STROKE ISKEMIK
Oleh:
dr. Ike Kumala Sari
Pendamping:
dr. BAMBANG HERMAWAN
Pembimbing :
dr. Nurul Fadli sp s
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Tn.W
Umur 78 Tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Alamat Tanjung pandan
Agama Islam
Status perkawinan Kawin
Pekerjaan
Tanggal Masuk RS
Tanggal Pemeriksaan
Medical Record
1
Riwayat Penyakit Sekarang
- 1 hari SMRS keluarga pasien mengeluhkan pasien sering lupa dan tiba2
terdiam sejak kurang lebih 1 hari yang lalu.Menurut keluarga, pasien lupa
cara memakai baju dan celana.pasien juga lupa pada gerakan sholat.
Sebelumnya pasien tidak mengeluhkan apapun, pasien juga masih ingat
kebiasaan sehari2 pasien. Namun semenjak 1 hari yang lalu pasien tiba2
terdiam dan lupa kebiasaan sehari2 pasien.
Karena tidak ada perbaikan, pasien dibawa ke RSUD AA. Pasien tidak
mengeluhkan kelemahan anggota gerak(-), nyeri kepala (-), bicara pelo
(-), mual muntah (-), kejang (-) dan demam (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat stroke sebelumnya (-)
- Riwayat Hipertensi 5 tahun yang lalu tidak terkontrol
Riwayat Penyakit Keluarga
-
Riwayat Kebiasaan
- Merokok (-)
- Minum alkohol (-)
RESUME ANAMNESIS
- 24 jam SMRS terdiam secara mendadak.
- Terjadi saat beraktivitas (selesai azan isya)
- Penurunan kesadaran (-)
- Pasien tidak mengeluhkan nyeri kepala (-), bicara pelo
- Riwayat stroke sebelumnya (-), riwayat hipertensi (+) dan DM
-
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
Tekanan darah : kanan: 132/ 84 mmHg, kiri : 130/80 mmHg
Denyut nadi : kanan: 96x/mnt, teratur kiri : 96x/mnt, teratur
Jantung : HR : 98x/ mnt, irreguler, bising (-)
Suhu : 36,5oC
2
Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : distribusi rambut merata, hitam
Mata : pupil isokor (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-),
eksoftalmus (-/-), refleks cahaya (+/+)
Hidung : Deviasi Septum (-), Konka Hiperemis (-/-), sekret (+), pernapasan
cuping hidung (-)
Telinga : nyeri tekan tragus (-), serumen (-), sekret (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), tonsil T1T1
b. Leher
KGB : tidak ada pembesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Thorax
Inspeksi : bentuk dada simetris fusiform, retraksi sela iga (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), Stem Fremitus simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler kanan-kiri.
d. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : redup, batas jantung kanan dan kiri tidak dapat dinilai
Auskultasi : S1S2 normal, Gallop (-), Murmur (-)
e. Abdomen
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel, nyeri tekan abdomen (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
f. Ekstremitas
akral hangat +/+, edema -/-, tremor (-)
B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN : Komposmentis GCS: E4M6 V5
2) FUNGSI LUHUR : gangguan memori dan visuospasial
3) KAKU KUDUK : (-)
4) SARAF KRANIAL :
1. N. I (Olfactorius )
Kanan Kiri Keterangan
Daya pembau + + Normal
2. N.II (Opticus)
Kanan Kiri Keterangan
Daya penglihatan N N
Lapang pandang N N Normal
Pengenalan warna N N
3. N.III (Oculomotorius)
3
Kanan Kiri Keterangan
Ptosis - -
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 2 mm 2 mm
Gerak bola mata Normal Normal Normal
Refleks pupil
Langsung (+) (+)
Tidak langsung (+) (+)
4. N. IV (Trokhlearis)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Normal Normal Normal
5. N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik (+) (+)
Sensibilitas N N Normal
Refleks kornea (+) (+)
6. N. VI (Abduscens)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata N N
Strabismus - - Normal
Deviasi - -
7. N. VII (Facialis)
Kanan Kiri Keterangan
Tic - -
Motorik: N
- sudut mulut N N
N N
- menutup mata N
- mengerutkan N
dahi datar N
- mengangkat alis N
- lipatan
nasolabial N
Tidak N
Daya perasa dilakukan Tidak
Tanda chvostek dilakukan
8. N. VIII (Vestibulo-Kokhlearis)
Kanan Kiri Keterangan
Pendengaran Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
9. N. IX (glossofaringeus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus farings N N
Daya perasa N N Normal
4
Refleks muntah + +
10. N. X (Vagus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus farings N N
Dysfonia - - Normal
N. XI (Assesorius)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik N N
Trofi Eutrofi Eutrofi Normal
11. N. XII (Hipoglossus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik - -
- -
Trofi -
Tremor
Disartri + +
5
Biseps N N Normal
Triseps N N
KPR N N
APR N N
Patologis
Babinski (-) (-)
Gordon (-) (-)
Schaeffer (-) (-) Normal
Reflek primitif :
Palmomental (-) (-)
Snout (-) (-)
VII. FUNGSI KORDINASI
Pemeriksaan Kanan Kiri Keterangan
Test telunjuk hidung SDN SDN Sulit Dinilai
Test tumit lutut SDN SDN
Gait SDN SDN
Tandem SDN SDN
Romberg SDN SDN
6
Motorik : Normal
Sensorik : Normal
Kordinasi : Sulit dinilai
Otonom : BAB normal, BAK terpasang kateter
Refleks Fisiologis : (+) normal
Patologis : (-)
D. DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSA KLINIS : Stroke
DIAGNOSA TOPIK : Sistem Karotis Sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIK : Suspect Stroke Hemoragik
DIAGNOSA BANDING : Stroke Non Hemoragik
Neutrofil : 59,3 %
lymfosit : 28,3%
7
eosinophil : 2,8 %
basophil : 0,4 %
MCV : 80,5
MCH : 26,5
MCHC : 33,0
8
Keterangan:
Jantung dan paru dalam batas normal
CTR < 50 %
5. Head CT Scan
Keterangan :
Diagnosis Akhir:
G. PENATALAKSANAAN
a. Umum
- Kontrol Vital sign
- Mobilisasi dan Rehabilitasi
b. Khusus
- IVFD NaCL 500cc/12jam
- Aspilet 1x80mg
- Atorvastatin 1x40mg
- Concor 1x2.5mg
- Citicolin 2x500mg
- Asam folat 2x1tab
9
- Vit B12 2x50mg
- Vit b6 2x10mg
Follow Up
Rabu, 17 Februari 2021
S: kontak baik, terkadang masih linglung, demam (-)
O: Kes : Komposmentis GCS : E4M6V5
TD : 140/80 R : 20 x/menit
N : 96 x/menit T : 36,7 0C
Fungsi Luhur : gangguan memori dan visuospasial
Saraf Kranial : dbn
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : DBN
Otonom : Miksi terpasang kateter, BAB baik
Rangsang meningen : (-)
A: Stroke iskemik kardioemboli H3, atrial fibrilasi, hipertensi, OA genu
- P: IVFD NaCl 0,9 % 500cc Aspilet 1x80mg
- Atorvastatin 1x40mg po
- Captopril 2x12,5mg po
- Ranitidine 2x50mg iv
- Citicolin 2x500mg iv
- Asam folat 2x1tab
- Vit B12 2x50mg
- Vit b6 2x10mg
- Bisoprolol 1x2,5mg
- Paracetamol 3x500mg po (stop)
- Kalium diclofenac 2x50mg’
Konsul jantung
PEMBAHASAN
I. Definisi Stroke
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi
klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung
dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa
ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.1
12
II. Klasifikasi stroke1,2
A. Berdasarkan kelainan patologik pada otak :
1. Stroke Hemoragik :
Perdarahan intraserebral
Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)
2. Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
Yang dibagi atas subtipe :
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
13
- Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
15
Vasospasme terjadi pada daerah aneurisma yang pecah, tetapi dapat juga pada
tempat yang jauh dan bilateral. Darah dalam subarachnoid dapat menghilang pada
9-12 hari.1
Gejala klinisnya, yaitu:1
- Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis,
berlangsung dalam 1-2 detik hingga 1 menit.
- Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, menggigil, mudah terangsang,
gelisah dan kejang. Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian
sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
- Dijumpai gejala-gejala rangsangan meningeal.
- Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau
hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan
pernafasan.
16
darah yang dipompakan dari jantung. Apabila arteri tersumbat, sel otak (neuron)
tidak dapat menghasilkan energi yang cukup dan kerja otak berhenti.1
Bila aliran darah ke otak terhenti dalam waktu 6 detik akan terjadi
gangguan metabolisme neuron, lebih dari 30 detik gambaran EEG mendatar,
dalam 2 menit terjadi penghentian aktivitas otak, dalam 5 menit mulai terjadi
kerusakan otak dan lebih dari 9 menit manusia akan meninggal. Iskemik ke otak
terjadi bila aliran darah ke otak berkurang 25-30 ml/100 gram jaringan otak
permenit.1
III. Patofisiologi
Stroke dapat disebabkan oleh satu dari beberapa proses yang meliputi
pembuluh darah di otak yaitu: 1
Proses intrinsik pembuluh darah, misalnya: aterosklerosis, inflamasi,
deposit amiloid, deseksi arteri, atau trombosis vena.
Proses yang berasal dari tempat lain (yang jauh) menimbulkan embolus,
misalnya: emboli dari jantung atau sirkulasi ekstrakranial yang
menyebabkan gangguan pembuluh darah intrakranial.
Proses yang timbul akibat aliran darah ke otak inadekuat akibat
menurunnya tekanan perfusi otak atau meningkatnya viskositas darah.
Proses yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di ruang subaraknoid
atau jaringan otak/intraserebral.
17
Tiga proses pertama menyebabkan timbulnya TIA dan stroke iskemik (infark
otak), sedangkan yang keempat menyebabkan terjadinya stroke hemoragis
(perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid).
IV. Faktor Resiko Stroke
Secara umum faktor resiko stroke dapat dibagi menjadi:1,3
a. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Ras
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi, yaitu :
1. Riwayat stroke
2. Hipertensi
3. Penyakit jantung
4. Diabetes melitus
5. Stenosis karotis
6. TIA
7. Hiperkolesterol
8. Penggunaan kontrasepsi
oral
9. Obesitas
10. Merokok
11. Alkoholik
12. Penggunaan narkotik
13. Hiperhomosisteinemia
14. Antibodi anti fosfolipid
15. Hiperurisemia
16. Peninggian hematokrit
17. Peninggian kadar
fibrinogen
18
V. Gambaran Klinis
Tabel 1. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non hemoragik5,6
Klinis PIS PSA Non Hemoragik
Defisit fokal Berat Ringan Berat ringan
Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan
Muntah pada Sering Sering Tidak, kec lesi di
awalnya batang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
Penurunan Ada Ada Tidak ada
kesadaran
Kaku kuduk Jarang Ada Tidak ada
Hemiparesis Sering dari awal Permulaan tidak Sering dari awal
ada
Gangguan bicara Bisa ada Jarang Sering
Likuor Bisa terdapat Berdarah Jernih
cerebrospinal darah
19
vaskulitis
20
Arteri karotis eksterna5,6
A. karotis eksterna pada permulaannya terletak disebelah anterior dan
medial dari A. karotis interna, mempunyai cabang-cabang yaitu: A. tiroidea
superior, A. fasialis, A. faringeal asendens, A. lingualis, A. aurikularis posterior,
A. oksipitalis, dan berakhir sebagai A. temporalis superfisialis dan A. maksilaris.
A. karotis eksterna mempunyai hubungan kolateral dengan A. karotis interna
untuk memperdarahi otak.
21
- A. khoroidea anterior
- A. serebri anterior, dengan cabang-cabangnya (A. striata medial atau
rekurens hubner, A. komunikans posterior, A. frontopolaris, A.
perikallosal, A. kallosomarginalis, A. parietalis)
- A. serebri media, dengan cabang-cabangnya (A. lentikulostriata dan
cabang-cabang kecil lainnya ke ganglia basalis, A. frontalis asendens, A.
pre-rolandika, A. rolandika, A. parietalis anterior, A. parietalis posterior,
A. angularis, A. parieto-temporalis, A. temporalis posterior dan anterior)
VII. Hipertensi
Hipertensi faktor yang paling sering menyebabkan perdarahan di parenkim
otak dan infark yang disebabkan aterotrombosis. Risiko terjadinya infark pada
pasien dengan hipertensi 7 kali lebih besar dibandingkan pada pasien dengan
normotensi, dan risiko tersebut berbanding lurus dengan peningkatan tekanan
darah. Risiko terjadinya stroke sangat berkaitan dengan derajat peningkatan
22
tekanan sistol dibandingkan dengan umur dan jenis kelamin. Risiko terjadinya
stroke akan makin besar jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg.7
Klasifikasi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Commite On
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
7), klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok
normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.8
Pengobatan8
1. Diuretika, terutama jenis thiazide atau aldosterone antagonist
2. Beta blocker.
23
3. Calcium Channel Blocker atau calcium antagonist (CCB)
4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
5. Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist/blocker
(ARB)
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah:8
- Diuretika dan ACEI atau ARB
- CCB dan BB
- CCB dan ACEI atau ARB
- CCB dan diuretika
- AB dan BB
24
Naik turunnya tekanan darah terjadi sesuai waktu, tekanan darah akan
menurun ketika malam hari, dan akan meningkat ketika siang hari. Ketika
tekanan darah arteri meningkat, arteri kecil di otak akan menyempit, derajat
penyempitannya tergantung dari peningkatan tekanan.7
Ketika hal ini terjadi secara singkat dan tekanan yang meningkat tidak
begitu besar, maka tidak ada hal yang membahayakan, ketika peningkatan tekanan
terjadi secara terus menerus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan
terjadi hialinisasi di tunika muskularis dan dinding pembuluh akan menjadi kaku.
Hal ini merupakan situasi yang berbahaya, karena menyebabkan arteri-arteri di
otak tidak dapat lagi berdilatasi atau berkonstriksi untuk menyesuaikan diri
dengan tekanan darah sistemik.7
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan terjadinya perfusi yang tidak
adequat di otak dan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan, dan peningkatan
tekanan darah akan menyebabkan peningkatan tekanan perfusi di kapiler dan
menimbulkan hiperemia, edema dan kemungkinan perdarahan.7
Komplikasi cerebrovaskular dari hipertensi adalah : milliary aneurysm,
intracerebral hemorrhagik, mempercepat terjadinya atherosklerosis, saccular
arterial aneurysm, lacunar infarction dan hipertensive encephalopathy.7
Dasar diagonosis
a. Dasar diagnosis klinis:
Anamnesis:
- Kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan
- Onset mendadak saat selesai mandi
- Penurunan kesadaran,
- Nyeri kepala
- Bicara pelo namun mengerti pembicraan dengan baik
- Hipertensi tidak terkontrol
- DM tidak terkontrol
- Ibu kandung pernah menderita stroke.
Pemeriksaan fisik :
- Kesadaran: composmentis
- Fungsi luhur: DBN
25
- Tekanan darah: 180/100 mmHg
- Saraf kranial : Parese N. VII sentral dextra, parese N XII dextra.
- Motorik : Hemiparese dekstra
Dasar diagnosis dalam membedakan jenis stroke dapat dilihat dalam tabel berikut:
26
c. Dasar diagnosis etiologik:
Karena terjadi defisit neurologis mendadak berupa nyeri kepala,
penurunan kesadaran, hemiparesis dextra, parese N.VII sentral
dextra, parese N.XII dextra dan adanya faktor risiko berupa
hipertensi, DM dan riwayat keluarga stroke.
Dalam memikirkan penyebab dari stroke hemoragik ini dapat dilihat dalam
tabel berikut :
27
- tidak ada bicara pelo
- Riwayat hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun yang lalu.
-
Pemeriksaan fisik :
- Kesadaran : Komposmentis
- Tekanan darah: 180/100 mmHg
Laboratorium:
o GDS : 288 mg/dL
o CR-s : 2,7 mg/dl
o Ureum : 63,6 mg/dl
- Head CT scan, kesan :
perdarahan intraserebral regio basal ganglia sinistra
Jadi, diagnosis pada pasien ini : stroke hemoragik ec. ICH + krisis
hipertensi + DM tipe II + insufisiensi renal
Dasar usulan pemeriksaan penunjang :
i. Darah rutin apakah terdapat penurunan platelet sebagai risiko
terjadinya stroke iskemik
ii. Kimia darah : untuk mengetahui apakah terdapat faktor risiko yang
mengakibatkan tejadinya stroke, misalnya glukosa darah apakah
ada hiperglikemia atau DM. profil lipid apakah ada
dislipidemia. Fungsi ginjal apakah terdapat kerusakan pada
ginjal yang melatarbelakangi terjadinya hipertensi.
iii. EKG: untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan jantung
iv. Rontgen thorax: untuk mencari faktor resiko berupa hipertensi
kronik yang ditandai dengan kardiomegali.
v. CT scan kepala: untuk mencari etiologi stroke apakah
karena infark atau perdarahan.
Dasar penatalaksanaan :
1. NaCl cairan kristaloid untuk stabilisasi hemodinamik
28
2. Pemberian piracetam bertujuan menstimulasi glikolisis oksidatif,
meningkatkan konsumsi oksigen di otak, mempengaruhi
pengaturan serebrovaskular. Piracetam merupakan agen nootropik
yang berperan dalam fungsi kognitif.
3. Pemberian citicolin sebagai agen neuroprotektor.
4. Asam traneksamat dan Vit. K untuk mencegah perdarahan
berulang.
5. Amlodipin + Captopril diberikan obat anti hipertensi kombinasi
dengan pertimbangan komplikasi yang telah di alami pasien sesuai
dengan guideline JNC VII untuk maintenance tekanan darah
pasien.
6. Novorapid untuk maintenance glukosa darah pasien karena pada
pasien juga mengalami insufisiensi renal
DAFTAR PUSTAKA
29
6. Baehr M, Frotscher M. Blood Supply and Vascular Disorders of the Central
Nervous System In Duus’ Topical Diagnosis in Neurology 4th Completely
Revised Edition. New York: Thieme, 2005; 443-450.
30