Anda di halaman 1dari 7

80 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

Representasi Mahasiswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam


Memecahkan Masalah Program Linier
Sri Irawati dan Sri Indriati Hasanah
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi mahasiswa


berkemampuan tinggi dalam memecahkan masalah program linier. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan
pemberian tes representasi dan wawancara. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan
adalah seorang mahasiswa Universitas Madura yang memiliki kemampuan matematika
tinggi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah –langkah, yaitu
reduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Sedangkan untuk mendapatkan
data penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan triangulasi waktu.
Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa berkemampuan matematika tinggi pada
tahap memahami masalah dideskripsikan dengan mengumpulkan informasi-informasi
yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal dengan menggunakan representasi
dalam bentuk teks tertulis. Subjek juga menggunakan representasi dalam bentuk kata-
kata untuk menjelaskan informasi-informasi yang ada di dalam soal baik yang diketahui
maupun yang ditanyakan dalam rangka memecahkan masalah. Sedangkan, pada tahap
merencanakan pemecahan masalah subjek menggunakan representasi simbol dan
representasi dalam bentuk tabel untuk memperjelas dan menyederhanakan masalah. Hal
tersebut dilakukan karena dianggap akan mempermudah dalam proses pemecahan
masalah. Kemudian subjek juga mengumpulkan fakta-fakta dari soal disertai alasan yang
logis untuk membuat model matematika dan menentukan relasi yang digunakan dalam
model matematika.
Pada tahap melaksanakan pemecahan masalah subjek menggunakan representasi
grafik metode isoline. Setiap langkah pemecahan masalah yang diambil diperjelas
kedalam bentuk persamaan matematis, teks tertulis dan dengan disertai alasan-alasan
yang logis. Subjek juga sudah melaksanakan pemecahan masalah sesuai dengan
langkah-langkah yang telah direncanakan. Sedangkan, pada tahap memeriksa kembali
solusi pemecahan masalah dideskripsikan dengan menggunakan representasi dalam
bentuk kata-kata untuk memberikan penjelasan keyakinan terhadap jawabannya. Selain
itu, subjek menggunakan metode lain yaitu metode titik sudut dan melakukan pengecekan
kembali terhadap operasi hitung dari hasil yang diperoleh.

Kata kunci: Representasi, memecahkan masalah, program linier, kemampuan


matematika tinggi.

Pendahuluan matematika yang bersifat abstrak yang harus


Matematika merupakan disiplin ilmu yang diserap peserta didik dalam waktu yang relatif
mempunyai sifat khas jika dibandingkan terbatas menjadikan matematika sebagai
dengan disiplin ilmu yang lain. Matematika pelajaran sulit bagi mereka.
sarat dengan konsep, mulai dari konsep Representasi adalah bentuk interpretasi
sederhana sampai konsep yang kompleks dan pemikiran mahasiswa terhadap suatu masalah,
abstrak sehingga diperlukan pemahaman yang yang digunakan sebagai alat bantu untuk
benar terhadap konsep dasar yang membangun menemukan solusi dari suatu masalah. Bentuk
konsep-konsep tersebut. Banyaknya konsep interpretasi mahasiswa dapat berupa kata-kata
Sri Irawati dan Sri Indriati Hasanah, Representasi Mahasiswa Berkemampuan Matematika 81

atau verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik, Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai
benda konkrit, simbol matematika dan lain-lain dosen pengampu mata kuliah program linier,
(Sabirin, 2014:35). meskipun materi ini sudah diberikan pada saat
Menurut Kartini (2009:366) representasi SMA namun sebagian besar mahasiswa masih
matematika mahasiswa dapat digolongkan merasa kesulitan dalam memecahkan masalah
menjadi (1) representasi visual (gambar, yang berkaitan dengan program linier, terutama
diagram grafik, atau tabel), (2) representasi pada saat membuat model matematis dari soal
simbolik (pernyataan matematik atau notasi nyata yang diberikan, sehingga hal ini
matematik, numerik/simbol aljabar) dan (3) mengakibatkan mahasiswa salah pada
representasi verbal (teks tertulis/kata-kata). pengerjaan langkah selanjutnya, selain itu
Penggunaan semua jenis representasi tersebut mahasiswa juga kurang terampil dalam
dapat dibuat secara lengkap dan terpadu dalam menentukan daerah penyelesaian dan
pengujian suatu masalah yang sama atau menggunakan metode isoline dalam
dengan kata lain representasi matematik dapat menentukan hasil penyelesaian.
dibuat secara beragam (multiple Dalam penelitian ini peneliti sengaja
representations). mengambil subjek mahasiswa berkemampuan
Tingkat reprensentasi matematika matematika tinggi karena diharapkan dari
mahasiswa sebenarnya juga dipengaruhi oleh pemikiran dan cara berpikir mereka kami bisa
tingkat penalaran mahasiswa. Sedangkan mengetahui representasi mereka terhadap
tingkat penalaran mahasiswa dipengaruhi oleh pemecahan masalah program linier sehingga
tingkat intelegensi mahasiswa. Jadi, dapat nantinya ide mereka dapat dipakai untuk
diartikan bahwa tingkat intelegensi mahasiswa dijadikan rujukan dalam merancang perangkat
juga berpengaruh terhadap tingkat representasi perkuliahan yang lebih baik.
matematika mahasiswa. Secara umum, tingkat Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa
intelegensi mahasiswa dibagi menjadi tiga yaitu tertarik untuk meneliti tentang “Representasi
mahasiswa yang berkemampuan tinggi, sedang, Mahasiswa Berkemampuan Matematika Tinggi
dan rendah. Mahasiswa yang yang Dalam Memecahkan Masalah Program Linier”.
berkemampuan tinggi biasanya memiliki
penalaran yang tinggi karena memiliki analogi Kajian Pustaka
yang matang untuk mempresentasikan suatu Kajian Teoritis Tentang Representasi
masalah sehingga dapat dipecahkan. Goldin (dalam Mudzakir, 2006:19)
Menurut Shadiq (2004:12) masalah mengungkapkan bahwa representasi adalah
matematika adalah suatu soal atau pertanyaan suatu bentuk konfigurasi yang dapat
ataupun fenomena yang memiliki tantangan menggambarkan, mewakili, atau
yang dapat berupa bidang aljabar, analisis, melambangkan sesuatu dalam suatu cara.
geometri, logika, permasalahan sosial, ataupun Sedangkan menurut Sabirin (2014:35)
penggabungan satu dengan lainnya yang representasi adalah bentuk interpretasi
membutuhkan pemecahan bagi yang pemikiran mahasiswa terhadap suatu masalah,
menghadapinya. Sedangkan pemecahan yang digunakan sebagai alat bantu untuk
masalah merupakan bentuk usaha yang menemukan solusi dari suatu masalah. Bentuk
dilakukan untuk mendapatkan suatu solusi atau interpretasi mahasiswa dapat berupa kata-kata
jalan keluar dari suatu kendala ataupun atau verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik,
tantangan yang diberikan. benda konkrit, simbol matematika dan lain-
Mata kuliah program linier merupakan mata lain. Senada dengan Kartini (2009:364-365)
kuliah wajib yang diberikan pada semester 7 menyatakan bahwa representasi matematis
program pendidikan matematika. Mata kuliah adalah ungkapan-ungkapan dari ide-ide
ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari matematika (masalah, pernyataan, definisi, dan
dimana mata kuliah ini mempelajari tentang lain-lain) yang digunakan untuk
cara mengoptimalkan suatu permasalahan memperlihatkan (mengkomunikasikan) hasil
dengan sumber daya yang terbatas. Soal-soal kerjanya dengan cara tertentu (cara
yang diberikan dibuat senyata mungkin konvensional atau tidak konvensional) sebagai
sehingga mahasiswa benar-benar merasakan hasil interpretasi dari pikirannya.
manfaat dari mempelajari mata kuliah ini.
82 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

Dari uraian-uraian di atas dapat Membuat diagram, grafik, tabel dan


disimpulkan bahwa representasi adalah bentuk gambar untuk memperjelas masalah dan
interpretasi dari hasil pemikiran seseorang (baik memfasilitasi penyelesaiannya.
itu berupa kata-kata atau verbal, tulisan, 2) Representasi berupa ekspresi matematis
gambar, tabel, grafik, benda konkrit, simbol meliputi:
matematika dan lain-lain) yang dapat a. Membuat model matematis dari
digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan masalah yang diberikan.
solusi atau pemecahan dari masalah yang b. Menyelesaikan masalah dengan
dihadapi. melibatkan ekspresi matematis.
Bruner (dalam Post, 2007) membagi 3) Representasi berupa kata-kata atau teks
representasi meliputi enaktif (enactive), ikonik tertulis meliputi:
(iconic) dan simbolik (symbolic). (1) Menjawab soal dengan menggunakan kata-
Representasi enaktif adalah representasi kata atau teks tertulis.
sensorimotor yang dibentuk melalui aksi atau Kajian Teoritis Tentang Pemecahan
gerakan. Pada tahap ini penyajian yang Masalah Matematika
dilakukan melalui tindakan anak secara Siswono (2008:34) menyatakan bahwa
langsung terlibat dalam memanipulasi masalah dapat diartikan suatu situasi atau
(mengotak-atik) objek. (2) Representasi ikonik pertanyaan yang dihadapi individu atau
adalah representasi yang diwujudkan dalam kelompok ketika mereka tidak mempunyai
bentuk bayangan visual, gambar atau diagram aturan, algoritma/prosedur tertentu atau hukum
yang menggambarkan kegiatan konkrit atau yang segera digunakan untuk menentukan
situasi konkrit yang terdapat pada tahap enaktif. jawabannya. Adapaun ciri-ciri suatu masalah
(3) Representasi simbolik berkaitan dengan sebagai berikut :
bahasa matematika dan simbol-simbol. 1. Individu menyadari/mengenali suatu
Kemudian Lesh (dalam Post, 2007) situasi (pertanyaan-pertanyaan) yang
mengembangkan representasi Bruner dengan dihadapi.
menambahkan “spoken symbol” dan “real 2. Individu menyadari bahwa situasi tersebut
world situation”. Sehingga representasi yang memerlukan tindakan. Dengan kata lain
diajukan Less meliputi lima jenis yaitu (1) menantang untuk diselesaikan.
Representasi objek dunia nyata yaitu 3. Langkah pemecahan masalah tidak harus
representasi didasarkan pada objek yang jelas atau mudah ditangkap oleh orang
sebenarnya. (2) Representasi model manipulatif lain. Dengan kata lain individu tersebut
yaitu representasi seperti alat peraga kerja sudah mengetahui bagaimana
bahwa dengan menambahkan operasi dinamis menyelesaikan masalah tersebut meskipun
benda yang telah dimodelkan. (3) Representasi belum jelas.
simbol yang diucapkan yaitu representasi yang Siswono (2008:36) mengemukakan bahwa
menggunakan bahasa sehari-hari, seperti pemecahan masalah adalah suatu proses atau
indonesia atau Inggris. (4) Representasi simbol upaya individu untuk merespon atau mengatasi
yang tertulis yaitu representasi yang digunakan halangan atau kendala ketika suatu jawaban
dalam notasi matematika, seperti angka, huruf, atau metode jawaban belum tampak jelas. Polya
dan simbol, dan (5) Representasi gambar yaitu (1973) mendefinisikan pemecahan masalah
representasi yang menggunakan ilustrasi, sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu
gambar, grafik, dan sebagainya. kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang
Mudzakir (2006:47) membagi representasi tidak dengan segera dapat dicapai.
menjadi tiga jenis yaitu (1) representasi visual Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
berupa diagram, grafik, tabel dan gambar, (2) maka yang dimaksud pemecahan masalah
persamaan atau ekspresi matematika, (3) kata- dalam penelitian ini adalah upaya yang
kata atau teks tertulis. dilakukan mahasiswa untuk memperoleh solusi
Adapun indikator-indikator representasi masalah yang tidak dengan segera dapat dicapai
matematika yang akan digunakan dalam dengan menggunakan pengetahuan,
penelitian ini yaitu : pemahaman dan keterampilan yang dimiliki.
1) Representasi visual berupa diagram, grafik, Polya (1973:5) menyatakan langkah-
tabel dan gambar yang meliputi : langkah pemecahan masalah terdiri atas (1)
Sri Irawati dan Sri Indriati Hasanah, Representasi Mahasiswa Berkemampuan Matematika 83

memahami masalah (Understanding the komonikatif atau yang penggunaan bahasanya


problem), (2) merencanakan penyelesaian lebih bagus diantara kelompok mahasiswa
(Devising a plan), (3) melaksanakan rencana berkemampuan matematika tinggi yang lain
penyelesaian (Carrying out the plan) dan (4) Instrumen yang digunakan dalam penelitian
memeriksa kembali (Looking back). ini terdiri dari dua macam. Pertama, instrumen
Kajian Teoritis Tentang Kemampuan utama yaitu peneliti sendiri, karena peneliti
Matematika sendiri yang berhubungan langsung dengan
Syahban (dalam Abdullah, 2012:29) subjek penelitian dan tidak diwakilkan kepada
menyatakan bahwa kemampuan matematika orang lain. Kedua, instrumen bantu yang terdiri
adalah pengetahuan dan keterampilan dasar dari tes representasi masalah program linier dan
yang diperlukan untuk dapat melakukan wawancara. Tes ini berupa dua buah soal yang
manipulasi matematika meliputi pemahaman dirancang untuk mengetahui representasi
konsep dan pengetahuan prosedural. mahasiswa berkemampuan matematika tinggi
Kemampuan matematika dapat dibedakan dalam memecahkan masalah program linier,
menjadi 3 yaitu kemampuan matematika tinggi, satu soal tentang masalah maksimum dan satu
sedang dan rendah. soal tentang masalah minimum. Agar tes
Dalam penelitian ini kemampuan tersebut layak dan valid untuk digunakan dalam
mahasiswa dibedakan berdasarkan nilai IPK penelitian ini maka diadakan validasi isi dan
dari semester satu sampai 6. Adapun bahasa oleh dua ahli yaitu dua dosen
katagorinya kemapuan matematika mahasiswa matematika dari Universitas Madura. Validasi
dapat dilihat pada tabel berikut: isi dilakukan untuk mengetahui bahwa soal
yang digunakan dapat mengungkap representasi
mahasiswa berkemampuan matematika tinggi
dalam memecahkan masalah program linier.
Sedangkan validasi bahasa digunakan untuk
mengetahui bahwa bahasa soal yang digunakan
sudah sesuai dengan kaidah bahasa yang baik
Metode Penelitian
Ditinjau dari judul penelitian maka dan benar.
penelitian ini termasuk jenis penelitian Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
deskriptif dengan menggunakan pendekatan data tentang representasi mahasiswa secara
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian langsung. Subjek penelitian diberikan tes
yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala- representasi dan diberikan waktu untuk
menyelesaikannya. Kemudian subjek penelitian
gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat diwawancarai berdasarkan hasil pekerjaannya.
subjek penelitian (Riyanto, 2007: 107). Adapun Oleh karena itu, peneliti perlu menyusun
yang akan dideskripisikan dalam penelitian ini pedoman wawancara untuk menghindari
adalah representasi mahasiswa berkemampuan terlewatkannya data selama proses wawancara
berlansung.
matematika tinggi dalam memecahkan masalah
program linier. Wawancara juga diharapkan dapat menggali
informasi baru yang mungkin tidak diperoleh
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
berkemampuan matematika tinggi yang sedang dalam tes tertulis, karena bisa saja yang
menempuh mata kuliah program linier semester dipikirkan mahasiswa tidak dituliskan, hal ini
tujuh tahun pelajaran 2014/2015. Subjek mungkin juga akan terungkap dalam
penelitian dipilih berdasarkan nilai IPK, dimana wawancara. Supaya terjamin keabsahan dan
menjaga agar informasi tidak ada yang
mahasiswa dikatakan memiliki kemampuan
matematika tinggi jika memiliki IPK IPK ≥ 3,5. terlewatkan maka proses wawancara direkam
Kemudian dari kelompok mahasiswa secara audio menggunakan voice recorder.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
berkemampuan matematika tinggi, peneliti
memilih salah seorang mahasiswa yang teknik pengumpulan data dengan cara
mempunyai IPK paling tinggi atau yang paling pemberian tes tulis dan wawancara. Untuk
menguji keabsahan data, penelitian ini
sesuai dengan kriteria subjek penelitian yang
dibutuhkan peneliti yakni yang paling menggunakan triangulasi waktu, yaitu dengan
pengecekan derajat kepercayaan beberapa
84 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

sumber data yang diperoleh pada waktu yang b. Menstranskripkan semua ucapan yang
berbeda. Dengan demikian, pengumpulan data disampaikan mahasiswa;
ini dilakukan minimal dua kali dengan tugas- c. Memutar hasil rekaman berulang-ulang agar
tugas yang berbeda tetapi isi dari tugas tersebut peneliti dapat menuliskan dengan tepat apa
sama. Hasil pekerjaan tulis dan wawancara yang telah diungkapkan subjek penelitian
menggunakan tugas ke-1 (data pertama) yang dalam wawancara;
melalui pemberian tes representasi pertama (TR d. Membuat transkrip hasil wawancara yang
1) dibandingkan dengan hasil pekerjaan tulis telah dilakukan dengan subjek penelitian;
dan wawancara menggunakan tugas ke-2 (data e. Memeriksa kembali hasil transkrip tersebut
kedua) melalui pemberian tes representasi dengan mendengarkan kembali hasil
kedua (TR 2). Jika data-data tersebut wawancara dengan subjek terkait;
menunjukkan konsistensi, kesamaan pandangan 2) Pemaparan data
dan pendapat, maka dapat dikatakan data-data Pemaparan data meliputi
tersebut valid, tetapi jika tidak, maka akan pengklasifikasian dan identifikasi data yaitu
dilakukan pengambilan data ketiga. Pada menuliskan kumpulan data yang terorganisir
pengambilan data ketiga, apabila data yang sehingga memungkinkan untuk dilakukan
diperoleh sesuai dengan data pertama, maka penarikan kesimpulan dari data tersebut.
data pertama valid. Jika diperoleh data yang Jadi, dari data yang sudah direduksi
sesuai dengan yang kedua, maka data kedua kemudian diklasifikasi dan diidentifikasi
tersebut valid. Jika ternyata diperoleh data yang sehingga memungkinkan peneliti untuk
tidak sesuai dengan salah satunya, maka menarik kesimpulan mengenai representasi
dilakukan pengambilan data berikutnya. mahasiswa berkemampuan matematika
Demikian seterusnya sampai diperoleh data tinggi dalam memecahkan masalah program
yang sesuai. linier.
Dalam penelitian ini digunakan triangulasi 3) Penarikan Kesimpulan
waktu sebagai analisis data tes representasi dan Dari data yang diperoleh, selanjutnya
wawancara, yaitu pengecekan data yang akan dilakukan penarikan kesimpulan dan
dilakukan dengan memberikan soal yang mirip melakukan verifikasi dari kesimpulan
pada waktu yang berbeda. Analisis tersebut tersebut. Jadi setelah menarik kesimpulan,
mengacu pada indikator representasi dalam selanjutnya peneliti melakukan verifikasi
setiap tahapan pemecahan masalah Polya. untuk mengecek kembali kesimpulan
Kemudian analisis seluruh data dilakukan tersebut dengan hasil analisis. Sehingga
dengan tahapan sebagai berikut: diperoleh representasi mahasiswa
1) Reduksi data berkemampuan matematika tinggi dalam
Reduksi data adalah bentuk analisis yang memecahkan masalah program linier
bertujuan untuk menajamkan, menyeleksi, .
memfokuskan, mengabstraksi, dan Pembahasan
mentransformasikan data mentah yang 1) Representasi Mahasiswa Berkemampuan
diperoleh di lapangan menjadi data Matematika Tinggi dalam Tahap
bermakna. Dalam penelitian ini data mentah Memahami Masalah
yang diperoleh dari hasil penelitian Dalam tahap memahami masalah baik
direduksi untuk mendapatkan data yang untuk tes representasi soal nomer satu
benar-benar diperlukan dalam ataupun tes representasi soal nomer dua,
mendeskripsikan representasi mahasiswa dideskripsikan bahwa subjek mengumpulkan
berkemampuan matematika tinggi dalam informasi-informasi baik yang diketahui
memecahkan masalah. Adapun langkah- maupun yang ditanyakan dalam soal dengan
langkah yang dilakukan dalam mereduksi menggunakan representasi dalam bentuk
data dalam penelitian ini adalah sebagai teks tertulis. Selain itu, subjek juga
berikut : menggunakan representasi dalam bentuk
a. Mengumpulkan hasil pekerjaan subjek kata-kata untuk menjelaskan informasi-
penelitian dalam memecahkan masalah informasi yang ada di dalam soal baik yang
matematika melalui tes representasi yang diketahui maupun yang ditanyakan dalam
telah diberikan; rangka memecahkan masalah. Selanjutnya,
Sri Irawati dan Sri Indriati Hasanah, Representasi Mahasiswa Berkemampuan Matematika 85

subjek juga sudah dapat memperkirakan benar-benar mencerminkan titik


bahwa data-data yang diberikan telah cukup optimumnya. Selain itu, subjek juga
untuk digunakan dalam memecahkan memberikan alasan yang logis pada setiap
masalah yang terdapat di soal. langkah yang diambil dalam memecahkan
2) Representasi Mahasiswa Berkemampuan masalah..
Matematika Tinggi dalam Tahap 4) Representasi Mahasiswa Berkemampuan
Merencanakan Pemecahan Masalah Matematika Tinggi dalam Tahap
Dalam tahap merencanakan pemecahan Memeriksa Kembali Solusi Pemecahan
masalah untuk tes representasi baik soal Masalah
nomer satu maupun soal nomer dua, Dalam tahap memeriksa kembali solusi
dideskripsikan bahwa awalnya subjek pemecahan masalah dideskripsikan dengan
menggunakan representasi simbol sebagai menggunakan representasi dalam bentuk
wakil dari variabel keputusan, setelah itu kata-kata untuk memberikan penjelasan
subjek menggunakan representasi tabel keyakinan terhadap jawabannya. Selain itu,
untuk memperjelas masalah dan subjek menggunakan metode lain yaitu
menghindari kekeliruan dalam membuat metode titik sudut, dengan cara mencari
model matematika, kemudian subjek juga semua titik ekstrim pada daerah
mengumpulkan fakta-fakta dari soal disertai penyelesaian kemudian mensubstitusinya
alasan yang logis untuk membuat model pada fungsi tujuan dan membandingkan
matematika dan menentukan relasi yang antar titik ekstrim tersebut untuk
digunakan dalam model matematika. menentukan titik optimumnya. Selain itu
3) Representasi Mahasiswa Berkemampuan subjek juga mengecek setiap operasi hitung
Matematika Tinggi dalam Tahap dari hasil yang diperoleh.
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Dalam tahap melaksanakan pemecahan Penutup
masalah untuk tes representasi baik soal Berdasarkan hasil penelitian dapat
nomer satu maupun nomer dua, disimpulkan bahwa mahasiswa berkemampuan
dideskripsikan bahwa subjek menentukan matematika tinggi dalam memacahkan masalah
langkah dalam melaksanakan pemecahan program linier menggunakan berbagai
masalah dengan merepresentasikan setiap representasi (multi representasi) baik itu
langkah pemecahan masalah yang diambil representasi visual, verbal maupun ekspresi
kedalam bentuk teks tertulis. Subjek matematis. Sehingga hal ini membantu mereka
memulai melaksanakan pemecahan masalah untuk mendapatkan jawaban yang benar. Dan
dengan mencari titik potong dari masing dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
masing fungsi kendala terhadap sumbu x dijadikan rujukan untuk membuat perangkat
dan y, dari sini subjek kemudian pembelajaran yang lebih baik, khususnya mata
menggambar grafik. Untuk menentukan kuliah program linier.
daerah penyelesaian subjek menggunakan
uji titik untuk masaing masing fungsi Daftar Pustaka
kendala, kemudian mencari interseksi dari Abdullah, Isnaini. 2012. “Proses Berpikir
semua fungsi kendala sebagai daerah Mahasiswa SMA dalam Memecahkan
penyelesaian ahir. Setelah itu subjek Masalah SPLTV ditinjau dari Perbedaan
menggunakan metode isoline untuk Kemampuan Matematika”. Makalah
menentukan titik optimum dengan Komprehensif. PPs. Unesa Surabaya.
memanfaatkan fungsi tujuan. Subjek Kartini. 2009. Peranan Representasi Dalam
menggunakan dua garis isoline sebagai Pembelajaran Matematika. Prosiding
pembanding letak titik optimum. Dalam Seminar Nasional Matematika dan
membuat grafik subjek memperhatikan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan
ketelitian dari skala koordinat kartesius yang Matematika FMIPA UNRI.
dia buat dengan menggunakan kertas Mudzakkir, Hera S. 2006. Strategi
milimiter untuk menggambar grafiknya. Hal Pembelajaran „Think-Talk-Write” untuk
ini dilakukan agar dalam menentukan Meningkatkan Kemampuan Representasi
kesejajaran garis isoline yang dia buat Matematik Beragam Mahasiswa SMP.
86 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

Tesis Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak


dipublikasikan.
Polya, G. 1973. How To Solve It Second
Edision. Pricenton, New Jersey: Pricenton
University Press.
Post, Thomas R. (1988). Teaching mathematics
in grade K-8. USA. Allyn and Bacon. Inc
Sabirin, Muhamad. 2014. Representasi Dalam
Pembelajaran Matematika. JPM IAIN
Antasari.
Shadiq, Fadjar. Bilamana Proses Pembelajaran
Menjadi Bermakna Bagi Mahasiswa? Suatu
Teori Belajar Dari David P. Ausubel.
(http://teori-belajar.p4tkmatematika.org/
diakses tanggal 29 Agustus 2015)
Siswono, T.Y.E. 2008. Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya:
Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai