Sirkulasi
Integritas Ego
Eliminasi
Gejala : tekstur feses bervariasi dan bentuk lunak sampai bau atau berair,episode diare berdarah tak
dapat diperkirakan,hilang tinbul sering tidak dapat dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi
Tanda : menurunnya bising usus,tidak ada peristaltic atau adannya peristaltic yang dapat dilihat
Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia,mual,muntah,menurun berat badan,takaran terhadap diet/sensitive misalnya
Hygiene
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi titik nyeri
Keamanan
Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema (meningkat,nyeri tekan,kemerahan dan
Seksualitas
Gejala : Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi ketidakmampuan aktif dalam social.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus pertimbangan apa menunjukkan beberapa lama
Rencana pemulangan : bantuan dengan program diet,program obat dengan dorongan psikologis.
manusia,status kesehatan atau resiko perubahan pola dari individu atau kelompok,dimana
merubah.(Nursalam,2000;59)
Menurut Doenges (2000;476) diagnose keperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien
diare adalah :
lumen d/d peningkatan bunyi usus/peristaltic defekasi dan berair (fase akut) perubahan
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan banyak melalui rute
3. Nutrisi perubahan kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorpsi nutrisi status
untuk makan.
4. Ansietas b/d factor psikologis/rangsangan simpatis (proses inflamasi) ancaman konsep diri
diri sendiri.
6. Koping individu tak efektif b/d stress berat,pengulangan periode waktu ,proses penyakit
asa,ansietas.
2.2.3 Intervensi/Perencanaan
Perencanaan ini disusun untuk membantu masalah keperawatan pada pasien dengan
Intervensi Diagnosa I
Observasi dan catat frekuensi defekasi karakteristik jumlah dan factor pencetus.
kelelahan.
Rasionalisasi Diagnosa II
Istirahat menurunkan mofilitas usus,juga menurunkan laju metabolism bila infeksi atau
Menghindari iritasi,meningkatkan
makanan/cairan.
Adanya penyakit dengan penyebab tak diketahui,sulit untuk sembuh dan yang memerlukan
intervensi bedah dapat menimbulkan reaksi stress yang dapat memperburuk situasi.
Tanda bahwa toksin mengkolon dan perporasi dan pentonotis akan terjadi memerlukan
Intervensi Diagnosa II
kapilet lambat.
Pertahankan pematasan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar.
Rasionalisasi Diagnosa II
Kolon iistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.
kehilangan/anemia.
Dorong tirah baring dan atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.
Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik,lingkungan menyenangkan dengan situasi tidak
terburu-buru,temani.
Batasi makanan yang dapat mernyebabkan kram abdomen,platus (misalnya produk susu).
Mulai atau tambahankan diet sesuai indikasi missal,cairan jernih maju menjadi makanan yang
indikasi.
Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah pemenuhan kalori dan simpan energy.
Memberikan rasa control pada dan kesempatan untuk memilih makanan yang diinginkan
nutrisi.
Memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali proses pertahanan protein untuk
terhadap makanan.
Mencegah/mengobati anemia rute oral untuk tambahan besi tidak efektif karena gangguan
Intervensi Diagnosa IV
masa lalu.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi misalnya : Diare pam
(valium).
Rasionalisasi Diagnosa IV
Tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stressberkurang,kemungkinan energy
Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada pemberian masalah/stress saat ini.
Belajar cara baru untuk mengatasi masalah membantu menurunakan stress dan ansietas.
akut/eksaserbasi dengan belajar untuk menerima penyakit kronis dan konsekuensi serta
program terapi.
Intervensi Diagnosa V
Beri laporan kram abdomen,catat lokasi lamanya intensitas (skala 0-10) selidiki dan
Rasionalisasi Diagnosa V
Nyeri kolik hilang timbul pada penyakit crhron,nyeri sebelum defekasi sering terjadi pada
2.2.4 Evaluasi
Evaluasi Diagnosa I
Evaluasi Diagnosa II
Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh membrane mukosa lembab,turgor
kulit baik dan pengisapan kulit baik,tanda vital stabil,keseimbangan masukan dan kesiapan
Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai kejadian dengan nilai
Evaluasi Diagnosa IV
Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat ditangani.
Evaluasi Diagnosa V
Evaluasi Diagnosa VI
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
I. KONSEP DASAR
Diare adalah buang air besar dengan jumlah feces yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml/jam feces). Dengan feces berbentuk cairan atau setengah cair (setengah
padat) dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid
1 Edisi Arief Mansjoer, 2000)
Diare adalah BAB encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO/1980).
1. PENGERTIAN
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et
all.1996).Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
(FKUI,1965).Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley &
Wong’s,1995).Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare
yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Jadi dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah
peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang
patogen.
2. ETIOLOGI
Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia
dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme
patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin
dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah
4. PATOFISIOLOGI
5. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami naurea muntah, nyeri perut
sampai kejang perut, deman dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari.
Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi
menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan Biokimiawi seperti
asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam
(pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik barat maka denyut nadi cepat (lebih
dari 120x / menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat,
ujung-ujung ekstrimitas dingin, kadang sianosis. Kekurangan kalium menyebabkan aritmia
jantung perfusi ginjal menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak
segera diatasi dapat timbul penyakit berupa nekrosis tubulas akut. Secara klinis diare karena
infeksi akut terbagi menjadi 2 golongan :
1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.
2. Disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.
1. Akibat diare
a. Dehidrasi.
b. Asidosis metabolik.
c. Gangguan gizi akibat muntah dan berak-berak.
d. Hipoglikemi.
e. Gangguan sirkulasi darah akibat yang banyak keluar sehingga terjadi syock.
2. Derajat dehidrasi
a. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5 %.
b Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5 – 5 %.
Tanda dan gejala : kesadaran baik,nadi normal,mata agak cekung,turgor biasa,ubun agak
cekung,urin normal.
c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5 – 10 %.
Tanda dan gejala : gelisah,nadi cepat,ubun cekung,oliguri,turgor kering,mata cekung.
d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10 %.
Tanda dan gejala : apatis,koma,nadi sangat cepat, pernafasan kusmaul,anuria,mata sangat
cekung,turgor sangat kering.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap.
2. Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatin dan berat jenis.
3. Pemeriksaan urin lengkap.
4. Pemeriksaan feces lengkap dan biakan feces dari colok dubur.
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik.
7. PENATALAKSANAN
Pada orang dewasa, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.
a. Dehidrasi berat.
10 tts/kg /menit dalam 1 jam (RL NS )
5 tts/kg/menit dalam 2 jam
untuk bayi kurang dari 3 bulan ( D 10 : NS 4 : 1 )
bila renjatan belum teratasi beri plasma 10 ml/kg
b. Dehidrasi sedang
3 tts/kg/menit dalam 7 jam ( D5 : RL 4:1 + kcl )
3 tts/kg/menit untuk bayi kurang dari 3 bulan
c. Dehidrasi ringan
2 tts/kg/menit (D5 :RL
2. Identifikasi penyebab diare akut karna infeksi.
Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan penunjang yang terarah.
3. Terapi simtomatik.
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang
rasional. Antimotalitas dan sekresi usus seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada
infeksi salmonela, shigela dan koletis pseudomembran, karena akan memperburuk diare
yang diakibatkan bakteri entroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri
dengan epithel usus. Bila pasien amat kesakitan, maka dapat diberikan obat anti motalitas
dan sekresi usus diatas dalam jangka pendek selama 1 – 2 hari saja dengan 3 – 4 tablet / hari,
serta memperhatikan ada tidaknya glukoma dan hipotropi prostat. Pemberian antiemetik
pada anak dan remaja, seperti metoklopopomid dapat menimbulkan kejang akibat
rangsangan ekstrapiramidal.
4. Terapi Definitif
Pemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene
perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi
farmakologi.
8. KOMPLIKASI
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya
cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Haluaran urin kurang
dari 30 ml / jam selam 2 –3 hari berturut-turut. Kelemahan otot dan parastesia. Hipotensi
dan anoreksia serta mengantuk karena kadar kalium darah di bawah 3,0 mEq / liter (SI : 3
mmol / L) harus dilaporkan, penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia jantung
(talukardio atrium dan ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur) yang
dapat menimbulkan kematian.
KONSEP KEPERAWATAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil analisa data diatas dirumuskan suatu diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas masalah yaitu :
1. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh sedang out put yang berlebihan
berhubungan dengan frekuensi diare yang meningkat dari biasanya, rasa haus, muntah,
mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sedang input yang inadeguat
berhubungan dengan penderita mengalami kram abdomen penurunan nafsu makan, mual,
mata cowong, mukosa bibir kering, tulang pipi menonjol
3. Gangguan istirahat – tidur kosong dari kebutuhan tubuh sampai dengan eliminasi yang
sering dan tidak terkontrol berhubungan dengan sering terjaga, pucat, gelisah dan lemah.
(Linda Juall Carpenito, 2001)
4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi.
5. Kurangnnya pengetahun berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. PERENCANAAN
Pada perencanaan ini disusun berdasarkan tujuan prioritas masalah sebagai berikut :
adanya ancaman kehidupan dan kesehatan dan sumber daya yang tersedia, perasaan
penderita, prinsip alamiah dan praktek.
1. Diagnosa I
Gangguan keseimbangan cairan b/d out put yang berlebihan d/d klien berak cair lebih dari 3
x sehari, mual muntah, klien lemah, turgor kulit menurun, T : 110/70 mmHg, n : 100 x /
menit.
Tujuan : keseimbangan cairan normal
Kriteria hasil : - Turgor baik
- Intake dan output seimbang
- Diare berhenti.
Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga serta jelaskan tindakan yang dilakukan.
2. kaji status kulit, turgor dan selaput lendir.
3. kaji tingkat intake dan output.
4. observasi TTV
5. Berikan cairan dalam jumlah kecil (30-60 ml) perjam pada tahap awal.
6. Kolaborasai dengan tim kesehatan (dokter dalam pemberian obat).
Rasional
1. Memudahkan kerja sama antara perawat dengan klien.
1. Untuk mengetahui keadaan fisik klien.
2. Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
3. Untuk mengetahui perkembangan klien.
4. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan selanjutnya.
5. Membantu proses penyembuhan.
2. Diagnosa II
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d absorbsi yang tidak adekuat d/d klien
mengalami anorexia, nause dan vomiting, klien tidak menghabiskan porsi makan yang
disajikan
Tujuan : gangguan nutrisi dapat diatasi.
Kriteria hasil : - Intake nutrisi yang adekuat.
- Mual, muntah tidak ada.
Rencana Tindakan
i. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
ii. Kaji tingkat nutrisi klien.
Rasional
1. Memudahkan kerjasama antara perawat dengan klien.
2. Untuk mengetahui keadaan nutrisi klien.
3. Diagnosa III
Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh sedang output yang berlebihan
berhubungan dengan diare dengan frekuensi yang meningkat lebih dari biasanya, timbul rasa
haus, muntah, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.
Tujuan
Volume cairan terpenuhi dalam waktu 6 – 8 jam.
Kriteria Hasil
b. Penderita tidak diare lagi, tidak haus.
c. Tidak muntah.
d. Mukosa bibir lembab.
e. Turgor kulit normal.
Rencana Tindakan
akukan pendekatan pada penderita dan keluarganya.
Catat frekuensi, jumlah dan konsistensi feces yang keluar.
3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus dan obat anti diare.
5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi.
6. Observasi TTV tiap 8 jam.
7. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang timbulnya diare.
Rasional
1. Dengan komunikasi terapeutik penderita diharapkan lebih kooperatif.
2. Memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk intervensi selanjutya.
3. Untuk mengganti cairan yang hilang.
4. Terapi yang cepat dan membuat mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi secara
dini.
5. Mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi.
6. Untuk memantau perkembangan kesehatan penderita.
7. Untuk mencegah diare lebih parah lagi.
4. Diagnosa IV
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi
Tujuan :
- Suhu tubuh normal dalam waktu 1 x 24 jam.
Kriteria Hasil :
- Mukosa bibir lembab.
- Klien tidak panas.
- Suhu 36-370C.
- Muka cerah turgor kulit normal.
- Keadaan umum baik.
Rencana Tindakan
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi secara terapeutik.
2. Berikan Health Edukation tentang panasnya.
3. Berikan kompres dingin / basah.
4. Berikan minum air putih 2-3 liter / hari.
5. Berikan posisi bedrest.
6. Atur suasana lingkungan (ruangan beri ventilasi).
7. Observasi TTV.
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti piretik.
Rasional
1. dengan pendekatan pada klien dan keluarga cara komunikasi terapeutik diharapkan dapat
kooperatif dalam semua tindakan.
2. agar klien dan keluarga mengerti penyebab penyakit.
3. dapat menurunkan suhu badan dengan cara konduksi.
4. dapat menurunkan suhu badan dengan cara konduksi.
5. peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh sehingga di imbangi dengan
asupan cairan yang banyak.
6. untuk mencegah suhu ruangan yang panas.
7. dengan mengobservasi dapat mengetahui keadaan klien lebih dari diri.
8. melakukan fungsi dependent.
5. Diagnosa V
Kurangnnya pengetahun berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pasien dan keluarga mengerti tentang diare dan pembatasan diet.
Kriteria hasil :
- Orang tua dapat mengerti tanda-tanda diet.
- Dapat membatasi diet pada anak.
Rencana Tindakan
1. Jelaskan tentang penyakit diare.
2. Jelaskan tentang pembatasan diare.
3. Anjurkan untuk mengenal dan melaporkan tanda-tanda bahaya.
4. Jelaskan tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan.
5. Jelaskan tindakan untuk mencegah diare.
Rasional
1. orang tua mengerti tentang diare.
2. orang tua dapat membatasi makanan yang akan diberikan pada anaknya.
3. untuk mengantisipasi terhadap bahaya yang sewaktu-waktu dapat timbul.
4. untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
5. menambah wawasan dan pengetahuan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan Medical Bedah, Buku saku. Brunner Suddarth, EGC Jakarta, 2000.
Keperawatan Medikal Bedah, Buku ajar, Brunner Suddarth, EGC Jakarta, 2000.
Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I edisi 3, Arief Mansyoer, Media Aesculapiur, Jakarta, 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan, Marilynn E. Dongoes edisi 3 EGC, Jakarta, 2000.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS
GASTROENTERITIS DI RUANGAN IGD
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 50 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Indonesia, Jawa
Agama : Islam
Pendidikaan : SMP
Alamat : Rt. 2 Rw. 2 Cangaan, Kanor
MRS tanggal : 21 – 07 – 2012 Jam :12.30
Pengkajian : 21 – 07– 2012 Jam :12.35
Diagnose : Gastroenteritis
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. Imam Syafi’i
Umur : 25 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia , Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. dengan klien : Anak Kandung
1. Keluhan Utama: klien Mengatakan mengalami BAB cair lebih dari 3x sehari dengan
volume ± 1gelas setiap BAB
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
-P: klien mengatakan bahwa sebelum mengalami BAB cair klien makan makanan berkuah
dan pedas
-Q: BAB cair lebih dari 3x sehari dan nyeri pada abdomen
-R: Nyeri abdomen kiri bawah
-S: Nyeri abdomen dan BAB cair dalam kategori sedang jika di ukur atau di nilai dengan
skala ukur
-T: Gejala di rasakan pasien tiga hari sebelum masuk rumah sakit
3. Riwayat penyakit Dahulu: Klien mengatakan pernah mengalami gejala yang dirasakan saat
ini tetapi tidak sampai masuk rumah sakit
4. Riwayat penyakit Keluarga: Dari riwayat keluarga klien mengatakan bahwa tidak memiliki
riwayat penyakit menurun dan menahun.
5. Riwayat Elergi : klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
1. Pola Nutrisi
- Sebelum sakit
Klien mengatakan saat sehat makan 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk pauk , minum
kurang lebih 7-8 gelas/hari.
-Saat Sakit
Klien mengatakan saat sakit tidak makan sama sekali karena tidak nafsu makan,.minum
air putih kurang lebih 4-6 setengah gelas/hari
2. Pola eliminasi
-BAB sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum mengalami gejala BAB 1x sehari dengan konsistensi padat,
warna kuning bau khas feces
-BAB saat sakit
klien mengatakan saat sakit BAB 3x sehari dengan konsistensi cair warna kuning,bau
khas feces
-BAK sebelum Sakit
Klien mengatakan saat sehat BAK sebanyak 3-4x perhari dengan warna kuning dan bau
khas
-BAK saat sakit
Klien mengatakan saat sakit BAK lebih sering ± 5-6x perhari dan bau khas
3. Pola Kebersihan diri
-Sebelum sakit
Klien mengtakan saat sehat mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi, kramas
1x seminggu ganti pakaian bila sudah kotor.
-Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit hanya dibasuh dengan air hangat serta gosok gigi
1x sehari.
4. Pola Aktivitas
-Sebelum sakit
Klien mengatakan saat sehat bisa beraktifitas dengan baik,
- Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit tidak bisa aktifitas seperti biasa
5. Pola istirahat tidur
-Sebelum sakit
Klien mengatakan saat sehat tidur kurang lebih selama 7-8 jam perhari
-Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit tidurnya terganggu dan tidak bisa tidur dengan baik
VI. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 Ds: Klien mengatakan sering Output yang berlebihan Gangguan
BAB cair pemenuhan
Do: kebutuhan cairan
- K: Lemas
- T: 160/90 mmHg
- RR: 20x/mt
- N: 68x/mnt
- S: 38˚
2. Ds : Klien mengatakan nyeri Kontraksi usus yang berlebih Gangguan nyaman
pada abdomen dan eliminasi yang sering nyeri
Do :
- Peningkatan prestaltik
- Terdengar bising usus
- Ada nyeri tekan pada
abdomen
3. Ds : Klien mengatakan Membran mukosa kering Gangguan
badannya terasa lemas pemenuhan nutrisi
Do:
- Kehilangan berat badan
- Mulut dan bibir kering
- Nafsu makan menurun
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan
2. Gangguan nyaman nyeri b.d kontraksi usus yang berlebih dan eliminasi yang sering
3. Gangguan nafsu makan b.d membran mukosa kering
VIII.INTERVENSI
NO DP TUJUAN INTERVENSI
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Lakukan pendekatan pada klien
keseimbangan tindakan keperawatan dan keluarga serta jelaskan tindakan
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata :
EGC
Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas
Airlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC