Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan perbedaan dari top-down forecasting dengan bottom-up forecasting!

2. Sebutkan masing-masing 2 keuntungan dari top-down forecasting dan bottom-up


forecasting!
3. Sebutkan masing-masing 2 kekurangan dari top-down forecasting dan bottom-up
forecasting!
4. Berikan pendapat anda mengenai pendekatan yang lebih baik antara top-down forecasting
dengan bottom-up forecasting!

Jawaban

1. Bottom-up forecasting dimulai dengan tampilan mikro dan kemudian dibangun ke tampilan
makro. Sedangkan Top-down forecasting dimulai dengan tampilan makro.

Peramalan top-down kurang berhasil diterapkan pada tingkat item jika dibandingkan dengan
peramalan bottom-up. Hasil rata-rata yang diperoleh dari peramalan top-down tidak mewakili
komponen individu yang tepat.

2. Kelebihan Top-down forecasting.


- Beberapa produk individu tidak dapat menghasilkan data yang cukup untuk memprediksi
penjualannya.

- Semakin banyak data untuk beberapa item akan memudahkan, karena Anda dapat melihat

pola dan memberikan perkiraan yang lebih akurat

Kelebihan Bottom-up forecasting


- Dalam peramalan bottom-up, manajer dan karyawan banyak terlibat dalam proses
perencanaan dari pada sistem top-down.

- Bottom-up forecasting sangat membantu Anda untuk menetapkan penjualan, produksi, dan

tujuan perekrutan untuk mengalokasikan sumber daya ke barang-barang tertentu sesuai


tujuan Anda.
3. Kekurangan Top-down forecasting

• Peramalan top-down kurang berhasil diterapkan pada tingkat item jika dibandingkan dengan
peramalan bottom-up.

• Hasil rata-rata yang diperoleh dari peramalan top-down tidak mewakili komponen individu
yang tepat

Kekurangan Bottom-up forecasting

• Terlebih jika mereka sedang melakukan ekspansi bisnis.

• Sehingga asumsi-asumsi harus selalu diperhatikan dan ditingkatkan seperlunya. Sistem top-
down dan bottom-up memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.

4. Menurut saya, setiap metode memiliki perannya masing masing tergatung pada kasus yang
dihadapi. Yang kita butuhkan adalah mencari metode yang tepat pada kasus yang dihadapi.
Metode top-down, dimulai dengan gambaran besar atau perusahaan secara keseluruhan
kemudian memecahnya menjadi bagian-bagian komponen seperti ke masing-masing
departemen, produk, dan layanan. Dengan kata lain, metode ini mulai dari hal yang umum
hingga ke spesifik. Sedangkan bottom up, dimulai dengan tampilan mikro dan kemudian
dibangun ke tampilan makro. Anda dapat memulainya dengan penjualan produk individual dan
perkiraan produksi. Setiap departemen membuat proyeksi mereka ke depan kemudian
dijumlahkan dengan departemen lain menjadi satu dan membentuk gambaran yang besar.

Anda mungkin juga menyukai