Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH VARIABLE COSTING & FULL COSTING

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun Oleh :
Nurul Ismi 02220190352

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
akuntansi manajemen yang berjudul “VARIABLE COSTING DAN FULL COSTING” yang
disusun dengan sangat sederhana.Secara umum makalah ini berisikan
pembahasan.

Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan semoga kedepannya dapat dipergunakan sebagai salah satu
referensi dalam menyusun dan membuat laporan keuangan dengan baik dan
mudah dimengrti juga referensi yang memungkinkan untuk mudah memahami
kasus yang ada di sekitar.

Disadari bahwa segala sesuatu tentu ada sisi ketidak sempurnaan maka
besar harapan penulis akan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini kedepannya. Semoga banyak manfaat yang dapat diperoleh melalui
makalah ini. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Didalam membebankan harga pokok kepada produk yang dapat
digunakan salahsatu dari dua metode pembebanan harga produk.
Yang pertama yaitu metode penentuan harga pokok penuh ( Full
Costing ) atau juga sering disebut dengan metode penentuan
harga pokok diserap ( Absorption Costing ). Yang kedua yaitu
metode penentuan harga pokok variable ( Variable Costing ) atau
bisa juga disebut metode penentuan harga poko batas ( Marginal
Costing ). Perusahaan bisa menentukan metode mana yang akan
digunakan sesuai dengan kepentingan manajemen.

2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Variable Costing dan full costing ?
2. Apa sajakah jenis-jenis dari Variable Costing ?
3. perbedaan variable costing dan full costing
4. Apakah tujuan penentuan harga pokok variable ( Variable
Costing ) ?
5.. Apa sajakah keunggulan dan kelemahan dari metode
Variable Costing ?

3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian Variable Costing
2. Mengetahui jenis-jenis dari Variable Costing
3. Mengetahui tujuan penentuan harga pokok variable
4. Memahami dan mengetahui keunggulan serta kelemahan dari
metode Variable Costing.
BAB II
PEMBAHASAN
1 Pengertian Variabel Costing dan full costing
Full costing dan variabel costing pada dasarnya merupakan
metode yang berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi.
Dalam metode full costing menentukan harga pokok produksi
yang dimana semua biaya produksi diperhitungkan ke dalam
harga pokok produksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode
full costing ini tidak membedakan antara biaya produksi variabel
dan biaya produksi tetap karena akan dimasukkan ke dalam harga
pokok produksi. Sehingga biaya produksi tetap tersebut masih
melekat pada produk yang belum terjual, dengan begitu tidak
membebankan untuk kelangsungan bisnis selanjutnya dan pada
periode cost. Sedangkan metode variabel costing ini merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memasukkan biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam harga
pokok produksi. Yang mana untuk biaya produksi tetap sendiri
dianggap sebagai periode cost sehingga tidak ada biaya tetap yang
belum dibebankan pada periode tersebut.

Variable costing adalah metode akuntansi manajemen yang


dipakai untuk menghitung biaya produk. Laporan laba rugi yang
dihasilakan oleh system variable costing memperlihatkan margin
kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang sangat
berfaedah dalam pengambilan keputusan. Variable costing
kadangkala disebut juga direct costing (penentuan biaya pokok
langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok
marginal). Dalam metode penentuan biaya pokok variable
(variable costing, hanya biaya-biaya produksi variable saja yang
dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan. Ketika
tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan,
maka biaya-biaya variable biasanya terdiri atas bahan baku
langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif pabrik dan
umumnya tidak dipengaruhi oleh inti produk yang dipriduksi.
Oleh karena itu dalam metode penentuan biaya pokok variable,
biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah diperlukan sebagai biaya
produk.
Biaya Overhead Pabrikasi adalah semua biaya pengoperasian
pabrik selain dari pada biaya-biaya bahan baku langsung dan
biaya-biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrikasi
meliputi tiga jenis biaya: bahan penolong, tenaga kerja tidak
langsung, dan pabrikasi lain-lain. Biaya bahan penolong adalah
biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi namun
bukan bagian integral dari produk jadi. Biaya tenaga kerja tidak
langsung adalah biaya personalia yang tidak bekerja secara
langsung atas produk, namun jasanya jasanya diperlukan untuk
prose pabrikasi, contoh: karyawan bagian gudang, satpam pabrik,
dan penyelia bagian produksi. Biaya pabrikasi lain-lain adalah
biaya pabrikasi yang bukan bahan baku maupun tenaga kerja,
contoh: pajak bumi dan bangunan, listrik, asuransi, beban
penyusutan, dan lain-lain. Tidak astupun dari biaya overhead tadi
dapat ditelusuri suatu produk tertentu, listrik yang menerangi
pabrik sebagai seumpama, juga menerangi ruangan kerja yang
tidak bersangkut paut dengan proses produksi, seperti toilet
karyawan. Overhead pabrikasi disebut juga beban pabrik (factory
burden) atau biaya produk tidak langsung atau indirect produk
cost.
Biaya overhead pabrikasi tetap diperlukan sebagi biaya periode
seperti halnya biaya penjualan dan administrasi, dan dibebankan
seluruhnya terhadap pendapatan dalam periode tersebut. Metode
ini menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan biaya
satuan yang berubah secara berlawanan dengan volume produksi
karena biaya overhead pabrikasi diperhitungkan sebagai biaya
periode. Pendekatan variable costing tidak diperkenankan untuk
pelaporan keuangan kepada pihak luar. begitu banyak perusahaan
yang memakai variable costing ini untuk tujuan internal
(akuntansi manajemen) dan format full costing untuk tujuan
eksternal.
Diperlukan tiga langkah penerapan penentuan biaya pokok
variable:
1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan administrative-
dianalisis secara cermat guna mementukan yang mana berperilaku
variable dan mana yang berperilaku tetap. Biaya campuran
dipisahkan ke dalam komponen-komponen variable dan tetap
dengan memakai metode estimasi biaya
2. Biaya pabrikasi variable-bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrikasi varibel- dibebankan
sebagai biaya produk. Oleh karena itu, persediaan barang dalam
proses, persediaan barang jadi dan biaya pokok penjualan
dibiayakan dengan berdasarkan pada biaya-biaya pabrikasi yang
bervariasi sejalan dengan tingkat produksi.
3. Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban
penjualan dan administrative diperlukan sebagai biaya periode
dan dibebankan ke laporan laba rugi pada saat dikeluarkan.
Kendatipun demikian, beban penjualan dan administrative
variable dipisahkan dari beban penjualan dan administrative tetap
tatkala disajiakan pada laporan rugi-laba. Beban penjualan dan
administrative variable serta biaya pabrikasi variable dikurangkan
dari pendapatan penjualan guna menetukan margin kontribusi
pada periode berjalan. Sebaliknya beban penjualan dan
administrative tetap serta biaya overhead pabrikasi tetap
dikurangi dari margin kontribusi guna menentukan laba bersih
selama periode berjalan.

2 Jenis-Jenis Variable costing


a. Direct Costing
Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya
adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya
dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
b. Marginal Costing
Biaya marjinal adalah kenaikan atau penurunan biaya sebagai
hasil dari satu lebih atau kurang satu unit outputbiaya variabel
terdiri dari biaya tenaga kerja dan material, ditambah dengan
porsi estimasi biaya tetap (seperti biaya administrasi dan biaya
penjualan). Dalam perusahaan di mana biaya rata-rata cukup
konstan, biaya marjinal biasanya sama dengan biaya rata-rata.
Namun, dalam industri yang memerlukan investasi modal berat
(pabrik mobil, maskapai penerbangan, pertambangan) dan
memiliki biaya rata-rata tinggi, relatif sangat rendah. Konsep
biaya marjinal adalah sangat penting dalam alokasi sumber daya
karena, untuk hasil yang optimal, manajemen harus memusatkan
sumber daya yang mana kelebihan pendapatan marjinal atas biaya
marjinal maksimum. Juga disebut biaya pilihan, biaya diferensial,
atau biaya tambahan.

3. perbedaan variable costing dan full costing


Dalam perusahaan dagang, jasa maupun industri penentuan harga pokok
sangatlah penting. Melalui penetapan harga pokok ini anda bisa
menentukan keuntungan yang diinginkan. Harga pokok dibedakan
menjadi dua jenis yakni harga pokok penjualan dan harga pokok produksi.
Dalam penentuan harga pokok produksi terdapat dua metode penentuan
yakni metode full costing dan variable costing. Harga pokok produksi
sendiri merupakan total beban produksi yang digunakan untuk membuat
produk hingga barang tersebut siap untuk dijual. Beban yang melekat ini
termasuk bahan baku, bahan penolong dan tenaga kerja langsung sehingga
produk jadi dan setengah jadi pun bisa dihitung.
Metode full costing terdiri dari beban bahan baku, tenaga kerja langsung
dan beban overhead pabrik baik variable maupun tetap. Sedangkan
metode variable costing sama perhitungannya dengan full costing namun
tanpa diikuti beban overhead pabrik tetap.
Full Costing dan Variable Costing
Kedua metode penentuan ini dipakai untuk menentukan harga pokok
produksi. Tentu ada perbedaan mendasar dari kedua metode ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang berbeda
Menurut perhitungannya kedua metode ini sama-sama mengikutsertakan
bahan baku, beban tenaga kerja langsung dan beban overhead pabrik.
Perbedaannya untuk metode full costing menggunakan beban overhead
pabrik tetap dan variable sedangkan variable costing hanya
mengikutsertakan beban overhead variable saja. Beban overhead pabrik
sendiri merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku
dan beban tenaga kerja langsung.
Menurut perilakunya ada dua golongan beban overhead pabrik yakni
overhead pabrik tetap dan variable. Beban overhead pabrik tetap ialah
biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume
produksi. Contoh dari beban overhead pabrik tetap ini ialah beban
depresiasi mesin. Beban overhead pabrik variable ialah biaya overhead
pabrik yang berubah sebanding dengan volume kegiatannya. Salah satu
contoh beban overhead pabrik variable ialah beban untuk packaging
produk, bahan yang melekat langsung pada produk namun hanya
sepersekian persen saja digunakan dalam produk.
b. Pelaporannya Pada Laporan Laba Rugi
Dari segi pelaporannya juga berbeda antara metode full costing dan
variable costing. Jika menggunakan metode full costing biaya overhead
akan dilaporkan jika produk sudah terjual. Untuk metode variable costing
baik produk terjual atau tidak maka biaya overhead akan tetap dilaporkan
sehingga pos pendapatan perusahaan akan berkurang.
c. Perlakukan Biaya Periode
Dalam metode full costing biaya periode dianggap sebagai biaya yang
tidak berhubungan dengan biaya produksi namun tetap mengurangi laba
perusahaan. Biaya periode menurut metode variable costing ikut
dibebankan dalam produksi.
Kelemahan dan Kelebihan Metode Full Costing
Ada beberapa kelemahan dan kelebihan yang anda dapatkan jika
menggunakan metode full costing. Untuk kelebihannya sendiri bisa anda
simak sebagai berikut :
a. Menampilkan biaya overhead sesungguhnya sebab mengandung
dua jenis biaya overhead yakni tetap dan variable
b. Metode ini mampu menunda pembebanan biaya overhead saat
produk belum laku terjual
c. Pembebanan biaya overhead atas barang yang belum laku bisa
dialihkan untuk mengurangi atau menambah harga pokok dalam
persediaan anda.
Selain keunggulan diatas ternyata metode full costing juga punya
beberapa kelemahan. Metode full costing membuat harga jual anda
menjadi lebih tinggi ketimbang memakai variable costing. Pasalnya
metode full costing menganggap konsumen rela membayar berapapun
harga barang tersebut. Metode ini cocok untuk perusahaan yang memang
menyediakan bahan pokok masyarakat.
Kelemahan dan Kelebihan Metode Variabel Costing
Metode variable costing juga memiliki manfaatnya sendiri yang wajib
anda ketahui. Beberapa manfaat metode variable costing bisa anda simak
berikut ini :
a. Baik untuk anda yang hendak melakukan perencanaan laba jangka
pendek.
b. Biasa dipakai untuk pengendalian biaya sebab variable costing
membagi biaya tetap menjadi dua golongan yakni discretionary fixed cost
dan committed fixed cost.
c. Dapat dipakai sebagai referensi pengambilan keputusan untuk order
pesanan khusus yang tidak membutuhkan order banyak seperti full
costing.
Kelemahan dari metode costing juga lumayan banyak sebanding dengan
manfaat yang ia berikan. Pemisahaan discretionary fixed cost dan
committed fixed cost sulit untuk dilakukan. Selain itu banyak yang
beranggapan bahwa metode ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi dan
menyebabkan naik turunnya laba karena adanya perubahan dalam
penjualan. Variable costing juga tidak cocok diterapkan pada perusahaan
musiman karena akan menyajikan kerugian laba yang tidak normal.
Dalam metode variable biaya overhead tetap tidak dimasukkan sehingga
nilai persediaan menjadi lebih rendah begitu pula modal kerjanya.
Biasanya metode full costing digunakan untuk kepentingan laporan
keuangan pihak eksternal dan variable costing ditujukan untuk pihak
manajemen. Untuk penggunaannya anda bisa memilih kedua metode
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anda sendiri.

4. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable


Costing)
Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang
berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi
(contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan
laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-
volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making)
yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka
pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-
kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan
penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi
tertentu dalam perusahaan.
Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan
biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk
tujuan-tujuan:
2. Perencanaan laba
3. Penentuan harga jual produk
4. Pengambilan keputusan oleh manajemen
5. Pengendalian biaya
4 Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing
Keunggulan:
Dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena dengan
menyajikan semua biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri,
manajemen dapat memusatkan perhatian pada perilaku biaya
tetap ini.Variable costing bermanfaat untuk penentuan harga jula
jangka pendek.
Kelemahan:
Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap
sebenarnya sulit dilaksanakan , karena jarang sekali suatu biaya
benar-benar variabel atau benar-benar tetap. Penggolongan biaya
sebagai suatu biaya variabel dengan asumsi :
1. Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah
2. Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah
3. Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi
Sedangkan biaya tetap dibagi menjadi dua kelompok :
Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya
gaji manajer produksi, pemasaran, keuangan, serta gaji manajer
akuntansi.
Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya
depresiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka
panjang. Namun dalam jangka yang panjang semua biaya adalah
berprilaku variabel.
Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk
kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar
metode full costing, jika biaya overhead pabrik tetap tidak
diperhitungkan dalam harga pokok persediaan dan harga pokok
penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produk yang
tidak wajar. Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan
biaya overhead pabrik variabel diperlukan untuk memproduksi
dan oleh karena itu menurut metode full costing memang lebih
ditunjukkan untuk memenuhi informasi bagi kepentingan intern
perusahaan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah oleh
metode variable costing dengan cara mengubah laporan rugi-laba
variable costing ke dalam laporan rugi-laba full costing seperti
telah diuraikan di muka.
Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan
dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk
perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variabel
costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam
periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan
menyajikan laba yang tidak normal. Laporan rugi-laba bulanan
yang disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan
manfaatnya bila dibandingkan dengan laporan rugi-laba yang
disusun atas dasar metode full costing.
Tidak diperhitungkannya biaya Overhead Pabrik tetap dalam
persediaan dan harga pokok persediaan dan harga pokok
persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah,
sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk
tujuan-tujuan analisis keuangan.
BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
1. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah
totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume
kegiatan atau aktivitas.
2. Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang
hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam
harga pokok produk.
3. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang
bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka
pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan
pengambilan keputusan jangka pendek.
4. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba
dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya.
Daftar Pustaka
Mahfudz. 2010. Makalah Variabel Costing.
http://www.mahfudz.info/.
Setiawan. 2009. Analisis Perilaku Biaya.
http://datakuliah.blogspot.com/.
http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/variabel-costing.html

www.wikipedia.com/

Anda mungkin juga menyukai