Disusun oleh :
Pembimbing:
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien:
• Usia : 7 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• No. RM : 00147891
tanggal 12 Maret 2020 secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien
Keluhan Utama:
Pasien anak perempuan datang diantar oleh ibunya ke poli umum puskesmas
kecamatan kramat jati dengan keluhan BAB cair sebanyak 5x sejak semalam, BAB
cair berisi ampas, sebanyak ± ½ gelas aqua, tidak terdapat lendir dan darah. Pasien juga
1
mengalami demam sejak mengalami keluhan BAB cair, demam dirasakan terus
menerus namun suhu tubuh tidak diukur oleh orang tua pasien. Pasien juga mengeluh
sakit kepala. Mual, dan Muntah sebanyak 1 x berisi makanan yang sebelumnya
dimakan, Nafsu makan pasien masih baik, dan pasien juga masih mau minum seperti
Tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama dengan pasien dalam
keluarganya. Selain itu, di keluarga pasien juga tidak pernah ada yang memiliki riwayat
• Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Fisik
cuping hidung(-/-), mukosa kering (-), stomatitis (-), lidah kotor (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada
• Thorax :
• Abdomen :
• Ekstremitas atas dan bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
3
Pemeriksaan Laboratorium :
Tidak dilakukan
Diagnosis
Diagnosis banding
Disentri
Malabsorbsi
Penatalaksanaan
A. Non-Medikamentosa
2. Rajin cuci tangan, terutama saat tangan tampak kotor atau menyentuh benda
kotor, setelah buang air besar, sebelum makan atau menyiapkan makanan.
3. Bila bab cair tidak membaik dalam 3 hari, keadaan pasien semakin lemas,
rewel, bak sedikit, lebih sering haus, bab disertai darah atau lendir, segera ke
B. Medikamentosa
Edukasi
Prognosis
5
BAB II
BORANG PORTOFOLIO
Tanggal Presentasi:
Nama Pendamping: dr. Wakhidah Liliana
6
Objektif Presentasi:
Cara membahas:
□ Diskusi □ Email
□ Presentasi dan diskusi □ Pos
Data Pasien:
Nama: An. DWA Nomor Registrasi: 00147891
7
Nama Klinik: Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Telp: - Terdaftar sejak: 5 Februari 2020
6. Lain-lain:
3. Assessment: Berdasarkan data anamnesis dan pemeriksaan fisik disimpulkan pasien mengalami Diare Akut Tanpa Dehidrasi
4. Plan: Rencana terapi untuk pasien ini adalah dengan terapi non medikamentosa dan terapi medikamentosa. Untuk terapi medikamentosa diberikan:
zink tablet 20 mg 1x1 selama 10 hari, Garam Oralit untuk 200 ml air, Parasetamol sirup 120 mg/5ml (PCT) 3 dd 3 cth, Domperidon 5 mg/5ml sirup 1
3x1 cth ; Sedangkan terapi non-medikamentosanya berupa edukasi untuk gaya hidup besih dan sehat
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja mejadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
B. EPIDEMIOLOGI
provinsi pada tahun 2013 adalah 7,0% dan meningkat menjadi 8 % pada tahun 2018.
Pervalensi diare tertinggi pada tahun 2013 di Provinsi Papua sedangkan pada tahun 2018
prevalensi diare tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tenggara yang dapat dilihat pada
10
Pada Tahun 2017 di Provinsi DKI Jakarta dari 347.362 target penemuan penderita
diare, ditemukan 278,736 diantaranya menderita diare atau sebesar 80,22%. Tiga wilayah
Kota Administratif dengan jumlah perkiraan kasus diare terbesar adalah wilayah Jakarta
Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Prosentase penanganan kasus diare di Provinsi DKI
11
C. Cara Penularan dan Faktor Risiko 1
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan
dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak
1. Faktor umur
Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi
tertinggi terjadi pada kelompok umur 6 – 11 bulan pada saat diberikan makanan
pendamping ASI.
2. Infeksi asimtomatik
enteropatogen terutama bila mereka tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga
3. Faktor musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Didaerah tropik
(termasuk Indonesia), diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun
D. ETIOLOGI1
Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah
sebagai berikut :
12
Golongan Bakteri :
1. Aeromonas 8. Salmonella
7. Plesiomonas shigeloides
Golongan Virus :
1. Astrovirus 5. Rotavirus
4. Coronavirus 8. Cytomegalovirus *
Golongan Parasit :
13
Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak
antara lain :
Defek Anatomis
Malabsorpsi
Keracunan makanan
E. PATOGENESIS1
Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non inflammatory dan
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit,
Virus akan menginfeksi lapisan epithelium di usus halus dan menyerang villus di
usus halus. Hal ini menyebabkan fungsi absorbsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus
halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang
sehingga fungsinya belum baik. Villus mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorbsi
cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan dan makanan yang tidak
hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap terdorong keluar
14
usus melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak
sempurna.
Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan
patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bakteri ini dapat
menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik
F. MANIFESTASI KLINIS1
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila
gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik
15
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion
natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada
muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan
dehidrasi. Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi
G. DIAGNOSIS1,5
1. Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi,
volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada / tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah:
volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6 – 8
jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya :
ubun - ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata,
bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi
16
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan,
hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui
atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh
: pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih.
Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes
17
Tinja :
Pemeriksaan makroskopik:
Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan diare
meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa mukus
atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa atau disebabkan oleh
Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa disebabkan infeksi bakteri yang
atau parasit usus seperti : E. histolytica, B. coli dan T. trichiura. Apabila terdapat darah
biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi dengan E. Histolytica darah sering
terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi EHEC terdapat garis-garis darah pada tinja.
Tinja yang berbau busuk didapatkan pada infeksi dengan Salmonella, Giardia,
18
H. PENATALAKSANAAN1,5
Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus
diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di
19
20
21
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan aborpsi air dan elektrolit oleh usus
halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah brush border
apical, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen dari usus
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari
diare. Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk
anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau
oralit
22
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
sembuh. Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrien sebanyak anak mampu
menerima. Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu makannya timbul kembali setelah
dehidrasi teratasi.
Pada umumnya makanan yang tepat untuk anak diare sama dengan yang
Bayi yang minum ASI harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau.
Bayi yang tidak minum ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3
jam.
Pengenceran susu atau penggunaan susu rendah atau bebas laktosa secara rutin
tidak diperlukan. Pemberian susu rendah laktosa atau bebas laktosa mungkin diperlukan
untuk sementara bila pemberian susu menyebabkan diare timbul kembali atau bertambah
4. Antibiotik selektif
Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena
sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat
dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10 – 20%) yang disebabkan oleh
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf pada
https://dinkes.jakarta.go.id/wp-content/uploads/2019/12/PROFIL-KESEHATAN-DKI-
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/buku-saku-lintas-diare-edisi-
25