“Optimalisasi Peran Mahasiswa Untuk Mewujudkan Upaya Program Indonesia Sehat
Melalui Pilar Paradigma Sehat”
Menjadi harapan bagi masyarakat dan bangsa untuk perubahan dan penerus pemimpin bangsa di masa yang akan datang sudah menjadi perspektif yang lumrah bagi seorang mahasiswa. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang akan diamanahkan kepada mahasiswa begitu besar.Definisi mahasiswa sendiri adalah seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yang dapat memberikan solusi sekaligus melakukan aksi nyata bagi permasalahan yang akan dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai dunia.Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnya apabila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap masyarakat dan bangsanya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat melainkan menyatu dengan masyarakat . Apalagi semasa Pandemi COVID-19 muncul ,banyak cara pencegahannya yang dapat membangun konsep paradigma sehat dikalangan masyarakat seperti menjaga kesehatan,lingkungan,dan menjaga kebersihan.Ada beberapa faktor yang mendorong paradigma sehat meliputi perubahan konsep sehat, transisi epidemologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik, dan pemahaman terkait faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan tubuh.Selain itu,.Lalonde (1974) dan Blum (1974) mengatakan bahwa status kesehatan manusia bukan hanya pada pelayanan medis saja, namun meliputi faktor lingkungan, perilaku, dan genetik.Selama ini, upaya kesehatan yang dilakukan berorientasi pada upaya penanggulangan penyakit dan upaya penyembuhan. Padahal upaya kesehatan harusnya diarahkan untuk membawa setiap orang memiliki kesehatan yang optimal dari fisik, mental, sosial, spiritual, dan ekonomi , dari uraian di atas, disimpulkan bahwa, paradigma sehat adalah pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan agar tetap sehat serta bukan penyembuhan sakit saja. Nah untuk itu di bidang kesehatan sendiri mahasiswa memiliki peran penting diantaranya sebagai praktisi kesehatan, mempromosikan kesehatan, dan menjadi pelopor budaya hidup sehat di lingkungan sekitar. Menurut sebuah penelitian konsep kesehatan untuk masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat dalam kesehariannya,dan akan lebih terbentuk dan bertahan lama apabila dilandasi kesadaran sendiri sehingga konsep upaya sehat dari, oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.Masalah kesehatan masyarakat sendiri adalah multi kasual yang cara untuk memecahnya secara multi disiplin.selain itu kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak untuk mecegah penyakit , meningkatkan kesehatan , terapi adalah upaya masyarakat, misal pembersihan lingkungan, penyediasan air bersih, pengawasan makanan dll. Sesuai dengan tujuan Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia keempat adalah melindungi Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta untuk menjalankan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan nasional secara terarah, terencana dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Kaitannya dengan bidang kesehatan bulan September tahun 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar diwakili oleh kepala pemerintahan berkumpul dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang didalamnya telah tercipta Deklarasi sebagai mimpi besar bersama, terikat dalam sebuah komitmen para pemimpin dunia yang tak pernah ada sebelumnya untuk menangani isu perdamaian, keamanan, pembangunan, kesehatan, hak asasi dan kebebasan fundamental, terkemas dalam satu paket dengan beberapa tujuan, yaitu Millenium Development Goals (MDGs). Disamping itu mahasiswa yang berkontribusi di bidang kesehatan juga dapat berfungsi agent of health, agent of change, dan agent of development ,sebagai contoh sumber informasi untuk masyarakat dengan cara menyosialisasikan pentingnya kesehatan kepada masyarakat sehingga akan terhindar dari berita/informasi yang salah bahkan bisa tergolong hoax dan memberikan penyuluhan bagi masyarakat yang terkenapenyakit. Lebih tinggi lagi dapat bekerjasama dengan pemimpin daerah dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan menggalakkan 3 tiga kebijakan utama yaitu penguatan pelayanan primer melalui pemberdayaan masyarakat, penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan dan mendorong lintas sektor mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat di suatu tempat seperti ikut gotong – royong membersihkan pemukiman, mengatasi problematika kesehatan daerah tersebut sekaligus menjaganya,dan membangun kesadaran akan kesehatan di dalam masyarakat tersebut. Dalam hal ini,jika mahasiswa melakukan aksi nyata seperti diatas secara tidak sadar mahasiswa mendapatkan ilmu dan mempraktekkan ilmu ,mahasiswa juga berfungsi nyata sebagai inisiator, organisator dan korektor pelaksanaan program kesehatan di tempat tersebut secara perlahan tapi pasti. Dari kesimpulan diatas setidaknya ada 3 peran kontributif yang bisa diperankan seorang mahasiswa kesehatan demi tercapainya MDGs yaitu agent of health, agent of change, dan agent of development.Pertama, sebagai agent of health. Apabila kita langsung kaitan dengan MDGs maka seorang agent of health merupakan garda terdepan dalam membina hubungan yang baik kepada masyarakat. Tentunya dengan tujuan agar masyarakat menjadi lebih peduli dengan kesehatan mereka dan pada akhirnya mereka faham bahwa kesehatan adalah suatu hal yang mahal. Misalnya dengan akses nya yang lebih leluasa dalam bidang kesehatan maka mahasiswa akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan yang merangsang masyarakat akan pentingnya kesehatan.Kedua, sebagai agent of change. Tentunya kita mengharapkan kualita kesehatan masyarakat Indonesia terus meningkat dan mencapai MDGs empat tahun yang akan datang. Mahasiswa bisa menjadi penggerak perubahan tersebut. Misalnya, dengan pengetahuannya akan bahaya merokok seorang mahasiswa kesehatan mengadakan seminar, kampanye bebas rokok, sampai dengan aksi long march di Hari Tanpa Tembakau sedunia yang jatuh pada 31 Mei.Ketiga, sebagai agent of development. Peran ini bersinergi dengan peran agent of change. Setiap usaha yang dilakukan demi menuju perubahan yang lebih baik, utamanya menuju MDGs, bisa terus dipertahankan dan dikembangkan pada masa yang akan datang. Tentunya MDGs bukanlah tujuan akhir dari setiap tujuannnya. Mahasiswa kesehatan baik saat ini dan seterusnya mempunyai tanggung jawab meneruskan cita-cita MDGs. Alangkah bagusnya jika kita bayangkan setiap mahasiswa dapat membantu peran pemerintah di sektor kesehatan,dimulai pada diri sendiri kemudian keluarga dan orang-orang sekitar InsyaAllah fungsi dan peranan mahasiswa akan sangat terasa dan juga berdampak kepada masyarakat sekitar.