BAB III Fix Halaman
BAB III Fix Halaman
TINJAUAN PUSTAKA
13
14
High Early Portland Cement adalah semen Portland yang digunakan untuk
keadaan-keadaan darurat dan dipakai pada pengecoran untuk keadaan khusus seperti
pada musim dingin, juga dipakai untuk produksi beton tekan semen tipe III cepat
mengeras dan cepat mengeluarkan kalor juga mempunyai pengembangan kekuatan
awal tinggi. High Early Portland Cement mengandung C3S 35%; C2S 40%; dan C3A
15%.
Tabel 3.3. Komposisi OPC Tipe III
Komposisi(%
Oksida Komposisi (% berat) Oksida
berat)
CaO 60 – 67 Fe2O3 0,5 – 6
SiO2 20 MgO 6
Al2O3 3,5 - 4,5 SO3 3,5 - 4,5
gas. Semen Sumur Minyak digunakan antara lain untuk melindungi ruangan antara
rangka sumur minyak dengan karang atau tanah di sekelilingnya, sebagai pelindung
rangka sumur minyak dari pengaruh air yang korosif, untuk menyangga rangka sumur
minyak sehingga mengurangi tegangan dalam pipa baja, menyumbat aliran air yang
akan masuk ke dalam sumur minyak. Semen Sumur Minyak mempunyai 48 – 65 %
C3S ; 3 % C3A ; dan 24% C4AF + 2C3A.
Kerugian:
Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, karena kandungan air yang
besar.
cukup Tanur yang digunakan ukurannya lebih panjang dibandingkan
tanur putar pada proses kering.
Biaya produksi lebih mahal karena kebutuhan bahan bakar yang banyak.
Fasa cair viskositas rendah Fasa cair turun dan output kiln turun
Tahan terhadap sulfat tinggi Kuat tekan awal yang tinggi,
Kuat tekan awal rendah Waktu pengikatan pendek
Panas hidrasi rendah Panas hidrasi tinggi
Ketahanan terhadap sulfat rendah
(Duda,1976)
Untuk IM < 0,64 maka CaO maks = 2,8 SiO2 + 1,1 Al2O3 + 0,7 Fe2O3
Untuk IM > 0,64 maka CaO maks = 2,8 SiO2 + 1,65 Al2O3 + 0,35 Fe2O3
Karakteristik Klinker berdasarkan nilai LSF dapat dilihat pada tabel 3.12.
Kadar C3S turun dan kadar C2S naik Kadar C3S naik sehingga kuat
25
tekan
awal dan panas hidrasi semen
sehingga panas hidrasi semen cenderung
naik
(Duda, 1976)
4CaO.Al2O3.Fe2O3+3CaSO4+32H2O→3CaO.Al2O3.Fe2O3.3CaSO4.32H2O
27
partikel semen. Periode ini menghambat reaksi hidrasi dan disebut inductionperiode.
Selama beberapa jam, reaksi hidrasi C3S terjadi dan menghasilkan 3CaO.2SiO2.3H2O
(C – S – H). C – S – H akan mengisi rongga dan membentuk titik kontak yang
menghalangi mobilitas partikel – partikel semen.
Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih ada yang
lemah, namun sudah dapat dikerjakan (unworkable). Kondisi seperti ini disebut
initial set sedangkan waktu yang diperlukan mulai dibentuk (ditambah air)
sampaikondisi initial set disebut initial setting time (waktu pengikatan awal).
Tahapan berikutnya pasta melanjutkan kekuatannya sehingga didapat padatan yang
utuh yang biasa disebut hardened cement pasta atau cement stones. Kondisi ini
disebut final set sedangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi ini
disebut final settingtime (waktu pengikatan akhir). Proses pengerasan berjalan terus
dan sejalan denganwaktu (steady) akan diperoleh kekuatan, proses ini dikenal dengan
nama hardening.
Waktu pengikatan awal dan akhir dari semen dalam praktek sangat penting,
sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu dimana campuran
semen (beton) masih bersifat plastis dan dapat dikerjakan. Waktu pengikatan awal
minimum 45 menit sedangkan waktu pengikatan akhir maksimum 8 jam.
(Hewlett, 1988)
Semen dengan kekerasan awal tinggi dan panas hidrasi besar kemungkinan terjadi
retak-retak pada beton, hal ini disebabkan phospor yang timbul sukar dihilangkan
sehingga terjadi pemuaian pada proses pendinginan.
Tabel 3.13. Panas Hidrasi*
29
Senyawa Hari
3 7 28 90 265
C4AF 290 495 416 416 377
C 3A 888 1557 1378 1302 1168
C2 S 50 42 105 176 222
C3 S 243 222 377 435 490
*dalam Joule/gram (Austin, 1996)
Pada umumnya panas hidrasi dari high early strength cement adalah yang
paling tinggi dan moderate heat cement mempunyai panas hidrasi yang
palingrendah. Sedangkan ordinary cement terdapat diantara keduanya. Pada
komposisi kimia semen, urutan komponen yang berpengaruh pada timbulnya panas
hidrasi adalah C3A, C4AF, C3S dan yang paling rendah adalah C2S.
Berdasarkan hal diatas maka untuk menghindari retak pada pembangunan
bendungan atau menara air digunakan semen dengan kandungan C3A rendah. Hal ini
akan membuat semen akan lambat mengeras sehingga panas hidrasi yang terbentuk
tidak terlalu besar.
(Hewlett, 1988)
udara, kandungan air dan kelembaban. Khususnya bila musim panas, temperatur yang
tinggi dapat mengakibatkan waktu pengikatan menjadi pendek.
Juga hidrasi pada temperatur tinggi akan menyebabkan pembentukan kristal
hidrat yang besar sehingga densitas semen menjadi kecil. Hal ini menyebabkan
kekuatan akhir menjadi rendah dan beton menjadi retak. Oleh karena itu bahan untuk
membuat beton harus disimpan di tempat yang temperaturnya rendah agar penguapan
air tidak terlalu berlebihan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah gerakan ion
selama reaksi hidrasi sehingga normal setting time dapat dicapai.
(Kohlhaas, 1983)