Anda di halaman 1dari 14

I

BAB I
MATERI

1.1 Sistem Gastrointestinal

1. Pengertian Sistem Gastrointestinal


Gastrointestinal adalah system organ manusia yang berfungsi
untuk menerima makanan,mencernanya menjadi zat gizi dan
energi,menyerab zat-zat gizi kedalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupanan proses tersebut dari
tubuh. Saluran pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai dari
mulut sampai anus,meliputi oropharing,esophagus,stomach
(lambung),usus halus dan usus besar,(Damayanti,2016).
2. Perubahan Gastrointestinal Persalinan menurut,(Sulisdian,2019) adalah
sebagai berikut:
1) Kala I
a. Motilitas dan absorbs lambung terhadap makanan padat jauh
berkurang.Aapabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih
lanjut sekresi asam lambung selama persalinan,maka saluran cerna
bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung
menjadi lebih lama.
b. Mual dan muntah umu terjadi selama fase transisi,yang menandai
akhir fase pertama persalinan.Mual muntah biasanya terjadi
sampai ibu mencapai akhir kala I.Mual dan sendawa juga terjadi
sebagai respon reflex terhadap dilatasi serviks lengkap.
c. Pemberian obat-obatan oral tidak efektif selama
persalinan.Perubahan saluran cerna kemungkinan timbul sebagai
respon terhadap suatu factor-faktor seperti kontraksi
uters,nyeri,rasa takut,khawatir.
2) Kala II
Berkurangnya motolitas gastrik dan absorpsi terus lanjut selama kala
II sedangkan mual muntah pada kala II biasanya pada sudah

1
berkurang.Tetapi dapat terus ada pada beberapa wanita.Muntah yang
terjadi normalnya hanya sekali.Muntah yang konstan dan mentap
selama persalinan merupakan hal yang abnormal dan merupakan
indikasi komplikasi obstetric,seperti rupture uterus atau toksemia.
3) Kala III
Karna hormon progesteron meningkat, kala 3 itu sudah persalinan
sehingga sesaat setelah melahirkan progesteron itu menurun sehingga
penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Pasca melahirkan, ibu sering
mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun
selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi,
hemoroid ataupun laserasi jalan lahir.
4) Kala IV
Persalinan kala IV dimulai dengan kelahiran plasenta dan berakhir 2
jam kemudian. Periode ini merupakan saat paling kritis untuk
mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan perdarahan.
Selama kala IV, bidan harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi
ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering. Setelah
pengeluaran plasenta , uterus biasanya berada pada tengah dari
abdomen kira – kira 2/3 antara symphysis pubis dan umbilicus atau
berada tepat diatas umbilicus.
Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh
berkurang Lambung yang penuh dapat menimbulkan
ketidaknyamanan selamamasa transisi.
1.2 Kebutuhan Kalori Ibu Bersalin

Ibu bersalin masih mengonsumsi makanan pada kala I fase laten, memasuki
kala I fase aktif dan kala II sebagian besar ibu menolak untuk mengonsumsi
makanan dikarenakan rasa nyeri yang semakin sering. Rata-rata jumlah energi
yang mereka konsumsi selama proses persalinan yaitu hanya 30 Kkal/ jam.

2
Rahmani dkk (2012) dalam penelitiannya menyatakan tingkat rata-rata asupan
karbohidrat sebesar 47 Kkal/ jam sudah dapat mencegah ketosis.

Kebutuhan energi dalam persalinan diasumsikan mirip dengan kebutuhan


energi pada olahraga aerobik moderat yang terus menerus. Dari beberapa jurnal
penelitian yang ada, kebutuhan energi ibu bersalin telah diestimasikan sebesar 50-
100 kkal/Jam (Malin, 2016).

Ibu bersalin pada dasarnya tetap membutuhkan semua zat gizi yang
dibutuhkan secara umum, hanya saja dalam persalinan terjadi perubahan fisiologis
seperti terjadinya penghambatan pengosongan lambung serta motilitas saluran
cerna yang menurun sehingga penyerapan zat-zat nutrisi berlangsung lebih lama.
Selain itu juga terjadi perubahan psikologis selama persalinan seperti rasa cemas
menghadapi persalinan sehingga ibu bersalin tidak mempunyai keinginan untuk
makan dan minum. Hal ini juga dikarenakan rasa sakit akibat kontraksi yang
semakin sering.

Kebutuhan nutrisi pada ibu bersalin tersebut dapat dipenuhi dengan


memberikan asupan dalam bentuk cairan yang mudah dicerna dan cepat diserap
menjadi energi, enak (tidak menyebabkan rasa mual), praktis, serta cocok dengan
keadaan ibu yang akan bersalin.(Bobak, 2004). Salah satunya dengan memberikan
minuman nutrisi persalinan dalam bentuk Mixed Juice. Bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat minuman nutrisi persalinan seperti madu, kurma,
kacang merah kering rebus, jeruk, mangga, dan jambu biji.

Kebutuhan dasar ibu bersalin pada kala I :

1. Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan (makanan ringan dan minum air)
selama persalinan dan proses kelahiran bayi
2. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan, tetapi
setelah masa fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja,
anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum dan
makanan ringan selama proses persalinan

3
3. Makanan ringan dan asupan yang cukup selama persalinan akan
mmeberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa
memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi menjadi tidak
teratur dan kurang efektif

1.3 Jenis Makanan Untuk Ibu Bersalin


Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan saat
persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt rendah
lemak, sup, minuman isotonikdan jus buah-buahan. Nutrisi dan hidrasi sangat
penting selama proses persalinan untuk memastikan kecukupan energi dan
mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi Ibu dan bayi.
Cairan isotonic dan makanan ringan yang mempermudah pengosongan
lambung cocok untuk awal persalinan,(Kurniari,2016). Jenis makanan dan
cairan yang dianjurkan dikonsumsi pada Ibu bersalin adalah sebagai berikut:

1. Makanan:
Apa saja yang harus diperhatikan Jika Ibu ingin makan selama proses
persalian:
1) Makan dalam porsi kecil atau mengemil setiap jam sekali saat ibu
masih dalam tahap awal persalinan (KALA 1). Ibu disarankan makan
beberapa kali dalam porsi kecil karena lebih mudah dicerna daripada
hanya makan satu kali tapi porsi besar.
2) Pilih makanan yang mudah dicerna, seperti crackers, agar-agar, atau
sup. Saat persalinan proses pencernaan jadi lebih lambat sehingga ibu
perlu menghindari makanan yang butuhwaktu lama untuk dicerna.
3) Selain mudah dicerna, pilih makanan yang berenergi. Buah, sup dan
madu memberikan energi cepat. Untuk menyimpan cadangan energy,
ibu bisa pilih gandum atau pasta.
4) Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, goreng-gorengan
atau makanan yang menimbulkan gas.
2. Makanan yang dianjurkan:

4
1) Roti atau roti panggang (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi
selai ataupun madu.
2) Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3) Nasi tim.
4) Biskuit
5) Yogurt rendah lemak.
6) Buah segar atau buah kaleng.
3. Minuman:
Selama proses persalinan jaga tubuh agar tidak kekurangan cairan.
Dehidrasi bisa mengakitbakan ibu menjadi lemah, tidak berenergi dan
bisa memperlambat persalinan. Pilihan minumannya adalah:
1) Minuman yogurt rendah lemak.
2) Kaldu jernih.
3) Air mineral.
4) Minuman isotonik, mudah diserap dan memberikan energi yang
dibutuhkan saat persalinan. Atau, Ibu bisa membuat sendiri dengan
mencampurkan air putih dengan sedikit perasan lemon.
5) Jus buah atau smoothie buah, campurkan dengan yogurt atau pisang
ke dalam smoothie untuk menambah energi.
6) Hindari minuman bersoda karena bisa membuat Ibu mual.
Ibu melahirkan harus dimotivasi untuk minum sesuai
kebutuhan atau tingkat kehausannya. Jika asupan cairan Ibu tidak
adekuat atau mengalami muntah, dia akan menjadi dehidrasi, terutama
ketika melahirkan menjadikannya banyak berkeringat. Salah satu gejala
dehidrasi adalah kelelahan dan itu dapat mengganggu kemajuan
persalinan dan menyulitkan bagi Ibu untuk lebih termotivasi dan aktif
selama persalinan,(Mika,2016).Jika Ibu dapat mengikuti
kecenderungannya untuk minum, maka mereka tidak mungkin
mengalami dehidrasi.Pembatasan makan dan minum pada Ibu
melahirkan memberikan rasa ketidaknyaman pada Ibu.Selain itu, kondisi
gizi buruk berpengaruh terhadap lama persalinan dan tingkat kesakitan
yang diakibatkannya, dan puasa tidak menjamin perut kosong atau

5
berkurang keasamannya.Pemenuhan kebutuhan eliminai selama
persalinan perlu difasilitasi oleh bidan, untuk membantu kemajuan
persalinan dan meningkatkan kenyamanan pasien. Menganjurkan ibu
untuk berkemih secara spontan sesering mungkin atau minimal setiap 2
jam sekali selama persalinan.Kandung kemih yang penuh, dapat
mengakibatkan:
1) Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam
rongga panggul, terutama apabila berada di atas spina isciadika
2) Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his
3) Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena
bersama dengan munculnya kontraksi uterus.
4) Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II .
5) Memperlambat kelahiran plasenta.
6) Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena kandung kemih
yang penuh
7) menghambat kontraksi uterus.
Apabila masih memungkinkan, anjurkan ibu untuk berkemih
di kamar mandi, namun apabila sudah tidak memungkinkan, bidan
dapat membantu ibu untuk berkemih dengan wadah penampung
urin.Bidan tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung
kemih secara rutin sebelum ataupun setelah kelahiran bayi dan
placenta.Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan apabila terjadi
retensi urin, dan ibu tidak mampu untuk berkemih secara mandiri.
Kateterisasi akan meningkatkan resiko infeksi dan trauma atau
perlukaan pada saluran kemih ibu.Sebelum memasuki proses
persalinan, sebaiknya pastikan bahwa ibu sudah BAB.Rektum yang
penuh dapat mengganggu dalam proses kelahiran janin. Namun apabila
pada kala I fase aktif ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus
memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala kala II.Apabila
diperlukan sesuai indikasi, dapat dilakukan lavement pada saat ibu
masih berada pada kala I fase latent,(Rohani,2014).
1.4 Menu Gizi Ibu Bersalin

6
Menu sehari ibu bersalin 2400 Kkal

7
WAKTU MENU BAHAN BERAT PENUKAR ENERGI
MAKANAN (gr) (p)

PAGI Mie Mie kering 100 2


kangkung
Kangkung 50 ½

Taoge 10

Ayam 25

Telur puyuh 10 1

Tahu 75 ¾

Minyak 5 1

Jus tomat Tomat 100 1

Gula 6 ½

580

SELINGAN Kroket Singkong 120 1


PAGI nabati
Wortel 25 ¼

Tahu 25 ¼

Minyak 5 1
goreng

246

SIANG Nasi Nasi putih 150 1½


bakar isi
Ayam 35 1

Jamur 25 ¼

Minyak 5 1

8
goreng

9
Sambel Tempe 50 1
goreng
Tempe
Santan 20 ½

Oseng Daun 100 1


daun singkong ,
singkong pepaya
daun
papaya

Tahu 50 ½

Minyak 2.5 ½
goreng

Gula 7 ½

609
SELINGAN Buah Belimbing 50 ½
SORE segar

Pisang 50 1

Jeruk 50 ½

100
MALAM Nasi Nasi putih 150 1½
Rica-rica Ayam 35 1
ayam
Daun 10
kemangi
Minyak 2.5 ½
goreng
Bakwan Tahu 100 1
tahu
Taoge 25 ¼
Minyak 2,5 ½
goreng
Bobor Bayam 100 1
bayam

10
labu
Labu parang 25 ¼
Santan 40 1
Gula 6 ½
Buah Jambu biji 100 1
641
SELINGAN Pudding Biscuit 25 ½
MALAM Biscuit

Susu non fat 20 1


Agar 1
Gula 7 ½
212

TOTAL 2388

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Gastrointestinal adalah system organ manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan,mencernanya menjadi zat gizi dan energi,menyerab
zat-zat gizi kedalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupanan proses tersebut dari tubuh.
2) Ibu bersalin masih mengonsumsi makanan pada kala I fase laten,
memasuki kala I fase aktif dan kala II sebagian besar ibu menolak untuk
mengonsumsi makanan dikarenakan rasa nyeri yang semakin sering. Rata-
rata jumlah energi yang mereka konsumsi selama proses persalinan yaitu
hanya 30 Kkal/ jam.
3) Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan
saat persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt
rendah lemak, sup, minuman isotonikdan jus buah-buahan. Nutrisi dan
hidrasi sangat penting selama proses persalinan untuk memastikan
kecukupan energi dan mempertahankan kesimbangan normal cairan dan
elektrolit bagi Ibu dan bayi.
4) Menu sehari ibu bersalin 2400 Kkal

3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan atau bidan harus mampu menguasai
mengenai perubahan fisiologis yang terjadi pada persalinan sehingga dapat
mengetahui jika ada tanda-tanda yang abnormal pada persalinan tersebut sehingga
dapat mengambil tindakan dengan tepat waktu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti,Putri Ika.2014.Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dan Bayi Baru


Lahir.Sleman:CV BUDI UTAMA.
Kurniari,Ari.2016.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir.
Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Sulisdian,dkk.2019.Asuhan kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir.Jawa
Tengah:CV OASE GROUP.
Oktariana,Mika.2016.Asuhan Kebidanan Persalina,Bayi Baru
Lahir.Yogyakarta:CV BUDI UTAMA.
Riana Pascawati, 2018. Formula Minuman Nutrisi Persalinan. Magister
Kebidanan, Bandung
Rohani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Yanti.2013.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan.Yogyakarta: Pustaka
Rihama.

13

Anda mungkin juga menyukai