RAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAERAH KHUSUS DALAM
PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL.
-3-
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Khusus adalah daerah yang terpencil atau
terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat
yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial,
atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.
2. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.
Pasal 2
(1) Daerah Khusus ditetapkan untuk melaksanakan
kebijakan pendidikan yang adil dan merata sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
(2) Penetapan Daerah Khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk:
a. memastikan intervensi kebijakan pendidikan yang
bersifat afirmasi sesuai dengan karakteristik dan
kondisi daerah; dan
b. acuan pelaksanaan kebijakan pembangunan
pendidikan nasional di daerah.
Pasal 3
(1) Penetapan Daerah Khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 dilaksanakan dengan prinsip:
a. efektivitas;
b. efisiens;
c. transparan;
d. akuntabel;
e. keadilan; dan
f. cepat dan tepat.
(2) Efektivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
yaitu penetapan Daerah Khusus diupayakan dapat
mengoptimalkan hasil, pengaruh, dan daya guna
intervensi kebijakan pendidikan di Daerah Khusus;
(3) Efisiensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
yaitu penetapan Daerah Khusus dipilih menggunakan
-4-
Pasal 4
(1) Daerah Khusus ditetapkan berdasarkan pada kondisi:
a. geografis; dan/atau
b. kedaruratan.
(2) Penetapan Daerah Khusus dengan kondisi geografis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
dengan menggunakan data:
a. daerah terpencil atau terbelakang;
b. daerah dengan kondisi masyarakat adat yang
terpencil;
-5-
Pasal 5
(1) Daerah Khusus berdasarkan pertimbangan kondisi
geografis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a ditetapkan berdasarkan:
a. kriteria Daerah Khusus; dan
b. metode penghitungan indeks wilayah.
(2) Daerah Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 6
(1) Kriteria Daerah Khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. kriteria keterjangkauan wilayah; dan
b. kriteria keberadaan fasilitas.
(2) Kriteria keterjangkauan wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. indikator variasi moda transportasi darat, air,
dan/atau udara dan aksesibilitas moda jalan darat;
dan
b. indikator keterpencilan daerah.
(3) Kriteria keberadaan fasilitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. indikator fasilitas listrik; dan
b. indikator fasilitas komunikasi.
-6-
Pasal 7
Metode penghitungan indeks wilayah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 8
(1) Penetapan Daerah Khusus dengan kondisi kedaruratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b
dilakukan berdasarkan:
a. status bencana alam, bencana sosial, atau keadaan
darurat lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangan; dan
b. pertimbangan lain dalam proses penyelenggaraan
pendidikan.
(2) Pertimbangan lain dalam proses penyelenggaraan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
paling sedikit meliputi:
a. hilangnya fasilitas sarana pelayanan umum berupa
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas
listrik, fasilitas informasi dan komunikasi, dan
sarana air bersih; dan/atau
b. minimnya fasilitas perlindungan keamanan, baik
fisik maupun nonfisik.
(3) Daerah Khusus dengan kondisi kedaruratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 9
(1) Penetapan Daerah Khusus berdasarkan pertimbangan
kondisi geografis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dievaluasi paling lama 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.
-7-
Pasal 10
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, kriteria
penentuan daerah khusus yang telah digunakan dalam
pelaksanaan program pendidikan di Daerah Khusus, tetap
berlaku sampai dengan akhir tahun anggaran 2020.
Pasal 11
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Kriteria Daerah Khusus Dalam Rangka Pemberian
Tunjangan Khusus Bagi Guru yang Bertugas di Daerah
Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 794), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-8-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juni 2020
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juni 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
ttd.
Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001