Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Keperawatan merupakan salah satu profesi di dalam dunia kesehatan. Keperawatan


yang profesional menuntut seorang perawat harus memiliki kompetensi dan memenuhi
standar praktik keperawatan. Dalam melakukan tindakan perawat akan berkolaborasi
antar profesi untuk memberikan pelayanan pada pasien, serta memberikan pelayanan
pada pasien, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi agar masyarakat menerima
pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu. Kompetensi adalah keadaan memiliki
pengetahuan, penilaian, keterampilan, energi, pengalaman dan motivasi yang diperlukan
untuk merespon secara memadai untuk tuntunan tanggung jawab profesional seseorang.
Perawat selain harus memiliki kompetensi dalam bentuk hardskill juga harus mampu
menguasai softskill dengan baik (Hale et al, 2012).
Softskill merupakan seluruh aspek dari generik skill yang juga termasuk elemen-
elemen kognitif yang berhubungan dengan non-akademik skill. Ditambahkan pula bahwa
berdasarkan hasil penelitian softskill yang diidentifikasi dan penting dikembangkan pada
peserta didik di lembaga pendidikan tinggi terdiri dari berbagai jenis keterampilan.
Keterampilan tersebut diantaranya adalah keterampilan berkomunikasi (communicative
skill), keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah (thingking skill and problem
solving skill), kekuatan kerja tim (team work force), belajar sepanjang hayat dan
pengelolaan informasi (life-long learning and Information management), keterampilan
wirausaha (entrepreneur skill), etika, moral, dan profesionalisme (ethiccs, moral and
profesionalisme), dan keterampilan kepemimpinan (leadership skill) (Utama.,ed.al.2009).
Sebagai seorang perawat, disamping memiliki softskill dan keterampilan yang
kompeten dalam bidang profesi keperawatan, kita juga harus memiliki keterampilan yaitu
kewirausahaan, Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi
sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber
daya dengan cara- cara baru dan berbeda (Hanggara, 2016).
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan normal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang (Hanggara, 2016).
Kewirausahaan dalam keperawatan disebut juga dengan nursepreneurship.
Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang
dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Dengan adanya konsep Nursepreneur
yang diajarkan diperguruan tinggi, para lulusan kaperawatan tidak hanya berfokus
menjadi seorang perawat yang bekerja disuatu Instansi Kesehatan, tetapi juga mampu
menjadi perawat yang memiliki usaha keperawatan sendiri. Nursepreneur adalah perawat
pengusaha yang bekerja secara mandiri dalam memberikan pelayanan keperawatan
meliputi perawatan langsung, pendidikan, penelitian, administrative atau konsultasi dalam
menciptakan bisnis/usahanya.
Berdasarkan uraian diatas, berkaitan dengan kewirausahaan ada beberapa faktor
kewirausahaan dalam bidang Kesehatan/keperawatan yang dimiliki oleh seorang
wirausaha yang akan di bahas dalam makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai beriikut :

1. Apa saja faktor pendorong dalam mendirikan usaha?


2. Apa saja faktor keberhasilan dalam mendirikan usaha?
3. Apa saja faktor kegagalan kewirausahaan?
4. Bagaimana upaya menghindari kegagalan usaha?
5. Apa saja faktor yang membuat seseorang mundur menjadi wirausaha?
6. Apa saja alasan utama kegagalan dalam usaha baru?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui faktor pendorong dalam mendirikan usaha
2. Mengetahui faktor keberhasilan dalam mendirikan usaha
3. Mengetahui faktor kegagalan kewirausahaan
4. Mengetahui upaya menghindari kegagalan usaha
5. Mengetahui faktor yang membuat seseorang mundur menjadi wirausaha
6. Mengetahui alasan utama kegagalan dalam usaha baru

Anda mungkin juga menyukai