Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Masa Nifas


Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data
objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post
partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu
apakah normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh proses
persalinan.
Masa nifas atau masa puerperium adalah adalah masa setelah partus
selesai, dan berakhir setelah sekira-kira 6 minggu. (Hanif W. dalam Asuhan
Pada Ibu Dalam Masa Nifas, 2009)
Masa nifas (puerperium) mulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (zufrias
riaty,2009)
Masa nifasa adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak tidak pasti sebagian besar
mengganggapnya 4 sampai 6 minggu, walaupun merupakan masa yang
relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh
banyak perubahan fisiologis. (Cunningham,2002)

2.2 Periode Masa Nifas


Masa nifas dibagi menjadi 3 periode :
1. Puerperium Dini
Puerperium Dini yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
3. Remote Puerperium

4
Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk
pulihnya dan sehat sempurna terutama bila selama kehamilan atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu sehat sempurna
mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun (Moctar Rustam, 2000
dalam buku postpartum dengan kematian janin,2013)

2.3 Adaptasi Psikologis Ibu Nifas


Perubahan yang mendadak dan dramatis pada hormonal,
menyebabkan ibu Dalam masa nifas sensitive terhadap factor-faktor yang
dalam keadaan normal mampu diatasinya. Menurut Rubin (1997) bahwa
dalam periode masa nifas akan terjadi tiga tahap perubahan psikologis ibu
yaitu :

1. Fase dependen (taking-in thase)


Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru
biasanya bersifat pasif dan ketergantungan ibu menonjol. Saat ini ibu
berharap segal kebutuhanya dapat dipenuhi orang lain yang
merupakan respon ibu terhadap kebutuhan istirahat dan makanan.
Fase dependen ialah suatu waktu yang penuh kegembiraan dan
kebanyakn orang tua sangat suka mengkomunikasikanya. Mereka
merasa perlu menyampaikan pengalaman mereka tentang kehamilan
dan persalinan dengan kata-kata. Kecemasan ibu akan peran barunya
akan mempersempit persepsi ibu, sehingga informasi yang akan
diberikan perlu diulang.

2. Dependen mandiri (taking-hold)


Fase ini berlangsung 2-4 hari melahirkan. Dengan fase
dependen-mandiri ibu, secara bergantian akan muncul kebutuhan
untuk mendapat perwatan dan penerimaan dari orang lain serta
keinginan untuk malakukan segala sesuatu secara mandiri. Ibu

5
berusaha untuk terampil dala perawatan bayinya (memeluk,menyusui
ASI atau dengan botol, memandikan dan menganti popok ).
Beberapa wanita mungkin sulit menyesuikan diri atau tidak suka
dengan tanggung jawab dirumah dan merawat bayi adalah ibu primi
para yang belum berpengalaman, wanita karier, ibu-ibu yang tidak
banyak teman atau keluarga untuk berbagi rasa, ibu dengan usia
remaja, wanita yang tidak bersuami. Keletihan setelah melahirkan
akan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak mudah terjadi
perasaan depresi pasca partum ringan (baby blue).

3. Fase interdependen (letting go)

Periode ini umumnya terjadi setelah ibu kembali kerumah. Ibu


menerima tanggung jawab untuk perawatan bayi, beradaptasi terhadap
kebutuhan ketergantungan bayinya dan beradaptasi terhadap
penurunan ekonomi, kemadirian, dan interaksi social. Merupakan fase
yang penuh stress bagi orang tua. Kesenangan dan kebutuhan sering
terbagi dengan masa ini. Orang tua harus mampu menjalankan
peranya dalam mengasuh anak, mengatur rumah dan membina karier.
(zufrias riaty,2009)

2.4 Perawatan Dasar Nifas Normal


Pengawasan kala IV yang sebetulnya jam pertama dari nifas telah di
uraika secara singkat meliputi :
1. Pemeriksaa palsenta, supaya tidak ada bagian-bagian plasenta yang
tertinggal,
2. Pengawasan tingginya fundus uteri
3. Pengawasan perdarahan vaginam
4. Pengawasan konsistensi rahim
5. Pengawasan keadaan umum ibu

6
Kalau plasenta ternyata tidak lengkap, maka kavum uteri harus di
periksa dengan tangan dan sisa palesenta harus di keluarkan , kalu kontraksi
kurang baik dilakukan massage dan diberi 10 U pitocin dan 0,2 mg
meterghin intramuscular.

Kalau peril di lanjutkan dengan 0,2 mg meterghin intravenosa dan


pitocin infuse ialah pemberian infuse glucose 5% 500 cc dimana telah di
campurkan 5-20 U pitocin, berdarah juga sedangkan kotraksi rahi baik,
maka harus dilakukan pemeriksaan inspekulo, karena pendarahan dengan
uterus yang keras biasanya disebabkan oleh luka-luka jalan lahir, terutama
robekan servix.

Luka yang berdarah kemudian di jahit, kalau kontraksi uterus baik,


masih perlu pengawasan yang teliti sampai 1 jam postpartum (kala IV) ;
tetapi kalau kontraksi rahim kurang baik, mungkin harus di awasi beberapa
jam ialah sampai kita yakin bahwa bahaya pendarahan telah berlalu.

Setelah semuanya selesai maka penting sekali ibu mendapat istirahat


yang cukup, karena istirahat ini memulihkan kembali kekuatan fisik dan
mentalnya dan juga mempercepat menyebuhan ibu. Pada umumnya dari
sudut kedokteran tidak dianggap perlu memakai gurita, tetapi karena banyak
penderita merasa enak memakainya, maka kita tidak melarangnya.

Gurita itu hanya perlu bila :

1. Penderita perutnya sangan longgar


2. Pada penderita yang tekanan intra abdominalnya sangat menurun saat
persalinan, misalnya pada hydraamnion, kehamilan kembar
3. Penderita dengan vitiun kordis.

Dalam hal ini pemakaina gurita adalah untuk mencegah shok,


penggunan gurita tidak perlu lama, kira-kira seminggu sudah cukup. His
pengiring sering dirasakan oleh multipara dan perlu diberi analgetik seperti

7
aspirin, codein, dll. Supaya pasien dapat beristirahat dengan baik. (sulaiman
sastrawinata, 1993)

2.5 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


1. Nutrisi dan cairan
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi
kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi
produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan
gizi sebagai berikut :
a. Mengonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Minum sedikit nya 3 liter setiap hari atau 8 gelas air setiap harinya.
Kebutuhan akan cairan di peroleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.

1. Mengonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum.


2. Mengonsumsi vitamin A

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain :

1. Kalori

Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori.


Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu
nifas jangan mengurangi kebuthan kalori, kerena akan mengganggu
proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2. Protein

Kebutuhan protein yang dibutuh kan adalah 3 porsi per hari.


Satu protein setara dengan 3 gelas susu, dua butir telur, lima putih
telur, 120 gramm keju, 1 ¾ gelas youghurt, 120-140 gram

8
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai
kacang.

3. Kalsium dan vit D

Kalsium dan vit D berguna untuk pembentukan tulang dan


gigi. Kebutuhan kalsium dan vit D di dapat dari minum susu rendah
kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa
mnyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-
60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120
gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.

4. Magnesium

Magnesium dibutuh kan sel tubuh untuk membantu gerak otot,


fungsi syaraf dan memperkuat tualng, kebutuhan magnesium di
dapat pada gandum dan kacang – kacangan.

5. Sayuran hijau dan buah

Kebutuhan yang di perlukan sedikit nya tiga porsi sehari. Satu


porsi setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½
wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah di masak, satu tomat.

6. Karbohidrat kompleks

Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat komplek dperlukan 6


porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir
jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh,
½ kue mufiin dr bijian utuh,n 2-6 biskuit kering ata crakers, ½
cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram
mi/pasta dari bijian utuh

9
7. Lemak

Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14


gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram
keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok
makan krim, secangkir eskrim, ½ bauh alpukat, dua sendok makan
selai kacang, 10-140 gram daging tanpa lemak, Sembilan kentang
goring, dua iris cake, satu sendok makan mayones,atau mentega,
atau dua sendok makan saus salad.

8. Garam

Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.


Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

9. Vitamin

Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuh kan.


Vitamin yang diperlukan antara lain :

1. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta


mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah
yang dibuth kan adalah 1,300 mcg.
2. Vitamin B6 membantu penyerapan protin dan meningkatkan
fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebnyak 2,0 mg per hari.
Vitamin B6 dapat di temui di daging, hati, padi-padian, kacang
polong dan kentang.
3. Vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan, meningkat kan
stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan
berserat, kacang-kacangan, minyak nabati, dan gandum.
4. Zinc (seng)

10
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
pertumbuhan, kebutuhan zinc di dalam seefood, hati dan daging.
dapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan
metabolism memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12
mg.

11. DHA

DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi.


Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI.
Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.

2. Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus
istirahat. Mobilisasi yang di lakukan tergantung pada komplikasi
persalian, nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini (early ambulation)
adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu
untuk bangun dari tempat tidur nya, ibu post partum diperbolehkan bangun
dari tempat tidur nya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk
memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik,
3. Memungkin kan untuk mngajarkan perawatan bayi pada ibu
4. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
5. Sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).

Menurut penelitian mobilisasi dini tidak berpengaruh bruk, tidak


menyebabkan perdarahan abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan
luka episotomi maupun luka diperut, serta memperbesar kemungkinan
prolapsus uteri. Early ambulation tidak dianjurkan padak ibu pos partum

11
dengan penyulit, seperti anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru,
demam, dan sebagainya.

3. Eliminasi
1. Miksi
Buang air kecil sendiri sebaik nya dilakukan secepat nya. Miksi
normal biala dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Lakukan keteterisasi
apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih.
2. Defeksasi
Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
mengalami kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur: cukup
cairan, konsumsi makanan berserat, olah raga berikan obat
rangsangan per oral/per rectal atau lakukan klisma bilamana perlu.

4. Personal Higiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkat
kan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hala yang dapat dilakukan ibu
post partum dalam menjaga kebersihan diri, adalah sebagai berikut :

1. Mandi teratur minimal 2 kali sehari


2. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
3. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.
4. Melakukan perawatan perineum
5. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
6. Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genetalia.

5. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,istirahat tidur yang
dibuuh kan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahat nya antara lain:

12
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.

Kurang istirahat dapat menyebabkan :

1. Jumlah ASI berkurang.


2. Memperlambat proses involusio uteri
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi.

6. Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun
demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut.
Selama periode nifas, hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal yang
dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:

1. Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
2. Kelelahan
3. Ketidakseimbangan hormone
4. Kecemasan berlebihan

Program KB sebaik nya dilakukan ibu setelah nifas selesai atau 4


hari (6minggu), sengan tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada saat
melakukan hubungan seksual sebaik nya perhatikan waktu, penggunaan
konstrapsi, dispareuni , kenikmatan dan kepuasan pasangan suami istri.

Beberapa cara yang dapat mngatasi kemesraan suami istri setelah


periode nifas antara lain:

1. Hindari menyebut nama ayah dan ibu


2. Mencari pengasuh bayi
3. Membantu kesibukan istri

13
4. Menyempatkan berkencan
5. Meyakinkan diri
6. Bersikap terbuka
7. Konsultasi dengan ahlinya.

7. Senam Nifas
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6
minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan
mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak
hari pertama melahirkan sampai dengan hari ke sepuluh. Beberapa factor
yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain :

1. Tingkat kebugaran tubuh ibu


2. Riwayat persalinan
3. Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan
4. Kesulitan adaptasi post partum

Tujuan senam nifas adalah sebagai berikut :

1. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu


2. Mempercepat proses involusio uteri
3. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut dan
perineum.
4. Memperlancar pengeluaran lochea
5. Membantu mengurangi rasa sakit
6. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan
7. Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas

14
Manfaat senam nifas antara lain :

1. Membantu memperbaiki sirkulasi darah


2. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan
3. Memperbaiki otot tonus,pelvis dan peregangan otot abdomen
4. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul
5. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca melahirkan

Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan


tidak ada komplikasi atau penyulit masa nifas antara waktu malam.
Sebelum melakukan senam nifas , persiapan yang dapat dilakukan
adalah :

1. Mengenakan baju yang nyaman untuk olah raga


2. Minum banyak air putih
3. Dapat dilakukan di tempat tidur
4. Dapat diiringi music
5. Perhatikan keadaan ibu.

8. Perawatan Payudara
Untuk mencegah masalah – masalah yang mungkin timbul pada
ibu menyusui, sebaiknya perawatn payudara dilakukan secara rutin.
Seperti dikemukakan bahwa salah satu usaha untuk memperbanyak ASI
adalah dengan memberi perawatan khusus, yaitu dengan pemberian
rangsangan pada otot – otot payudara.
Perawatan payudara untuk memperbanyak ASI ada dua cara yaitu
yang dapat dilakukan bersamaan. Cara tersebut ialah pengurutan dan
penyiraman payudara. Pengurutan massase dilakukan untuk memberikan
rangsangan pada kelenjar air susu ibu untuk memproduksi air susu ibu.
Pengurutan ini dilakukan pada pagi dan sore, sebaiknya sebelum mandi,
dan diteruskan dengan penyiraman yang dilakukan bersamaan ketika
mandi.

15
Alat – alat yang diperlukan untuk pengurutan dan penyiraman
payudara :

1. Pelumas kulit, biasanya digunakan minyak kelapa, bedak talc, sabun


dapat dipilih yang disukai oleh ibu.
2. Handuk kecil/waslap/kain yang bersih, lembut, cukup tebal, dan
mudah menyerap air, sebanyak dua lembar untuk menggosok
payudara sesudah diurut
3. Handuk besar dua lembar, yang satu lembar untuk menutup punggung
dan satu lembar lagi untuk mengeringkan dapat dipakai juga untuk
mandi.
4. Kom besar dua buah untuk menampung air panas dan dingin.
5. Kutang/bra bersih yang sesuai dengan ukuran payudara ibu, serta
perlengkapan pakaian lainnya.

Cara mengerjakan :

1. Alat – alat disediakan didekat ibu. Cuci tangan dan lakukan


pengurutan lebih dulu.
2. Kedua telapak tangan diberi bedak talc atau dibasuh dengan
minyak.
3. Payudara kiri diurut dengan tangan kiri dan yang kanan diurut
dengan tangan kanan (bila yang mengerjakan ibu sendiri). Bila
dikerjakan bidan atau perawat, payudara kiri diurut dengan tangan
kanan, dan yang kanan dengan tangan kiri.
4. Pengurutan dari arah tengah memutar kesamping, lalu ke bawah,
dan kerjakan berulang selama 10 – 15 menit.
5. Bagian samping payudara diurut dari pangkal kearah puting 10 –
15 kali.
6. Pengurutan bagian bawah payudara ke arah puting 15 – 20 kali.
7. Setelah pengurutan, teruskan dengan penyiraman.

16
8. Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian ata dibuka, punggung
ditutup dengan handuk.
9. Kom air panas dan dingin di sediakan, sebaiknya dikamar mandi.

3. Pertama, siram payudara dengan air hangat.


4. Penyiraman dilakukan dengan cepat sampai kurang lebih 10 kali,
bergantian antara air dingin dan air hangat, sampai air hangat
turun suhunya.
5. Penyiraman atau pengguyuran terakhti ialah dengan air hangat.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, sebaiknya


setiap kali menyusui gunakan kedua payudara secara bergantian.
Usahakan sampai payudara terasa kosong agar produksi ASI tetap baik.
Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra/BH)
yang dapat menyangga payudara dan tidak terlalu ketat.

Perawatan mamme sudah dimlai sejak sejak hamil supaya putting


susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Dianjurkan ibu untuk menyusukan bayinya secara baik dan
benarkarena ASI sangat baik buat kesehatan bayi. (diyan indriyani,2013)

9. Mobilisasi
Disebabkan lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring
ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo
emboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan.
Mobilisasi di atas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi,
persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka. Kegiatan lain yang dapat
dilakukan untuk membantu memepercepat proses involusi adalah
melakukan senan nifas.

17
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan : (Moctar,2000
dalam buku postpartum dengan kematian janin, 2013)

1. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium


2. Mempercepat involusi alat kandungan.
3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolism

10. Cuti Hamil dan Bersalin

Menurut UU bagi wanita pekerja berhak mendapatkab cuti hamil


dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan ditambah
2 bulan setelah persalinan. Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini
baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan.
Pemeriksaan post natal meliputi : (Moctar Rustam, 2000, dalam buku
postpartum dengan kematian janin,2013 )

1. Pemeriksaan umum : tekanan darah. Nadi, keluhan


2. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dll
3. Payudara : ASI, putting susu
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Secret yang keluar : lochea, flour albus
6. Keadaan alat-alat kandungan

11. Tanda Bahaya Masa Nifas


1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervagianam yang melebihi 500 mm setelah bersalin
didefenisikan sebagai perdarahan pascapersalinan. Setelah anak dan
plasenta lahir Hemorraghia post partum (HPP) adalah perdarahan
lebih dari 500-600 ml dalam 24 jam setelah anak lahir atau
sesudahnya.

18
Menurut waktu terjadinya, dibagi menjadi 2 bagian : (Moctar
Rustam. 2000, dalam buku postpartum dengan kematian
janin,2013)
1. Perdarahan post partum primer (early post partum
hemorraghie)
2. Perdarahan yang terjadi 24 jam setelah anak lahir.
3. Perdarahan yang terjadi 24 jam setelah persalinan
berlangsung.
4. Perdarahan post partum sekunder (late post partum
hemorraghia)
5. Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari
5-15 post partum. (Moctar Rustam. 2000, dalam buku
postpartum dengan kematian janin,2013)

Factor penyebab antara lain :

1. Atonia uteri
Atonia uteri adalah kegagalan otot-otot rahim untuk
berkontraksi dan beretraksi dengan baik setelah placenta lahir.
2. Trauma dan laserasi
Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi dari robekan
yang dialami selama proses persalinan, baik yang normal
maupun tindakan. Tempat-tempat perdarahan mencakup :
episiotomy, vulva, vagina, serviks, uterus rupture, inversion
uteri, hematom pada masa nifas.
3. Retensio plasenta
Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan
mengganggu retraksi dan kontraksi menyebabkan sinus-sinus
darah tetap terbuka dan menyebabkam perdarahan.

19
4. Kelainan pembekuan
Suatu kegagalan pada mekanisme pembekuan,
menyebabkan perdarahan yang tidak dapat dihentikan dengan
tindakan yang biasanya dipakai
5. Perkiraan pendarahan : kadang bercampur amnion, urine,
darah.
6. Akibat kehilangan darah bervariasi : anemi
7. Perdarahan dapat terjadi lambat : waspada terhadap shok

12. Infeksi Nifas


Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam
alat–alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas adalah istila
umum yang digunakan untuk menyatakan adanya infeksi bakteri yabg
menyerang saluran reproduksi setelah pelahiran. (chuningham,2002 : 691)
Faktor predisposisi infeksi nifas yaitu :
1. Partus lama
2. Tindakan operasi persalinan
3. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, bekuan darah
4. Pendarahan antepartum dan post partum
5. Anemia
6. Ibu hamil dengan infeksi ( endogen )
7. Manipulasi penolong ( eksogen )
8. Infeksi nosokomial
9. Bakteri colli

13. Demam Nifas / Febris Purpuralis


Kenaikan suhu tubuh ≥ 38 c selama 2 hari dan pada 10 Hari
pertama postpartum dengan mengecualikan hari pertama ( pengukuran
suhu 4x / 24 jam oral / axila ). Dapat sejumlah factor yang dapat yang
dapat menyebabkan demam, suhu 380c atau lebih tinggi pada masa nifas.

20
Sebagian besar demam persisten setelah kelahiran bayi disebabkan oleh
infeksi saluran genital. (chuningham,2002 : 691)
Faktor predisposisi

1. Pertolongan persalinan kurang steril


2. Partus lama / kasep
3. Malnutrisi
4. Anemia

14. Rasa Sakit Waktu Berkemih


Kemungkinan penyebab sistitis
Gejala :

1. Kencing sakit
2. Nyeri tekan diatas simpisis

Intervensi

1. Atur frekuensi berkemih : untuk mengurangi sensasi nyeri


2. Terapi antibiotic : amoxicilin 4 x 250 mg oral digabung dengan
gentamicin 2 x 80 mg i.m selama 10 – 14 hari
15. Bendungan ASI
1. Suhu tidak > 380c
2. Terjadi minggu pertama pp
3. Nyeri tekan pada payudara

Intervensi

Perawatan payudara pada ibu nifas

1. Kedua payudara disusukan sesering mungkin


2. Kompres hangat : sebelum disusukan
3. Kompres dingin: diantara menyusui
4. Sangga payudara

21
5. Bila perlu parasetamol 500 mg / oral : 4 jam

16. Mastitis
Peradangan pada mamae
1. Kuman masuk melalui luka pada putting susu
2. Suhu > 38ºc
3. Terjadi minggu ke 2 postpartum
4. Bengkak keras, kemerahan, nyeri tekan

17. Tromboflebitis / flegmasia alba dolen


Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan
Pembekuan darah

1. Odem pada paha bagian atas dan tungkai


2. Nyri hebat pada lipat paha dan daerah paha serta pada betis
3. Tampak bendungan pembuluh darah
4. Suhu badan meningkat, menggigil

Intervensi

1. Tirah baring dengan meninggikan kaki / tungkai


2. Penghangatan : peningkatan sirkulasi perifer dan rasa nyaman
3. Kompres pada kaki yang terkena
4. Mengindari pemijatan tungkai : mencegah terlepasnya trombus
5. Menggunakan stoking elastik ± 6 bulan
6. Terapi anti kolagen : heparin, antibiotik, analgesik
7. Stelah bengkak berkurang : ambulasi bertahap dengan bantuan
8. Berikan dukungan moril

Lamanya perawatan dirumah sakit bagi ibu-ibu yang bersalin di


Indonesia sering ditentukan oleh keadaan, ialah dikeadaan ekonomi atau
kebkurangan tempat tidur. Maka pada umumnya ibu-ibu yang bersalin
dirumah sakit tidak lama tinggal biasanya 3-5 hari. Tapi diluar negeripun

22
kecendrungan untuk lebih cepat memulangkan ibu-ibu yang persalinanya
normal.

Hal ini di sebabkan oleh early ambulation dan kemungkinan


infeksi dirumah sakit, yang mendorong kita untuk cepat memulangkan
anak dan ibunya yang sehat. Karena itulah rumah sakit ada yang sudah
mengijinkan ibu dan anaknya pulang pada hari ke-3. (Sulaiman
sastrawinata,1983)

2.6 Penatalaksanaan Asuhan Masa Nifas

1. Penatalaksanaan dalam Masa Awal Nifas


Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian
dalam awal masa post partum atau nifas. Dalam rumusan penetuan
waktu asuhan nifas awal selama 2-6 jam pertama dan beberapa hari
berikut.
1) Asuhan Nifas Awal
Selama 2-6 jam pertama dan dalam beberapa hari pertama,
dilakukan kegiatan pemeriksaan fisik dan penilaian, yang
komponenen-komponenya meliputi :
1. Kesehatan umum : bagaiman perasaanibu
2. Tanda-tanda fital
3. Fundus
4. Lokea
5. Kantung kemih

23
Temuan normal Temuan abnormal
Parameter

a. Kesehatan · Letih · Terlalu letih, lemah


umum

· TD < 140/90; mungkin bisa naik · TD > 140/90


a. b. Tanda-tanda fital dari tingkat disaat persalinan 1-3
hari post partum . · Suhu tubuh > 38ºc

· Suhu tubuh < 38ºc · Denyut > 100

· Denyut 60-100 · Lembek

c. Fundus · Kuat, berkonsentrasi baik · Diatas ketinggian


fundus saat masa
· Tidak berada diatas ketinggian postpartum (nifas)

d. Lokea · Merah kehitaman (lokea rubra) · Merah terang

· Bau biasa · Bau busuk

e. Kantung kemih · Tidak ada gumpalan darah atau · Mengeluarkan


butir-butir darah beku (ukuran gumpalan darah
jeruk kecil)
· Perdarahan berat
· Jumlah perdarahan yang ringan (memerlukan
atau sedikit (hanya perlu menganti penggantian pembalut
pembalut setiap 2-4 jam) setiap 0-2 jam)

· Bisa buang air · Tidak bisa buang air.

24
Berdasarkan Rumusan Kunjungan I : 6-8 Jam setelah
persalinan. Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas
dilakukan untuk menilai ibu dan bayi baru lahir, dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi. Adapun kunjunga pertama (I) dilakukan pada waktu 6-8
jam setelah persalinan.

Tujuan dari kunjungan pertama ini adalah untuk :

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan;
rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan penjelasan konseling pada ibu atau salah
seorang anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian asi awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
(dalam IMD, hubungna ini dilakukan segera setelah
lahir/ dalam 1 jam pertama)
6. Menjaga ayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia

Jika petugas kesehatan (menolong persalinan) sebaiknya


tetap mengawasi atau tinggal bersama ibu kurang lebih 2 jam
pertama setelah persalinan atau sampai ibu dalam keadaan stabil.
Dapat disimpulkan bahwa proses-prose penatalaksanaan pada masa
awal nifas ini pada dasar nya digunakan untuk

1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan


2. Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai
cara pencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,

25
menjaga gizi yang baik dan mempraktekan kebersihan yang
aman
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI

2. Penatalaksanaan Pada Asuhan Berikutnya


1) Asuhan nifas selama 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah kelahiran
Asuhan nifas yang dilakukan selama 2-6 hari setelah melahirkan
dan 2-6 minggu setelah melahirkan bertujuan untuk :

1. Memastika bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang


aman
2. Memastikan bahawa bayi sudah bisa menyusus tampa kesulitan
dan bertambah berat badanya
3. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah
terbentuk.
4. Memprakarsai penggunaan kontraseopsi.
5. Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk control (ke rumah
sakit/ rumah bersalin atau posyandu)

Evaluasi dan asuhan pada ibu dalam masa nifas 2-6 hari dan
2-6 minggu postpartum dapat dilakukan dengan pengambilan
riwayat dan pemeriksaan fisik pada ibu. Adapun komponen-
komponen riwayat ibu yang perlu diketahui adalah menanyakan:

1. Bagaimana perasaan ibu, termasuk mood(suasana hati) dan


perasaan menjadi orang tua
2. Keluhan atau masalah yang dirasakan saat ini
3. Apakah ada kesulitan dalam buang air kecil atau buang air
besar
4. Perasaan ibu tentang persalinan dan kelahiran bayinya

26
5. Atau memberikan penjelasan tentang kelahiran : adakah
komplikasi, laserasi, episiotomy ?
6. Suplement zat besi : adakah ibu makan tablet ?
7. Pemberian ASI : apakah berhasil, atau ada kesilitan.

Berikut adalah langkah-langkah pengambilan riwayat hari


ke 2-6 dan minggu 2-6 postpartum, adalah :

a. Sambut ibu dan perkenalkan diri


b. Tanyakan apa yang dirasakan ibu
c. Tanyakan tentang keluhan dan hal yang ingin ibu ketahui
d. Tanyakan tentang kelahiran:

1. Siapa yang memberi asuhan


2. Dimana ibu melahirkan
3. Komplikasi selama hamil, berhasil dan setelah melahirkan
4. Jenis persalinan apakah spontan, vacuum, seksio
5. Robekan atau episiotomy
6. Tanyakan apakah ibu mengkonsumsi zat besi.

a. Tanyakan apakah ibu mengkonsumsi obat – obatan lain


b. Tanyakan apakah ibu mempunyai kartu imunisasi TT
c. Tanyakan tentang diet ibu :

1. Apa yang ibu makan ?


2. Berapa sering, ibu makan ?
3. Apakah ibu mengkonsumsi suplemen ?
4. Apakah ibu letih, mengantuk, sakit kepala, kehilangan nafsu
makan , mual dan muntah ?

a. Tanyakan kepada ibu mengenai kelangsungan hidup ibu :

1. Kenyamanan fisik

27
2. Kenyamanan emosi
3. Tanyakan mengenai penggunaan kontrasepsi
4. Tanyakan mengenai tanda – tanda bahaya :
5. Kelelahan, kesulitan tidur
6. Demam
7. Nyeri atau terasa panas waktu buang air kecil
8. Sembelit, hemoroid
9. Sakit kepala terus menerus, nyeri bengkak
10. Nyeri abdomen
11. Cairan vagina yang berbau busuk
12. Payudara sangat sakit pada saat di sentuh, pembengkakan,
puting pecah – pecah
13. Kesulitan dalam menyusui
14. Kesedihan
15. Marasa kurang mampu merawat bayi
16. Bagaimana penglihatan ?

2) Pemeriksaan Fisik
Komponen-komponen pemeriksaan fisik pada ibu masa
nifas 2-6 hari dan 2-6 mingg yang perlu diketahui adalah :

1. Kesehatan dan penampilan ibu

a. Tanda-tanda vital

1. Payudara : kekenyalan, suhu, warna merah, nyeri


putting atau pecah-pecah ujungnya
2. Abdomen : tinggi fundus, kekokohan, kelembutan
3. Lokia : warna, banyaknya, bekuan, baunya
4. Perenium : edema, peradangan, jahitan, nanah
a. Tungkai/betis : tanda-tanda human, gmpalan darah pada otot yang
menyebabkan nyeri.

28
3. Bimbingan sebelum kembali kerumah bagi ibu nifas
Keanyakan ibu nifas yang sehat dan bayinya pulang kerumah 2
hari – 5 hari setelah persalinan. Sebelum memulangkan ibu, bidan/
perawat seharusnya memberikan informasi dan bimbinganga leaflet-
leaflet yang diperlukan bagi ibu pada saat dirumah.
Informasi dan bimbingan perawatan nifas bidan/perawat dirumah
yang seharusnya di sampaikan mencangkup hal-hal berikut :

1) Diet

Ibu di anjurkan untuk mencukupi :

1) Kebutuhan akan makanan yang seimbang, banyak mengandung


protein, makanan berserat dan iir banyak 8-10 gelas perhari untuk
mencegah konstipasi
2) Kebutuhan akan jumlah kalori yang lebih besar perhari untuk
mendukung laktasi
3) Kebutuhan akan makanan yang mengandung zat besi, suplemen
dan asam folat serta vitamin sesuai indikasi

2) Istirahat
Ibu dianjurkan :
1. Untuk cukup tidur siang dan malam
2. Pada saat bayi tidur, ibu ikut tidur/istirahat
3. Minta anggota keluarga yang lain untuk mengurusi masak-
memasak, cuci setrika, dll
4. Untuk mengusahakan agar pada malam hari segala kebutuhan bayi
dipenuhi.
3) Kebersihan
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menjaga agar tetap bersih, segar dan wangi dengan sedikitnya 2
kali sehari, bila perlu menggunakan air hangat.

29
2. Merawat pirenium, vagina, putting susu wajah dan bagian tubuh
lainya.
3. Selama 2-3 minggu selalu memakai pembalut wanita
4. Menjaga agar pakaian dan tempat tidur tetap bersih
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air

4) Perawatan luka eipisiotomi


1. Menganti pembalut setiap buang air besar dan buang air kecil
2. Membersihkan daerah kemaluan/vagina dengan cara berjongkok
perlahan-lahan sehingga daerah daerah vagina dapat bersih secara
seluruh.
5) Perawatan luka operasi
Bagi ibu yang mengalami operasi seksio caesaria, ibu dianjurkan
untuk :

1. Menjaga agar luka operasinya jangan sampai basah atau kotor


2. Memperhatikan bila tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan,
bengkak-bengkak, dan tumpah cairan/nanah yang menembus
balutan luka untuk segera menghubungi dokter

6) Latihan
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menghindari jalan cepat, jalan mendaki atau menaiki tangga pada
minggu pertama
2. Melakukan senam nifas pada minggu kedua jika cairan lokiea
sudah berkurang dan tergantung keadaan ibu
7) Bekerja
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menghindari kerja berat
2. Mengambil cuti sedikitnya 8 minggu setelah melahirkan bagi ibu
yang bekerja dikantor

30
8) Hubungan suami istri
Ibu dianjurkan untuk :

1. Berkonsultasi ke dokter/petugas kesehatan sebelum melakukan ini


atau biasanya dapat dilakukukan setelah 6 minggu bila vagina telah
bersih dan jahitan luka telah sembuh
2. Mengatur posisi yang nyaman menggunakan jelly (kalau perlu)
untuk mengurangi rasa nyeri

9) Kontrasepsi
Ibu dianjurkan untuk :

1. Menggunakan alat kontra sepsi sebeluma melakukan hubungan


suami istri
2. Memilih alat dan metoda kontra sepsi yang cocok dengan konsultasi
dengan tenaga kesehatan

10) Tanda-tanda bahaya


Ibu dianjurkan untuk :

1. Menghubungi bidan atau petugas kesehatan lain bila ada merasakan


ada gangguan atau tanda-tanda bahay setelah nifas agar
mendapatkan asuhan darurat/tindak lanjut
2. Kontorl ulang/perjanjian untuk pertemuan berikutnya sangat penting
untuk mengevaluasi perkembangan kesehatan ibu dan bayi

11) Menabah pengetahuan


Ibu dianjurkan untuk :

1. Meningkatkan kesehatan mengenai kesehatan ibu dan bayi dengan


memanfaatkan buku, majalah, dan sumber ilmu yang lain seperti
petugas kesehatan dan seminta-seminar tentang kesehatan ibu dan
bayi. (maryunani,2009)

31
2.7 Asuhan Keperawatan Ibu Nifas
Suatu system dalam perencanaan pelayanan yang menpunyai 7 tahap
yaitu pengkajian data, analisa data, diagnosa masalah, diagnosa potensial,
tindakan segera, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan
kebidanan, evaluasi.
1. Pengumpulan data
1) Biodata
Meliputi nama, umur suku bangsa, agama,
pendidikan,pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2. Anamnesa (Data Subjektif)
1) Keluhan utama : Keluhan yang dirasakan oleh klien ketika datang
menemeui petugas baik fisik maupun psikis
2) Perkawinan : berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk
membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau
orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal).
3) Riwayat Obstetrik
3. Riwayat kehamilan
Persalinan dan nifas yang lalu kehamilan dulu cukup bulan atau
pernah keguguran, lahir spontan atau dengan tindakan, lahir dimana
aiapa yang menolong. Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan,
febris, kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang, misalnya :
syok pada masa nifas seperti syok haemoragik, syok kardiogenik,
infeksi pada nifas), lactasi keluar lancar, menyusui anak sampai umur 2
tahun.
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Umur kehamilan, pergerakan janin pertama kali di rasakan. ANC
minimal 4 kali selama hamil.
a. Trimester I : 1 kali
b. Trimester II : 1 kali sebulan
c. Trimester III : 2 kali

32
Optimalnya ANC setiap :
a. Umur kehamilan 3 – 6 bulan : 1 bulan sekali.
b. Umur kehamilan 6 – 8 bulan : 2 minggu sekali.
c. Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali.
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapatkan Fe 90
tablet, B complex, kalsium, yodium, selama kehamilan imunisasi
selama hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4 minggu, setelah
mendapat penyuluhan, perawatan payudara, senam hamil, nutrisi, ibu
merasakan pergerakan anak mulai umur kehamilan 5 bulan.
5. Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal persalin, jenis persalinan, lama persalinan (kala I, kala II,
kala III) dalam menit. Dan data tentang ke adaan ketuban, ke adan plasenta
(berat, insersi, panjang ) dan laserasi jalan lahirdengan derajat laserasi
yang terjadi.
6. Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit baik itu riw
kesehatan yang lalu, sekarang dan keluarga. Pola kebutuhan sehari-hari

1. Nutirsi selama hamil dan setelah melahirkan


2. Pola eliminasi, berapa kali, kapan dan bagaimana konsistensinya
3. Pola istirahat
4. Istirahat
5. Kegitan spiritual
6. Seksualitas
7. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1) Kesadaran Umum, meliputi pemeriksaan kesadaran, TD, nadi, suhu,
pernapasa, BB, TB.
2) Pemeriksaan Khusus, pada seluruh badan ibu meliputi kepala, mata,
mulut, gigi, leher, payudara, abdomen, kandung kemih, genitalia,
anus, dan ektremitas.

33
3) Pemeriksaan Penunjang, pemeriksaan labolatorium meliputi
pemeriksaan Hb dan protein urin.
8. Analisis Diagnosa
Menemukan diagnosa masalah data dikumpulkan dan
dikelompokan, lalu di identifikasikan, sehingga di dapatkan suatu
kesimpulan masalah yang dialami klien
9. Diagnosa Potensial
Masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan
mengancam keselamtan kliaen
10. Tindakan segera
Tindakan yang harus secara cepat dan tepat tidak dapat ditunda
karena bila terlambat datang menangani akan nerakibat fatal terhadap
kesejahterahaan klien
11. Perencanaan
Menyusun rencana, menentukan tujuan dan kriteria hasil
12. Pelaksanaan
Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
ditetapkan, pelaksanan ini bidan harus secara mandiri dan apabila kasus
memerlukan tindakan diluar rencana dilakukan tindakan kolaborasi.
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan segera secara efisien dan
aman terhadap ibu post partum.
13. Evaluasi
Tindakan pengukuran antara keberhasilan tindakan yang dilakukan
sesuai dengan rencana. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan yang dilakukan.

34
BABA III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data
objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post
partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah
normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh proses
persalinan.
Masa nifasa adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak tidak pasti sebagian besar
mengganggapnya 4 sampai 6 minggu, walaupun merupakan masa yang
relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh
banyak perubahan fisiologis.
Masa nifas atau masa puerperium adalah adalah masa setelah partus
selesai, dan berakhir setelah sekira-kira 6 minggu. (Hanif W. dalam Asuhan
Pada Ibu Dalam Masa Nifas.

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang bermitra dengan perempuan bidan
hrus bisa memberikan asuhan yang baik bagi ibu-ibu postpartum. Tidak
hanya bidan yang bisa melakukan ini tetapi perawat juga bisa dengan cara
berkolaborasi saat di rumah sakit, perawat dengan benar dan melakukan
pengkajian fisik dan psikososial sesuai dengan yang dialami oleh ibu. Dan
mengkaji riwayat kesehatan, serta pemeriksaan fisik yang sitematis terhadap
ibu.

35

Anda mungkin juga menyukai