PENGINTEGRASIAN PEMENUHAN
SPM DALAM RENCANA KERJA
SEKOLAH (RKS) DAN RENCANA
KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH (RKAS)
Tim Penyusun
Drs. Surya Suryanto, M.M.pd
Drs. Ade Ahmad Hidayat, M.Pd
Ateng Trisnadi, M.Pd
Dr. Budi Susetyo
Kontributor
Dra. Nurma Dwi Saleh, M.Ed
Maya Triwuri Handayani
Mus Mualim
KATA PENGANTAR
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM Dikdas) adalah salah satu tolok ukur
kinerja pelayanan pendidikan dasar. Sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar
sesuai SPM merupakan kewenangan Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib
melakukan pengembangan kapasitas untuk mencapai SPM, sedangkan pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi pengembangan kapasitas melalui
peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personil dan keuangan, baik ditingkat pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan.
Secara umum, perkembangan pembangunan sektor pendidikan di Indonesia mengalami
kemajuan yang sangat nyata, khususnya perbaikan akses pendidikan dasar dan peningkatan
kualitas pelayanannya. Meskipun demikian masih terjadi disparitas yang cukup nyata terhadap
pelayanan pendidikan di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia.Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian Agama telah banyak membantu Kabupaten/Kota untuk mencapai
SPM Pendidikan Dasar, namun masih banyak Kabupaten/Kota tertentu yang memerlukan
bantuan teknis lebih intensif.
Uni Eropa telah menyepakati memberikan bantuan dana hibah kepada pemerintah
Indonesia untuk penyediaan bantuan teknis sebesar €37,3 juta bagi Program Pengembangan
Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM
DIKDAS) guna mengatasi adanya kesenjangan kinerja di sektor pendidikan dasar di
Kabupaten/Kota. Uni Eropa dan pemerintah Indonesia telah menunjuk ADB (Asian Development
Bank) untuk mengelola bantuan ini. Sebagian besar dana hibah ini akan diberikan kepada 110
Kabupaten/Kota yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Tujuan Program PKP-SPM Dikdas adalah untuk memperkuat kapasitas pengelola
pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota/satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan,
penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan
minimal pendidikan dasar. Untuk memenuhi tujuan tersebut dalam Pedoman Administrasi
Program (PAP) PKP-SPM Dikdas dijelaskan beberapa kegiatan peningkatan kapasitas yang dapat
dibiayai oleh dana Hibah EU dalam program PKP-SPM Dikdas, agar kegiatan-kegiatan
peningkatan kapasitas tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka telah disusun
juknis pelaksanaan yang dalam program ini disebut modul pelaksanaan kegiatan.Modulini
berfungsi sebagai petunjuk bagi pelaksaaan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas di
Kabupaten/Kota dalam program PKP-SPM Dikdas.
Modul ini (disebut dengan Modul S-3) merupakan modul yang akan digunakan untuk
kegiatan Pelatihan Pengintegrasian Pemenuhan SPM dalam Rencana Kegiatan Sekolah/Madrasah
(RKS/M) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M). Isi dari modul S-3
adalah penjelasan mengenai tujuan pelaksanaan sosialisasi, jadwal kegiatan sosialisasi, rencana
kegiatan detail, strategi pelaksanaan sosialisasi, uraian kegiatan, serta lampiran bahan materi.
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - iii
MODUL S-3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Penyusunan Modul 2
C. Tujuan Penyusunan Modul 3
D. Rencana Kegiatan Detail 3
E. Form Identifikasi Capaian Indikator SPM – SNP 4
Bab II Kegiatan Pra Pelatihan
A. Strategi Kegiatan Pra Pelatihan 5
B. Jadwal Kegiatan 9
Bab III Review Terhadap Modul/Instrumen EDS Yang Ada
A. Latar Belakang 10
B. Dasar Penyusunan Modul 11
C. Tujuan 11
D. Over View Modul dan Instrumen yang ada 12
Bab IV Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
A. Deskripsi Model Pelatihan 14
B. Materi 1 : Pengenalan SPM, SNP, dan SPM 15
C. Materi 2 : Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini 19
D. Materi 3 : Pengantar Penyusunan RKS/M dan RKAS/M 26
E. Materi 4: Paparan Hasil Sensus SPM 35
F. Materi 5: Penyusunan RKS/M dan RKAS/M menggunakan Tool 35
Bab V Penutup 36
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN: BAHAN PAPARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM DIKDAS) adalah salah satu tolok
ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 15 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar sesuai SPM
merupakan kewenangan dan tanggungjawab Kabupaten/Kota, pemerintah Kabupaten/Kota
wajib melakukan pengembangan kapasitas untuk mencapai SPM. Sedangkan pemerintah
dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi pengembangan
kapasitas melalui peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personil dan keuangan, baik
di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan.
Untuk memenuhi kewajiban sebagaimana tercantum dalam Permendikbud No.23
tahun 2013, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pendikan dan Kebudayaan telah
menggariskan berbagai kebijakan dan program salah satunya adalah Program Pengembagan
Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM
DIKDAS). Program PKP-SPM DIKDAS merupakan perpaduan kerjasama antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan lembaga donor (Uni Eropa dan ADB) yang bertujuan untuk
memperkuat kapasitas pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota/satuan pendidikan
terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan
pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. Dalam dokumen
Pedoman Administrasi Program (PAP) PKP-SPM Dikdas secarajelas dikemukakan bahwa
hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Program PKP-SPM DIKDAS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kapasitas pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan manajemen
di tingkat sekolah/madrasah dalam pencapaian SPM.
2. Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat (misalnya Komite
sekolah/madrasah, Dewan Pendidikan, LSM peduli pendidikandan pemangku kepentingan
bidang pendidikan terhadap SPM sektor pendidikan, serta mendorong partisipasi
masyarakat yang lebih besar untuk memastikan bahwa sekolah/madrasah dan Pemerintah
Daerah bertanggung jawab terhadap pemenuhan SPM Dikdas.
3. Meningkatnya pengintegrasian SPM yang lebih efektif ke dalam berbagai program dan
kebijakan sektor pendidikan terkait.
Hasil yang 1.
Peserta mengenal tentang SPMP, SPM, dan SNP
diharapkan 2.
Peserta mampu melakukan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M)
3.
Peserta Mampu menyusun RKS/M dan RKAS/M
4.
Peserta memahami Juknis penggunaan Tools EDS/M, RKS/M dan
RKAS/M
5. Peserta mempraktikan penggunaan Tools EDS/M, RKS/M dan
RKAS/M
Materi 1. Mengenal tentang SPMP, SPM, dan SNP
2. Melakukan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M)
3. Menyusun RKS/M dan RKAS/M
4. Memahami Juknis penggunaan Tools EDS/M, RKS/M dan RKAS/M
5. Mempraktikan penggunaan Tools EDS/M, RKS/M dan RKAS/M
Strategi Paparan, Latihan/praktik, Diskusi dan Presentasi (hasil diskusi)
Kegiatan
Jumlah 40 Orang Jumlah 2 Orang/kelas
Peserta Nara
Sumber
Unsur Nara Sumber :
Unsur Peserta : 1. Pelatih Pusat ( Optional )
1. Pengawas SD/MI Negeri dan Swasta 2. Pelatih Regional/daerah
2. Pengawas SMP/MTs Negeri dan Swasta 3. DAT
3. Tim Pengembang Sekolah/Madrasah
TPS/M :
a. Kepala Sekolah/madrasah
b. Unsur Guru
3
BAB II
KEGIATAN PRA PELATIHAN
Kegiatan pra pelatihan diadakan di awal pelatihan, tujuan pelaksanaan kegiatan ini
adalah untuk menyampaikan gambaran umum pelaksanaan pelatihan yang meliputi :
1. Relevansi materi-materi dalam pelatihan dengan tugas, peran dan fungsi pengawas kepala
sekolah/madrasah dan Tim Pengembang Sekolah/Madrasah .
2. Tujuan pelatihan dan hasil yang diharapkan
3. Deskripsi singkat
4. Tata tertib
5. Penjelasan teknis pelaksanaan pelatihan lainnya.
Strategi dan uraian pelaksanan kegiatan pra pelatihan dapat dilihat pada tabel dibawah,
sebagai berikut :
Halaman - 6
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7 8
Relevansi Penjelasan mengapa pengawas dan kepala Paparan LCD Projector,
(Slide 1) sekolah / madrasah perlu memahami materi komputer, bahan
yang akan diberikan paparan Modul S-
3 kegiatan
Pra Pelatihan
Deskripsi Gambaran umum kondisi sektor pendidikan Paparan LCD Projector,
Singkat saat ini dan fungsi/dampak pelaksanaan komputer,
( Slide 2 – 40) Pelatihan Penyusunan EDS/M, RKS/M, bahan paparan
RKAS/M dan RKT Kepada Pengawas dan Modul S-3
SD/MI, SMP/MTs dan Tim Pengembang
Sekolah untuk pemenuhan SPM Dikdas di
wilayah Kabupaten / Kota
masing-masing.
Tujuan Setelah mengikuti pelatihan peserta pelatihan Paparan LCD Projector,
Kegiatan memahami semua materi yang diberikan, komputer,
6
diatur dalam SPM Dikdas, memahami
penyusunan EDS/M, RKS/M, RKAS/M dan
RKT.
Hasil yang Peserta Dapat : Paparan LCD Projector,
diharapkan 1. Menjelaskan konsep dasar EDS/M, komputer,
(Slide 46 – 60) RKS/M, RKAS/M dan RKT bahan paparan
2. Mengimplementasi Hasil EDS/M kedalam Modul S-3
RKS/M
3. Memilih skala prioritas dari RKS/M
kedalam RKAS/M dan RKT.
Tata Tertib Panitia, Narasumber/ pelatih dan peserta Paparan dan LCD Projector,
berdiskusi dan menyepakati Tata Tertib yang Diskusi komputer,
dipatuhi bersama selama pelaksanaan bahan paparan
Halaman - 7
MODUL S-3
1 jp 45 Menit
7
MODUL S-3
2. On Service Learning
a. Setiap sekolah/madrasah membawa hasil pengukuran SPM yang telah dilakukan oleh
Tim PKP-SPM tingkat Kabupaten/Kota
b. Tim Sekolah/Madrasah mengumpulkan bukti-bukti fisik yang terdiri dari :Hasil EDS,
Akreditasi, dan SPM
c. Sekolah/ Madrasah menyusun Draf RKS/M dan RKAS/M ( Dapat menggunakan Tools
yang tersedia).
d. Kemudian Pengawas sekolah/madrasah melakukan pendampingan selama penyusunan
Draf.
e. Penyusunan Draf RKS/M dan RKAS/M berlangsung selam 6 Minggu
BAB III
REVIEW TERHADAP MODUL/INSTRUMEN EDS YANG ADA
A. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini banyak instrument, modul dan buku/juknis/juklak yang membahas
tentang EDS, RKS, dan RKAS yang telah disosialisasikan dan digunakan oleh sekolah
maupun madrasah, sebagai contoh yang telah dikembangkan oleh program AIBEP, program
BOS, BPSDMPD Kemdikbd, Direktorat Pembinaan SD dan Direktorat Pembinaan SMP.
Modul-modul tersebut sebagian masih dapat diperoleh dari website dan kemungkinan besar
masih digunakan oleh sekolah-sekolah sampai saat ini. Meskipun hampir semua modul
EDS/RKS/RKAS berbasis pada indikator SNP, akan tetapi masing-masing memiliki
pendekatan dan metode yang berbeda-beda. Masing-masing modul memiliki kelebihan,
kekurangan, dan persamaan-persamaan. Modul-modul tersebut semuanya baik dan siap
digunakan oleh pihak sekolah/madrasah, namun demikian tentunya sekolah/madrasah mau
menggunakan versi atau model yang mana itu merupakan otoritas sekolah/madrasah, yang
paling penting bahwa setiap akan menyusun RKS/M dan RKAS/M sekolah/madrasah wajib
melakukan EDS/M dengan tidak melupakan indikator-indokator yang ada. Sampai saat ini,
diantara modul-modul yang telah dikembangkan tersebut, belum ada yang memasukkan
seluruh indikator SPM pendidikan dasar yang ada dalam Permendikbud No 23 Tahun 2013
sebagai salah satu dasar EDS.
Modul S-3 ini tidak bermaksud untuk membuat modul yang baru namun hanya
meriview berbagai modul yang sudah ada dan untuk melengkapi kebutuhan
sekolah/madrasah dalam melaksanakan penyusunan RKS/M dan RKAS/M yang berbasis
EDS/M.
Modul S-3 ini didalamnya memuat tentang petunjuk menyusun perencanaan dan
penganggaran sekolah terbagi ke dalam perencanaan empat tahunan, yaitu dokumen Rencana
Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M) yang berbasis EDS/M baik dengan standar acuan SPM maupun SNP. Dengan
EDS/M tersebut sekolah/madrasah mampu menyusun program prioritas dengan
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang dimiliki guna mencapai visi, misi, tujuan
dan sasaran sekolah/madrasah yang telah ditetapkan. Selain itu dengan dimilikinya dokumen
RKS/M dan RKAS/M yang baik diharapkan dapat menggalang partisipasi warga masyarakat,
memastikan keterkaitan antara perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta dampak dari
10
C. TUJUAN
Tujuan dari modul S-3 ini adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang arti penting EDS/M, RKS/M, dan
RKAS/M.
2. Dasar/landasan hukum kebijakan bidang pendidikan khususnya dalam penyusunan
EDS/M, RKS/M, dan RKAS/M.
3. Sistematika dan pertimbangan dalam penyusunan EDS/M, RKS/M, dan RKAS/M
4. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tahapan-tahapan dalam penyusunan
EDS/M, RKS/M, dan RKAS/M. sesuai aturan yang berlaku.
5. Memberikan pemahaman kepada peserta dalam menyusun rancangan monitoring dan
evaluasi.
6. Memberikan pemahaman kepada peserta dalam menyusun rencana tindak lanjut.
Modul S-3 ini digunakan oleh narasumber/pelatih dan menjadi panduan bagi
narasumber/pelatih untuk melaksanakan kegiatan pelatihan Program PKP-SPM Dikdas
kepada pengawas dan tim pengembang sekolah/madrasah.
11
Modul S-3 tidak menciptakan Format baru (EDS/M, RKS/M, dan RKAS/M) akan
tetapi memberikan over view modul-modul yang dapat mengintegrasikan indikator SPM ke
dalam RKS/M dan RKAS/M.
Sebagian besar instrument EDS yang telah dikembangkan, secara landasan teori
masing-masing memiliki landasan yang kuat, sehingga tidak ada yang dikatakan mana yang
paling benar. Akan tetapi sebagian besar instrument EDS tersebut tidak diikuti dengan alat
bantu/tools untuk emmanfaatkan hasil EDS sehingga memudahkan sekolah untuk dijadikan
dasar penyusunan RKS/RKAS. Modul pelatihan BOS tahun 2010/2011 sebagai contoh,
dilengkapi dengan tools yang bernama TRIMS yang berbasis Excell dan mengolah data
sebagian dari data Dapodik dan data profil sekolah yang diinput oleh sekolah. EDS yang
digunakan dalam pelatihan BOS tahun 2010/11 juga telah memasukkan sebagian indikator
SPM. Instrumen EDS yang dikembangkan oleh unit lain, bahkan ada yang telah
dikembangkan secara online, juga belum dilengkapi dengan tool yang langsung dapat
digunakan oleh sekolah untuk menyusun RKS/M dan RKAS/M.
Tim pengembang modul S-3 telah mengkaji tools yang dikembangkan LPKIPI-Jawa
Timur. LPKIPI mengembangkan alat berbasis exel yang menggunakan indikator SNP dan
SPM sebagai dasar EDS/M sekaligus menuntun sekolah/madrasah menggunakan hasil EDS
tersebut untuk menyusun RKS/M dan RKAS/M. oleh karena itu dalam pelatihan modul S-3
program PKP-SPM Dikdas ini akan memanfaatkan Aplikasi yang telah dikembangkan olek
LPKIPI.
Selain perbedaan ada pada instrument EDS, beberapa modul pelatihan juga berbeda
dalam pendekatan metode pelatihannya. Misalnya metode yang dikembangkan ProDEP
tentang BPU Rencana Kerja Jangka Menengah dan Rencana Kegiatan dan Angaran
Sekolah/Madrasah dipergunakan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
kepala sekolah/madarasah. Metode pelatihan yang diterpkan, para peserta pelatihan digiring
untuk m embaca bahan bacaan, dilanjutkan berdiskusi sesama kepala sekolah/madrasah dalam
kelompok, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan Lembar Kerja. Pada pelatihan yang
dikembangkan oleh ProDEP ini tidak ada penayangan materi termasuk penguatan-penguatan
dari nara sumber/fasilitator. Pengembangan dan kedalaman materi didapat benar-benar dari
hasil diskusi antar angota kelompok. Model pembelajaran yang dikembangkan oleh ProDEP
ini dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In Service Learning 1 (In-1), On the
12
Job Learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Metode pembelajaran ini juga
diterapkan oleh LPKIPI.
13
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN
melaporkan tagihan dan mempresentasikan berbagai temuan, hikmah dan kendala yang
Saudara hadapi, serta solusi yang Saudara lakukan selama proses pembelajaran. Saudara juga
bisa mendapatkan pelajaran dari dan berbagi pengalaman dengan kepala sekolah/madrasah
lain.
1. Pengantar
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok
pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetitif sesuai dengan visi Kementerian
Pendidikan Nasional tahun 2025. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan upaya
peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan oleh semua pihak.
Mutu pendidikan mengacu pada standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 2015 Junto Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar nasional pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia, berfungsi sebagai dasar bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional
yang bermutu. SNP berisi ketentuan tentang delapan standar yang dicita-citakan dapat
terwujud di semua satuan pendidikan pada kurun waktu tertentu.
Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat beragam, dan
sebagian besar masih di bawah SNP, maka perlu dicari strategi untuk mencapai SNP secara
bertahap. Upaya ini dilakukan dengan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
merupakan tingkat layanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan.
Apabila SPM Pendidikan telah tercapai maka indikator tingkat (mutu) layanan akan dinaikkan
dari waktu ke waktu hinga pada akhirnya mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam
SNP. Oleh karena itu SPM Pendidikan dapat diartikan sebagai strategi untuk mencapai SNP
secara bertahap dan merupakan sasaran antara menuju pemenuhan SNP.
Sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP) didefinisikan sebagai kegiatan sistemik
dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara pendidikan, pemerintah
15
2. Tujuan
3. Pokok Bahasan
4. Waktu
16
5. Metode
a. Curah pendapat.
b. Presentasi.
c. Review dokumen.
d. Tanya jawab.
17
7. Strategi
18
8. Referensi
a. PPNomor 13 Tahun 2015 Junto PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP.
b. PP Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM.
c. Semua Permendiknas mengenai SNP.
d. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang SPMP.
e. Permendiknas Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar.
f. Petunjuk Teknis Pengukuran Ketercapaian Indikator SPM.
Dalam menentukan kondisi sekolah saat ini, ada dari 3 (tiga) langkah yang harus
dilakukan, yakni:
1. Melakukan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah,
2. Membandingkan Hasil Evaluasi Diri (Kondisi Nyata) Sekolah/Madrasah dengan Acuan
Standar Sekolah/Madrasah,
3. Merumuskan Tantangan (Utama/Prioritas) Sekolah/Madrasah.
19
evaluasi diri (EDS/M) yang dijelaskan dalam Bagian I buku ini. Alat evaluasi diri hendaknya
dirancang dengan mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM) dan atau standar
nasional pendidikan (SNP), sehingga memiliki tolok ukur yang jelas dan bisa dijadikan dasar
untuk mengembangkan sekolah/madrasah empat tahun mendatang dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Tujuan melakukan evaluasi diri adalah untuk melihat gambaran yang jelas
tentang situasi sekolah/madrasah saat ini. Karena itu, evaluasi diri sekolah/madrasah harus
diisi dengan seksama dan seobjektif mungkin. Informasi yang dihasilkan dari evaluasi diri
sekolah/madrasah juga berguna untuk membantu para pemangku kepentingan
sekolah/madrasah dalam menyusun RKS/M dan RKT yang didasarkan pada kondisi nyata
sekolah/madrasah.
Dengan melakukan evaluasi diri akan menunjukkan kinerja sekolah/madrasah
misalnya, bagian yang mengalami perbaikan atau peningkatan, bagian yang tetap, dan bagian
yang mengalami penurunan.
Dalam panduan ini, hasil evaluasi diri sekolah/madrasah yang mencakup 8 standar itu
dikelompokkan sesuai dengan nama program sekolah/madrasah yang terdapat pada
Permendikbud Nomor 80 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran 2016. Hal ini penting dilakukan karena
dana BOS merupakan sumber utama bagi sekolah/madrasah untuk memenuhi biaya
penyelenggaraan sekolah/madrasah, dan kebijakan pemerintah mengharuskan BOS
menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar yang
bermutu.
Sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS 2016, program sekolah terdiri
dari:
1. Pengembangan Kompetensi Lulusan
2. Pengembangan standar isi
3. Pengembangan standar proses
4. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
5. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah
6. Pengembangan standar pengelolaan
7. Pengembangan standar pembiayaan
8. Pengembangan dan implementasi sistem penilaian
20
21
22
kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak?
2. Apakah rencana kerja sekolah/madrasah mencantumkan tujuan yang jelas untuk
program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik?
3. Apakah Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah atau Rencana Kerja Sekolah/
Madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar?
4. Apakah pengumpulan dan penggunaan data handal dan valid?
5. Apakah masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah/madrasah?
6. Apakah dukungan dan kesempatan pengembangan profesi diberikan bagi para pendidik
dan tenaga kependidikan?
7. Bagaimana pedoman penerimaan peserta didik?
8. Bagaimana penanganan anak yang tinggal kelas dan drop-out?
9. Bantuan apa yang diberikan kepada peserta didik yang kurang mampu?
10. Bantuan apa yang diberikan kepada peserta didik yang kurang siap belajar?
11. Bagaimana dukungan kepada anak dengan kebutuhan khusus, termasuk bakat dan minat?
12. Bagaimana layanan konseling dilaksanakan di sekolah/madrasah?
23
pembandingan nilai/skor sekolah/madrasah hasil EDS/M dengan SPM dan/atau SNP. Hasil
pembandingan tersebut akan menunjukkan dibagian mana sekolah/madrasah masih berada
di bawah SPM, dibagian mana sekolah/madrasah sudah berada di atas SPM; dibagian mana
sekolah/madrasah sudah mencapai SNP dan dibagian mana sekolah/madrasah sudah berada di
atas SNP. Kesimpulan-kesimpulan ini digunakan oleh sekolah/madrasah untuk menentukan
prioritas apa saja yang mendesak untuk segera ditangani. Sekolah/madrasah dianjurkan untuk
menangani bagian-bagian yang belum mencapai SPM, baru kemudian sekolah/madrasah
menangani bagian-bagian yang belum mencapai SNP supaya bisa mencapai SNP. Setelah
SPM dan SNP tercapai, sekolah/madrasah bisa memikirkan capaian yang lebih tinggi, yaitu
tingkatan di atas SNP.
Seperti tercantum pada Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013, SPM di tingkat sekolah/
madrasah hanya mencakup 13 indikator. Oleh sebab itu, untuk membantu sekolah/madrasah
menentukan tantangan, dalam pedoman ini digunakan indikator lain yang dianggap setingkat
dengan SPM, yaitu indikator-indikator yang membantu sekolah/madrasah untuk mengetahui
bagian-bagian yang capaiannya/kondisinya masih sangat rendah.
Berkaitan dengan perumusan tantangan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
tantangan tersebut dapat diwujudkan berdasarkan indikator SPM dan/atau SNP yang perlu
dicapai. Tantangan sekolah/madrasah sebaiknya dirumuskan secara spesifik, artinya
rumusan tantangan harus menunjukkan:
1. Apabila berkaitan dengan nilai mata pelajaran, maka perlu dirumuskan besaran
tantangan, dan di kelas mana saja;
2. Apabila berkaitan dengan guru, maka perlu dirumuskan guru di kelas mana saja;apakah
semua guru mata pelajaran atau satu mata pelajaran saja, dan seterusnya;
3. Apabila berkaitan dengan buku/bahan ajar, maka perlu dirumuskan mata pelajaran mana
saja atau semua mata pelajaran, buku teks, buku referensi, buku pegangan peserta didik
atau guru, untuk kelas mana saja dan seterusnya.
Tabel berikut ini menunjukkan contoh bagaimana menetapkan kondisi
sekolah/madrasah saat ini, standar acuan sekolah/madrasah, dan tantangan sekolah/madrasah.
25
1. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia di bidang pendidikan adalah
menuntaskan Pendidikan Dasar 9 Tahun. Mulai dari Undang-Undang Dasar, Undang-
Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan-
perundangan yang ada saat ini telah menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk menyediakan
pendidikan dasar bagi semua anak berumur 7 sampai dengan 15 tahun. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional telah memilih Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah (MBS/M) sebagai salah satu strategi.
Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
telah memperkecil hambatan terbesar penyelenggaraan pendidikan dasar, yaitu besarnya
biaya yang harus ditanggung oleh orang tua peserta didik. Program BOS ini, memberikan
subsidi kebutuhan belanja sekolah/madrasah kepada semua SD/MI serta SMP/MTs (negeri
dan swasta), sehingga biaya pendidikan secara keseluruhan berkurang.
Bagi orang tua peserta didik, program BOS ini akan membantu dalam:
a. mengirim anak-anak ke sekolah/madrasah (peningkatan akses),
b. membuat anak-anak tetap bersekolah, atau pengurangan jumlah anak putus
sekolah/madrasah(dropout),dan
c. mengirim anak-anak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (peningkatan transisi dari
SD/MI ke SMP/MTs).
Sedangkan bagi sekolah/madrasah, program ini akan dapat:
a. meningkatkan mutu pendidikan, dan
b. mengembangkan otonomi sekolah/madrasah.
Mulai tahun 2010, Program BOS bukan lagi hanya berorientasi pada pengurangan
biaya pendidikan, tetapi juga berupaya meningkatkan kinerja sekolah/madrasah. Jika sebelum
27
tahun 2010 penggunaan dana BOS hanya didasarkan kepada peruntukannya, sejak 2010
penggunaan dana BOS dikaitkan dengan jenis program yang didanainya. Dengan
menghubungkan penggunaan dana BOS dengan program sekolah/madrasah, maka bisa
diketahui sejauhmana dana BOS digunakan untuk membiayai program-program yang
memang dibutuhkan oleh sekolah/madrasah untuk meningkatkan kinerjanya.
Permendikbud nomor 23 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan
Dasar di Kabupaten/Kota menetapkan 13 indikator yang harus dipenuhi di tingkat
sekolah/madrasah, terkait dengan buku dan media pembelajaran, kurikulum dan rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pendidikan dan manajemen sekolah/madrasah,
namun tidak ada indikator tentang mutu lulusan dan pembiayaan. Standar Pelayanan Minimal
(SPM) adalah sasaran antara untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP) seperti
yang diamanatkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional . Sebagai sebuah standar
minimal, maka yang dicakup dalam SPM hanyalah hal-hal minimal yang harus dipenuhi.
Oleh sebab itu, analisis terhadap ketercapaian SPM saja tidak cukup untuk membantu
sekolah/madrasah dalam membuat perencanaan sekolah/madrasah. Pemenuhan SPM haruslah
dijadikan acuan untuk penyusunan program, namun sekolah/madrasah juga harus
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan rencana pengembangan
sekolah/madrasah ke depan dan mutu lulusan.
Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar ini, program
Wajib Belajar, penerapan MBS, pemenuhan SPM dan BOS harus ditanggapi secara positif
sehingga penyelenggaraan program pendidikan dasar dapat benar-benar direalisasikan, baik
dari jumlah maupun mutu.
Sekolah/madrasah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi
untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah/madrasah harus
memperbaiki proses pembelajaran, termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas.
Sekolah/madrasah harus menyediakan, mengembangkan, dan mengelola sarana dan
prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah/madrasah juga
harus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut
di atas. Untuk itu, semua tindakan sekolah/madrasah harus bisa dipertang- gungjawabkan dan
transparan agar sekolah/madrasah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua pemangku
kepentingan.
Untuk mencapai hal tersebut, sekolah/madrasah tidak ada pilihan selain 'berpikir
28
sebelum bertindak', melakukan perencanaan dengan baik dan teliti yang dituangkan dalam
sebuah 'dokumen kunci' yang bernama Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M).
Melalui RKS/M diharapkan dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara bijaksana. RKS/M
yang akurat juga akan membantu sekolah/madrasah memenuhi tuntutan publik tentang
perlunya partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas1. Proses penyusunan yang melibatkan
semua pemangku kepentingan, akan membuat RKS/M dapat diakses oleh semua pihak dan
dilaporkan kepada publik, sehingga dapat memenuhi tuntutan publik.
2. Dasar Hukum
Pedoman penyusunan RKS/M ini dirancang sebagai bagian dari kegiatan pelatihan
Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah. Sekolah/madrasah akan mendapat
pendampingan dari fasilitator yang sekaligus bisa menjadi narasumber, namun demikian
Pedoman ini juga dapat digunakan tanpa pendampingan dari fasilitator.
Penyusunan RKS/M merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS/M dapat
digunakan sebagai:
a. pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan sekolah/madrasah;
b. dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan
sekolah/madrasah; serta
c. bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang
diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
3. Prinsip-Prinsip
Proses penyusunan RKS/M dilakukan melalui tiga alur proses kegiatan, yakni:
(1) persiapan, (2) penyusunan RKS/M, dan (3) pengesahan, dan sosialisasi RKS/M. Alur
proses penyusunan RKS/M tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
31
Harapan Pemangku
Kepentingan Langkah 3 : Merumuskan Tujuan
TAHAP IV
MENYUSUN Langkah 1: Membuat Rencana Biaya Program
RENCANA
ANGGARAN
Langkah 2: Membuat Rencana Pendanaan Program
SEKOLAH/
MADRASAH
Langkah 3: Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan
Tool yang dimaksud dalam materi ini adalah program yang dikembangkan oleh LPKIPI
dengan berbasis Excell dengan tujuan untuk mempermudah bagi sekolah dan madrasah
menyusun RKS/RKAS berdasarkan profil yang sudah diberikan oleh sekolah. Tools ini
memiliki petunjuk teknis yang secara terpisah di cetak.
BAB V
PENUTUP
Tujuan Program PKP-SPM Dikdas adalah untuk memperkuat kapasitas pengelola pendidikan
di tingkat Kabupaten/Kota/Satuan Pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan,
penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan sesuai dengan standar pelayanan
minimal pendidikan dasar. Menurunnya disparitas pelayanan pendidikan dasar antar daerah
dan antar satuan pendidikanmerupakan output yang diharapkan dari pelaksanaan program
PKP-SPM Dikdas, sementara dampak yang diharapkan adalah pelaksanaan program PKP-
SPM dapat berkontribusi terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan jangka menengah
Indonesia dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan daya saing ekonomi di
tingkat regional maupun global. Pada akhirnya secara keseluruhan hasil yang diharapkan dari
program ini adalah dapat membantu upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat sistem
pendidikan dan menyelesaikan kesenjangan pelayanan pendidikan antar daerah.
Modul S-3 ini disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan pelatihan pengintegrasian
rencana pemenuhan SPM Dikdas dalam RKS/M dan RKAS/M. Kami berharap modul ini
dapat membantu pelaksanaan kegiatan pealtihan agar dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien sehingga tujuan, output, outcome dan dampak pelaksanaan program dapat terpenuhi.
DAFTAR SINGKATAN
direnungkan.
28. Refleksi Terbimbing = Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan cara meminta peserta dalam kelompok atau
individu untuk menuliskan ide/gagasannya dan
menempelkannya di dinding atau media lain seperti
flipchart, papan tulis dan sebagainya. Seorang peserta dari
setiap kelompok tetap tinggal untuk mengawasi hasil kerja
kelompoknya.
29. Shopping (belanja gagasan) = Peserta yang lain diminta untuk “berbelanja” ke hasil kerja
kelompok lain.Saat berbelanja, peserta diminta untuk
mencatat hal-hal yang dianggap penting. Setelah selesai,
peserta kembali ke kelompoknya masing-masingdan
menjadikan hasil“ belanja ” nya sebagai masukan untuk
kelompoknya.
DAFTAR REPERENSI
LAMPIRAN
BAHAN PAPARAN
Materi 1
Pengenalan
SPMP, SNP, dan SPM
Dalam Rangka Perencanaan
Sekolah/Madrasah
1
1
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan
mampu menjelaskan:
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Penerapan SPMP SNP, dan SPM dalam
Perencanaan Sekolah/Madrasah.
2
2
POKOK BAHASAN
3
3
Pengertian SPMP
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah
kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau
program pendidikan, penyelenggara satuan atau
program pendidikan, pemerintah daerah,
Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan
tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui
pendidikan.
Tujuan SPMP
Standar
Pendidikan
a. SPM
b. SNP
c. Standar mutu pendidikan di atas
SNP:
1) Berbasis keunggulan lokal.
2) Adaptasi standar internasional.
10
KAB/KOTA:
• Supervisi, pengawasan,
evaluasi, bantuan,
bimbingan;
• Membantu UN
• Membantu akreditasi
11
AKREDITASI
STANDAR
DI ATAS SNP
A
STANDAR NASIONAL
PEMDIDIKAN
B
Peningkatan mutu
berkelanjutan
C
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
TT Belum Terakreditasi
12
13
13
SNP
Definisi Fungsi Tujuan
14
14
Standar Pendidik dan Tenaga Permendiknas Nomor 12, 13,16, 18 dan 40 Tahun
Kependidikan 2007, Permendiknas 24, 25, 26 Tahun 2008
16
16
17
17
STANDAR ISI
PERMENDIKNAS 22/2006
Mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik.
19
STANDAR ISI
PERMENDIKBUD 64/2013
20
20
21
Standar Pendidik
Kualifikasi akademik (S1 / D4)
Kompetensi:
Pedagogi,
Kepribadian,
Profesional, dan
Sosial.
Sertifikasi pendidik.
Sehat jasmani dan rohani.
Kemampuan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
22
Tenaga Kependidikan
SD/MI; sekurang-kurangnya terdiri atas
– kepala sekolah/madrasah,
– tenaga administrasi,
– tenaga perpustakaan, dan
– tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
SMP/MTs; sekurang-kurangnya terdiri atas
– kepala sekolah/madrasah,
– tenaga administrasi,
– tenaga perpustakaan,
– tenaga laboratorium, dan
– tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
23
Supervisi
Kepribadian
Kompetensi Sosial
Manajerial Kepala Sekolah/
Madrasah
Kewirausahaan
Kompetensi
Sebagai Guru
24
STANDAR PROSES
Permendiknas 41/2007
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian.
Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif
dan efisien, satuan pendidikan perlu melakukan :
(1) perencanaan proses pembelajaran;
(2) pelaksanaan proses pembelajaran;
(3) penilaian hasil pembelajaran; dan
(4) pengawasan proses pembelajaran.
25
STANDAR PROSES
Permendikbud 103/2014
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
Proses pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas
dengan karakteristik interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi, kontektual dan kolaburatif
,sesuai dengan bakat minat, kemampuan dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik,
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian.
Pendekatan pembelajaran mengguunakan Saint tifik
(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi
(mencoba), menalar (mengasosiasi) dan
mengomunikasikan.)
26
28
29
STANDAR PEMBIAYAAN
Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009
Terdiri atas:
• Biaya Investasi: penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
SDM, dan modal kerja tetap.
• Biaya Operasi:
• gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan,
• bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
• biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, pajak, asuransi, dsb.
• Biaya Personal: biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
31
STANDAR PENGELOLAAN
Permendiknas 19/2007
Berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan, agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara
mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana
kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari
rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang
melingkupi masa 4 (empat) tahun. 32
34
Lanjutan………
Standar Penilaian Pendidikan
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015
35
36
Permendikbud Nomor 23
Tahun 2013
Pasal 2
1) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar sesuai SPM
pendidikan merupakan kewenangan Kabupaten/Kota
2) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan pendidikan dasar oleh Kabupaten/Kota: 14
jenis indikator
b. pelayanan pendidikan dasar oleh Satuan Pendidikan: 13
jenis indikator
37
Pelaksana SPM
Standar Pelayanan Minimal – Pendidikan Dasar
(27 Indikator)
Pemerintah
Kabupaten/Kota
(14 Indikator)
Sekolah/Madrasah
(13 indikator)
• Sarana dan Prasarana
• Sarana dan • Pendidik+Tenaga
Prasarana Kependidikan
• Pendidik+Tenaga • Kurikulum
Kependidikan • Penilaian
• Kurikulum • Penjaminan Mutu
• Penjaminan Mutu • Manajemen sekolah
38
39
40
4. Penerapan
SPMP, SNP, dan SPM
dalam Perencanaan
Sekolah/Madrasah
41
Pengelolaan Sekolah/Madrasah
PERENCANAAN
RKS/M PELAKSANAAN
RKAS/M KEGIATAN
KEPEMIMPINAN Penatausahaan
EDS SEKOLAH/ dan Pencatatan
MADRASAH
EVALUASI &
PELAPORAN PERBAIKAN
42
STANDAR RKS/M
DI ATAS SNP Kerangka
Jangka
Sekolah Menengah
memenuhi
STANDAR
SNP MUTU secara Budaya
mutu
bertahap-
berkelanjutan
RKAS/M
Target -Target
SPM
Capaian Terukur
SPM , SNP, dan Standar di atas SNP untuk satuan pendidikan dipenuhi secara
bertahap dan ditetapkan dalam rencana kerja sekolah (RKS) dan target-target terukur
capaiannya ditetapkan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS/M);
43
EVALUASI DIRI
SEKOLAH/ ANALISIS
MADRASAH KESENJANGAN
SNP, SPM
PENYUSUNANAN
RKS/M
PROGRAM &
RKAS/M RENCANA KERJA
44
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
45
Materi 2
EVALUASI DIRI
SEKOLAH/MADRASAH
46
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta
diharapkan mampu :
• Dasar Hukum
• Menjelaskan Konsep EDS/M.
• Memahami Strategi Implementasi
EDS/M.
47
Dasar Hukum
1. Lampiran Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan :
48
Pokok Bahasan
1. Dasar Hukum.
2. Konsep EDS/M.
49
Pengertian EDS/M
Evaluasi diri sekolah/madrasah atau EDS/M
adalah proses evaluasi diri sekolah/madrasah
yang bersifat internal yang melibatkan
pemangku kepentingan untuk melihat kinerja
sekolah/madrasah berdasarkan SPM dan SNP
yang hasilnya dipakai sebagai dasar
penyusunan RKS/M dan sebagai masukan bagi
perencanaan investasi pendidikan tingkat
kabupaten/kota
50
51
Tujuan EDS/M
• Sekolah/madrasah menilai kinerjanya
berdasarkan SPM dan SNP.
• Sekolah/madrasah mengetahui tahapan
pengembangan dalam pencapaian SPM dan SNP
sebagai dasar peningkatan mutu pendidikan yang
bermuara pada peningkatan mutu peserta didik.
• Sekolah/madrasah dapat menyusun Rencana
Kegiatan Sekolah/Madrasah (RKS/M) sesuai
kebutuhan nyata menuju ketercapaian
implementasi SPM dan SNP.
52
53
54
Rujukan EDS/M
SNP SPM
1. Sarana Prasarana dan Buku
1. Sarana Prasarana
( IP.1-4 Kab/Kota dan IP. 15-18 Sek/Mad)
2. Pendidik & Tenaga Kependidikan
2. Pendidik & Tenaga
(IP. 5-12 Kab/Kota dan IP. 19-20
Kependidikan
Sek/Mad)
3. Kurikulum dan Pembelajasan
3. Isi
(IP. 13 Kab/Kota dan IP. 21-22 Sek/Mad
4. Proses
IP.24)
5. Pengelolaan 4. Pengelolaan (IP. 27 Sek/Mad)
5. Penilaian dan Penjaminan mutu
6. Penilaian (IP. 14 Kab/Kota dan IP.23, IP.25-IP. 26
Sek/Mad)
7. Kompetensi Lulusan
8. Pembiayaan 55
56
MENGUMPULKAN
INFORMASI BERDASAR-
KAN SNP, SPM, DAN
KEBUTUHAN SETEMPAT
PENGIMPLEMENTASIAN
PROGRAM
PENINGKATAN
57
58
Pelaksana EDS/M
• Kepala sekolah/madrasah.
• Wakil guru.
• Wakil orang tua murid.
• Komite sekolah/madrasah.
• Pengawas sekolah/madrasah
(sebagai pembimbing).
59
VERSI-VERSI EDS/M
60
Materi 3
Pengantar Penyusunan
RKS/M dan RKAS/M
61
Tujuan Sesi
62
Pokok Bahasan
63
Dasar Hukum
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 51 ayat 1.
2. PP Nomor 13 tahun 2015 Junto PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 53 ayat 1.
3. PP Nomor 66 tahun 2010 junto PP Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 51.
4. PP 48 Tahun 2008 Pasal 66
5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6. Permendikbud 80 tahun 2015 tentang Juknis BOS SD, SMP, SMA
dan SMK
64
65
66
67
68
69
PENYUSUNAN RKS/M
• Menetapkan Kondisi
Sekolah/Madrasah Saat Ini. PENGESAHAN
PERSIAPAN • Menetapkan Kondisi • Penyetujuan oleh
Sekolah/Madrasah yang rapat dewan
• Pembentukan
Diharapkan. pendidik
Tim Pengembang
• Menyusun Program, • Pengesahan oleh
Sekolah/Madrasah
(TPS/M). Kegiatan dan Indikator pihak berwenang
• Pembekalan/ Kinerja. • Sosialisasi kepada
• Menyusun Rencana pemangku
Orientasi TPS/M.
Anggaran Sekolah/ kepentingan
Madrasah.
• Menyusun RKS/M & RKAS/M.
70
71
Contoh
Sistematika Dokumen RKS/M
Sumber : DBE -1 ,USAID tahun 2008
Contoh
Sistematika Dokumen RKS/M
Sumber : Model Pelatihan BOS, 2011
73
Contoh
Sistematika Dokumen RKS/M
Sumber : LPKIPI, 2015
74
RKT/RKAS/M
Menurut Permendiknas No.19 tahun 2007
(glosarium) : RKT adalah rencana kerja tahunan
sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja
jangka menengah empat tahunan (RKS) yang
dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKAS/M) sebagai istilah lain dari
Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja
Sekolah/Madrasah (RAPBS/M)
Penyusunan RKT/RKAS/M
Hal-hal yang harus dilakukan:
76
77
78
79
80
81
Sasaran Bulan
Program dan Kegiatan
No Tahun
Operasional 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2014/2015
1 Pada 2014 Program :
rata-rata Pengembangan
nilai UN 6,5 Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Kegiatan :
1. Pelatihan PAKEM
bagi 6 guru Bahasa
Indonesia
2. dst
3. dst
2 Dst
82
83
I. Pengembangan Kompetensi
Lulusan
1.2. Dst…
II. Pengembangan Standar Isi
2.1….
2.2…. Dst
III. Pengembangan Pembelajaran
IV. Pengembangan Sistem Penilaian
V. Pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan
5.1. Kegiatan: Pelatihan PAKEM 126 126 - - - - - - - -
bagi 6 guru Bahasa Indonesia
2. ………………
84
No. Urut No. Kode Uraian Jumlah No. Urut No. Kode Uraian Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 SISA TAHUN LALU I PROGRAM SEKOLAH
1. Pengembangan Kompetensi lulusan
II 2 PENDAPATAN RUTIN 2. Pengembangan Standar Isi
3. Pengembangan Proses Pembelanjaan
7
3 3 BOS KABUPATEN/KOTA Pengembangan dan Penggalian Sumber Dana Pendidikan
NIP. NIP.
85
86
87
IP-25 Guru Menyempaikan Pengembangan dan Implementasi BOS dan Sumber dana lain
Laporan hasil Evaluasi kepada sistem penilaian
Kepala Sekolah
IP-26 Kepala Sekolah/ Pengembangan dan Implementasi BOS dan Sumber dana lain
Madrasah menyampaikan sistem penilaian
Laporan hasil UAS/UKK/UAN
Kepada orang tua dan
Kabupaten
IP-27 Sekolah Menerapkan MBS Pengembangan Standar Pengelolaan BOS dan Sumber dana lain
88
89
Rekomendasi
Sistematika Dokumen RAKS
Sumber : Direktorat Pembinaan SMP, 2015
90
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
91
Materi 4
Paparan
Hasil Sensus SPM
92
Tujuan Sesi
93
Pokok Bahasan
94
MATERI 5 :
PENYUSUNAN RKS/M BERBASIS EDS/M
DENGAN MENGGUNAKAN TOOLS
INSTRUKSI
(lakukan selama 5 menit)
PERHATIKAN ORANG
YANG MEMBERI PENJELASAN
Ice Breaking
DATA SEKOLAH
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!! HALAMAN 1-6
TAHAP DEMI TAHAP
10MENIT 4
INSTRUKSI
(lakukan selama 10menit)
6 6
ANALISIS PROFIL
MENENTUKAN KEKUATAN & KELEMAHAN
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!! HALAMAN 7-8
TAHAP DEMI TAHAP
5 MENIT 7
88
begitu juga jika belum mencapai SNP atau belum ada bukti fisik
sama sekali
ANALISIS PROFIL
MERUMUSKAN PRIORITAS REKOMENDASI
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!! HALAMAN 8-13
15 MENIT
10
11
Jadi rekomendasi
yang tidak
memenuhi 5
ketentuan di atas di
eliminasi/tidak
menjadi dasar
penyusunan RKS
12
INSTRUKSI
Adakah relawan yang bisa menjelaskan dan
mempraktekkan bagaimana pengisian tabel analisis
profil sampai pada kolom prioritas rekomendasi !
13
14
Langkah-langkahnya :
1. Copy rekomendasi yang dimaksud !
1515
16
Halaman - 100 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
17
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 101
MODUL S-3
Langkah 1
Langkah 2
1919
INSTRUKSI
Selesaikan analisis profil sekolah untuk seluruh
indikator kunci sesuai dengan standar yang
dikerjakan ! (kerjakan selama 30 menit !)
20
Halaman - 102 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
INSTRUKSI
Print-out hasil kerja kelompok masing-masing
standar, mintalah bantuan kepada panitia dengan
menyerahkan flashdisk atau apapun caranya !
Tempelkan hasil print out di kertas plano (jangan
salah mengurutkan), jangan lupa berikan Judul
Kelompok Standar yang dikerjakan !
Jika tidak memungkinkan setiap kelompok bisa juga
diminta memaparkan hasil kerja kelompoknya dengan
menggunakan LCD
21
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 103
MODUL S-3
23
MENYUSUN RKS/M
4 TAHUN
MERUMUSKAN PROGRAM
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 14 (5 menit)
24
Halaman - 104 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
MERUMUSKAN PROGRAM
Program dirumuskan berdasarkan standar-standar
nasional (SNP) dan dikaitkan dengan program-program
sekolah, seperti yang tertuang dalam Permendikbud
161/2014 juncto ...../.......tentang petunjuk teknis
penggunaan dan pelaporan dana BOS 2016
1. Standar isi – Pengembangan Kurikulum
2. Standar Proses – Pengembangan Proses Pembelajaran
3. Dst
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 15-18 tahap demi tahap (20 menit)
26
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 105
MODUL S-3
INSTRUKSI
Adakah relawan yang bisa menjelaskan dan
mempraktekkan bagaimana pengisian tabel Sheet
Program kolom Sasaran dan Indikator
Keberhasilan !
27
Menentukan Sasaran
Sasaran adalah prioritas rekomendasi yang ingin dicapai oleh
satuan pendidikan
Sasaran disusun untuk mencapai harapan seperti yang
tertuang dalam indikator pemenuhan SPM dan SNP.
Penetapan sasaran sebagai pedoman dalam penyusunan
kegiatan
Rumusan sasaran baik secara kualitatif ataupun kuantitatif
harus dapat diukur, dan mengungkapkan target
pencapaiannya
Biasanya berawalan dan berimbuhan me-nya atau ter-nya
28
Halaman - 106 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
29
MERUMUSKAN INDIKATOR
KEBERHASILAN
Indikator harus ditentukan agar sasaran yang ditetapkan
DAPAT DIUKUR keberhasilannya.
Indikator keberhasilan adalah ukuran yang digunakan
untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu kegiatan yang
telah dilakukan.
Indikator keberhasilan setiap kegiatan bisa berkaitan
dengan proses dan dapat juga berkaitan langsung dengan
hasil akhir (output).
Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan capaian akhir
dapat mengacu pada sasaran yang telah disusun oleh Tim
Pengembang Sekolah (TPS)
30
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 107
MODUL S-3
31
32
Halaman - 108 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
PENGUATAN
LANGKAH-LANGKAH merumuskan sasaran
dan indikator keberhasilan
33
34
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 109
MODUL S-3
35
Perhatikan kalimat di atas dan di bawah ini pada kedua kolom yang dimaksud
36
Halaman - 110 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
INSTRUKSI
Selesaikan rumusan sasaran dan indikator
keberhasilan untuk semua prioritas terpilih sesuai
dengan standar yang dikerjakan ! (kerjakan selama
30 menit !)
Jangan lupa untuk menyesuaikan dengan
indikator EDS yang dikerjakan
37
MERUMUSKAN KEGIATAN,
PENANGGUNGJAWAB
DAN JADWAL,
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 19-23 tahap demi tahap (20 menit)
38
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 111
MODUL S-3
INSTRUKSI
Adakah relawan yang bisa menjelaskan dan
mempraktekkan bagaimana pengisian tabel pada
Sheet Program kolom kegiatan,
penanggungjawab dan jadwal kegiatan !
39
PENGUATAN
MENENTUKAN KEGIATAN, PENANGGUNGJAWAB
DAN JADWAL KEGIATAN
MENENTUKAN KEGIATAN
Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai sasaran
Perlu mengacu pada indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan sehingga program/sasaran dapat dicapai.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pe - an.
Contoh: Pe nyusun an AD/ART Komite Sekolah.
Kegiatan yang baik adalah yang mengarah pada pencapaian
indikator keberhasilan yang telah dirumuskan, dan dapat
diperkirakan biaya atau anggarannya.
40
Halaman - 112 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
41
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 113
MODUL S-3
4343
44
Halaman - 114 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
45 45
Menentukan jadwal
Pilih angka 1 jika dilakukan pada tahun dan
semester tersebut
Jika tidak dilakukan pilih angka 0
46 46
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 115
MODUL S-3
INSTRUKSI
Print-out hasil kerja kelompok masing-masing
standar, mintalah bantuan kepada panitia dengan
menyerahkan flashdisk atau apapun caranya !
Tempelkan hasil print out di kertas plano (jangan
salah mengurutkan), jangan lupa berikan Judul
Kelompok Standar yang dikerjakan !
Dekatkan hasil tahap-1 dengan tahap-2
48
Halaman - 116 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
RENCANA PENDANAAN
4 TAHUN
Tabel d-2
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 24-26 tahap demi tahap (10 menit)
49
INSTRUKSI
Cobalah praktekkan seperti pada halaman 24-26
yang sudah dibaca
Adakah relawan yang bisa menjelaskan dan
mempraktekkan bagaimana pengisian tabel pada
Sheet D2, Penyusunan Pendanaan 4 Tahun
50
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 117
MODUL S-3
Halaman - 118 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
CATATAN KONTROL
PENDANAAN 4 TAHUN
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 27-28 tahap demi tahap (10 menit)
54
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 119
MODUL S-3
INSTRUKSI
Cobalah praktekkan seperti pada halaman 27-28
yang sudah dibaca
Apakah kegiatan pada sheet RKTS perlu diketik ?
Apa yang harus dilakukan dengan kegiatan yang
tidak dijadwalkan pada tahun tertentu tapi uraian
kegiatannya muncul pada tahun tersebut?
Adakah relawan yang bisa menjelaskan dan
mempraktekkan bagaimana pengisian tabel pada
Sheet RKTS Tahun 1 ?
55
Tersusunnya kurikulum berdasarkan 7 prinsip Sekolah kami memiliki dokumen kurikulum 1.1.1.5 Menyusun Perangkat Pembelajaran & Sie Kurikulum, 1 0
pengembangan kurikulum, fokus pada potensi, yang berdasarkan 7 prinsip pengembangan Menyiapkan buku format adminitrasi kelas di pelaksana semua guru
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan kurikulum, fokus pada potensi, perkembangan, awal semester
peserta didik dan lingkungannya. kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya berupa perangkat pembelajaran
tahun pelajaran 2014/2015
5656
Halaman - 120 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
57
58
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 121
MODUL S-3
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 29-30 tahap demi tahap (10 menit)
59
INSTRUKSI
Cobalah praktekkan seperti pada halaman 29-30
yang sudah dibaca
Apakah kegiatan pada sheet D4 Th-1 perlu diketik
?
Apa yang harus dilakukan dengan kegiatan yang
tidak dijadwalkan pada tahun tertentu tapi uraian
kegiatannya muncul pada tahun tersebut?
Adakah relawan yang bisa menjelaskan dan
mempraktekkan bagaimana pengisian tabel pada
Sheet D4 Th-1 ?
60
Halaman - 122 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
62
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 123
MODUL S-3
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 30-34 tahap demi tahap (15 menit)
63
64
Halaman - 124 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
65
66
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 125
MODUL S-3
67
lanjutan
RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite
Sekolah dan khusus untuk satuan pendidikan swasta
ditambah Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di
satuan pendidikan dan diperlihatkan kepada Pengawas
Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
Halaman - 126 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
BACALAH PETUNJUK
TEKNIS !!!
Halaman 35-36 tahap demi tahap (10 menit)
69
70
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 127
MODUL S-3
72
Halaman - 128 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M
MODUL S-3
73
74 74
Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M Halaman - 129
MODUL S-3
Halaman - 130 Modul Pengintegrasian Pencapaian SPM dalam RKS/M dan RKAS/M