Anda di halaman 1dari 7

BAB VII

UTILITAS

Utilitas di PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong Plant, terdiri dari beberapa


unit yang mempunyai tugas menyuplai barang-barang yang dibutuhkan dalam suatu
produksi sehingga dapat mendukung kelancaran produksi tersebut. Utilitas yang
terdapat PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong Plant terbagi atas beberapa unit,
yaitu:

7.1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air

Kebutuhan air PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong sebesar 2600 m 3/hri


yang digunakan untuk:
1. Air Pendingin (Pendinginan mesin-mesin pabrik) sebesar ± 30.000 m3/hari
Pemenuhan kebutuhan air pendingin PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong
Plant berasal dari sungai Cileungsi. Kegunaan air pendingin adalah media pendingin
alat seperti kompresor, fan, crusher, dll. Penggunaan air domestik sebesar ± 30.000
m3/hari Proses pengolahan air sungai Cileungsi menjadi air domestik adalah sebagai
berikut

Fire hydrant WTP

Air Sungai → Sand Basin → Water Reservoir Pond → Raw Process Water
tank
Mesin produksi Cold Well
Hot Well

2. Air Domestik (Air minum, MCK, perumahan, dll) sebesar ± 2400 m 3/hari
Pemenuhan kebutuhan air domestik PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong
Plant berasal dari sungai Cileungsi. Kegunaan air domestik adalah mencuci, MCK,
menyirami tanaman, dan lain-lain. Penggunaan air domestik sebesar ± 2400 m3/hari
Proses pengolahan air sungai Cileungsi menjadi air domestik adalah sebagai berikut:

84
85

NaOCl Tawas

Air Sungai→Trash Screen→Clarifier→Sand Filter(antrosit, carbon, pasir, ijuk,


kerikil)
Alum Reservoir

Pipa distribusi

Syarat utama air domestik adalah layak pakai dan kriterianya sebagai berikut:

Tabel 7.1 Syarat Baku mutu Air Domestik


No. Parameter Keterangan
1. Warna Tidak berwarna
2. Bau Tidak berbau
3. Rasa Tidak berasa
4. pH 8-10
5. Turbidity 89-120 NTU
6. Chlorine 0,1-1,2 mg/lt
Sumber : Water Treatment Plant, 2017

7.2 Unit Penyediaan Tenaga Listrik

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat besar dan vital bagi keberlangsungan
proses di pabrik. Penyediaan listrik PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong ditangani
oleh Departemen listrik dan instrumentasi. Seluruh kebutuhan listrik di PT Holcim
Indonesia, Tbk – Narogong disuplai Perusahaan Listrik Negara (PLN-Persero), yang
ditransmisikan dari garpu induk cicadas sekitar 4 Km dari pabrik, garpu listrik dibagi
menjadi 2 saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan masing-masing bertegangan 70
KV, 3 fasa dan 50 Hz.
Sebelum digunakan, listrik yang berasal dari garpu induk (tegangan primer)
diturunkan tegangannya menjadi 6300 V (tegangan sekunder).
Tegangan sekunder masuk ke feeder utama dan melalui alat pemutus beban langsung
masuk ke sistem, dalam keadaan darurat terdapat 2 emergency power dengan daya
masing-masing 1 MW, digunakan apabila secara aliran listrik dari PLN mati.
86

Pemakaian listrik PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong secara keseluruhan sekitar


30 juta KWh untuk setiap bulannya.

7.3. Penyediaan Udara


Udara yang dipergunakan di PT Holcim Indonesia, Tbk – Narogong ada 2
macam:
a. Udara Tekan
Udara tekan diantaranya dipergunakan untuk proses Pneumatic seperti
pemebersih debu pada peralatan, menggerakan Damper Valve, pengadukan lapisan
material di Blending Silo dan transportasi material dengan Air Slide. Unit penyediaan
udara ini dipenuhi oleh 50 unit kompresor. Spesifikasi kompresor penyedia udara
tekan adalah sebagai berikut :
1. Jenis : Screw Compressor
2. Kapasitas : 16 m3/m
3. Daya : 90 kW
4. Tekanan udara tekan : 6,2 bar
5. Jumlah : 50
6. Suhu udara tekan : 89 oC
b. Udara Bebas
Udara bebas digunakan untuk memeuhi kebutuhan udara pembakar, pendingin
klinker dalam Grate Cooler dan pendingin peralatan. Kebutuhan udara bebas ini
dapat dipenuhi menggunakan Fan. Udara pembakaran dalam memproduksi semen
dibedakan menjadi:
1. Udara Primer
Udara Primer adalah udara dari lingkungan yang masuk ke Rotary Kiln melalui
Burner Gun. Alat penyedia udara primer adalah Primary Air Fan dan transportasi
Blower Batu bara. Temperatur udara primer dipengaruhi oleh temperatur batu bara
yang sedang ditransfer kedalam Rotary Kiln antara 34-35 oC. Besarnya udara primer
sekitar 10-18% dari total udara yang diperlukan untuk pembakaran di Rotary Kiln.
2. Udara Sekunder
87

Udara Sekunder adalah udara yang berasal sisa pendinginan klinker dan menuju
ke Rotary kiln. Pemakaian udara sekunder ini sangat efektif untruk proses
pembakaran karena mempunyai temperatur tinggi. Temperatur udara sekunder yang
tinggi akan menghemat pemakaian batu bara dan temperaturnya sebesar 800-900 oC.
3. Udara Tersier
Udara Tersier adalah udara dari sisa pendinginan klinker yang menuju ke
preheater. Pemakaian udara tersier ini digunakan untuk membantu memanaskan raw
meal sehingga proses kalsinasi dapat berlangsung, temperatur dari udara tersier
adalah 700-800 oC.

7.4 Unit Penyedia Bahan Bakar

a. Bahan Bakar Tradisional

PT Holcim Indonesia, Tbk menggunakan beberapa macam jenis bahan bakar


tradisional untuk keperluan produksinya, yaitu solar (IDO) dan batu bara. Solar
(IDO) sebagai bahan bakar pada proses produksi PT Holcim Indonesia, Tbk diperoleh
dari pertamina. Solar ini digunakan pada proses pemanasan kiln yaitu pada awal kiln
dioperasikan atau dikenal dengan nama heating up hingga temperatur mencapai
800ºC. Sedangkan batu bara untuk kebutuhan produksi di PT Holcim Indonesia, Tbk
berasal dari Arutmin, Kalimantan. Bahan bakar ini digunakan untuk proses
pemanasan lanjutan pada kiln sebagai pengganti solar. Batubara yang ditampung di
storage diangkut dan dimasukkan ke dalam hopper.

b. Bahan Bakar Alternatif


Bahan bakar alternatif yang digunakan di PT Holcim Indonesia, Tbk diperoleh
dari proses pengolahan limbah yang dilakukan dalam geocycle. Limbah yang diolah
sebagian besar merupakan limbah eksternal. Karena pengolahan limbah dalam
geocycle diperuntukkan sebagai bahan bakar alternatif, maka tidak semua limbah
dapat diterima geocycle untuk diolah.Terdapat kualifikasi tertentu yang harus
88

dipenuhi agar limbah dapat diproses di geocycle. Berikut merupakan prosedur untuk
penerimaan limbah yang akan diolah dalam geocycle.

Analisa sampel limbah untuk mengetahui karakter limbah

Pengemasan, penanganan dan pengangkutan limbah

Pengiriman surat keterangan pemusnahan limbah ke klien

Geocycle receiving officer akan menerima limbah dan melakukan


pengecekan surat jalan, kemasan dan label

Analisa sidik jari pada semua kemasan limbah dan sampel dicocokan dengan
limbah yang masuk

Proses pengolahan limbah

Limbah diturunkan di fasilitas penyimpanan khusus

Limbah-limbah yang diproses di geocycle biasa diklasifikasikan kedalam 3 tipe,


yaitu:
a. Tipe A dan B merupakan limbah non-B3 seperti majun (kain bekas oli), karet
(sol sepatu dan ban).
89

b. Tipe C merupakan limbah B3 seperti paint sludge, contaminated soil, dan


lain-lain. Sebelum di proses, limbah B3 (tipe C) harus di campur dengan tipe
A dan B terlebih dahulu dengan perbandingan A:B:C = 1:1:1.
Secara singkat, proses pengolahan limbah di geocycle dilakukan dengan cara,
mencacah limbah tersebut dengan alat shredder sehingga ukuran limbah menjadi
kecil (±50mm). Kemudian, hasil pencacahan tersebut akan memasuki alat screen.
Alat ini digunakan untuk memisahkan hasil pencacahan yang masih besar (>50mm)
dengan yang sudah sesuai keinginan (<=50mm). Hasil pencacahan yang sudah sesuai
dengan keinginan (<=50mm), akan menjadi bahan bakar alternatif jenis coarse.
Sedangkan, hasil pencacahan yang masih besar atau tidak terseleksi alat screen akan
memasuki alat wind shifter. Alat ini digunakan untuk memisahkan antara hasil
pencacahan dengan ukuran <30mm, ±30-50mm, dan heavy material / impurities.
Prinsip alat ini adalah memisahkan partikel-partikel yang ringan dengan yang
berat dengan cara menggunakan angin yang dihembuskan sehingga partikel ringan
akan terhempas jauh dan partikel berat akan terhempas dengan jarak yang lebih dekat.
Partikel ringan (<30mm) akan memasuki proses secondary shredder sehingga
dihasilkan produk bahan bakar alternatif fine. Sedangkan partikel berat akan
digunakan sebagai produk bahan bakar alternative coarse dan parikel impurities akan
di reject atau diproses ulang dalam primary shredder. Produk fine akan digunakan
sebagai bahan bakar dalam proses pre-heater pada alat separator line calciner (SLC),
sedangkan produk coarse akan digunakan sebagai bahan bakar pre-heater pada alat
In line Separator (ILC).
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, hasil proses geocycle akan diperiksa
kembali untuk memastikan kandungan dalam produk sudah sesuai dengan kualifikasi
yang tertera pada SLA (Service Level Agreement). Kandungan yang penting untuk
diperiksa adalah NCV (Net Calor Value), Cl, S dan kadar air.

7.5. Biomassa

Biomasa merupakan energi yang tersimpan didalam tumbuhan. Sejak tahun


2004 PT Holcim Indonesia, Tbk telah menggunakan biomasa sebagai salah satu
90

bahan bakar aternatifnya, seperti sekam padi, serbuk gergaji, dan cangkang kelapa
sawit. Biomasa yang dapat digunakan terbatas karena penggunaan alat pneumatic
transport sebagai feeding. Alat ini menggunakan udara sebagai sarana biomasa untuk
sampai ke dalam calciner sehingga biomasa yang digunakan harus ringan dan kecil.
Sekam padi dan serbuk gergaji dapat langsung digunakan untuk bahan bakar
alternatif calciner.
PT Holcim Indonesia, Tbk memiliki standar kualitas tersendiri untuk biomasa
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar aternatif, seperti kadar air maksimal 25%
dan untuk serbuk gergaji harus bersih dari pengotor. Sekam padi yang digunakan
biasanya dipasok dari Bekasi dan Karawang, sedangkan serbuk gergaji biasanya
dipasok dari daerah Bogor dan Sukabumi. Presentase pemakaian sekam padi di PT
Holcim Indonesia, Tbk untuk bahan bakar alternatif lebih besar dibandingkan serbuk
gergaji karena ketersediaannya lebih mudah didapat.

7.6. Bahan Bakar Sintesis

Bahan bakar sintetis (BBS) merupakan bahan bakar berfasa liquid yang
digunakan sebagai penunjang dalam proses pembakaran clinker pada rotary kiln.
BBS ini diperoleh dari PT PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri). PPLI
merupakan suatu instansi yang bergerak dalam pengolahan limbah industri.BBS
mengandung logam-logam berat yang akan mencemari lingkungan bila dibuang ke
alam, tetapi logam-logam tersebut akan hancur ketika mengalami pemanasan pada
suhu tinggi, seperti suhu pembakaran pada rotary kiln (1450ºC) sehingga setelah
mengalami pemanasan, limbah akan aman bagi lingkungan. Oleh karena itu, PT
Holcim Indonesia, Tbk berkerja sama dengan PT PPLI dalam pengolahan limbah cair
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai