Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai organisasi atau
lembaga milik Pemerintah berperan sebagai ujung tombak terdepan dalam melaksanakan
pembangunan bidang kesehatan.
Puskesmas Simpang Limun merupakan Puskesmas rawat jalan yang terletak di jalan
kemiri I Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota. Luas bangunan Puskesmas
Simpang Limun adalah 197 m2. Puskesmas Simpang Limun memiliki wilayah kerja seluas
210,69 Ha, terdiri atas jumlah penduduk sebesar 48,319 jiwa di tiga kelurahan yaitu
Kelurahan Sudirejo I, Kelurahan Sudirejo II dan Kelurahan Sitirejo I. Puskesmas Simpang
Limun dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota Medan menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai pelayan publik bagi masyarakat dibidang kesehatan. Salah satu program kerja
Puskesmas adalah dibidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis (TB).
Penanggulangan TB mengutamakan aspek promotif dan preventif, tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan
masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan
penularan, mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan
akibat Tuberkulosis. Pemerintah sudah menargetkan program Penanggulangan TB nasional
yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050 yang tertuang dalam
Permenkes nomor 67 tahun 2016. Di Puskesmas Simpang Limun dalam pelaporan data
Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) pertahun 2020 tercatat ada 33 orang ternotifikasi
kasus TB dengan sebaran di dalam dan luar wilayah kerja puskesmas. Memutus mata
rantai penularan penyakit TB sangat penting dalam mencapai target pemerintah eliminasi
TB tahun 2035.
Kasus TB erat kaitannya dengan penyakit HIV dan AIDS. Orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA) lebih beresiko terkena penyakit TB bila imunitasnya menurun.
1
Penanggulangan infeksi HIV memerlukan komitmen dan dialog berkesinambungan antar
disiplin ilmu, tenaga kesehatan, pengambil keputusan, pelaksana program dan masyarakat.
Berbagai permasalahan yang harus dihadapi dalam upaya penanggulangan infeksi HIV di
Indonesia, antara lain perlunya pemahaman masyarakat tentang infeksi HIV yang lebih
baik mengenai cara penularan dan penanggulangannya dan perlunya peningkatan jumlah
tes HIV yang dilaksanakan di masyarakat agar dapat menjaring kasus HIV.
Setelah saya ditugaskan di Puskesmas Simpang Limun saya menemukan beberapa
masalah yang harus ditangani, yaitu: kurangnya sikap dan pengetahuan masyarakat tentang
penyakit tuberkulosis, rendahnya jumlah pasien memeriksakan dahak di UPT Puskesmas
Simpang Limun selama pandemi, kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga dalam
mencegah penularan penyakit TB. Selama ini pasien TB sudah diberikan edukasi langsung
dalam masa pengobatannya, tetapi kebanyakan pasien tidak didampingi keluarga saat
berkonsultasi sehingga keluarga tidak mengetahui bagaimana sikap keluarga dalam
menangani pasien TB di rumah. Keluarga juga kurang memahami tentang penyakit TB
serta cara penularannya. Stigma diskriminasi pada pasien TB di masyarakat masih banyak
terjadi. Di Era pandemi COVID-19 ini masyarakat menjadi sangat takut berobat ke
puskesmas dikarenakan takut didiagnosa sebagai COVID. Hal ini dibuktikan dengan
berkurangnya angka kunjungan pasien yang berobat ke puskesmas. Banyak pasien dengan
keluhan batuk lebih dari 2 minggu dianjurkan untuk menampung dahaknya di dalam pot
dahak untuk diperiksa kuman tuberkulosis, tetapi banyak pasien yang tidak datang kembali
mengantarkan sampel dahaknya. Kendala tersebut yang menyebabkan penjaringan pasien
TB terhambat.
Masalah lain yang saya temukan yaitu rendahnya jumlah pasien melakukan test rapid
HIV di UPT Puskesmas Simpang Limun, dan kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit HIV. Stigma mengenai penyakit HIV juga masih negatif dikalangan
masyarakat, sehingga untuk melakukan tes rapid HIV masyarakat menjadi enggan.
Masyarakat takut dicap berperilaku negatif jika mereka dianjurkan untuk tes HIV. Pada
pasien yang telah ternotifikasi kasus HIV, sangat dianjurkan untuk memberitahu
pasangannya untuk segera memeriksakan status HIV-nya ke Puskesmas. Tapi
kenyataannya pasangan dari pasien yang ternotifikasi kasus HIV tersebut tidak datang
bahkan tidak diberitahu mengenai kondisi pasangannya. Hal tersebutlah yang harus

2
dijelaskan kepada masyarakat mengenai penyakit HIV dan pentingnya memeriksakan
status HIV kita.
Dari masalah-masalah yang saya temukan di unit kerja saya, banyak hal yang harus
dikerjakan. Masalah yang paling aktual yang harus segera diatasi adalah kurangnya
pengetahuan pasien TB dan keluarga dalam mencegah penularan penyakit TB.
Pelaksanaan pengendalian faktor risiko TB yang dapat dilakukan yaitu dengan cara:
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, membudayakan perilaku etika berbatuk,
melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai
dengan standar rumah sehat, peningkatan daya tahan tubuh, penanganan penyakit penyerta
TB dan penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di Puskesmas dan di luar
Puskesmas. Dalam pelaksanaan kegiatannya, saya akan menerapkan nilai-nilai ANEKA
sehingga tujuan pemecahan masalah dapat tercapai.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Seberapa kurangnya sikap dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Tuberkulosis?
b. Seberapa rendahnya jumlah pasien memeriksakan dahak di UPT Puskesmas Simpang
Limun saat pandemi?
c. Seberapa rendahnya jumlah pasien melakukan test rapid HIV di UPT Puskesmas
Simpang Limun?
d. Seberapa kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit HIV?
e. Seberapa kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga dalam mencegah penularan
penyakit TB?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan :
Untuk menjawab beberapa permasalahan di atas, maka tujuan pelaksanaan
aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan menunjukkan perilaku kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
tugas
3
2. Kemampuan menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan
3. Kemampuan meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan
4. Kemampuan untuk mengedepankan kepentingan masyarakat dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan

Manfaat :
a. Bagi penulis
Meningkatkan kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan uraian
tugas pokok seorang Perawat pemegang program TB dan HIV di Puskesmas
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam pekerjaan.
b. Bagi unit kerja
Memberikan bahan inovasi untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik,
khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA dan peningkatan kinerja serta
kerjasama antara sesama pegawai.
c. Bagi Kota Medan
Terciptanya Aparatur Sipil Negara yang mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai aparat yang profesional dan berkarakter
d. Bagi Provinsi Sumatera Utara
Terciptanya ASN yang berfikir kreatif dan inovatif bagi peningkatan pelayanan
di provinsi Sumatera Utara

1.4. Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)


Berikut uraian nilai-nilai dasar PNS yaitu :
1.4.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai
kewajiban atau pertanggung jawaban yang harus dicapai dan harus ada bentuk
laporannya, yang di dalamnya terkandung nilai :
1. Kepemimpinan, berkomitmen tinggi dalam pelaksanaan tugas.
2. Transparan /keterbukaan, tugas yang kita kerjakan dapat diakses orang lain.

4
3. Integritas, satu kata satu perbuatan dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan atau stakeholders
4. Tanggung jawab (responsibilitas), adanya responsibilitas individu dan
responsibilitas institusi, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan
yang telah dibuat.
5. Keadilan, landasan utama dari akuntabilitas, oleh karena itu ketidak adilan harus
dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi
yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan, rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yg tidak dapat dipercaya
7. Keseimbangan, seimbang antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas setiap individu di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meingkatkan kinerja.
8. Kejelasan, fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran
dan tanggungjawab misi organisasi jelas, ada bukti
9. Konsistensi, tidak berubah-ubah, konsisten menjamin stabilitas
10. Profesional, selalu memperbaharui ilmu dengan mengikuti seminar, workshop
dan lain sebagainya,

1.4.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN,
nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk mengaktualisasikan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara dan tidak lagi memikirkan kepentingan
pribadi dan golonganatau sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan, sebagai
pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang didalamnya terkandung
nilai. Adapun nilai-nilai dasar yang ada di Nasionalisme tertuang seperti di bawah
ini.
1. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
2. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5
3. Membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan antikekerasan
antarkelompok masyarakat dengan semangat persatuan
4. Menjaga dan melindungi negara dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam
maupun luar negeri
5. Mematuhi dan mentaati peraturan negara
6. Berinisiatif mengadakan perubahan demi kemajuan bangsa dan negara
7. Memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa
8. Menyaring masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
9. Menanamkan rasa cinta tanah air sejak usia dini
10. Mendukung tim-tim dari Indonesia pada saat berkompetisi di kancah
Internasional
11. Mengakui dan menghargai keanekaragaman pada diri bangsa Indonesia
12. Bangga menjadi bangsa Indonesia
13. Ikut berpastisipasi dalam suatu kegiatan yang berguna untuk memajukan bangsa
dan negara
14. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
15. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
16. Menjaga nama baik bangsa dan negara
17. Belajar dengan sungguh-sungguh demi kemajuan bangsa dan Negara
18. Mematuhi dan menghayati nilai-nilai yang ada pada UUD 1945 dan Pancasila
19. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
20. Ikut berpartisipasi dalam memelihara ketertiban bangsa dan negara
21. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan
golongan

1.4.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi atas standart /norma yang menentukan
baik/ buruk, benar/ salah perilaku, tindakan, keputusan, untuk mengarahkan
kebijakan publik dalamrangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik, taat
peraturan, menjalankan semua kode etik sebagai ASN. Adapun nilai dasar etika
publik adalah :
6
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan UUD 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6. Memelihara dan menjungjung tinggi standard etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan program pemerintah
9. Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, cermat, akurat,
berdayaguna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

1.4.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang
menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara serta melakukan inovasi secara
efektif dan efisien.
1. Komitmen bagi kepuasan masyarakat (berorientasi mutu)
2. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum
3. Pemberian layanan menyentuh hati
4. Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan kepada publik
5. Upaya perbaikan secara berkelanjutan
6. Kreatif dan inovatif
7. Efektifitas dan efisiensi

7
1.4.5 Anti Korupsi
Anti korupsi adalah sikap dan tindakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar Anti Korupsi adalah seperti yang tertulis di bawah ini.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
5. Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia.
6. Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos
kerja dengan yang tidak memilikinya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebihlebihan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.

8
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya.

1.5. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk menjalakan kedudukannya, PNS berfungsi sebagai Pelaksana Kebijakan
Publik, Pelayan Publik, dan Perekat dan Pemersatu Bangsa.
Selanjutnya PNS memiliki tugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan pereaturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan republik Indonesia.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi birokrasi dari
pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas
yang dibebankan kepadanya.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting mengingat adanya
desentralisasi dan otonomi daereah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir
terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.
Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
Dalam pembentukan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI maka pelatihan yang
terkait adalah Whole of Goverment, Pelayan Publik, Manajemen ASN.
1.5.1 Whole of Government (WOG)
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Ada beberapa praktek WOG dalam pelayanan publik antara lain:

9
a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat.
b. Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan dan lainnya
c. Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang
dibutuhkan masyarakat, seperti jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air
bersih dan seterusnya
d. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.

1.5.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan zaman.

1.5.3 Pelayanan Publik


Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayan publik.
Ada 3 unsur dalam pelayan publik:
a. Setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayan publik
b. Orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau memerlukan
layanan
10
c. Kepuasan pelanggan menerima pelayanan
Prisip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, transparan, responsibiltas, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif
dan efisien, aksebilitas, dan berkeadilan.

11
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

2.1 Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi


2.1.1 Visi Kota Medan
“Menjadi Kota Masa Depan yang multikultural, berdaya saing, humanis,
sejahtera dan religius“
2.1.2 Misi Puskesmas
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
2. Meningkatkan kemandirian hidup sehat bagi masyarakat dan keluarga
diwilayah kerja
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan, individu, keluarga
dan masyarakat
2.1.3 Tata Nilai Puskesmas
Tata nilai yang dipedomani UPT Puskesmas Simpang Limun adalah
“LIMUN” :
a. Loyalitas
b. Inisiatif
c. Mandiri
d. Unggul
e. Normatif
Puskesmas Simpang Limun terletak di jalan Kemiri I No. 33
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Meda Kota dengan jumlah pegawai 37
orang yang terdiri dari dokter umum 5 orang, dokter gigi 3 orang, perawat
ners 2 orang, perawat non ners 7 orang, SKM 2 orang, Bidan pendidik 4
orang, bidan klzinis 4 orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 1 orang,
nutrisionis 2 orang, perawat gigi 1 orang, pranata lab kesehatan 1 orang,
tenaga honorer 4 orang.

12
Gambar 2.1 Puskesmas Simpang Limun

2.2 Analisis Isu


Dalam menganalisa isu-isu yang muncul di lapangan (tempat kerja), penulis akan
menganalisa isu menggunakan kriteria APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak).
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang terjadi.
2. Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga
butuh dicarikan solusi permasalahannya.
3. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Layak artinya isu yang diangkat realistis dan masuk akal serta relevan untuk
dipecahkan masalahnya.
Tabel 2.1 Matriks APKL
Kriteria ISU
No ISU
A P K L
1 Kurangnya sikap dan pengetahuan masyarakat √ √ √ √
tentang penyakit Tuberkulosis
2 Rendahnya jumlah pasien memeriksakan dahak di √ √ √ √
Puskesmas Simpang Limun saat pandemi
3 Rendahnya jumlah pasien melakukan test rapid HIV √ X X √
di Puskesmas Simpang Limun
4 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai √ √ √ √
penyakit HIV
5 Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga √ √ √ √

13
dalam mencegah penularan penyakit Tuberkulosis
Berdasarkan alat bantu penetapan isu di atas dapat disimpulkan bahwa ada empat isu
yang memenuhi kriteria APKL.

2.3 Penetapan Isu


Dari semua isu yang telah diidentifikasi dan ada 4 isu yang memenuhi kriteria
APKL, selanjutnya akan dialnalisis dengan menggunakan metode analisis USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth) dengan memberikan nilai pada skala 1-5. Dimana nilai 5 =
sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil. Isu yang meiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas.
Berdasarkan Metode USG digunakan untuk menilai isu berdasarkan 3 aspek, yaitu :
1. Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis
dan ditindak lanjuti.
2. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu untuk segera dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan.
3. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Tabel 2.2 Analisis Kualitas Isu melalui Skala Nilai Matriks USG
No ISU U S G Total Prioritas
1 Kurangnya sikap dan pengetahuan 33 II
masyarakat tentang penyakit
Tuberkulosis
Edukasi 4 4 3 11
Minat 3 4 3 10
Kepribadian 4 4 4 12
2 Rendahnya jumlah pasien 31 III
memeriksakan dahak di Puskesmas
Simpang Limun saat pandemi
Lingkungan masyarakat 4 4 4 12
Edukasi 3 3 3 9
Sikap takut 4 3 3 10
3 Kurangnya pengetahuan 28 IV
masyarakat mengenai penyakit HIV
Edukasi 4 3 3 10
Minat 3 3 3 9
Kepribadian 3 3 3 9
14
4 Kurangnya pengetahuan pasien TB 38 I
dan keluarga dalam mencegah
penularan penyakit Tuberkulosis
Edukasi 4 5 5 14
Komitmen 4 4 4 12
Kinerja 4 4 4 12

Jadi dari analisis USG diatas dapat dilihat bahwa isu yang menjadi prioritas adalah
“Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga dalam mencegah penularan
penyakit Tuberkulosis”

2.4 Penetapan Gagasan


Adapun gagasan kegiatan yang akan dilakukan pada saat aktualisasi ialah sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Penetapan Gagasan Isu
No Isu Yang Diangkat Gagasan Kegiatan
1 Kurangnya pengetahuan pasien TB 1. Membuat video edukasi tentang cara
dan keluarga dalam mencegah mencegah penularan penyakit TB
2. Membuat leaflet dan brosur cara
penularan penyakit Tuberkulosis
mencegah penularan penyaki TB
3. Melakukan edukasi via whatsapp grup
TB Puskesmas
4. Melakukan investigasi kontak langsung
ke rumah pasien untuk penjaringan
penularan TB
5. Melakukan edukasi langsung dengan
keluarga pasien

2.5 Role Model


Sosok yang menjadi Role Model saya dalam bekerja di UPT Puskesmas Simpang
Limun adalah Kepala Puskemas, dengan biodata di bawah ini:
Nama : Drg. Suzie Hendriyati
N.I.P : 19610505 198910 2 001
Jabatan : Kepala UPT Puskesmas Simpang Limun
15
Adapun alasan saya menjadikan beliau sebagai Role Model adalah karena beliau
bersikap tegas, disiplin, bertanggung jawab, dan sigap dalam menangani setiap
permasalahan di Puskesmas.

Gambar 2.2 Role Model

16
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Rancangan Kegiatan


FORMULIR 1 : RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Nama Peserta : Lia Mardiah, S.Kep.,Ners
Unit Kerja : UPT Puskesmas Simpang Limun
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya sikap dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis
2. Rendahnya jumlah pasien memeriksakan dahak di UPT Puskesmas Simpang Limun
3. Rendahnya jumlah pasien melakukan test Rapid HIV di UPT Puskesmas Simpang Limun
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit HIV
5. Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga dalam mencegah penularan penyakit TB
Isu yang diangkat : Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga dalam mencegah penularan penyakit TB
Gagasan Pemecahan Isu : 1. Membuat video edukasi tentang cara mencegah penularan penyakit TB
2. Membuat leaflet dan brosur cara mencegah penularan penyakit TB
3. Melakukan edukasi via whatsapp grup TB Puskesmas
4. Melakukan investigasi kontak langsung ke rumah pasien untuk penjaringan penularan TB
5. Melakukan edukasi langsung dengan keluarga pasien

Kontribusi
No Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
. Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Membuat video a. Meminta izin Tersedianya Akuntabilitas: Sesuai dengan misi Memenuhi nilai
edukasi tentang Kepala Puskesmas video edukasi bertanggung jawab UPT Puskesmas organisasi yaitu
cara mencegah dan arahan mentor tentang cara pada peningkatan Simpang Limun INISIATIF dalam
penularan penyakit b. Mencari Referensi mencegah layanan Puskesmas, yaitu menggerakkan melaksanakan
17
TB Untuk Membuat penularan berkonsultasi dengan pembangunan pekerjaan.
Video penyakit TB mentor berwawasan
c. Membuat Video Komitmen Mutu: kesehatan di wilayah
d. Menampilkan Membuat ide berupa kerja.
video media sosial video pencegahan
Puskesmas dan di penyakit TB
TV Puskesmas Pelayanan Publik:
e. Dokumentasi memberikan pelayanan
secara adil
2 Membuat leaflet a. Meminta izin Tersedianya Akuntabilitas: Sesuai dengan misi Memenuhi nilai
dan brosur cara Kepala Puskesmas leaflet dan bertanggung jawab UPT Puskesmas organisasi yaitu
mencegah dan arahan mentor brosur tentang dalam peningkatan Simpang Limun INISIATIF dalam
penularan penyakit b. Merancang leaflet cara mencegah pelayanan, yaitu menggerakkan melaksanakan
TB dan brosur penularan berkonsultasi dengan pembangunan pekerjaan.
c. Membagikan penyakit TB mentor berwawasan
leaflet dan brosur Komitmen Mutu: kesehatan di wilayah
kepada pasien yang Berfikir kreatif dalam kerja
berobat pembuatan leaflet
d. Dokumentasi tentang cara mencegah
penularan penyakit TB
3 Melakukan edukasi a. Meminta izin Terlaksananya Akuntabilitas: Sesuai dengan misi Memenuhi nilai
via whatsapp grup Kepala Puskesmas kegiatan bertanggung jawab UPT Puskesmas organisasi yaitu
TB Puskesmas dan arahan mentor edukasi via dalam peningkatan Simpang Limun INISIATIF dalam
b. Membuat whatsapp grup pelayanan, yaitu menggerakkan melaksanakan
undangan edukasi TB Puskesmas berkonsultasi dengan pembangunan pekerjaan.
c. Mempersiapkan mentor berwawasan UNGGUL dalam

18
bahan edukasi Etika Publik: bersikap kesehatan di wilayah pelaksanaan tugas
d. Melakukan edukasi sopan dan santun dalam kerja
via WaG pasien TB memberikan edukasi
Puskesmas
e. Dokumentasi

4 Melakukan a. Meminta izin Terlaksananya Akuntabilitas: Sesuai dengan misi Memenuhi nilai
investigasi kontak Kepala Puskesmas kegiatan bertanggung jawab UPT Puskesmas organisasi yaitu
langsung ke rumah dan arahan mentor investigasi dalam peningkatan Simpang Limun INISIATIF dalam
pasien untuk b. Membuat Surat kontak pelayanan, yaitu memelihara melaksanakan
penjaringan Perintah Tugas langsung ke berkonsultasi dengan dan meningkatkan pekerjaan.
penularan TB c. Melakukan rumah pasien mentor pelayanan kesehatan LOYALITAS dalam
investigasi kontak untuk Etika Publik: bersikap individu, keluarga bekerja.
d. Dokumentasi penjaringan sopan dan santun saat dan masyarakat.
penularan TB home visit
Nasionalisme :
Sesuai dengan sila
kelima yang Adil
5 Melakukan edukasi a. Meminta izin Terlaksananya Akuntabilitas: Sesuai dengan misi Memenuhi nilai
langsung dengan Kepala Puskesmas kegiatan bertanggung jawab UPT Puskesmas organisasi yaitu
keluarga pasien dan arahan mentor edukasi tatap dalam peningkatan Simpang Limun INISIATIF dalam
b. Membuat jadwal muka langsung pelayanan, yaitu meningkatkan melaksanakan
home visit kepada dengan berkonsultasi dengan kemandirian hidup pekerjaan.
pasien keluarga mentor sehat bagi LOYALITAS dalam
c. Membuat Surat pasien. Etika Publik: bersikap masyarakat dan bekerja.
Perintah Tugas sopan dan santun saat keluarga di wilayah

19
d. Melaksanakan home visit kerja; dan
edukasi Nasionalisme : memelihara dan
e. Dokumentasi Sesuai dengan sila meningkatkan
kelima yang Adil pelayanan kesehatan
individu, keluarga
dan masyarakat.

3.2. Jadwal Pelaksanaan


FORMULIR 2 : JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Peserta : Lia Mardiah, S.Kep.,Ners
Unit Kerja : UPT Puskesmas Simpang Limun

N November 2020 Desember 2020


KEGIATAN
o 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13( (14) (15) (16) (17 (18 (19) (20 (21 (22) (23 (24 (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)
) ) ) ) ) )

1 Membuat
video edukasi
tentang cara
mencegah
penularan
penyakit TB
2 Membuat Menyusun laporan
leaflet dan
brosur cara
mencegah
penularan
penyakit TB
3 Melakukan
edukasi via
20
whatsapp grup
TB Puskesmas
4 Melakukan
investigasi
kontak Menyusun laporan
langsung ke
rumah pasien
untuk
penjaringan
penularan TB
5 Melakukan
edukasi
langsung
dengan
keluarga pasien

21
3.3. Strategi Pembimbingan

RINCIAN PEMBIMBINGAN DENGAN COACH


DI TEMPAT AKTUALISASI (Formulir 3)

Nama Peserta : Lia Mardiah, S.Kep.,Ners


Satuan Kerja : UPT Puskesmas Simpang Limun
Tempat Aktualisasi : UPT Puskesmas Simpang Limun
Tanggal/ Media
No. Catatan Bimbingan Hasil Capaian/Output Paraf Coach
Bulan Komunikasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 11 Perkenalan dan pembimbingan pembuatan Terciptanya Isu Whatsapp
November isu
2020

22
2 11 Pembimbingan latar belakang Adanya latar belakang Whatsapp
November
2020

3 13 Pembimbingan rumusan masalah Adanya rumusan masalah Whatsapp


November
2020

4 14 Pembimbingan rancangan aktualisasi Adanya rancangan aktualisasi Zoom


23
November
2020

10.

11
24
12

13

14

15

16

17

18

19

20

25
26
RINCIAN PEMBIMBINGAN DENGAN COACH
DI TEMPAT AKTUALISASI (Formulir 4)

Nama Peserta : Lia Mardiah, S.Kep.,Ners


Satuan Kerja : UPT Puskesmas Simpang Limun
Tempat Aktualisasi : UPT Puskesmas Simpang Limun
Tanggal/ Media
No. Catatan Bimbingan Hasil Capaian/Output Paraf Coach
Bulan Komunikasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1

7
27
8

10.

11

12

13

14

15

16

28
17

18

19

20

29
RINCIAN PEMBIMBINGAN DENGAN COACH
DI TEMPAT AKTUALISASI (Formulir 5)

Nama Peserta : Lia Mardiah, S.Kep.,Ners


Satuan Kerja : UPT Puskesmas Simpang Limun
Tempat Aktualisasi : UPT Puskesmas Simpang Limun
Tanggal/ Media
No. Catatan Bimbingan Hasil Capaian/Output Paraf Coach
Bulan Komunikasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1

7
30
8

10.

11

12

13

14

15

16

31
17

18

19

20

32
PENGENDALIAN AKTUALISASI OLEH COACH DAN MENTOR
DI TEMPAT AKTUALISASI (Formulir 6)

Nama Peserta : Lia Mardiah, S.Kep.,Ners


NIP : 19871220 201903 2 003
Unit Kerja : UPT Puskesmas Simpang Limun
Jabatan : calon Perawat Ahli Pertama
Isu : Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga
dalam mencegah penularan penyakit Tuberkulosis
Kegiatan 1
Membuat video edukasi tentang cara mencegah penularan penyakit TB

Paraf Paraf
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor/Coach
Mentor Coach
Meminta izin Kepala Puskesmas
dan menerima arahan mentor

Mencari referensi untuk


membuat video dan membuat
video

Memperbaiki atau merevisi


konsep sesuai saran dari mentor

Kegiatan 2
Membuat leaflet dan brosur cara mencegah penularan penyakit TB

Paraf Paraf
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor/Coach
Mentor Coach
Meminta izin Kepala Puskesmas
dan menerima arahan mentor

Merancang leaflet dan brosur

Memperbaiki atau merevisi


konsep sesuai saran dari mentor

Kegiatan 3
33
Melakukan edukasi via whatsapp gru TB Puskesmas

Paraf Paraf
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor/Coach
Mentor Coach
Meminta izin Kepala Puskesmas
dan menerima arahan mentor

Melaksanakan edukasi

Menerima masukan cara edukasi


sesuai saran dari mentor

Kegiatan 4
Melakukan investigasi kontak langsung ke rumah pasien untuk penjaringan penularan TB

Paraf Paraf
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor/Coach
Mentor Coach
Meminta izin Kepala Puskesmas
dan menerima arahan mentor

Membuat jadwal home visit dan


membuat surat perintah tugas

Melaksanakan investigasi
kontak langsung

Menerima masukan dan saran


dari mentor

Kegiatan 5
Melakukan edukasi langsung dengan keluarga pasien

34
Paraf Paraf
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor/Coach
Mentor Coach
Meminta izin Kepala Puskesmas
dan menerima arahan mentor

Membuat jadwal home visit dan


membuat surat perintah tugas

Melaksanakan edukasi langsung


dengan keluarga pasien

Menerima masukan dan saran


dari mentor

35
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dalam pelaksanaan tugas sebagai PNS, seorang PNS harus melalui proses Pelatihan Dasar
CPNS (LATSAR CPNS) untuk menginternalisasi nilai-nilai ANEKA. Dalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi ini, diharapkan peserta dapat melakukan kegiatan aktualisasi dengan baik
dan memunculkan nilai-nilai ANEKA yang telah diinternalisasi sebelumnya.
Isu yang diangkat penulis dalam rancangan aktualisasi ini adalah Kurangnya pengetahuan
pasien TB dan keluarga dalam mencegah penularan penyakit TB. Adapun kegiatan atau gagasan
atas pemecahan isu tersebut yang akan dilakukan penulis selama masa habituasi yaitu:
1. Membuat video edukasi tentang cara mencegah penularan penyakit TB
2. Membuat leaflet dan brosur cara mencegah penularan penyakit TB
3. Melakukan edukasi via whatsapp grup TB Puskesmas
4. Melakukan investigasi kontak langsung untuk penjaringan penularan TB
5. Melakukan edukasi langsung dengan keluarga pasien.

4.2 Saran
Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat terlaksana dan dapat bermanfaat bagi
peningkatan mutu pelayanan di UPT Puskesmas Simpang Limun Medan, serta bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

36
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana HIV. Jakarta : Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Penanggulangan Tuberkulosis.
Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Sistem Informasi Puskesmas.
Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

37

Anda mungkin juga menyukai