Anda di halaman 1dari 9

CONTOH 1 a : PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh BULANAN PADA DAFTAR GAJI

(GAJI KOTOR > Rp 1.000.000,- PER BULAN)

Pegawai A (K/3)
Gaji Pokok = Rp 700.000,-
Tunjangan Isteri ( 5% x Gaji Pokok) = Rp 35.000,-
Tunjangan anak ( 3 x 2% x Gaji Pokok) = Rp 42.000,- = Rp 77.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 400.000,-
Tunjangan beras ( 5 x 10 x Rp 300,- ) = Rp 15.000,-
Gaji Kotor = Rp 1.192.000,-

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan

= (Gaji kotor – PTKP – 400.000) X 1/3


= (1.192.000 – 240.000 – 400.000) X 1/3
= 184.000

Contoh 1 b :PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh SETIAP KALI ADA PEMBAYARAN

HONORARIUM ATAU TUNJANGAN KHUSUS

Pegawai A (K/3)

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan :

1) Yang dibayarkan oleh instansi sendiri (misal tunjangan khusus)


= Jumlah Tunjangan Khusus x 3/17
= 340.000 x 3/17
= 60.000

2) Yang dibayarkan oleh instansi lain (misal honorarium dari bendaharawan


Team A)
= Jumlah Honorarium x 3/17
= 255.000 x 3/17
= 45.000

Catatan: Setiap kali ada penghasilan berupa honorarium dan Tunjang PPh yang dibayarkan oleh
bendaharawan instansi lain (dalam contoh ini Rp 255.000 + Rp 45.000 = Rp 300.000), penghasilan
tersebut tidak dimasukkan ke dalam penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan akhir tahun
(dengan rumus tahunan), tetapi pegawai yang ber sangkutan harus menggabungkan sendiri
dalam SPT Tahunan dan apabila dari penghitungan tersebut terdapat kekurangan setor Pajak
Penghasilan maka yang bersangkutan wajib melunasi sendiri kekurangan Pajak Penghasilannya.
CONTOH I c: ….

Contoh 1 c: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA DAFTAR GAJI (Gaji KOTOR > Rp 10.000.000
SETAHUN)

Pegawai A (K/3)
Gaji Pokok (12 Bulan) = Rp 8.400.000,-
Tunjangan Isteri (12 Bulan) = Rp 420.000,-
Tunjangan anak (12 Bulan) = Rp 504.000,- = Rp 924.000,-
Tunjangan jabatan (12 Bulan) = Rp 4.800.000,-
Tunjangan beras (12 Bulan) = Rp 180.000,-
Gaji Kotor = Rp 14.304.000,-
Tunjangan PPh yang telah diberikan 11 x Rp 184.000 = Rp 2.024.000,-

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan (Akhir Tahun)


= [ {Gaji kotor – PTKP) x 20 – Gaji pokok – Tunjangan Keluarga
- 87.200.000} : 60 ] – Tunjangan Pajak Penghasilan Yang Telah Diberikan
= [ {(14.304.000 – 2.880.000) x 20 – 8.400.000 – 924.000 – 87.200.000 } :
60 ] – 2.024.000
= 175.266

Contoh 1 d: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA TUNJANGAN KHUSUS


(Gaji KOTOR > Rp 10.000.000 SETAHUN)

Pegawai A (K/3)
Gaji Pokok = Rp 8.400.000,-
Tunjangan Isteri = Rp 420.000,-
Tunjangan anak = Rp 504.000,- = Rp 924.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 4.800.000,-
Tunjangan beras = Rp 180.000,-
Tunjangan khusus (12 Bulan) = Rp 4.080.000,-

Gaji Kotor = Rp 18.384.000,-

Tunjangan Pajak Penghasilan yang tela diberikan


(11 x Rp 60.000) + Rp 2.024.000 + Rp 175.266 = Rp 2.859.266,-

Penghitungan tunjangan Pajak Penghasilan (Akhir Tahun)


= [ {(Gaji kotor – PTKP) x 20 – Gaji Pokok – Tunjangan Keluarga
- 87.200.000 } : 60 ] – Tunjangan Pajak Penghasilan Yang Telah diberikan
= [ {( 18.304.000 – 2.880.000) x 20 – 8.400.000 – 924.000 – 87.200.000 } : 60 ]
- 2.859.266
= 700.000
Penghitungan . . . . . . .

Penghitungan PPh Pasal 21 yang terhutang :

Pegawai A (K/3)
Gaji Pokok = Rp 8.400.000,-
Tunjangan Isteri = Rp 420.000,-
Tunjangan anak = Rp 504.000,- = Rp 924.000,-
Gaji dan tunjangan keluarga = Rp 9.324.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 4.800.000,-
Tunjangan beras = Rp 180.000,-
Tunjangan khusus (12 Bulan) = Rp 4.080.000,-

Gaji Kotor = Rp 18.384.000,-

Tunjangan PPh (Rp 2.859.266 + Rp 700.000,-) = Rp 3.559.266,-

Penghasilan Bruto = Rp 21.943.266,-

Penghasilan Bruto = Rp 21.943.266,-


(-) Biaya jabatan (5% x Penghasilan Bruto) maksimum
360.000 =(Rp 360.000,-)
(-) Iuran Pensiun (5% x Gaji dan tunjangan keluarga) = (Rp 400.000,-)

Penghasilan Netto = Rp 21.117.066,-


(-) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) =(Rp 2.650.000,-)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 18.237.066,-

Pajak Penghasilan = 15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000


= 25% x Rp 8.237.000 = Rp 2.059.350
= Rp 3.559.350

Catatan : Terdapat selisih antara jumlah Tunjangan Pajak Penghasilan dengan


Pajak Penghasilan terhutang (dalam contoh ini sebesar Rp 3.559.266 –
Rp 3.559.250 = Rp 16) yang disebabkan adanya pembulatan-pembulatan
dalam penghitungan di atas.
Contoh 2 a: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh BULANAN PADA DAFTAR GAJI (GAJI KOTOR ≤ Rp 1.000.000 PER
BULAN)

Pegawai B (K/3)
Gaji Pokok = Rp 100.000,-
Tunjangan Isteri ( 5% x Gaji Pokok) = Rp 5.000
Tunjangan anak ( 1 x 2% x Gaji Pokok) = Rp 2.000 = Rp 7.000,-

Tunjangan Jabatan = Rp 63.000,-


Tunjangan Beras ( 3 x 10 x Rp 300 ) = Rp 9.000,-

Gaji Kotor = Rp 179.000,-

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan

= (Gaji Kotor – PTKP – 20.000) x 3/17


= (179.000 – 160.000 – 20.000) x 3/17
=NIHIL

Contoh 2 b: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh SETIAP KALI ADA PEMBAYARAN HONORARIUM ATAU
TUNJANGAN KHUSUS

Pegawai B (K/1)
Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan

1) Yang dibayarkan oleh instansi sendiri (missal tunjangan khusus)


= Jumlah Tunjangan Khusus x 3/17
= 50.000 x 3/17
= 8.023

2) Yang dibayarkan oleh instansi lain


Tidak ada.

Contoh 2 c: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA DAFTAR GAJI


(GAJI KOTOR < Rp 6.000.000 SETAHUN)

Pegawai B (K/1)

Gaji Pokok (12 Bulan) = Rp 1.200.000,-


Tunjangan Isteri (12 Bulan) = Rp 60.000,-
Tunjangan anak (12 Bulan) = Rp 24.000,- = Rp 84.000,-
Tunjangan jabatan (12 Bulan) = Rp 756.000,-
Tunjangan beras (12 Bulan) = Rp 108.000,-

Gaji Kotor = Rp 2.148.000,-

Tunjangan Pajak Penghasilan yang telah diberikan


11 x Rp Nihil = Rp N I H I L
Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan (Akhir Tahun)
= [ {(Gaji kotor – PTKP) x 19 – Gaji Pokok – Tunjangan Keluarga } :
114 ] – Tunjangan Pajak Penghasilan Yang Telah diberikan
= [ {( 2.148.000 – 2.920.000) x19 – 1.920.000 – 1.200.000 – 84.000 } :
114 ] - NIHIL
= 9.894

Contoh 2 d: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA TUNJANGAN KHUSUS


(GAJI KOTOR ≤ Rp 6.000.000 SETAHUN)

Pegawai B (K/1)

Gaji Pokok = Rp 1.200.000,-


Tunjangan Isteri = Rp 60.000,-
Tunjangan anak = Rp 24.000,- = Rp 84.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 756.000,-
Tunjangan beras = Rp 108.000,-
Tunjangan Khusus (12 Bulan) = Rp 600.000,-
Gaji Kotor = Rp 2.748.000,-

Tunjangan Pajak Penghasilan yang telah diberikan


( 11 x Rp 8.823 ) = Rp 9.894 = Rp N I H I L

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan (Akhir Tahun)


= [ {(Gaji kotor – PTKP) x 19 – Gaji Pokok – Tunjangan Keluarga } :
114 ] – Tunjangan Pajak Penghasilan Yang Telah diberikan
= [ {( 2.748.000 – 1.920.000) x19 – 1.920.000 – 1.200.000 – 84.000 } :
114 ] – 106.947
= 2.947

Penghitungan PPh Pasal 21 yang terhutang :

Pegawai C (K/0)

Gaji Pokok = Rp 3.600.000,-


Tunjangan Isteri = Rp 300.000,-
Tunjangan anak = Rp ,- = Rp 300.000,-
Gaji dan tunjangan keluarga = Rp 3.900.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 2.400.000,-
Tunjangan beras = Rp 72.000,-
Tunjangan khusus = Rp 2.400.000,-

Gaji Kotor = Rp 8.772.000,-

Tunjangan PPh (Rp 1.162.924 + Rp 36.545,-) = Rp 1.190.469,-

Penghasilan Bruto = Rp 9.971.469,-


Penghasilan Bruto = Rp 9.971.469,-
(-) Biaya jabatan (5% x Penghasilan Bruto) maksimum
360.000 =(Rp 360.000,-)
(-) Iuran Pensiun (5% x Gaji dan tunjangan keluarga) = (Rp 195.000,-)

Penghasilan Netto = Rp 9.416.469,-


(-) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) =(Rp 1.440.000,-)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 7.976.469,-

Pajak Penghasilan = 15% x Rp 7.976.000 = Rp 1.196.400

Catatan : Terdapat selisih antara jumlah Tunjangan Pajak Penghasilan dengan


Pajak Penghasilan terhutang (dalam contoh ini sebesar Rp 1.196.469–
Rp 1.196.400 = Rp 3.069) yang disebabkan adanya pembulatan-pembulatan
dalam penghitungan di atas.

Contoh 3 a: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA DAFTAR GAJI (GAJI KOTOR ≤ Rp 1.000.000
PER BULAN)
Pegawai C (K/0)
Gaji Pokok = Rp 300.000,-
Tunjangan Isteri ( 5% x Gaji Pokok) = Rp 5.000
Tunjangan anak ( 0 x 2% x Gaji Pokok) = Rp 0 = Rp 15.000,-

Tunjangan Jabatan = Rp 200.000,-


Tunjangan Beras ( 2 x 10 x Rp 300 ) = Rp 6.000,-

Gaji Kotor = Rp 521.000,-

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan

= (Gaji Kotor – PTKP – 20.000) x 3/17


= (521.000 – 120.000 – 20.000) x 3/17
= 67.235
Contoh 2 a: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh SETIAP KALI ADA PEMBAYARAN
HONORARIUM ATAU TUNJANGAN KHUSUS

Pegawai C (K/0)
Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan

3) Yang dibayarkan oleh instansi sendiri (missal tunjangan khusus)


= Jumlah Tunjangan Khusus x 3/17
= 200.000 x 3/17
= 35.294

4) Yang dibayarkan oleh instansi lain


Tidak ada.

Contoh 3 c: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA DAFTAR GAJI


(GAJI KOTOR > Rp 60.000.000 S/D 10.000.000 SETAHUN)

Pegawai C (K/0)

Gaji Pokok (12 Bulan) = Rp 3.600.000,-


Tunjangan Isteri (12 Bulan) = Rp 300.000,-
Tunjangan anak (12 Bulan) = Rp 0,- = Rp 300.000,-
Tunjangan jabatan (12 Bulan) = Rp 2.460.000,-
Tunjangan beras (12 Bulan) = Rp 72.000,-
Gaji Kotor = Rp 6.372.000,-

Tunjangan Pajak Penghasilan yang telah diberikan


11 x Rp 67.235 = Rp 739.585,-

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan (Akhir Tahun)


= [ {(Gaji kotor – PTKP) x 20 – Gaji Pokok – Tunjangan Keluarga -
7.200.000} : 113 ] – Tunjangan Pajak Penghasilan Yang Telah diberikan
= [ {( 6.372.000 – 1.440.000) x 20 – 3.600.000 – 300.000 – 7.200.000 }
: 113 ] – 739.585
= 35.105
Contoh 3 d: PENGHITUNGAN TUNJANGAN PPh AKHIR TAHUN PADA TUNJANGAN KHUSUS
(GAJI KOTOR > Rp 6.000.000 S/D Rp 10.000.000 SETAHUN)

Pegawai C (K/0)

Gaji Pokok = Rp 3.600.000,-


Tunjangan Isteri = Rp 300.000,-
Tunjangan anak = Rp 0,- = Rp 300.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 2.400.000,-
Tunjangan beras = Rp 72.000,-
Tunjangan Khusus (12 Bulan) = Rp 2.400.000,-
Gaji Kotor = Rp 8.772.000,-

Tunjangan Pajak Penghasilan yang telah diberikan


( 11 x Rp 35.294 ) + 739.585 = Rp 35.105 = Rp 1.162.924

Penghitungan Tunjangan Pajak Penghasilan (Akhir Tahun)


= [ {(Gaji kotor – PTKP) x 20 – Gaji Pokok – Tunjangan Keluarga -
7.200.000} : 113 ] – Tunjangan Pajak Penghasilan Yang Telah diberikan
= [ {( 8.772.000 – 1.440.000) x 20 – 3.600.000 – 300.000 – 7.200.000 } :
113 ] – 1.162.924
= 36.545

Penghitungan PPh Pasal 21 yang terhutang :

Pegawai B (K/1)

Gaji Pokok = Rp 1.200.000,-


Tunjangan Isteri = Rp 60.000,-
Tunjangan anak = Rp 24.000,- = Rp 84.000,-
Gaji dan tunjangan keluarga = Rp 1,284.000,-
Tunjangan jabatan = Rp 756.000,-
Tunjangan beras = Rp 106.000,-
Tunjangan khusus = Rp 600.000,-

Gaji Kotor = Rp 2.748.000,-

Tunjangan PPh (Rp 106.947 + Rp 2.947,-) = Rp 109.894,-

Penghasilan Bruto = Rp 2.857.894,-

Penghasilan Bruto = Rp 2.857.894,-


(-) Biaya jabatan (5% x Penghasilan Bruto) maksimum
360.000 =(Rp 142.894,-)
(-) Iuran Pensiun (5% x Gaji dan tunjangan keluarga) = (Rp 64.200,-)

Penghasilan Netto = Rp 2.650.800,-


(-) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) =(Rp 1.920.000,-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 730.000,-

Pajak Penghasilan = 15% x Rp 730.000 = Rp 1.196.400

Catatan : Terdapat selisih antara jumlah Tunjangan Pajak Penghasilan dengan


Pajak Penghasilan terhutang (dalam contoh ini sebesar Rp 109.894–
Rp 109.500 = Rp 394) yang disebabkan adanya pembulatan-pembulatan
dalam penghitungan di atas.

Anda mungkin juga menyukai