Anda di halaman 1dari 66
KOPERASI BUKU AJAR EKONOMI KOPERASI Sattar Proofreader : Nueul Fatma Subekti Desain Cover : Herlambang Rahmadhani ‘Tata Letak Isi: Nurul Fatma Subekti Cetakan Pertama, Januari 2017 Hak Cipta 2017, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2017 by Deepublish Publisher All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa iin tertulis dari Penerbit. PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY /2012) ang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman J.Kaliurang Kn.9,3 — Yogyakarta 55581 Telp/¥aks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com ail: deepublish@ymail.com JLRajawal - . SATTAR Buku Ajar Ekonomi Koperasi /oleh Sattar.—Fd.1, Cet. Yogyakarta: Deepublish, Januari 2017, xiv, 324 hm Uk:14320 em ISBN 978.602-453-467-7 1. Ekonomi 1. Judul \ 330 DAFTAR ISI NIGP AG EIGN IN 0 carcscepmcenc saconastar am ceamccammeaeaam A BET ARR SD i a ect a Vili DAFTAR GAMBAR.......... RA a res CI xiii BABI KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASLI.. 11. Konsep Koperasi. 12 Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi 13. Sejarah Perkembangan Koperasi 14 _ Soal Latihan..... BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASL.... 2.1 Pengertian Koperasi. 2.2 Tujuan Koperasi.. 2.3 Prinsip-Prinsip Koperas 24 Soal Latihan viii BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN KOPERASL. SO 3.1 Bentuk Organisasi Koperasi... 3.2 Hierarki Tanggung Jawab 3.3. Pola Manajemen Koperasi..... 3.4 Soal Latihan... BAB IV TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI 4.1 Pengertian Badan Usaha 4.2 Koperasi Sebagai Badan Usaha 4.3 Tujuan dan Nilai Perusahaan... 44 Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi 4.5 Keterbatasan Teori Perusahaan... 4.6 Teori Laba 4.7 Fungsi Laba... 4.8 Kegiatan Usaha Koperasi 49 Soal Latihan... BAB V SISA HASIL USAHA..... 5.1 Pengertian Sisa Hasil Usah 5.2__Informasi_Dasar. 5.3 Rumus Pembagian Sisa Hasil Usaha 5.4 Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi 5.5 Pembagian SHU Per Anggota 5.6 Soal Latihan. BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASL.. 6.1 Pengertian Manajemen dan __Perangkat Organisasi 6.2 Rapat Anggota.. 6.3 Pengurus.. 64 Pengawas 6.5 Manajer..... 6.6 Pendekatan Sistem pada Koperasi 67 Soal Latihan........... BAB VII JENIS DAN BENTUK KOPERASL... 7.1 Jenis Koperasi. 7.2 Ketentuan Penjenisan Koperasi 7.3. Bentuk Koperasi 74 Soal Latihan. BAB VIII PERMODAILAN KOPERASL............-.....--- casas 205 8.1 Arti Modal Koperasi 205 8.2 Sumber Modal... : 207 8.3 Distribusi Cadangan Koperasi... 2220 84 — Soal Latihan... 1-226 BAB IX EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI ANGGOTA 228 228 229 9.1 Efek-Efek Ekonomis Koperasi.... 9.2 Efek Harga dan Efek Biaya...... 9.3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan Koperasi.. 9.4 Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan 9.5 Soal Latihan... 103. 232 232 BAB X EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SIS] PERUSAHAAN... 10.1 Efisiensi Perusahaan Koperasi 10.2 Efektifitas Koperasi.. 10.3 Produktivtas Koperasi.. 10.4 Analisis Laporan Koperasi............. xi 10.5 Soal Latihan. BAB XI PERANAN KOPERAS! 11.1 Pengertian dan Struktur Pasar. 11.2 Koperasi dalam Pasar Persaingan Sempurna.. 11.3 Koperasi dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna. 114 Soal Latihan. BAB XII PEMBANGUNAN KOPERASI....... 12.1 Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang..... 12.2 Soal Latihan. DAFTAR PUSTAKA........ LAMPIRAN : UU RI NO. 25/1992 TENTANG PERKOPERASIAN........ TENTANG PENULIS it ZOE xii Gambar 1.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 11.1 DAFTAR GAMBAR Keterkaitan ideologi, sistem perekonomian dan aliran koperasi Hierarki Tanggung Jawab dalam Koperasi. Struktur Organisasi Koperasi.. Tanggung Jawab Organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota..... Tanggung Jawab Organisasi Pengelola.... Status Ganda Anggota Koperasi... Perputaran Modal Kerja..... Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia... Kurva Permintaan dan Kurva Marginal Revenue Pada Pasar Persaingan Monopolistik..... Pd) xili Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 5.1 Tabel 10.1 xiv DAFTAR TABEL Hubungan Ideologi, Sistem Perekonomian dan Aliran Koperasi.... Perbedaan Aliran Koperasi... 12 Prinsip Koperaii...... 38 Prinsip Koperasi Raiffeisen dan Herman Schulze... 41 Kriteria Organisasi Koperasi.. 60 Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU Per Anggota. Ukuran Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) pada berbagai jenis koperasi.... Bahan dengan hak cipta BABI KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI Sub Pokok Bahasan: > Konsep Koperasi: « Konsep Koperasi Barat, * Konsep Koperasi Sosialis, « Konsep Koperasi Negara Berkembang. > Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi: ¢ Keterkaitan Ideologi, Sistem Perekonomian dan Aliran Koperasi, ¢ Aliran Koperasi. > Sejarah Perkembangan Koperasi: « Sejarah Lahirnya Koperasi, ¢ Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesa. Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Membekali mahasiswa agar lebih paham dan menguasai mengenai munculnya ide koperasi, perkembangan koperasi, pengembangan dan koperasi dalam sistem ekonomi. Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mahasiswa dapat menerangkan tentang konsep koperasi, aliran koperasi dan sejarah perkembangan koperasi. EKONOMI KOPERAS! - 1 Indikator Keberhasilan: Mahasiswa menguasai teori terkait: ide koperasi, perkembangan koperasi, pngembangan dan koperasi dalam sistem ekonomi. 2 - EKONOMI KOPERAS! BABI KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI 1.1 KONSEP KOPERASI Mungker dari Universitas of Marburg, Jerman Barat membedakan konsep koperasi menjadi dua yaitu konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pada dasarnya, perkembangan konsep-konsep yang ada berasal dari negara-negara barat dan negara-negara berpaham sosialis, sedangkan konsep yang berkembang di negara dunia ketiga merupakan perpaduan dari kedua konsep tersebut. ° Konsep Koperasi Barat Konsep koperasi barat menyatakan bahwa_ koperasi merupakan organisasi swasta, yang di bentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi. Persamaan kepentingan bersama suatu kelompok keluarga atau kelompok kerabat dapat diarahkan untuk membentuk atau masuk menjadi anggota koperasi. EKONOM! KOPERAS! - & Jika dinyatakan secara negatif, maka koperasi dalam pengertian tersebut dapat dikatakan sebagai “organisasi bagi egoisme kelompok". Namun demikian, unsur egoistik kini diimbangi dengan unsur positif adalah: — Keinginan individual dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota, dengan saling membantu dan saling menguntungkan. — Setiap individu dengan tujuan yang sama dapat berpartisipasi_ untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung risiko bersama. — Hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode yang telah disepakati — Keuntungan yang belum — didistribusikan akan dimasukkan sebagai cadangan koperasi. Dampak langsung koperasi terhadap anggota adalah: — Promosi kegiatan ekonomi anggota. — Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan keahlian untuk bertindak sebagai wirausahawan, dan bekerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal. Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggota, hanya dapat di capai, bila dampak langsungnya sudah di raih. Dampak koperasi secara tidak lagsung adalah: — Pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun pelanggan. 4 - EKONOM! KOPERASI — Mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil, misalnya inovasi teknik dan metode produksi. - Memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga yang wajar antara produsen dengan pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama pada koperasi dan perusahaan kecil. ¢ Konsep Koperasi Sosialis Konsep koperasi sosialis menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah, dan di bentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan nasional Sebagai alat pelaksana dari perencanaan yang ditetapkan secara sentral, maka koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut menentukan kebijakan publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan. Peran penting lain koperasi ialah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan kolektif sarana produksi dan untuk mencapai tujuan sosial politik. Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-komunis. ¢ Konsep Koperasi Negara Berkembang Sementara itu di dunia ke tiga, walaupun masih mengacu kepada ke dua konsep tersebut (konsep koperasi barat dan EKONON! KOPERAS! ~ 5 konsep koperasi sosialis), nmamun koperasinya sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya. Campur tangan ini memang dapat dimaklumi karena apabila masyarakat dengan kemampuan sumber daya manusia dan modalnya yang terbatas dibiarkan dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka koperasi tidak akan pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga, perkembangan koperasi di negara berkembang seperti di Indonesia dengan top down approach pada awal pembangunannya dapat di terima, sepanjang polanya selalu disesuaikan dengan perkembangan pembangunan di negara tersebut. Dengan kata lain, penerapan pola top down harus di ubah secara bertahap menjadi bottom up approach. Hal ini dimaksudkan agar rasa memiliki (sanse of belonging) terhadap koperasi oleh anggota semakin tumbuh, sehingga para anggotanya akan secara sukarela berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan, maka koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh dan berkembang. Adanya campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan koperasi di Indonesia membuatnya mirip dengan konsep sosialis. Perbedaannya adalah tujuan koperasi dalam konsep sosialis adalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke kepemilikan kolektif, sedangkan koperasi di negara berkembang seperti G - EKONOM! KOPERASI Indonesia, tujuannya adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya. 1.2. LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KOPERASI Perbedaan aliran dalam koperasi berkaitan erat dengan faktor ideologi dan pandangan hidup (way of life) yang di anut oleh negara dan masyarakat yang bersangkutan. Secara garis besar, ideologi negara-negara di dunia ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a. Liberalisme/Kapitalisme b. Komonisme/Sosialisme c. Tidak termasuk liberalisme maupun sosialisme Implementasi dari masing-masing ideologi ini melahirkan sistem perekonomian yang berbeda-beda. Pada gilirannya, suatu sistem perekonomian tertentu akan saling menjiwai dengan koperasi sebagai subsistemnya. Misalnya, ideologi Pancasila dan sistem perekonomian yang termasuk dalam pasal 33 UUD 1945 akan mewarnai peran dan misi koperasi Indonesia. Sehingga dapat di simpulkan bahwa, aliran koperasi dalam suatu negara tidak dapat dipisahkan dari sistem perekonomian yang dianut oleh negara yang bersangkutan. EKONONI KOPERAS! - 7 © Keterkaitan Ideologi, Sistem Perekonomian, dan Aliran Koperasi Keterkaitan ideologi, sistem perekonomian, dan aliran koperasi yang di anut oleh berbagai negara dapat digambarkan berikut ini. Menjiwai Menjiwai ; Sistem Aliran Ideologi Perekonomian Koperasi Menjiwai Gambar 1.1 Keterkaitan ideologi, sistem perekonomian dan aliran koperasi Perbedaan ideologi suatu © bangsa akan mengakibatkan perbedaan sistem perekonomiannya dan tentunya aliran koperasi yang dianutpun akan berbeda. Sebaliknya. Setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga akan menjiwai ideologi bangsanya dan __aliran koperasinyapun akan menjiwai sistem perekonomian dan ideologi bangsa tersebut. Hubungan masing-masing ideologi, sistem perekonomian dengan aliran koperasi dapat dilihat sebagai berikut. 8 - EKONOM! KOPERASI Tabel 1.1 Hubungan Ideologi, Sistem Perekonomian dan Aliran Koperasi Sistem Ideologi 5 Aliran Ke i jeologi Perekonomian iran Koperasi Liberalisme/Kapitalisme | Sistem Ekonomi Yardstick i Bebas/ Liberal Komunisme/Sosialisme Sistem Ekonomi Sosialis Sosialis Tidak t Ik 0‘ * pen ene Sistem Ekonomi Persemakmuran Liberalisme dan we Campuran (Commonwealth) Sosialisme ¢ Aliran Koperasi Dengan mengacu pada keterkaitan ideologi dan sistem perekonomian di suatu negara, maka secara umum aliran koperasi yang di anut oleh berbagai negara di dunia dapat dikelompokkan berdasarkan peran gerakan koperasi dalam sistem perekonomian dan hubungannya dengan pemerintah. Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran, yaitu: a. Aliran Yardstick Aliran ini pada umumnya dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut sistem perekonomian liberal. Menurut aliran ini koperasi dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan dan mengoreksi berbagai keburukan yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme. Walaupun demikian, aliran ini menyadari bahwa organisasi koperasi sebenarnya kurang berperan EKONOMI KOPERAS! ~ 9 penting dalam masyarakat, khususnya dalam sistem dan struktur perekonomiannya. Hubungan pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat netral. Hal ini berarti, pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuh bangunnya koperasi di tengah- tengah masyarakat. Pemerintah memperlakukan koperasi dengan swasta secara seimbang dalam pengembangan usaha. Jadi, maju tidaknya koperasi tetap terletak di tangan anggota koperasi sendiri Pengaruh aliran ini cukup kuat, terutama di negara- negara barat di mana industri berkembang dengan pesat di bawah sistem kapitalisme, seperti Amerika Serikat, Prancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dan lain-lain. b. Aliran Sosialis Lahirnya aliran ini tidak terlepas dari berbagai keburukan yang ditimbulkan oleh kapitalisme. Karena itu, pada abad XIX, pertumbuhan koperasi di negara-negara barat sangat di dukung oleh kaum sosialis. Menurut aliran ini, koperasi di pandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, di samping itu menyatukan rakyat lebih mudah melalui organisasi koperasi. Akan tetapi dalam perkembangannya, kaum sosialis kurang berhasil memanfaatkan koperasi bagi kepentingan mereka. Kemudian, kaum sosialis yang diantaranya berkembang menjadi kaum komunis mengupayakan gerakan koperasi sebagai alat sistem komunis itu sendiri. 10 - EXONOMI KOPERAS! Koperasi dijadikan sebagai alat pemerintah dalam menjalankan program-programnya. Dalam hal ini, otonomi koperasi menjadi hilang. Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di negara-negara Timur dan Rusia. c. Aliran Persemakmuran (Commonwealt) Aliran ini memandang koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat. Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan memegang peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakat. Mereka yang menganut aliran ini berpendapat bahwa, untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi rakyat terutama yang berskala kecil akan lebih mudah dilakukan apabila melalui organisasi koperasi. Menurut aliran_ ini, organisasi ekonomi sistem kapitalis masih tetap dibiarkan berjalan, akan tetapi tidak menjadi soko guru perekonomian. Koperasi berperan untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang adil dan merata di mana koperasi memegang peranan yang utama dalam struktur perekonomian masyarakat. Hubungan pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat “kemitraan (patnershhip)", di =mana — pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik. Dengan demikian, pemerintah harus terus berupaya untuk menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dan pertumbuhan koperasi EKONON! KOPERAS! - If di tengah-tengah masyarakat. Kendati demikian, otonomi koperasi dalam aliran ini tetap dipertahankan. Secara singkat, perbedaan ketiga aliran koperasi tersebut (berdasarkan peranan gerakan koperasi dan hubungannya dengan pemerintah), dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 1.2 Perbedaan Aliran Koperasi HUBUNGAN Koptnact _ PERANAN KOPERASI DENGAN PEMERINTAH Aliran Yardstick | Koperasi berperan Hubungan gerakan sebagai alat koperasi dengan pengukur, pemerintah bersifat penyeimbang, netral, di mana penetral dan pemerintah tidak pengoreksi dampak campur tangan negatif yang terhadap jatuh ditimbulkan oleh bangunnya sistem ekonomi organisasi koperasi liberal (kapitalisme) di masyarakat Sosialis Koperasi berperan Koperasi sebagai alat dalam merupakan alat mencapai masyarakat — pemerintah dan yang sosialis yang menjadi bawahan bercorak kolektif pemerintah. Dengan demikian, koperasi tidak mempunyai otonomi 12 - EKONOMI KOPERAS| HUBUNGAN Kootent PERANAN KOPERASI DENGAN PEMERINTAH Persemakmuran | Koperasi berperan Hubungan koperasi (Commonwealth) | untuk mencapai dengan pemerintah kemakmuran bersifat kemitraan masyarakat yang adil (partnership). dan merata di mana Koperasi tetap koperasi memegang mempunyai peranan yang utama otonomi dan dalam struktur pemerintah perekonomian mempunyai masyarakat tanggungjawab untuk ikut mengembangkan koperasi ditengah- tengah masyarakat Dalam tulisannya di harian KOMPAS, 8 Agustus 1984 yang berjudul “Kemakmuran Masyarakat Berasaskan Koperasi”, E.D. Damanik membagi koperasi menjadi 4 aliran atau school of cooperatives berdasarkan peranan dan fungsinya dalam konstelasi perekonomian negara, yaitu: a. Cooperative Commoonwealth School Aliran ini merupakan cerminan sikap yang menginginkan dan memperjuangkan agar prinsip-prinsip koperasi diberlakukan pada bagian luas kegiatan manusia dan lembaga, sehingga koperasi memberi pengaruh dan kekuatan yang dominan di tengah masyarakat. EKONOM! KOPERAS! ~ 13 Muhammad Hatta, wakil presiden pertama RI, dalam pidatonya pada 23 Agustus 1945 dengan judul “Indonesia's Aims and Ideals”, mengatakan bahwa, yang dikehendaki bangsa Indonesia adalah suatu kemakmuran masyarakat yang berasaskan koperasi (what we Indonesians want to bring into exsistence is a Cooperative Commonwealth). b. School of Modifield Capitalism (School of Competitive Yardstick) Suatu paham yang menganggap koperasi sebagai suatu bentuk kapitalisme, namun memiliki suatu perangkat peraturan yang menuju pada pengurangan dampak negatif dari kapitalis. Di sini koperasi harus mampu bersaing di pasar. c. The Socialist School Suatu paham yang menganggap koperasi sebagai bagian dari sistem sosialis. d. Cooperative Sector School Paham yang menganggap filsafat koperasi sebagai sesuatu yang berbeda dari kapitalisme maupun sosialisme dan karenanya berada di antara kapitalis dengan sosialis. 1.3. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI — SEJARAH LAHIRNYA KOPERASI Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di Inggris, yaitu di kota Rochdale pada tahun 14 ~ EKONOMI KOPERASI 1844. Koperasi timbul pada masa kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan di jual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah Perkembangan koperasi di Rochdale —_sangat mempengaruhi perkembangan gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1852, jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah “Pusat Koperasi Pembelian” dengan nama “The Cooperative Whole Sale Society (CWS)". Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai + 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti di New York, Kopenhagen, Hamburg dan lain-lain. Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di EKONOM! KOPERAS! - 15. bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama “Cooperative News”. The Women's Cooperative Guild yang di bentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, di samping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara, dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan bebas pertama di Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat berbagai kursus dan pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun 1919, didirikanlah Cooperative College di Manchester yang merupakan lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama. Revolusi industri di Perancis juga mendorong berdirinya koperasi. Untuk mampu menghadapi serangan industri Inggris, Perancis berusaha mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-mesin modern yang berakibat pada peningkatan pengangguran. Kondisi inilah yang mendorong munculnya pelopor-pelopor koperasi di Perancis seperti Charles Fourier dan Louis Blanc. Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu gerakan untuk memperbaiki hidup masyarakat dengan membentuk fakanteres, suatu perkumpulan yang terdiri dari 300-400 1G - EXONOM! KOPERAS! keluarga yang bersifat komunal. Fakanteres di bangun di atas tanah seluas + 3 mil yang akan digunakan sebagai tempat tinggal bersama, dan dikelilingi oleh tanah pertanian seluas + 150 hektar. Didalamnya terdapat juga usaha-usaha kerajinan dan usaha lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengurus perkampungan ini di pilih dari para anggotanya. Cita-cita Faurier tidak berhasil dilaksanakan karena pengaruh liberalisme yang sangat besar pada waktu itu. Lousi Blanc (1811-1880) dalam bukunya Organization Labour menyusun gagasannya lebih kongkrit, dengan mengatakan bahwa_ persaingan merupakan sumber keburukan ekonomi, kemiskinan, kemerosotan moral, kejahatan, krisis industri, dan pertentangan nasional. Untuk mengatasinya, perlu didirikan Social Workshop (Etelier Sociaux). Dalam perkumpulan’ ini, para produsen perorangan yang mempunyai usaha yang sama disatukan. Dengan demikian, perkumpulan ini mirip dengan koperasi produsen. Pada tahun 1884, kaum buruh di Prancis menuntut pemerintah untuk melaksanakan gagasan Louis Blanc untuk mendirikan koperasi, tetapi koperasi ini kemudian bangkrut. Di samping negara-negara tersebut, koperasi juga berkembang di Jerman yang dipelopori Ferdinan Lasalle, Friedrich W. Raiffesen (1818-1888), dan Herman Schulze (1808-1883) di Denmark dan sebagainya. EKONOM! KOPERAS! - 17 Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia di samping badan usaha lainnya. Setengah abad setelah pendirian Koperasi Rochdale, seiring dengan berkembangnya koperasi di berbagai negara, para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk JInternasional Cooperative Alliance (ICA Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional. — SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA Menurut Sukuco dalam bukunya “Seratus Tahun Koperasi di Indonesia’, badan hukum koperasi pertama di Indonesia adalah sebuah koperasi di Leuwiliang, yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Pada hari itu, Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto, bersama kawan-kawan, telah mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong sejawatnya para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang, yang di kala itu merajalela. Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank Tabungan jika dipakai istilan UU No. 14/1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, di beri nama “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbankder Inlandsche Hoofden”. Dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih sama dengan Bank Simpan Pinjam para “Priyayi” Purwokerto. Dalam bahasa Inggris (bagi generasi pasca 18 - EXONOMI KOPERAS! bahasa Belanda) sama dengan “the Purwokerto Mutual Loan and Savings Bank for Native Civil Servants". Para pegawai (punggawa atau ambtenaar) pemerintah kolonial Belanda biasa di sebut “priyayi”, sehingga banknya di sebut sebagai "bank priyayi”. “Gebrakan” Patih Wiriaatmadja ini mendapat dukungan penuh Asisten Residen Purwokerto E. Sieburg, atasan sang patih. (Sumber : Penjelasan dari Ir. Hadianto Martosubroto, M.Sc., Ketua Perkumpulan ‘trah’ Raden Ariawiriaatmadja, Jakarta, 1995). Tidak lama kemudian, E. Sieburg di ganti oleh WPD de Wolf van Westerode yang baru datang dari negeri Belanda, dan ingin mewujudkan cita-citanya menyediakan kredit bagi petani melalui konsep koperasi Raiffeisen. Koperasi tersebut adalah koperasi kredit pertanian yang dicetuskan Friedrich W. Raiffesen, Jerman, dan dipelajari de Wolf Van Westerrode selama ia cuti di negeri itu. De Poerwokertosche Hulp-en Spaarkbankder —_Inlandsche Hoofden" sampai ke desa-desa dan mencakup pula kredit pertanian, sehingga pada tahun 1896 berdirilah “De Poerwokertosche Hulp, Spaar en Landbounw Creditbank” atau Bank Simpan Pinjam dan Kredit Pertanian Purwokerto. Dalam rangka pelaksanaan Bank Simpan Pinjam dan Kredit Pertanian tersebut dan sekaligus sebagai perwujudan gagasan membangun koperasi, maka _ didirikanlah Lumbung-Lumbung Desa di Pedesaan Purwekerto. Lumbung Desa adalah lembaga simpan pinjam para petani dalam bentuk bukan uang namun in-natura (simpan padi, EKONOM! KOPERAS! ~ 19) pinjam uang). Maklum, satu abad yang silam uang (tunai) teramat langka di pedesaan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa Patih Wiriaatmadja telah mendirikan “De Poekertosche Hulp-en Spaarbankder Inlancsche Hoofden” alias “bank priyayi” pada tahun 1895. Kemudian pada tahun 1896, atas prakarsa de Wolf van Westerrode berdirilah “De Poerwokertosche Hulp, Spaar en Landbouwcredit Bank beserta "Lumbung-lumbung Desa’- nya. Namun, benarkah Bank priyayi serta lumbung-lumbung Desa merupakan perintis koperasi? Perlu. di ingat bahwa Indonesia baru mengenal perundang-undangan koperasi pada tahun 1915, yaitu dengan diterbitkannya “Verordening op de Cooperative Vereninging “, Kononklijk besluit 7 April 1915, Indische Staatsbland No. 431. Peraturan tersebut tidak ada bedanya dengan undang-undang koperasi Negeri Belanda menurut Staatsblad tahun 1876 No. 277. Jadi, karena perundang- undangan koperasi baru ada pada tahun 1915, maka pada tahun 1895 badan hukum koperasi belum di kenal di Indonesia. Pada tahun 1920, diadakan Cooperative Commissie yang diketahui oleh Dr. J. H. Boeke sebagai Adviseur voor Volks- credietwewzen. Komisi ini di beri tugas untuk menyelidiki, apakah koperasi bermanfaat di Indonesia. Hasilnya diserahkan kepada Pemerintah pada bulan September 1921, dengan kesimpulan bahwa koperasi dibutuhkan untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Seiring dengan 20 - EKONOMI KOPERAS! perkembangan jaman tuntutan lingkungan strategis, maka pada tahun 1927 dikeluarkan Regeling Inlandsche Cooperatieve Vereenigingen (sebuah peraturan tentang koperasi yang khusus berlaku bagi golongan bumi putra). Untuk menggiatkan pergerakan koperasi yang di atur menurut Peraturan Koperasi 1927, pada akhir tahun 1930 didirikaniah Jawatan Koperasi. Jawatan koperasi itu di pimpin oleh Prof. J. H. Boeke. Sejak lahirnya, Jawatan Koperasi (1930-1934) masuk dalam lingkungan Departemen BB (Departemen Dalam Negeri). Kemudian pada tahun 1935, Jawatan Koperasi dipindahkan ke Departemen EZ (Departemen Kehakiman) Pada tanggal 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se- Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut, diputuskan terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia yang di singkat SOKRI, menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi, serta menganjurkan diadakannya_pendidikan koperasi_ di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat. Dalam proses perjuangan gerakan koperasi, pada tahun 1951 di Jawa Barat dan Sumatra Utara didirikan badan- badan koordinasi yang merupakan badan penghubung cita- cita antara koperasi serta merupakan sumber penerangan dan pendidikan bagi anggota koperasi. Di Jawa Barat, didirikan Bank Propinsi Jawa Barat yang dimaksudkan untuk mengadakan pemusatan usaha dalam jasa keuangan bagi gerakan koperasi di Jawa Barat. EKONOM! KOPERAS! ~ 21 Pada tahun 1960, Pemerintah mengeluarkan PP No. 140/1960 tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya. Kemudian pada tahun 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin. Sejak saat itu, langkah-langkah mempolitikkan koperasi mulai tampak. Pada tahun 1965, Pemerintah mengeluarkan UU No. 14/1965, di mana prinsip NASAKOM diterapkan pada koperasi. Pada tahun itu juga dilaksanakan Munaskop II di Jakarta, yang merupakan pengambilalihan koperasi oleh kekuatan-kekuatan politik sebagai pelaksanaan UU baru. Perlu diketahui bahwa, pada September yang digerakkan Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI), yang berpengaruh besar terhadap perkembangan koperasi. Kemudian, pada tahun 1967, Pemerintah mengeluarkan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian yang mulai berlaku tanggal 18 Desember 1967. Dengan berlakunya UU ini, semua koperasi wajib menyesuaikan diri dan dilakukan penertiban organisasi koperasi. Keharusan menyesuaikan diri dengan UU tersebut mengakibatkan penurunan jumlah koperasi, dari sebesar 64.000 unit (45.000 unit di antaranya telah berbadan hukum) tinggal menjadi 15.000 unit. Selebihnya tidak dapat menyesuaikan diri. Pada tahun 1992, UU No.12/1967 tersebut disempurnakan dan di ganti menjadi UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian. 22 - EKONOM! KOPERAS! Di samping UU No. 25/1992 tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan PP No. 9/1995 tentang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Peraturan pemerintah tersebut juga sekaligus memperjelas kedudukan koperasi dalam usaha jasa keuangan, yang membedakan koperasi yang bergerak di sektor moneter dan sektor riil. 1.4 SOAL LATIHAN 1. Perkembangan koperasi_— di_—s berbagai_~— negara dilatarbelakangi oleh ideologi, sistem perekonomian dan budaya suatu bangsa. Coba jelaskan perbedaan pokok konsep koperasi di negara-negara yang berideologi liberal, sosial, dan negara-negara berkembang. 2. Prilaku koperasi di setiap negara berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut sangat dipengaruhi oleh aliran koperasi yang berkembang di negara yang bersangkutan. a. Jelaskan peran pemerintah dan gerakan koperasi pada setiap aliran koperasi yang ada. b. Menurut saudara, aliran koperasi yang manakah berlaku di Indonesia? Berikan alasan jawaban Saudara. 3. Uraikan secara singkat dampak revolusi industri yang terjadi di Prancis sehingga mendorong timbulnya koperasi yang akhirnya menjadi suatu gerakan internasional. 4. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia, tidak terlepas dari kehadiran lumbung-lumbung desa dan EKONOM! KOPERAS! ~ 23 BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI 2.1 PENGERTIAN KOPERASI Sering kali orang mendefinisikan koperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip koperasi atau serangkaian prinsip koperasi, terutama prinsip-prinsip koperasi yang diterapkan oleh pelopor dari Rochdale, Raiffeisen, Schulze D., dan juga oleh konsepsi-konsepsi lain. Sementara prinsip- prinsip koperasi itu, di satu pihak memuat sejumlah nilai, norma, dan tujuan konkret yang tidak harus diketemukan pada semua koperasi. Di lain pihak, prinsip-prinsip tersebut merupakan prinsip- prinsip pengembangan organisasi dan pedoman-pedoman kerja yang pragmatis yang hanya berhasil diterapkan pada keadaan tertentu saja. Prinsip-prinsip koperasi dapat digunakan sebagai petunjuk-petunjuk yang berguna bagi pengembangan organisasi koperasi dan gerakan koperasi tertentu. Namun, prinsip-prinsip tersebut biasanya bukan merupakan kriteria yang berguna bagi pembuatan definisi ilmiah mengenai organisasi koperasi yang berlaku secara universal. Prinsip-prinsip koperasi itu merupakan sumber dari norma-norma hukum yang dianut setiap koperasi dan EKONOM! KOPERAS! - 27 Di sini, Dooren sudah memperluas pengertian koperasi, di mana koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan- badan hukum (corporate). d. DEFINISI HATTA Definisi tersebut sebelumnya agak berbeda dengan apa yang dikemukakan Moh. Hatta. "Bapak Koperasi Indonesia” ini mendefinisikan koperasi lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu visi dan misi yang dikandung koperasi. Dia mengatakan “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang". e. DEFINISI MUNKNER Munkner mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan “urus niaga” secara kumpulan yang berasaskan konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong. f. DEFINISI UU NO. 25/1992 Definisi Koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian adalah sebagai berikut. EKONOM! KOPERAS! ~ 31 ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan iil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Berkaitan dengan jalan pikiran tersebut, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula tujuan koperasi itu diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan (riil) para anggotanya. Dengan demikian, pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak dan relatif tersebut dapat diubah menjadi pengertian yang lebih konkret dalam bentuk pendapatan, sehingga pengukurannya dapat dilakukan secara nyata Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan nominal dan pendapatan iil. Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah satuan uang yang diperoleh. Sedangkan pendapatan riil adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli dengan membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya). Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga-harga barang/jasa tetap (tidak naik), maka orang tersebut akan lebih mampu membeli barang/jasa untuk memenuhi kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat pula. Dalam kondisi seperti di Indonesia, di mana pendekatan pembinaan dan pengembangan koperasi dengan top- EKONOMIKOPERAS! ~ 35 No. Gagasan Umum Prinsip-prinsip Koperasi diutamakan (neutralised kumpulan orang-orang captial) (personal cooperation) 7. Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak dibagi (indivisible social capital) 4. Ekonomi (economy) 8. Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi (economic efficiency of the cooperative enterprise) 9. Perkumpulan dengan sukarela (voluntarily association) 5. Kebebasan (liberty) 10. Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan (autonomy in goal setting and decision making) 6. Keadilan (equity) 11. Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil- hasil ekonomi (fair and Just distribution of economic result) Ws Memajukan kehidupan 12. Pendidikan anggota sosial melalui pendidikan (member education) (social advancement through education) Prinsip-prinsip koperasi yang diidentifikasi Munkner tersebut merupakan perpaduan dari aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi_ sosial dan kehidupan EKONOMIKOPERAS! ~ 39 koperasi. Di pihak lain, pinggiran kota, prinsip ini dikembangkan, di mana SHU dibagi selain disisihkan sebagian untuk cadangan, sebagian lagi dibagi kepada anggotanya. 4) Tanggung Jawab Anggota Tidak Terbatas Prinsip ini menekankan bahwa apabila_koperasi menderita kerugian, maka kerugian menjadi tanggungan anggota. Hal ini berbeda sama sekali dengan koperasi di pingiran kota di mana tanggung jawab anggota terbatas. 5) Pengurus Bekerja Atas Dasar Kesukarelaan Makna dari prinsip ini bahwa pengurus _ tidak memperoleh gaji atau imbalan jasa dari koperasinya, sebab pengurus harus dipilih dari anggota. Koperasi harus memperjuangkan kepentingan anggota, yang berarti juga kepentingan pengurus. Prinsip ini ternyata tidak diterapkan dalam koperasi perkotaan yang pengurusnya mendapat imbalan dan jasa. 6) Usaha Hanya kepada Anggota Prinsip Raiffeisen menekankan hal ini di mana koperasi hanya melayani anggotanya, sebab tanggung jawab anggota yang tidak terbatas. Sedangkan koperasi yang dikembangkan Herman Schulze, koperasi tidak hanya melayani anggota tetapi juga yang bukan anggota. e. PRINSIP ICA ICA (International Cooperative Alliance) yang didirikan pada tahun 1895 merupakan organisasi gerakan koperasi EKONOM! KOPERAS! ~ 43 — Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. — Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. — Kemandirian. ¢ Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut. — Pendidikan perkoperasian. — Kerja sama antara koperasi. Dari kedua prinsip koperasi Indonesia tersebut dapat dilihat bahwa esensi dasar kerja koperasi sebagai badan usaha tidaklah berbeda secara nyata. Hanya saja dalam UU No. 25/1992 ada penambahan mengenai prinsip kerja sama antara koperasi. Ini dapat dipahami bahwa = untuk mengantisipasi tren globalisasi ekonomi, koperasi perlu meningkatkan kekuatan tawar-menawarnya (bargaining power) dengan menjalin kerja sama antara koperasi. Berikut ini akan diuraikan lebih detail prinsip koperasi yang merupakan ciri khas atau jati diri koperasi yang terdapat dalam UU No. 25/1995 berikut ini. 1) Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka Prinsip ini mengandung pengertian bahwa seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang akan menjadi anggota harus menyadari bahwa koperasi akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. Dengan keyakinan EKONOM! KOPERAS! - 47 2. Koperasi Indonesia tetap _konsisten —_ untuk mewujudkan nilai-nilai_ keadilan dalam kehidupan masyarakat. 4) Pemberian Balas Jasa yang Terbatas terhadap Modal Anggota adalah pemilik koperasi, sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan yang disetorkan oleh anggota kepada koperasi akan digunakan koperasi untuk melayani anggota, termasuk dirinya sendiri. Apabila anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan pada koperasi, maka hal tersebut berarti akan membebani dirinya sendiri, karena bunga modal tersebut akan menjadi bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya. Dengan demikian, tujuan berkoperasi untuk meningkatkan efisiensi dalam mencapai kepentingan ekonomi bersama tidak akan tercapai. Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan masyarakat sekitarnya dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota. Dari pelayanan itu, diharapkan bahwa koperasi mendapatkan nilai lebih dari selisih antara biaya pelayanan dan pendapatan. Karena itu, balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota ataupun sebaliknya juga terbatas, tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah pemberian balas jasa atas modal yang EKONOM! KOPERAS! - 51 0) nilai-nilai_ dan prinsip-prinsip, serta praktik-praktik koperasi. Inti dari prinsip ini ialah bahwa peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Koperasi (SDMK) adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya. Disadari dengan hanya kualitas SDMK yang baiklah, maka cita-cita atau tujuan koperasi dapat diwujudkan. Nampaknya UU No. 25/1992 mengantisipasi dampak dari globalisasi ekonomi, di mana SDMK menjadi penentu utama berhasil tidaknya koperasi melaksanakan fungsi dan tugasnya. Kerja Sama antara Koperasi Koperasi-koperasi ada yang mempunyai bidang usaha yang sama dan ada pula usaha yang berbeda, serta tingkatan yang berbeda. Pada masing-masing usaha tersebut disadari bahwa kemampuan koperasi masih bervariasi, namun disadari bahwa_ koperasi-koperasi tersebut pada dasarnya mengemban misi yang sama, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai tujuan yang sama tersebut, masing- masing koperasi memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kerja sama antara koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masing-masing, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Kerja sama tersebut diharapkan akan saling EKONOM! KOPERAS! ~ 85 BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN KOPERASI 3.1 BENTUK ORGANISASI KOPERASI James A. F. Stoner mendefinisikan organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pekerjaan untuk meng- koordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya modal yang dimiliki oleh = organisasi — disebut pengorganisasian (organizing) dan dilakukan oleh seorang manajer. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara komponen dan antara posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan hierarki organisasi dan struktur wewenang, serta memperlihatkan aliran pelaporannya. Selain itu, struktur organisasi memberikan stabilitas dan kelanjutan hidup organisasi, walaupun sumber daya manusia di dalamnya silih berganti. Koperasi sebagai sebuah organisasi mempunyai ciri-ciri yang unik, yang membedakannya dengan yang lain. Berikut ini akan dibahas beberapa pendapat mengenainya. ¢ ORGANISASI KOPERASI MENURUT HANEL Menurut Hanel, organisasi koperasi diartikan sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik yang terbuka EKONOMIKOPERAS! ~ 59 itu. kita masukkan sebagai salah satu komponen dari manajemen koperasi. 3.2 HIERARKI TANGGUNG JAWAB Secara umum, struktur, dan tatanan manajemen koperasi Indonesia dapat dirunut berdasarkan bentuk organisasi koperasi berikut ini. a. Rapat Anggota Rapat Anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi dalam rangka mengambil suatu keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Pelaksanaan Rapat Anggota ini biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi, baik mengenai waktu pelaksanaannya maupun menyangkut jumlah anggota minimal yang hadir. Menurut TNP3K, Rapat Anggota dalam koperasi merupakan suatu lembaga/institusi, bukan sekedar sebagai forum rapat. Rapat Anggota adalah salah satu bentuk organisasi koperasi dan karenanya merupakan suatu lembaga struktural organisasi koperasi. Segala keputusan yang dikeluarkan Rapat Anggota sebagai lembaga struktural organisasi koperasi mempunyai kekuatan hukum, karena merupakan hasil dari suara terbanyak pemilik koperasi. Di samping itu, setiap anggota koperasi mempunyai hak suara yang sama sesuai dengan EKONOMI KOPERAS! ~ 63 Rapat Anggota Memilih dan Memilih dan member- member- hentikan hentikan Pengawas Pengurus Gambar 3.1 Hierarki Tanggung Jawab dalam Koperasi b. Pengurus Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan _prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat dari pemilik koperasi dan mempunyai fungsi dan wewenang sebagai pelaksana keputusan rapat anggota sangat strategis dan menentukan maju mundurnya_ koperasi. Posisi yang menentukan tersebut | merupakan pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus yang ditetapkan dalam Undang- Undang, Anggaran Dasar (AD), atau Anggaran Rumah Tangga (ART), dan peraturan lainnya yang berlaku dan diputuskan oleh Rapat Anggota. UU No. 25/1992 Pasal 29 EKONOM! KOPERAS! ~ 67 c. Pengawas Perangkat koperasi yang ketiga, pengawas, adalah bentuk organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi. Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksana kebijaksanaan dan pengolahan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi. Menurut UUNo.25/1992 Pasal 39 Ayat (1), pengawas bertugas: (a) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengolahan koperasi, (b) membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Sedangkan ayat (2) menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, (b) mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.kemudian ayat (3) pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. Dalam praktiknya, umumnya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pengawas koperasi dapat dikatakan kurang efektif, knususnya bagi koperasi-koperasi pedesaan seperti KUD. Hal tersebut dapat terjadi karena pengurus dipilih lebih dahulu daripada pengawas. Akibatnya, sumber daya manusia yang lebih baik akan terpilih sebagai Pengurus dan EKONOM! KOPERAS! ~ 71 «¢ Pengelola Tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja. A. H. Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dari tiga sudut pandang, yaitu: organisasi, proses, dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen_ koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Harap dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakikatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dari anggota untuk mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Selanjutnya, A. H. Gophar menyimpulkan bahwa pada akhirnya keberhasilan koperasi tergantung pada kerja sama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha_ koperasi tersebut dalam EKONOM! KOPERAS! ~ 75, Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang badan usaha, koperasi, tujuan, dan nilai perusahaan, serta koperasi sebagai badan usaha. Indikator Keberhasilan: Mahasiswa memahami dan mengerti mengenai badan usaha, tujuan, dan nilai perusahaan, serta koperasi sebagai badan usaha. EKONOM! KOPERAS! ~ 7) © Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya. Dengan menetapkan tujuan, maka perusahaan akan menarik orang yang mengenali tujuan ini, sehingga mau bekerja untuk mereka. Jadi tujuan mendefinisikan perusahaan. © Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan. Tujuan yang dinyatakan mengarahkan perhatian karyawan kepada norma perilaku yang dikehendaki. Tujuan dapat mengurangi pertentangan dalam membuat keputusan, apabila semua karyawan mengetahui apa tujuannya. * Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi organisasi. Tujuan merupakan norma terakhir bagi organisasi dalam menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas untuk menilai keberhasilannya. e Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi. Dalam merumuskan tujuan — perusahaan, __ perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan. Tujuan perusahaan tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik EKONOMI KOPERAS! ~ 83 Selanjutnya, di andang dari tanggung jawab sistem yang terdapat pada perusahaan tersebut, maka bagian keuangan (finance department) lebih dominan dalam pengaturan ini. Tentunya hal ini saling terkait dan saling mempengaruhi dengan bagian lain, misalnya bagian akuntansi (accounting department) yang dapat memberikan informasi yang akurat atas jumlah penjualan dan biaya. ¢. Meminimumkan Biaya (Minimize Profit) Tujuan yang ketiga dari perusahaan secara umum adalah menyangkut efisiensi atau lebih dikenal dengan meminimumkan biaya. Secara matematis, rumusan biaya ini dapat diekspresikan sebagai berikut. TC = FC+VC Di mana: TC = Biaya total (total cost) FC = Biaya tetap (fixed cost) VC = Biaya variabel (variable cost) Biaya total (TC) ini tergantung dari: ¢ teknologi produksi yang digunakan perusahaan; ¢ harga sumber daya yang digunakan perusahaan. Di lihat dari aspek teori organisasi, tanggung jawab utama dalam meminimasi biaya terletak pada bagian produksi (production department) yang didukung oleh bagian personalia (personnel department). EKONOM! KOPERAS! ~ 87 lain-lain. Konsep ini dikenal sebagai Simon Satisfying Behaviour. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa teori perusahaan begitu luas, namun sayangnya tidak memberikan suatu alternatif yang memuaskan bagi koperasi. Untuk perusahaan koperasi, nampaknya dua pendapat terakhir tetap menjadi acuan manajer ataupun pengelolanya. Di satu sisi, koperasi harus memuaskan anggotanya sebagai pemilik perusahaan di mana koperasi dituntut harus mampu menghasilkan keuntungan atau sisa hasil usaha, namun di sisi lain, koperasi harus dapat memberi pelayanan yang memuaskan kepada konsumen (anggota dan masyarakat sekitar) secara optimal. 4.6 TEORI LABA Dalam perusahaan koperasi, laba disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industri, baik perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, baja, farmasi, komputer, alat perkantoran, dan lain-lain. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut. a. Teori Laba Menanggung Risiko (Risk-Bearing Theory of Profit). Menurut teori ini, keuntungan ekonomi di atas normal akan diperoleh oleh perusahaan dengan resiko di atas EKONOM! KOPERAS! ~ St prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang menyangkut aspek perkoperasian, terdapat beberapa aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha. a. Status dan Motif Anggota Koperasi Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal di koperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. Ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi perkembangan dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya, persyaratan keanggotaan koperasi harus lebih selektif dan ditetapkan kualitas minimal anggota. Calon anggota paling tidak harus memenuhi 2 kriteria berikut. = Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan di bawah garis kemiskinan atau orang tersebut paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun kepentingan ekonomi yang sama. Ini berarti bahwa calon anggota koperasi haruslah mempunyai aktivitas ekonomi. Konsekuensi logis dari kriteria ini ialah bahwa orang yang menganggur (jobless) tidak layak menjadi anggota akan terdorong menjadi pengguna jasa koperasi yang baik. EKONOMIKOPERAS! ~ 35 yang sifatnya strategis ditetapkan dalam rapat anggota, yang dalam diagram disebut kelompok koperasi. Kelompok koperasi ini terdiri dari anggota-anggota koperasi itu sendiri. Apabila faktor pembentukan tersebut menjadi acuan utama dalam mengembangkan usaha koperasi, maka seluruh_ kegiatan usaha koperasi didasarkan pada maksimisasi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi. Masalah mendasar yang terkait dengan pengembangan usaha koperasi pada era pasar bebas adalah apakah tim manajemen koperasi cukup puas hanya memenuhi kebutuhan ekonomi anggota? Atau apakah insentif yang diterima oleh tim manajemen (pengelola usaha koperasi) berupa gaji yang hanya bersumber dari anggota cukup memadai? Sebenarnya, konsep diagram status ganda anggota tersebut juga memungkinkan perusahaan koperasi untuk mengembangkan usaha di luar kebutuhan anggota, sepanjang kebutuhan ekonomi para pemiliknya telah terpenuhi. Dengan kata lain, apabila terdapat kelebihan kapasitas (excess capacity) sumber daya yang dimiliki, maka perusahaan koperasi dapat mengembangkan usaha lain dengan pihak ketiga yang non anggota, di mana usaha EKONOMIKOPERAS! ~ 39 modal kerja akan menyebabkan semakin kecil kebutuhan modal kerja. Sebaliknya, semakin lama atau panjang waktu periode perputaran modal kerja, maka semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Bagaimana para pengelola bisnis mengoptimalkan pembelanjaan modal kerja? Idealnya, kebutuhan modal kerja bersumber dari modal sendiri. Hanya saja, banyak kasus dijumpai bahwa perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutupi kebutuhan modal kerja. Untuk itulah, ada prinsip-prinsip dalam perusahaan yang menyebutkan bahwa: = modal yang diterima sebagai pinjaman jangka pendek sebaiknya dipergunakan untuk pembiayaan modal kerja, dan = modal yang diterima sebagai pinjaman jangka panjang dipakai untuk modal investasi. Bagaimana dengan permodalan koperasi? Kerangka teori permodalan tersebut menyarankan bahwa untuk melayani anggota sebagai pemakai jasa koperasi, maka sumber modalnya idealnya diperoleh dari modal sendiri. Berikut ini akan diuraikan sumber-sumber permodalan koperasi dan hambatan-hambatan pemupukannya, khususnya untuk koperasi di Indonesia. Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah UU No. 25/1992 Pasal 41 Bab VII EXONOM! KOPERAS! ~ 103 usaha non koperasi (swasta atau persero) yaitu berdasarkan saham kepemilikan. Akhir-akhir ini, koperasi di Indonesia, khususnya koperasi sekunder telah banyak melakukan modal perseroan terbatas tersebut, seperti Induk Koperasi Unit Desa (INKUD), Bank Umum Koperasi (BUKOPIN), dan lain-lain. Pemikiran yang pragmatis, kreatif, dan inovatif di atas kelihatannya cenderung populer, sehingga pemikiran yang dogmatis dan konservatif mulai ditinggalkan. Logika berfikirnya memang sederhana. Apabila koperasi ingin mengembangkan usahanya dalam pasar global, di mana terdapat risiko bisnis yang cukup tinggi, maka koperasi tidak cukup lagi mengandalkan hanya dari simpanan anggota. Karena itu koperasi harus memerlukan akses permodalan dari luar. d. Sistem Pembagian Keuntungan (Sisa Hasil Usaha) Untuk melengkapi tulisan koperasi sebagai badan usaha, maka topik yang tidak kalah pentingnya untuk diuraikan adalah cara membagi SHU kepada anggota. Pembagian SHU tentu tidak terlepas dari filosofi dasar koperasi, di mana asas keadilan menjadi hal yang paling penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan berkoperasi. Karena itu, kerangka teori dan praktik cara menghitung SHU bagian anggota akan dibahas pada bab tersendiri. EXONOMI KOPERAS! - 107 AD/ART Koperasi. Dalam hal ini, jasa usaha mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal. Dengan mengacu pada pengertian di atas, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dalam pengertian ini, juga dijelaskan bahwa ada hubungan linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, di mana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proporsional sesuai dengan besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya. 5.2 INFORMASI DASAR Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut. ¢ SHU total koperasi pada satu tahun buku. e Bagian (persentase) SHU anggota. * Total simpanan seluruh anggota. e Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota. ¢ Jumlah simpanan per anggota. © Omzet atau volume usaha per anggota. ¢ Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota. e Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota. EKONOM! KOPERAS! ~ {If Di mana: SHU, — = Sisa Hasil Usaha Anggota JU = Jasa Usaha Anggota JMa = Jasa Modal Anggota Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut. Va Sa SHUp, = --------- X JUa+ --------- XJMa VUK TMS Di mana: SHUpa = Sisa Hasil Usaha per Anggota JUn, = Jasa Usaha Anggota JMa Jasa Modal Anggota VA Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota) UK = Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi) Sa = Jumlah simpanan anggota TMS = Modal sendiri total (simpanan anggota total) Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi XYZ adalah 40% dari total SHU dan Rapat Anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha dengan pembagian Jasa Usaha Anggota (JAU) sebesar 70% dan Jasa Modal Anggota (JMA) sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA, yaitu sebagai berikut. Pertama: EKONOM! KOPERAS! ~ |S badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. 5.5 PEMBAGIAN SHU PER ANGGOTA Untuk memperjelas pemahaman tentang penerapan rumus SHU per anggota dan prinsip-prinsip pembagian SHU seperti diu raikan di atas, di bawah ini disajikan data Koperasi XYZ, yang datanya sudah diperbaharui dan disederhanakan. a. Perhitun gan SHU (Laba/Rugi) Koperasi XYZ Tahun Buku 1998 (Rp 000) Penjualan/Penerimaan Jasa Rp 850.077 Pendapataan lain Rp 110.717 Rp 960.794 Harga Pokok Penjualan Rp _ (300.906) Pendapatan operasional Rp 659.888 Beban operasional Rp (310.539) Beban administrasi dan unum Rp (35.349) Rp _ (345.888) SHU sebelum pajak Rp 314.000 Pajak penghasilan (PPh Pasal 21) Rp (34.000) SHU setelah pajak Rp 280.000 b. Sumber SHU SHU Koperasi XYZ setelah pajak Rp 280.000 = Transaksi anggota Rp 200.000 Transaksi non anggota Rp 80.000 Catatan: Data ini dapat diperoleh apabila koperasi melakukan pembukuan transaksi anggota dan non anggota. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka mustahil koperasi dapat EKONOM! KOPERAS! ~ | SHU Modal Anggota = ------------ XJMA SHU Modal Adi = X (24.000) = Rp 55.580,- 345.420 Dengan demikian, jumlah SHU yang diterima Adi adalah: = Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200,- 5.6 SOAL LATIHAN 1. Jelaskan pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi. Mengapa koperasi tidak menggunakan istilah laba seperti yang digunakan oleh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 2. Bagaimana cara membagi SHU koperasi bagian anggota, sehingga mencerminkan asas prinsip koperasi (adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota). 3. SHU koperasi juga diperoleh dari usaha non operasioanl, seperti bunga deposito dan usaha operasional lain yang bukan dari anggota. Tanpa mengorbankan_prinsip- prinsip koperasi, rumuskan cara membagi SHU tersebut. 4. Apabila koperasi sebagai badan usaha mengalami kerugian (tidak memperoleh SHU) apakah kerugian 122 - EKONOM! KOPERAS! tersebut ditanggung oleh anggota. Bila tidak, dari mana koperasi menutupi kerugian tersebut. Bila ya, bagaimana cara mendistribusikan kerugian tersebut kepada anggota 5. Apa pendapat Saudara bila SHU yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersumber dari bukan anggota lebih besar dari pada yang bersumber dari transaksi dengan anggota. EKONOMI OPERAS! - 123 BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI Sub Pokok Bahasan: > Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi: © Pengertian Manajemen, ¢ Pengertian Koperasi, e Pengertian Manajemen Koperasi. ¥: Rapat Anggota. Pengurus. Pengawas. v Manajer. Pendekatan Sistem pada Koperasi. Oe ng Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Membekali mahasiswa agar lebih paham dan mengerti tentang pola manajemen yang diterapkan dalam koperasi. Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mahasiswa dapat mengerti tentang pola manajemen yang diterapkan dalam koperasi. Indikator Keberhasilan: Mahasiswa memahami dan mengerti tentang pola manajemen yang diterapkan dalam koperasi. 124 - EKONOMI KOPERASI BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI 6.1 PENGERTIAN MANAJEMEN DAN PERANGKAT ORGANISASI Banyak orang mengatakan bahwa mengelola koperasi adalah lebih sulit daripada mengelola sebuah Perusahaan Terbatas. Pernyataan tersebut tentunya diucapkan bukannya tanpa alasan, karena sebagaimana kita ketahui koperasi itu mempunyai ciri ganda yaitu merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian dan UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, di mana dalam undang-undang yang pertama unsur sosial dinyatakan secara eksplisit, sedangkan dalam undang- undang yang kedua tidak disebutkan secara eksplisit. Di samping itu, dengan adanya kekuatan yang tidak terbatas yang berkumpul dalam rapat anggota, menjadikan manajemen dari koperasi lebih rumit lagi. Ciri ganda ini tidak ditemukan dalam Perseroan Terbatas. Adanya ciri ganda dari koperasi dapat kita simak pula dari definisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul “The Cooperative Movement and some of its Problems” yang mengatakan bahwa: “Cooperation is an economic system with social content”. Bagi suatu koperasi ini EKONOMI OPERAS! ~ 125 berarti bahwa dia harus bekerja menurut prinsip ekonomi dengan melandaskan pada asas-asas koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di dalamnya. Dengan demikian dapatlah dipahami bagaimana beratnya tugas dan tanggung jawab dari manajemen terhadap keberhasilan pengelolaan koperasi dan usahanya karena manajemen harus bekerja dengan mendasarkan pada prinsip ekonomi dan prinsip koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di dalamnya. Sebagai suatu sistem ekonomi, maka koperasi harus beroperasi berdasarkan pada kaidah-kaidah ekonomi dan motif ekonomi, sedangkan unsur sosial yang terkandung dalam prinsip koperasi itu bukanlah sesuatu yang bersifat kedermawanan (philantropis), tetapi lebih menekankan kepada hubungan antara anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara pembagian dari Sisa Basil Usaha dan sebagainya seperti yang dapat kita lihat dalam: * kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by proxy”, e kesukarelaan dalam keanggotaan; * menolong diri sendiri (self help); © persaudaraan/kekeluargaan (fraternity and unity); e demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan yang dilakukan oleh anggota; 126 - EKONOM! KOPERAS! *® pembagian Sisa Basil Usaha proporsional dengan jasa- jasanya. Pada dasarnya unsur-unsur sosial tersebut di atas sudah tercakup dalam asas-asas koperasi. Lalu bagaimanakah dalam operasionalnya pengurus atau manajer harus mengelola koperasi secara efisien dan efektif dengan mendasarkan pada 2 unsur tersebut? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu kiranya kita membahas terlebih dahulu beberapa pengertian tentang manajemen dan apakah yang dimaksudkan dengan manajemen koperasi itu. Pengertian manajemen itu dapat menunjuk kepada orang/sekelompok orang atau bisa kepada proses. Dalam hal yang disebut pertama, manajemen koperasi itu terdiri dari: rapat anggota, pengurus, dan manajer. Ada hubungan timbal balik antara ketiga unsur tersebut, dalam arti bahwa tidak satu unsur pun akan bisa bekerja secara efektif tanpa dibantu atau didukung oleh unsur-unsur lainnya. Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D. dari Agricultural Economics and Agribusiness Louisiana State University mengatakan bahwa manajemen dari koperasi itu melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Khusus tentang karyawan ini dikatakan bahwa mereka itu merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan. EKONOMI KOPERAS! - 127 Meskipun seorang manajer umumnya adalah seorang yang cakap dan kompeten, tetapi ia harus menyadari bahwa dia itu bukanlah seorang ahli dalam segala bidang, karena itu ia memerlukan bantuan dan karyawannya. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan bisa mempertahankan produktivitas yang tinggi. Sekali lagi harus diingat bahwa para karyawan itu merupakan kunci keberhasilan dalam hubungan eksekutif dengan anggota pelanggan. Jika mereka tidak mempunyai kinerja yang baik dan tidak efisien, maka berarti akan merusak hubungan baik antara eksekutif dan anggota pelanggan. Berbeda dengan di Indonesia, pada koperasi-koperasi di Amerika Serikat tidak terdapat Badan Pemeriksa atau Pengawas dalam perangkat organisasinya, karena financial audit dan management audit dilakukan oleh eksternal auditor, sedangkan pengendalian atau pengawasan sudah termasuk dalam salah satu fungsi dari pengurus. Sebagaimana kita ketahui menurut UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian perangkat organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan badan pemeriksa, sedangkan menurut UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian perangkat organisasi koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Perangkat organisasi koperasi di Amerika Serikat terdiri dari rapat anggota (general meeting), pengurus (board of directors), dan staff managerial atau yang disebut sebagai 128 - EKONOM! KOPERAS| management staff atau sebagai the hired management staff. Prof. Howard S. Whitney dari University of Winconsin, Center for Cooperatives menggambarkan manajemen koperasi itu sebagai “three legstool" atau sebagai kursi berkaki tiga, di mana general meeting, board of directors, dan manager merupakan kaki-kakinya. Tetapi karena rapat anggota itu hanya bertemu pada waktu-waktu tertentu saja, maka manajemen koperasi yang nyata sesungguhnya hanya terdiri dari Board of Directors dan Manager saja. Jadi baik menurut UU No. 12/1967 maupun UU No. 25/1992, pengelola atau manajer tidak dimasukkan dalam perangkat organisasi koperasi. Hal ini bisa kita pahami mengingat adanya unsur demokrasi koperatif yang terkandung dalam koperasi, yaitu bahwa kemudi dan tanggung jawab dari pengelolaan koperasi itu berada di tangan para anggotanya, sedangkan manajer adalah bukan anggota koperasi. Tetapi dengan menunjuk kepada asas manajemen usaha, di samping pentingnya peranan dan manajer atas keberhasilan usaha, maka wajarlah kalau manajer itu kita masukkan sebagai salah satu komponen dan manajemen koperasi. Kita boleh bangga, jika kita melihat kepada kemajuan yang telah dicapai oleh gerakan koperasi pada dewasa ini yang disertai dengan tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis koperasi, seperti Koperasi Jasa Audit (KJA), Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI), Koperasi Asuransi Indonesia (KAI), dan lain-lainnya. EKONOMI OPERAS! - 129 Dengan adanya Koperasi Jasa Audit yang pertama kali didirikan di Yogyakarta pada tahun 1982 dan yang kini telah berkembang menjadi 34 buah dan sudah tersebar ke pelosok-pelosok Indonesia diharapkan bahwa audit bagi koperasi-koperasi sudah dapat atau seyogyanya wajib dilakukan oleh auditor eksternal yang dalam hal ini adalah Koperasi Jasa Audit (KJA), karena belum tentu bahwa dalam suatu koperasi itu selalu terdapat seorang atau beberapa orang anggota yang memiliki pengetahuan tentang accounting yang cukup memadai untuk dapat digunakan melakukan pemeriksaan atau audit bilamana yang bersangkutan kemudian dipilih untuk menjadi anggota Badan Pemeriksa (UU No. 12/1967) atau Pengawas (UU No. 25/1992). Kembali kepada pengertian manajemen, maka dalam hal pengertian manajemen ini menunjuk kepada proses, maka manajemen dapat diberi batasan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, | pemimpinan, — dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Keempat fungsi tersebut merupakan kunci bagi keberhasilan suatu manajemen, di antaranya berikut ini. ¢ Perencanaan Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakan. Dalam 130 - EKONOMI KOPERAS!

Anda mungkin juga menyukai