Jawaban
1. Bottom-up forecasting dimulai dengan tampilan mikro dan kemudian dibangun ke tampilan
makro. Sedangkan Top-down forecasting dimulai dengan tampilan makro.
Peramalan top-down kurang berhasil diterapkan pada tingkat item jika dibandingkan dengan
peramalan bottom-up. Hasil rata-rata yang diperoleh dari peramalan top-down tidak mewakili
komponen individu yang tepat.
- Semakin banyak data untuk beberapa item akan memudahkan, karena Anda dapat melihat
- Bottom-up forecasting sangat membantu Anda untuk menetapkan penjualan, produksi, dan
• Peramalan top-down kurang berhasil diterapkan pada tingkat item jika dibandingkan dengan
peramalan bottom-up.
• Hasil rata-rata yang diperoleh dari peramalan top-down tidak mewakili komponen individu
yang tepat
• Sehingga asumsi-asumsi harus selalu diperhatikan dan ditingkatkan seperlunya. Sistem top-
down dan bottom-up memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
4. Menurut saya, setiap metode memiliki perannya masing masing tergatung pada kasus yang
dihadapi. Yang kita butuhkan adalah mencari metode yang tepat pada kasus yang dihadapi.
Metode top-down, dimulai dengan gambaran besar atau perusahaan secara keseluruhan
kemudian memecahnya menjadi bagian-bagian komponen seperti ke masing-masing
departemen, produk, dan layanan. Dengan kata lain, metode ini mulai dari hal yang umum
hingga ke spesifik. Sedangkan bottom up, dimulai dengan tampilan mikro dan kemudian
dibangun ke tampilan makro. Anda dapat memulainya dengan penjualan produk individual dan
perkiraan produksi. Setiap departemen membuat proyeksi mereka ke depan kemudian
dijumlahkan dengan departemen lain menjadi satu dan membentuk gambaran yang besar.