Anda di halaman 1dari 28

Di susun oleh: Aulia Raden Puteh(118130106)

Makalah MAKALAH OPERASI-OPERASI HIMPUNAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-

rumus tertentu dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang

menyebabkan para pelajar merasa bosan untuk belajar matematika. Seringkali

mereka bertanya, "Apa sih manfaat belajar matematika dalam kehidupan sehari-

hari? Apa manfaat Aljabar? Apa manfaat himpunan?.

Pertanyaan itu mereka lontarkan karena mereka sudah kesal terhadap

pelajaran mereka yang terasa membosankan dan tidak perlu. Tetapi sebenarnya,

matematika sangat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, baik yang paling

mudah sampai yang tersulit sekalipun. Matematika sebagai media untuk melatih

berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu menyelesaikan masalah

sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang

ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan
dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika,

sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika

di dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-

hari. Salah satunya penerapan himpunan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu

yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang

sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan

mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai himpunan

sangatlah berguna.

Himpunan biasa digunakan dalam matematika dan dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai pengertian tersebut seperti dalam

Himpunan Mahasiswa Jurusan S1 Manajemen STIE Satya Dharma Singaraja,

kumpulan koran bekas, koleksi perangko, kelompok belajar, gugus depan dalam

pramuka dan kata sejenis lainnya. Kata-kata himpunan, kumpulan, koleksi,

kelompok daam kehidupan sehari-hari memiliki arti yang sama.

Himpunan merupakan salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam

matematika dapat dikembalikan pada konsep himpunan, misalnya garis adalah

himpunan titik. Sebetulnya pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat

diterima secara intuitif. Mengingat demikian pentingnya teori himpunan, maka


dalam kesempatan ini akan dijabarkan beberapa konsep mengenai teori

himpunan.Peraturan pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh

B. Makalah ini bertujuan :

1) Untuk mengetahui operasi- operasi terhadap himpunan ?

2) Untuk mengidentifikasi hukum-hukum aljabar himpunan ?

3) Untuk mengetahui bagaimana prinsip inklusi dan eksklusi

4) Untuk mengetahui bagaimanakah Argument dan Diagram Venn itu?

C. Rumusan Masalah

1) Jelaskan operasi-operasi pada himpunan ?

2) Sebutkan hukum- hukum aljabar himpunan ?

3) Bagaimana prinsip inklusi dan ekskulusi ?

4) Bagaimanakah Argument dan Diagram Venn itu?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Operasi- operasi pada himpunan

a. Gabungan

Definisi Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap

anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.

Notasi : A È B = { x | x Î A atau x Î B}

Contoh :

(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }

(ii) A = A

b. Irisan

Definisi Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan

yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunana B.

Notasi : A Ç B = { x | x Î A dan x Î B }

Contoh :

(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},


maka A Ç B = {4, 10}

(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = .

Artinya: A // B

c. Komplemen

Definisi Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta

U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan

elemen A.

Notasi : = { x | x Î U, x Ï A }

Contoh :

Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },

(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka = {2, 4, 6, 8}

(ii) jika A = maka Ac = {1, 2, 3 ,4,5,6,7,8,9}

d. Selisih

Definisi Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

elemennya merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B. selisih antara

A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relative

terhadap himpunan A.
Notasi : A – B = { x | x Î A dan x Ï B } = A Ç

Contoh :

i. Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A–

B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A =

ii. {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}

e. Beda Setangkup

Definisi Beda Setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

elemennya ada pada himpunan A dan B, tetapi tidak pada keduanya.

Notasi: A Å B = (A È B) – (A Ç B) = (A – B) È (B – A)

Contoh :

Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }

Contoh : Misalkan

U = himpunan mahasiswa

P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80

Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80


Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di

atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C

jika kedua ujian di bawah 80.

Ø “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P Ç Q

Ø “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P Å Q

Ø “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P È Q)

2. HUKUM ALJABAR HIMPUNAN

Hukum-hukum pada himpunan dinamakan Hukum –hukum aljabar himpunan.

cukup banyak hukum yang terdapat pada aljabar himpunan , tetapi disini hanya

dijabarkan 11 saja. Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada

sistem bilangan riil seperti a (b+c) = ab + ac , yaitu hukum distributif.

1. Hukum identitas:

A=A

AU=A

2. Hukum null/dominasi:

A=

AU=U
3. Hukum komplemen:

A =U

A =

4. Hukum idempoten:

AA=A

AA=A

5. Hukum involusi:

=A

6. Hukum penyerapan (absorpsi):

A (A B) = A

A (A B) = A

7. Hukum komutatif:

AB=BA

AB=BA

8. Hukum asosiatif:
A (B C) = (A B) C

A (B C) = (A B) C

9. Hukum distributif:

A (B C) = (A B) (A C)

A (B C) = (A B) (A C)

10. Hukum De Morgan:

11. Hukum 0/1

=U

Terlihat bahwa hukum- hukum yang berlaku pada himpunan merupakan analogi

hukum –hukum logika , dengan operator menggantikan L (dan) , sedangkan

operator menggantikan V ( atau ).

3. Prinsip inklusi dan eksklusi


Beberapa banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B.

penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-

elemennya berasal dari himpunan A dan himpunan B. himpunan A dan

himpunan B mungkin saja memiliki elemen yang sama. Banyaknya elemen

bersama antara A dan B adalah |A | . setiap unsure yang sama itu telah

dihitung dua kali , sekali pada |A| dan sekali pada |B|, meskipun ia seharusnya

dianggap sebagai satu buah elemen di dalam |A | . karena itu , jumlah elemen

hasil penggabungan seharusnya adalah jumlah elemen di masing-masing

himpunan dikurangi jumlah elemen di dalam irisannya, atau

|A| + B | - |A |

Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi –eksklusi . sejumlah lemma dan

teorema yang berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut:

v Lemma 2.1. misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas

(disjoint) , maka |A| + B |

v Teorema 2.3 misalkan A dan B adalah himpunan berhingga maka berhingga

dan |A| + B | - |A |

v Dengan cara yang sama , kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi

beda setangkup |A| + B | - 2 |A |.

Ø Contoh :
Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5

Penyelelsaian :

Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3

B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5

A himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan

bulat yang habis dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 yaitu 15 ).

Ø Yang ditanyakan adalah

Terlebih dahulu kita harus menghitung

|A| = [100/3] = 33 | B | = [100/5]= 20 |A | = [100/15] = 6

Untuk mendapatkan

|A| + B | - |A | = 33 + 20 – 6 = 47

· Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5 .

Prinsip inklusi- eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah

himpunan. untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut:

v Teorema 2.4 Misalkan A , B , dan C adalah himpunan yang berhingga maka

berhingga dan

v Sedangkan untuk empat buah himpunan maka


|A ∪ B ∪ C ∪ D| = |A| + |B| + |C| + |D| – |A ∩ B| – |A ∩ C| – |A ∩ D| – |B ∩

C| – |B ∩ D| – |C ∩ D| + |A ∩ B ∩ C| + |A ∩ B ∩ D| + |A ∩ C ∩ D| + |B ∩ C ∩ D

|– |A ∩ B ∩ C ∩ D|

1. Dengan diagram venn

Buatlah diagram venn untuk bagian ruas kiri kesamaan dan diagram venn untuk

ruas kanan kesamaan. Jika diagram venn keduanya sama beraarti kesamaan

tersebut benar. Kelebihan metode ini yaitu pembuktian dapat dilakukan dengan

cepat sedangkan kekurangannya hanya dapat digunakan jika himpunan yang

digambarkan tidak banyak jumlahnya. Metode ini lebih mengilustrasikan

dibandingkan membuktikan fakta. Dan banyak matematikawan tidak

menganggap sebagai pembuktian valid untuk pembuktian secara formal. Oleh

karena itu pembuktian dengan diagram venn kurang dapat diterima.

2. Pembuktian dengan tabel keanggotaan

Kesamaan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel

keanggotaan. Kita menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa suatu

elemen adalah anggota himpunan , dan 0 untuk menyatakan bukan himpunan.

(nilai ini dapat dianalogikan dengan true dan false).


Contoh : Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. buktikan bahwa A (B C) = (A B)

(A C) tabel keanggotaan untuk kesamaan tersebut adalah seperti dibawah ini.

Karena kolom A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama , maka kesamaan tersebut

benar.

BC

A (BC)

AB

AC

(AB) (AC)

0
0

0
0

1
0

1
1

3. Pembuktian dengan aljabar himpunan

Aljabar himpunan mengacu pada hukum- hukum aljabar himpunan , termasuk

di dalamnya teorema-teorema ( yang ada buktinya ), definisi suatu operasi

himpunan dan penerapan prinsip dualitas.

Contoh :

Misalkan A dan B himpunan . buktikan bahwa A (B - A) = A

Penyelesaian :

A (B - A) = A (B Ac) definisi operasi selisih

= (A B) (A Ac) hukum distributif

= (A B) hukum komplemen

=AB hukum identitas

4. Pembuktian dengan menggunakan definisi


Metode ini digunakan untuk membuktikan proposisi himpunan yang tidak

berbentuk kesamaan , tetapi proposisi yang berbentuk implikasi. Biasanya di

dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( ).

Langkah-langkah untuk membuktikan bahwa X Y adalah sebagai berikut:

1. Ambil sembarang x X

2. Dengan langkah-langkah yang benar tunjukkan bahwa x Y

Oleh karena itu x diambil sembarang dalam X , maka berarti bahwa setiap

anggota X merupakan anggota Y atau X Y.

Pembuktian yang melibatkan kesamaan himpunan (X = Y) haruslah melalui 2

arah sesuai dengan definisinya , yaitu X Y dan Y X.

5. Pembuktian dengan menggunakan sifat keanggotaan.

Contoh :

Bagaimana membuktikan A∪(B∩C) = (A∪B)∩(A∪C)?

x ∈A ∪ (B ∩ C)

⇔x ∈ A ∨ x ∈ (B ∩ C)

⇔x ∈ A ∨ (x ∈ B ∧ x ∈ C)

⇔(x ∈ A ∨ x ∈ B) ∧ (x ∈ A ∨ x ∈ C)

(hukum distributif untuk logika matematika)

⇔x ∈ (A ∪ B) ∧ x ∈ (A ∪ C)
⇔x ∈ (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)

5. Argument dan diagram venn

Banyak statemen verbal dapat dialihkan menjadi statemen himpunan.

Statemen ini dapat digambarkan dengan diagram Venn. Oleh karena itu,

diagram Venn acap kali digunakan untuk menganalisa validitasnya suatu

argumen.

Contoh :

Pandang asumsi SI, S2, S3 berikut :

S1 : Guru adalah orang yang tenteram hidupnya

S2 : Setiap raja merupakan orang kaya

S3 : Tidak ada orang kaya yang juga tenteram hidupnya

Kita hendak menggambarkan asumsi di atas dalam diagram Venn.

Himpunan guru termuat dalam himpunan orang yang tentram hidupnya (asumsi

SI). Himpunan orang tenteram hidupnya akan saling lepas dengan himpunan

orang kaya (asumsi S3). Himpunan raja termuat seluruhnya di dalam himpunan

orang kaya (asumsi S2).

Gambar 1-13
Dari sini dapat kita putuskan bahwa konklusi "Tidak ada guru yang merupakan

orang kaya" adalah valid. Demikian pula konklusi "Tidak ada seorang pun guru

yang juga raja".

Konklusi "Raja tenteram hidupnya" adalah tidak valid.

Ø Tulis dalam tabular-form :

(i) A = {x | x2 = 4}

(ii) B = {x | x - 4 = 5}

(iii) C = {x | positif, x negatif}

(iv) D = {x | x huruf pada kata "malam"}

Penyelesaian :

(i) A ={-2, 2}

(ii) B = {9}

(iii) C = 0

(iv) D= {m, a, 1}

Ø Tulis dalam set-builder form :

(i) A berisi huruf-huruf a, b, c, d, e

(ii) B a {2,4,6,8, . . . }

(iii) C berisi propinsi-propinsi di Pulau Jawa.

(iv) D = {5}
Penyelesaian :

(i) A = {x | x adalah huruf dalam abjad sebelum f} = {x I x adalah lima huruf

pertama dalam abjad}.

(ii) B = {x | x adalah bilangan genap positif}.

(iii) C = {x | x adalah propinsi, x terletak di Pulau Jawa}.

(iv) D = {x | x - 3 = 2} = {x I 3x = 15}.

Ø Dari himpunan-himpunan berikut, mana yang berhingga ?

(i) Hari di dalam satu minggu.

(h) {1,2,3,...,99,100}.

(iii) {x I x genap}.

(iv) orang yang hidup di bumi ini.

Penyelesaian :

(i), (ii) maupun (iv) adalah berhingga (meskipun kita sukar menghitung jumlah

orang-orang di bumi ini; tetapi jumlah tersebut berhingga), sedangkan (iii) tidak

berhingga.

Ø Yang mana dari himpunan-himpunan ini, merupakan himpunan yang sama ?

(i) {x | x adalah huruf di dalam kata "tempat"}.

(ii) Himpunan dari huruf-huruf di dalam kata "empat".

(iii) {x | x adalah huruf di dalam kata "tempa"}.


(iv) Himpunan dari huruf-huruf t, e, m, p dan a.

Penyelesaian :

Kalau himpunan-himpunan di atas kita tulis dalam tabular-form jelas terlihat

bahwa ke-4 himpunan di atas sama yaitu (a, e, m, p, t).

Ø Yang mana dari himpunan-himpunan ini, merupakan himpunan hampa ?

i. A = {x | x adalah huruf sebelum a di dalam abjad}.

ii. B = (x | x = 9 dan 2x = 4}

iii. = {x | x * x}.

iv. D= {x | x + 8 = 8}.

Penyelesaian :

(i) Karena a adalah huruf pertama di dalam abjad maka himpunan A

tidak mempunyai elemen, jadi A = 0.

(ii) Tidak ada bilangan yang memenuhi kedua persamaan x = 9 dan 2x =

4. jadi B = 0.

(iii) Setiap objek adalah bukan dirinya sendiri. Jadi C adalah hampa.

(iv) Bilangan 0 (nol) memenuhi persamaan x + 8 = 8. Jadi D tidak hampa.

D={0}.
Ø Bagaimanakah cara kita untuk menunjukkan bahwa himpunan A bukan

himpunan bagian dari suatu himpunan B ?

Buktikan bahwa A = {2,3,4,5} bukan himpunan bagian dari B = {x Ix

ganjil}.

Penyelesaian :

Kita perlu menunjukkan bahwa paling sedikitnya satu elemen dari A tidak

termasuk B. Karena 2 € A tetapi 2 B maka A B.

Ø Misalkan V = {d}, W = {c,d}, X = {a,b,c}, Y = {a,b} dan Z = {a,b,d}. Apakah

pernyataan-pernyataan di bawah ini benar ?

(i) Y X

(ii) WZ

(iii) WV

(iv) Z V

(v) V Y

(vi) V X

(vii) V X

(viii) Y Z

(ix) X=W

(x) WY
Penyelesaian :

(i) Karena setiap elemen dari Y adalah elemen dari X maka Y X adalah benar.

(ii) Benar.

(i) Karena setiap elemen dari V (dalam hal ini hanya satu yaitu d)

adalah elemen dari W maka W V, maka pernyataan salah.

(ii) d V juga Z jadi Z V, benar.

(iii) d V tetapi Y, jadi V Y, benar.

(iv) d V tetapi X, jadi V X, maka pernyataan salah.

(v) a Y dan a Z, b Z, maka Y G, jadi pernyataan salah.

(vi) Salah

(vii) c W tetapi c Y, jadi W Y, maka pernyataan salah.

Penyelesaian :

(i) Maksudnya suatu himpunan yang elemennya suatu himpunan pula,

yang elemennya adalah 2 serta 3.

(ii) A adalah suatu himpunan yang elemennya 3, himpunan {4,5} serta 4.

Jadi: (a) {4,5} c A adalah salah, karena {4,5} adalah elemen A. Sedangkan (b), (c),

(d) dan (f) benar, (e) salah.

Ø Diketahui himpunan semesta U = {a,b,c d,e}, A = {a,b d}, B = {b,d,e}.


Tentukan: (i) A B, (ii) B A, (iii) B', (iv) B - A, (v) A' B, (vi) A U B', (vii) A' B', (viii)

(A B)', (ix) B' - A', (x) (A B).

Penyelesaian :

(i) A B= {a,b,d,e}.

(ii) B A = {b,d}.

(iii) B' = (U - B = {a,c}.

(iv) B - A={e}.

(v) A' = U - A = {c,e}.

Jadi A' B = {e}.

(vi) A B' = {a,b,c,d}.

(vii) A' B' = {c}.

(viii) (A B)' = U - (A B) = {a,c,e}.

(ix) B' - A' = {a}.

(x) (A By = U - (A U B) = {c}.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dalam pembuatan makalah ini,

diantaranya yaitu:

a. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang

yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang

merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan.


b. Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf

besar (kapital) A, B, C, ..., Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam

himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.

c. Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang

memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan

semesta biasanya dilambangkan dengan S.

d. Dengan mempelajari Himpunan, diharapkan kemampuan logika akan

semakin terasah dan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis.

2. Saran

Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk

kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam

berbagai disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita

lebih serius dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika

sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari karena matematika adalah

bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Robert B., Proving Programs Correct, John Wiley & Sons, 1979.

Azmoodeh, Manoochehr, Abstract Dua Types and Algorithms, Macmillan

Education, 1988.

Brassad, Gilles & Paul Bratley, Algorithmics, Theory and Practice, Prentice Hall,

1988

Johnsonbaugh, Richard, Discrete Mathematics, , Pentice Hall, 1997

Lipschuts,S; Silaban, P. 1985. Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga.

Rosen, Kenneth H., Discrete Mathematics ang Its Applications, , McGraw-Hall

Internatiol 1994

http://collegerlearn.blogspot.com/2014/09/belajar-himpunan-matematika di

http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_(matematika)

Anda mungkin juga menyukai