Anda di halaman 1dari 10

KEROKAN DAN JARINGAN

KELOMPOK 13 :
1. AHMED FAJRUL ILMI
2. ACHMAD NUR FADHILLA
3. ANNISA LARASATI
4. RIZKA AMELIA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN 2019/2020
KEROKAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras dan juga sangat bergantung pada lokasi tubuh. Pada
zaman sekarang ini, dengan berkembangnya kebudayaan dan perubahan tatanan hidup dari
waktu ke waktu, sedikit banyak mempengaruhi pola penyakit. Begitu pula kemajuan dibidang
sosial ekonomi dan teknologi kedokteran dapat mengubah arti penyakit jamur, yang dahulunya
tidak berarti menjadi berarti dalam kehidupan manusia sekarang ini. Penyakit kulit di Indonesia
pada umumnya lebih banyak disebabkan itu infeksi bakteri, jamur, virus, parasit, dan penyakit
dasar alergi, hal ini berbeda dengan negara barat yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
degeratif. Disamping perbedaan penyebab, faktor lain seperti iklim, kebiasaan dan lingkungan
juga ikut memberikan perbedaan dalam gambaran klinis penyakit kulit.

Data epidemiologis menunjukkan bahwa penyakit kulit karena jamur superfisial


(dermatomikosis superfisialis) merupakan penyakit kulit yang banyak dijumpai pada semua
lapisan masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan, tidak hanya di negara berkembang
tetapi juga di negara maju. Meskipun penyakit ini tidak fatal, namun karena bersifat kronik dan
residif, serta tidak sedikit yang resisten dengan obat anti jamur, maka penyakit dapat
menyebabkan gangguan kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya.

1. Pemeriksaan KOH 10-20%


untuk mengetahui spora, hifa atau pseudohifa Sampel : kerokan kulit, rambut (dicabut),
kerokan kuku atau apusan dari discar pada dinding vagina Cara pengambilan sampel :
1) Sampel diambil dari kerokan skuama diambil dari bagian tepi lesi yang lebih
eritem dan berskuama pada kasus dermatofitosis, atau psudomembran (membran
berarna putih) pada kasus kandidiasis kutis. Selanjutnya hasil kerokan
dioleskan/langsung diletakkan di atas gelas obyek dan ditutup dengan gelas
penutup.
2) Discar pada dinding lateral vagina diusap dengan lidi kapas steril, selanjutnya
dioleskan pada gelas obyek.

Cara pemeriksaan :
1) Teteskan KOH 20% 1 tetes, pada bagian tepi gelas penutup dan biarkan cairan
KOH menyebar ke seluruh permukaan sampel yang ditutup.
2) Tunggu 5-10 menit (kulit), 15-30 menit (rambut), 1-2 hari (kuku)
3) Lihat di bawah mikroskop, apakah tampak hifa, atau spora dengan psedohifa

2. Pemeriksaan dengan KOH 10-20% +(tinta) Parker (agar psudohifa terlihat lebih
jelas)
Sampel: kerokan kulit
Cara pengambilan sampel : selotip ditempel pada lesi yang berskuama halus
Cara pemeriksaan :
1) Lekatkan sampel/selotip di gelas obyek
2) Tambahkan KOH-Parker 20% 1 tetes,
3) Tunggu beberapa saat
4) Lihat di bawah mikroskop, apakah tampak spora dengan psedohifa

3. Pemeriksaan BTA dengan pengecatan Ziehl-Nelson


Sampel : kerokan kulit dengan irisan, diambil dari daerah cuping telinga kanan dan kiri,
dan dari lesi kulit yang mengalami anestesi. Cara pengambilan sampel :
1) Bersihkan dengan kapas alkohol
2) Pencet dengan ibu jari dan jari telunjuk sampai pucat, agar tidak keluar darah,
3) Dilakukan irisan/sayat dengan skalpel sepanjang 2-3 mm, dalam 1-2mm, dan buat
kerokan memutar 3600 hingga terbawa cairan dan sedikit jaringan.
4) Oleskan ke gelas obyek
5) Pengecatan dengan larutan Ziehl Neelsen
6) BTA terlihat sebagai batang, merah (solid/utuh, fragmen/terpecah menjadi
beberapa bagian, granuler/ butiran)

4. Pemeriksaan dengan pengecatan Gram


untuk mengetahui bakteri atau jamur
Sampel : cairan eksudat, vesikel, bula atau pustul, ulkus, uretra, vagina Cara :
1) Jika vesikel/bula atau pustul belum pecah, dilakukan insisi sedikit pada atap lesi,
selanjutnya cairan diambil dengan scalpel secara halus/pelan
2) Ulkus: ambil dengan lidi kapas, oleskan ke gelas obyek
3) Uretra: diplirit/dengan lidi kapas, oleskan ke gelas obyek
4) Vagina/cervix: ambil discar/sekret dengan lidi kapas, oleskan ke gelas obyek
Lakukan pengecatan dengan larutan Gram A, B, C dan D
Hasil pemeriksaan :
1) Staphylococcus : bulat, biru ungu, bergerombol seperti anggur
2) Stretococcus : bulat, biru ungu, berderet
3) Gonococcus : biji kopi berpasangan, merah (gram negatif)

5. Pemeriksaan Tzank (dengan pengecatan Giemsa)


Sampel:cairanvesikelataubula Cara :
1) Pilih lesi yang masih baru/ intact,
2) Dilakukan insisi kecil tepi/dinding lesi, selanjutnya
3) Dilakukan kerokan pada dasar vesikel atau bula.
4) Oleskan ke gelas obyek
5) Fiksasi dengan alkohol 70% sampai kering
6) Cat dengan Giemsa selama 20 menit Cuci dengan air mengalir, keringkan, periksa
dengan mikroskop Apabila hasil pemeriksaan ditemukan sel akantolisis
menunjukkan lesi pemfigus, dan pada infeksi virus akan ditemukan sel berinti
banyak dan besar (multinucleated giant cell)

6. Pemeriksaan dengan cairan fisiologis (NaCl)


Sampel : apusan dari mukosa dinding forniks lateral (trikomoniasis), atau
dasarVesikel(skabies) Cara :
1) Discar pada dinding forniks lateral diusap dengan lidi kapas steril;
2) Dasar vesikel dibuat apusan dengan scalpel.
3) Oleskan ke gelas obyek
4) Lihat di bawah mikroskop, apakah tampak T. vaginalis atau S.scabei Pemeriksaan
ini untuk memeriksa T vaginalis atau S.scabei dalam keadaan hidup.

7. Pemeriksaan Medan Gelap


Sampel : ulkus/papul basah Cara :
1) Bersihkan ulkus dengan cairan fisiologis (NaCl)
2) Pijit sampai serum keluar, selanjutnya serum dilekatkan ke gelas obyek
3) Tetesi dengan cairan fisiologis
4) Periksa dengan mikroskop medan gelap
Prinsip : melihat sesuatu yang bergerak dengan dasar gelap.

8. Pemeriksaan dengan Lampu Wood,


yaitu sinar dengan panjang gelombang 320-400 nm (365 nm) (berwarna ungu).
Pemeriksaan ini untuk mengetahui fluoresensi dari berbagai kuman patogen, seperti pada
infeksi: Microsporum sp. (kuning orange), P. ovale (kuning kehijauan), eritrasma: C.
minutissimun (kuning kemerahan). Pemeriksaan ini juga untuk mengetahui kedalaman
pigmentasi pada melasma, apabila pada penyinaran dengan lampu Woods batas
pigmentasi terlihat lebih jelas daripada pemeriksaan langsung, memperlihatkan
pigmentasi epidermal, dan sebaliknya pada pigmentasi dermal, hasil pemeriksaan lampu
Wood akan tampak mengabur.

Jenis – jenis spesimen kerokoan:


1. Spora
2. Hifa atau Pseudohifa
3. Bakteri atau Jamur

JARINGAN
Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya kecurigaan dari sebuah diagnosa atau
untuk mengetahui tingkat keganasan jaringan abnormal tersebut. Pengambilan jaringan dari
proses Biopsi juga memiliki resiko seperti infeksi atau perdarahan. Jaringan yang akan
diambil untuk di biopsi bisa diambil dari bagian tubuh manapun. Kulit, usus, rahim, dan
lain-lain.
Bila dokter mencurigai adanya kondisi tertentu, seperti kanker atau untuk melihat ganas
atau jinaknya sebuah tumor, dan melihat tingkat keganasan maka biopsi dilakukan. Namun
banyak juga yang enggan melakukan biopsi, karena khawatir kankernya akan bertambah
ganas.
Kenapa sampai ada anggapan seperti itu ? karena ketika tumor-tumor tumbuh, tubuh akan
terus melawan hingga terbentuknya medan pertempuran antara sel abnormal dan sel baik.
Nah tindakan biopsi akan melukai area tersebut, jika setelah melakukan biopsi dilakukan
tindakan pengobatan lanjutan seperti operasi atau khemotheraphy maka biopsi akan menjadi
salah satu cara yang tepat. Tapi jika setelah di biopsi tidak melakukan tindakan lanjutan, bisa
jadi jaringan tumor tersebut menjadi lebih aktif dan ganas.
Tujuan utama dari biopsi untuk mengenal sifat dan jenis/ keganasan kanker atau tumor
tersebut. Dengan mengenali siapa musuh kita, kesempatan menang akan lebih besar. Dengan
mengetahui jenis kanker, dokter bisa mengantisipasi kemungkinan sifat kanker tersebut
karena setiap jenis kanker memiliki laju pertumbuhan maupun kecenderungan
penyebarannya sendiri. Dengan demikian pengobatan bisa lebih tepat sasaran

Kegunaan biopsi
Biopsi digunakan untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal dan untuk membantu
mendiagnosa berbagai kondisi kesehatan yang berbeda atau untuk mengetahui jenis penyakit
tertentu atau penyebab penyakit. Dalam kasus di mana suatu kondisi yang telah didiagnosis,
biopsi dapat digunakan untuk mengukur seberapa parah kondisi itu atau apa tahap kondisi itu.
Sebagai contoh, biopsi sering dapat membantu untuk mendiagnosis atau menyingkirkan:
1) Tumor
2) Kanker
3) Tukak lambung - borok yang mempengaruhi sistem pencernaan
4) Hepatitis - peradangan hati
5) Penyakit ginjal
6) Endometriosis - di mana sel-sel yang biasanya melapisi rahim yang ditemukan di tempat
lain di dalam tubuh
Biopsi biasanya digunakan untuk memeriksa apakah benjolan payudara merupakan non-
kanker (jinak) atau kanker (ganas).

Jenis-jenis Biopsi
Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah pengambilan sebagian potongan tumor
yang viable seperti pads kulit atau permukaan lain yang mudah dijangkau dengan tang pemotong
yang sesuai. Prosedur semacam ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya
dilakukan tanpa pemberian Novocain selama kanker tidak disuplai oleh saraf. Namun, kadang
diperlukan biopsi yang melibatkan jaringan sehat serta yang dicurigai sakit untuk mendapatkan
sel yang hidup. Dalam hal ini , tentu diperlukan anastesi lokal. Ada beberapa jenis biopsi yaitu:
1) Biposi insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau
bedah. Anda akan dibius total atau lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau
bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.
2) Biopsi eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian
diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal
tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada
metastase atau penyebaran tumor.
3) Biopsi jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat
jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum) dan bisa
dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai
panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan.
Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi,
sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration
biopsi.
4) Biopsy jarum dengan bantuan endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel
jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai
panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan,
pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju
lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
5) Punch biopsy. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan
dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di
kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan.
Anda akan dibius lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu
dijahit.

Cara Pengambilan dan Pengiriman Biopsi


Teknik Biopsi
1) FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) atau Si Bajah (Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum
Halus) → Menggunakan alat yang terdiri dari tabung suntik plastik ukuran 10 ml, jarum
halus, gagang pemegang tabung suntik, kaca objek dan desinfektan alkohol atau betadin.
Tumor dipegang lembut lalu jarum diinsersi segera ke dalam tumor. Piston di dalam
tabung suntik ditarik ke arah proksimal, tekanan di dalam tabung menjadi negatif, jarum
manuver mundur-maju. Dengan cara demikian sejumlah sel massa tumor masuk ke dalam
lumen jarum suntik. Piston dalam tabung dikembalikan pads posisi semula dengan cara
melepaskan pegangan. Aspirat dikeluarkan dan dibuat sediaan hapus, dikeringkan di
udara dan dikirimkan ke laboratorium. Sering terjadi false negative karena kemungkinan
jarum tidak tepat mengambil sel yang terkena kanker.
2) Stereotactic Needle Biopsy (Core Biopsy) → Dilakukan pada suatu gumpalan (bengkak)
yang sulit untuk dilihat atau dirasakan. Jarum akan dituntun ke area yang dicurigai
dengan bantuan mammography atau ultrasound, dan X-ray akan memastikan area yang
ingin dibiopsi.
3) Incisional Biopsy → Seperti operasi pembedahan pada umumnya. Pengambilan irisan
dari benjolan. Pada umumnya tipe ini dilakukan pada pembengkakan di jaringan ikat
seperti otot.
4) Excisional Biopsy → Keseluruhan benjolan diambil. Sering dilakukan pada benjolan di
dada. False negative jarang terjadi.
Pengiriman Biopsi
Jaringan harus dimasukkan ke dalam larutan fiksasi secepat mungkin setelah diambil dari
tubuh, apalagi bila organ tersebut mudah membusuk misalnya otak, hati, paru, usus dan organ
dalam lainnya; jangan ditunggu sampai operasi selesai. Fiksasi dapat dilakukan dengan formalin
10% atau alkohol 70%.

Beberapa Cara Pengiriman


a. Fiksasi Basah (Wet Fixation)
Sediaan segar yang baru saja diperoleh segera dicelupkan ke dalam fiksasi selama 30-40
menit. Kemudian dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi serta botol perendamnya. Untuk
mengatasi risiko pengiriman yang sulit dengan botol yang berisi cairan yang mungkin tumpah,
maka setelah sediaan tersebut difiksasi selama 30 menit, dikeluarkan dari cairan dan dikeringkan
di udara kamar. Setelah kering sediaan dapat dimasukkan ke dalam tabung atau di dalam karton
yang telah disiapkan. Bahan fiksasi sebaiknya digunakan alkohol yang mudah didapat.
b. Fiksasi Pelapis (Coating Fixative)
Zat-zat ini adalah campuran dari alkohol basa yang memfiksasi sel-sel dan bahan seperti
lilin yang membentuk lapisan pelindung yang tipis di atas sel.
a) Aerosol yang dipakai dengan cara menyemprotkannya pada sediaan
b) Liquid basa diteteskan di atas sediaan sesegera mungkin

Pemeriksaan dan Persiapan Biopsi


1) Selama 1 minggu sebelumnya Anda harus menghentikan segala macam konsumsi obat
yang membuat pembekuan darah terganggu seperti aspirin, Coumadin dan nonsteroidal
anti-inflammatory Drugs (NSAIDs).
2) Konsultasikan pada dokter apakah Anda harus tetap menkonsumsi obat-obatan yang
diresepkan untuk Anda
Proses pemeriksaan
1) Anda akan dibaringkan di atas meja periksa dengan memakai gaun rumah sakit.
2) X-ray, CT scan atau ultrasonografi mungkin akan dilakukan terlebih dahulu untuk
menentukan lokasi biopsi.
3) Lokasi biopsi dibersihkan.
4) Obat bius dimasukkan ke dalam tubuh. Anda akan merasakan sakit menyengat ringan.
5) Saat area biopsi sudah terbius, jarum kecil akan dimasukkan ke area yang akan diteliti.
6) Sebagian jaringan-jaringan atau sel-sel diambil. Dalam beberapa kasus, pembedahan
kecil dapat dilakukan agar jaringan atau benjolan dapat diambil untuk diperiksa.
7) Beritahu dokter anda jika merasa tidak nyaman.
8) Setelah itu jarum akan diangkat.
9) Daerah biopsi akan ditekan lalu akan dipasang kassa kecil. Jika dilakukan pembedahan ,
maka akan dilakukan penjahitan.
Setelah Pemeriksaan
1) Kemungkinan akan ada memar, rasa tidak nyaman ataupun bengkak di tempat biopsi
dilakukan.
2) Jika perlu, pakailah obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin.
3) Letakkan es batu secukupnya di atas luka untuk mengurangi memar dan bengkak.
4) Hindari aktivitas berat ataupun mengangkat beban lebih dari 2,5 kg selama 24 jam.
Perlahan-lahan dapat melakukan aktivitas normal kecuali ada pemberitahuan sebelumnya
dari dokter.
5) Hasil tes akan dikirim langsung

Hal Yang Perlu Diketahui


1) Bila dibawah pengaruh bius umum, maka tindakan biopsi tidak akan menimbulkan rasa
sakit. Tapi bila biopsi dilakukan dengan bius lokal seperti pada biopsi jarum, maka
mungkin akan merasakan sensasi nyeri tajam akibat tusukan jarum sesaat saja.
2) Biasanya dibutuhkan waktu 2-3 hari, tapi ini tergantung keadaan jaringan dan teknologi
laboratorium yang ada.
3) Bila hasil biopsi dinyatakan normal, maka tidak ada kelainan atau keganasan pada
jaringan yang diambil. Tapi bila hasil biopsi dinyatakan abnormal, bukan berarti anda
terkena kanker. Hasil abnormal berarti ada kelainan pada jaringan yang bisa berarti jinak
atau ganas jadi tanyakan pada dokter intrepetasi yang lengkap. Bila hasil biopsi adalah
inconclusive atau tidak dapat disimpulkan, maka kemungkinan sampel jaringan yang
diambil tidak representative dan mungkin biopsi harus diulang.
4) Bila pengambilan sampel tepat dan pemeriksaan sampel jaringan dilakukan oleh ahlinya,
maka biopsi insisional dan biopsi eksisional hampir 100% tepat. Tetapi khusus untuk
biopsi jarum, maka kemungkinan meleset hanya 2-5 kasus dari 100 kasus kanker. Bila
hasil biopsi jarum meragukan, maka dokter biasanya akan mengambil tindakan biopsi
jaringan.
5) Efek samping yang mungkin timbul adalah perdarahan, lebam, dan infeksi. Bila
mengalami tanda-tanda tersebut segeralah ke dokter.
6) Menurut penelitian, biopsi jaringan bila dilakukan oleh ahlinya maka kemungkinan
penyebaran sel kanker melalui darah menjadi minimal.

Pemulihan Biopsi
Kebanyakan biopsi hanya akan membutuhkan anestesi lokal, yang berarti bahwa tidak
perlu nginap di rumah sakit. Namun, anestesi umum mungkin diperlukan untuk operasi, dalam
hal ini Anda mungkin harus nginap di rumah sakit.biasanya tidak merasakan sakit setelah
melakukan sebagian besar jenis biopsi, meskipun hal ini tergantung pada di mana biopsi dari
tubuh diambil. Mungkin merasa nyeri. Hal ini dapat diobati dengan obat penghilang rasa sakit
atas saran dari dokter atau ahli bedah. Beberapa jenis biopsi mungkin akan berada di rumah sakit
selama beberapa jam atau memiliki jahitan atau memakai pembalut sebelum meninggalkan
rumah sakit. Seberapa cepat mendapatkan hasil biopsi akan tergantung pada urgensi kasus dan
rumah sakit di mana menjalani prosedur. Jika diduga kondisi serius, hasil mungkin akan di
ketahui dalam beberapa hari. Namun, hal ini sulit untuk memprediksi karena mungkin ada
pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan setelah pemeriksaan sampel pertama. Sebuah metode
pengolahan yang berbeda digunakan ketika dilakukan biopsi selama operasi. Ini berarti bahwa
hasilnya dapat di ketahui dalam beberapa menit, yang memungkinkan untuk memberikan
perawatan yang tepat saat operasi sedang berlangsung. Dokter konsultan rumah sakit atau
perawat akan memberikan hasil dan menjelaskan apa yang mereka maksud. Kadang-kadang,
biopsi bisa tidak meyakinkan, yang berarti bahwa hal itu tidak menghasilkan hasil yang definitif.
Jika hal ini terjadi, biopsi mungkin perlu diulang atau mungkin harus menjalani tes lainnya untuk
memeriksa ulang diagnosis.
Daftar Pustaka

http://blogdewianisa.blogspot.com/2013/06/parasitologi-laporan-pemeriksaan-jamur.html
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003840.htm
http://www.cancersupportivecare.com/fna.html

Anda mungkin juga menyukai