Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.

11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

PENGENDALIAN BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BANGUNAN


DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
Studi Kasus : Proyek Pembangunan Check Dam Tahap I di
Perumahan Jaya Asri, Kelurahan Entrop, Kota Jayapura.
Renly Yohanis Rampi
Jantje B. Mangare, Tisano Tj. Arsjad
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: renlyyohanisr@gmail.com

ABSTRAK
Persediaan material pada suatu proyek konstruksi merupakan faktor yang sangat penting, mengingat
sebagian besar biaya yang dikeluarkan adalah untuk material. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi,
masalah umum yang sering kali dihadapi adalah pemesanan material yang jumlahnya berlebihan atau
yang tersedia terlalu banyak (overstock) ataupun pemesanan material yang terlalu sedikit (understock).
Jika terjadi pemesanan dengan jumlah yang berlebihan maka akan terjadi suatu pemborosan sehingga
mengakibatkan biaya penyimpanan bertambah, kerusakan material, dan penyusutan jumlah material.
Demikian juga sebaliknya jika material yang dipesan terlalu sedikit akan terjadi kekurangan material
yang dapat mengganggu kelancaran proyek atau keterlambatan kegiatan sehingga proyek tidak selesai
tepat waktu.
Metode Economic Order Quantity merupakan suatu teknik penyelesaian masalah persediaan material
untuk mengetahui jumlah material yang harus dipesan, dan disaat kapan pemesanan harus dilakukan
agar mendapatkan biaya yang minimum sehingga tidak terjadi pemborosan baik dari segi material
maupun biaya.
Setelah dilakukan perhitungan pengendalian biaya persediaan material dengan metode Economic
Order Quantity maka dapat diketahui dengan jelas jumlah material yang harus dipesan, waktu untuk
melakukan pemesanan, dan total biaya yang harus dikeluarkan. Dari hasil perhitungan, jumlah
pemesanan yang ekonomis untuk semen adalah 122 sak pada frekuensi pemesanan 20 kali dengan total
biaya persediaan sebesar Rp. 926.865,-. Jumlah pemesanan yang ekonomis untuk pasir adalah 37m3
pada frekuensi pemesanan 6 kali dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 277.069,-. Jumlah
pemesanan yang ekonomis untuk pasir adalah 37m3 pada frekuensi pemesanan 6 kali dengan total
biaya persediaan sebesar Rp. 377.209,-.
Kata Kunci : Economic Order Quantity, Persediaan Material

PENDAHULUAN menyebabkannya adalah tingkat kesulitan dalam


setiap jenis pekerjaan yang dilakukan. Hal ini
Latar Belakang tentu saja akan menyebabkan tingkat pemakaian
dalam suatu periode perencanaan menjadi tidak
Pengadaan bahan bangunan pada suatu
tentu dan kapan persediaan akan habis juga
proyek konstruksi merupakan salah satu modal
menjadi tidak bisa dipastikan sebelum.
kerja yang cukup penting, sebab sebagian besar
Untuk itu dibutuhkan suatu model
modal usaha yang dikeluarkan oleh suatu
pengendalian persediaan untuk dapat
perusahaan adalah dari pengadaan bahan
mengestimasi kapan kira-kira persediaan akan
bangunan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
habis serta kapan kira-kira pesanan akan datang
manajemen pengadaan sumber daya agar nantinya
sehingga kebutuhan akan bahan bangunan untuk
pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan efektif,
pelaksanaan proyek ini dapat terpenuhi dengan
guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
biaya persediaan seminimal mungkin.
diinginkan yang menyebabkan terjadi kerugian
yang besar dari perusahaan. Dalam tahap Batasan Masalah
pelaksanaan suatu proyek konstruksi, tingkat Dalam penelitian ini digunakan batasan
pemakaian bahan bangunan tidak selalu pasti atau
sebagai berikut :
cenderung berubah-ubah. Salah satu factor yang

949
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

1. Material yang ditinjau hanya semen, pasir, dan dalam menunjang terselesainya pelaksanaan
kerikil. pekerjaan.
2. Diasusmsikan semua pekerjaan beton Persoalan persediaan (inventory problem)
menggunakan Mutu Beton K-250 yang timbul ialah bagaimana caranya mengatur
3. Penelitian menggunakan metode Economic persediaan sehingga setiap kali ada permintaan,
Order Quantity (EOQ) dengan adanya Stock dapat segera dilayani akan tetapi jumlah biaya
Out, biaya yang dikendalikan yaitu : Biaya persediaan harus minimum atau sekecil mungkin.
Pemesanan, Biaya Penyimpanan, dan Biaya Maka diperlukan perencanaan persedian bahan
Kehabisan Persediaan. atau material dengan menggunakan suatu model
yang disebut model persediaan. Model
Tujuan Penelitian persediaan adalah suatu teknik penyelesaiaan
1. Menghitung biaya dari jumlah material yang masalah persediaan untuk mengetahui jumlah
harus dipesan sehingga dapat meminimum- persediaan yang optimum dalam memenuhi
kan biaya-biaya yang timbul dalam kebutuhan/atau permintaan bahan pada suatu
pengadaan persediaan material menggunakan selang waktu tertentu.
metode EOQ.
2. Menentukan titik pemesanan ulang material Metode Pengendalian Persediaan
tidak terjadi kehabisan persediaan sepanjang a. Metode Pengendalian Secara Statistik
proyek berlangsung. (Statistical Inventory Control)
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Manfaat Penelitian
Teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah
kebutuhan bersifat kontinu dengan pola
sebagai berikut :
permintaan yang stabil. Tujuan model ini
1. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman
adalah untuk menentukan jumlah (Q) Setiap
tentang mekanisme pengadaan bahan
kali pemesanan (EOQ) Sehingga
bangunan.
meminimalkan biaya total persediaan..
2. Mengetahui proses dan faktor-faktor yang
2. Lot For Lot
mempengaruhi pengadaan bahan bangunan
Teknik LFL ini merupakan teknik lot
dalam suatu proyek.
sizing yang paling sederhana dan paling
mudah dipahami. Pemesanan dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA dengan pertimbangan minimasi ongkos
simpan. Pada teknik ini, pemenuhan
Pengertian Persediaan kebutuhan bersih (Rt) dilaksanakan di setiap
Persediaan adalah barang atau bahan yang periode yang membutuhkannya, sedangkan
disediakan, yang masih harus diolah untuk besar ukuran kuantitas pemesanannya (lot
dijadikan produk jadi (bahan baku) atau size) adalah sama dengan jumlah kebutuhan
merupakan bahan yang telah diolah menjadi suatu bersih (Rt) yang harus dipenuhi pada periode
bentuk, tetapi masih perlu diolah menjadi produk yang bersangkutan. Teknik ini biasanya
jadi (produk setengah jadi) atau berupa bahan digunakan untuk item-item yang mahal atau
yang telah selesai diproses dalam pabrik dan siap yang tingkat diskontinuitas permintaannya
dikirim untuk memenuhi permintaan pemakai tinggi.
(produk jadi), yang disimpan atau diproses lebih 3. Fixed Period Requirement (FPR)
lanjut. Teknik ini menggunakan konsep interval
Fungsi persediaan, apakah itu bahan baku, pemesanan yang konstan, sedangkan ukuran
produk setengah jadi, ataupun produk jadi kuantitas pemesanannya (lot size) boleh
meliputi beberapa kegiatan secara berurutan bervariasi. Ukuran kuantitas pemesanan
seperti pembelian, pengolahan, dan penyaluran tersebut merupakan penjumlahan kebutuhan
dimana kegiatan-kegiatan tersebut bisa (Rt) dari setiap periode yang tercakup dalam
independen atau berkaitan satu sama lain. Proses interval pemesanan yang telah diterapkan.
atau pergerakan persediaan ini sering disebut pipa Penetapan interval pemesanannya dilakukan
stok (pipeline stocks) yang sangat penting dimana secara sembarang atau intuitif. Pada teknik
barang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya. FPR ini, pemesanan dilaksanakan pada
Sama halnya pada suatu proyek dimana periode berikutnya.
pengaturan jumlah bahan suatu proyek sangat 4. Algoritma Wagner dan Within
diperlukan untuk menjamin ketersediaan bahan

950
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

Algoritma Wagner dan Within memperoleh Part Period (EPP). Pemilihan ukuran lot
solusi maksimum dengan penyesuaian ditentukan dengan jalan membandingkan
masalah yang dinamis dan deterministik. ongkos part period yang ditimbulkan oleh
Permintaan tiap periode dipenuhi agar dapat setiap ukuran lot yang akan
menyelesaikan pesanan yang akan datang dilaksanakan. Part period adalah suatu unit
pada periode sebelumnya. yang disimpan dalam persediaan selama satu
5. Fixed Order Quantity (FOQ) periode. EPP dapat didefinisikan sebagai
Teknik FOQ menggunakan kuantitas kuantitas suatu item persediaan yang bila
pemesanan yang tetap yang berarti ukuran disimpan dalam persediaan selama satu
kuantitas pemesanannya (lot size) adalah periode akan menghasilkan ongkos
sama untuk setiap kali pemesanan. Ukuran lot pengadaan yang sama dengan ongkos simpan.
tersebut ditentukan secara sembarangan atau EPP dihitung secara sederhana dengan
berdasarkan faktor-faktor intuisi/empiris, membagi ongkos pengadaan dengan ongkos
misalnya menggunakan jumlah kebutuhan simpan per unit per periode.
bersih (Rt) tertinggi sebagai ukuran lotnya. 9. Part Period Balancing (PPB)
6. Period Order Quantity (POQ) Teknik PBB ini menggunakan dasar logika
Teknik ini sama dengan FPR. Bedanya, pada yang sama dengan teknik LTC. Perhitungan
teknik POQ, interval pemesanan ditentukan kuantitas pemesanannya juga sama.
dengan suatu perhitungan yang didasarkan Perbedaannya terletak pada pengalokasian
pada logika EOQ klasik yang telah pemesanan yang dilakukan dengan melihat
dimodifikasi sehingga dapat digunakan pada kebutuhan bersih periode yang ada di depan
permintaan yang berperiode waktu diskrit. dan di belakang (look a head/look back) dari
Kesulitan teknik ini terletak pada periode yang bersangkutan. Hal ini
kemungkinan bahwa diskontinuitas dimaksudkan untuk mencegah penyimpanan
permintaan kebutuhan bersih (Rt) terdistribusi item persediaan dalam jumlah yang terlalu
sedemikian rupa sehingga interval pemesanan besar (cakupan periode yang terlalu panjang)
yang telah ditentukan sebelumnya menjadi dan menghindari kuantitas pemesanan yang
tidak berlaku lagi. Kasus ini dapat terjadi jika terlalu sedikit. Untuk mengatasi
pada periode-periode yang bertepatan dengan kecenderungan proses look a
saat pemesanan besarnya kebutuhan bersih head memperbesar ukuran lot, dilakukan
(Rt) adalah nol. pengujian tambahan, yaitu jika kebutuhan
7. Least Unit Cost (LUC) bersih yang akan ditambahkan ke suatu lot
Teknik ini dan ketiga teknik berikutnya menimbulkan ongkos yang lebih besar atau
mempunyai kesamaan tertentu, yaitu ukuran sama dengan EPP proses penyesuaian, look a
kuantitas pemesanan dan interval head dihentikan. Proses penyesuaian look
pemesanannya dapat bervariasi. Pada teknik back dilakukan hanya jika tidak mungkin
LUC, ukuran kuantitas pemesanan (lot size) melakukan pencakupan periode tambahan
ditentukan dengan cara coba-coba, yaitu sepanjang horizon perencanaan atau proses
dengan jalan mempertanyakan apakah ukuran penyesuaian look a head dikatakan gagal.
lot di suatu periode sebaiknya sama dengan Pada dasarnya, proses penyesuaian look
kebutuhan bersihnya atau bagaimana kalau back ini berusaha untuk mengurangi besar
ditambah dengan periode-periode berikutnya. ukuran lot. Untuk memperlihatkan proses
Keputusan ditentukan berdasarkan ongkos penyesuaian ini, dilakukan sedikit perubahan
per unit (ongkos pengadaan per unit + ongkos pada data kebutuhan bersih yang telah dipakai
simpan per unit) terkecil dari setiap bakal sebelumnya.
ukuran lot yang akan dipilih. b. Metode Perencanaan Kebutuhan Material
8. Least Total Cost (LTC) (Material Requirement Planning)
Teknik ini didasarkan pada pemikiran bahwa Material Requirement Planning (MRP) dapat
jumlah ongkos pengadaan dan ongkos simpan didefinisikan sebagai suatu teknik atau set
(ongkos total) setiap ukuran pemesanan (lot prosedut yang sistematis dalam penentuan
size) yang ada pada suatu horizon kuantitas serta waktu dalam proses
perencanaan dapat diminimalkan jika besar pengendalian kebutuhan bahan terhadap
ongkos-ongkos tersebut sama atau hampir komponen-komponen permintaan yang saling
sama. Sarana untuk mencapai tujuan tersebut bergantungan (Dependent Deman Items).
adalah suatu faktor yang disebut Economic c. Metode Kanban (Just In Time)

951
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

Metode Just In Time merupakan tipe proses bunga Bank yang diinvestasikan sesuai
yang biasa disebut sebagai produksi masal periode waktu dan akan menjadi besar apabila
(mass production), atau disebut juga persediaan bahan berada dalam jumlah yang
repetitive manufacturing. Pada metode ini, besar. Akan tetapi jumlah persediaan yang
operasi yang sama tau serupa diulang secara besar ini dapat menjadikan biasa pemesanan
berkali-kali dengan tanpa berhentingan dan biaya kehabisan persediaan menjadi kecil.
material-material yang urut-urutan operasi Begitu juga dengan biaya pembelian, biaya ini
tersebut. akan menjadi kecil apabila ada potongan harga
untuk pembelian dalam jumlah yang besar.
Dalam tugas akhir ini dipakai metode Biaya penyimpanan berkaitan dengan :
Economic Order Quantity. a. Biaya gudang
Biaya ini dihitung per satuan unit bahan dan
Biaya-Biaya Persediaan tergantung pada kepemilikan gudang.
Biaya persediaan atau inbentory cost adalah b. Biaya kerusakan
semua biaya yang dikeluarkan akibat adanya Bahan yang disimpan dapat rusak atau
persediaan. Biasa persediaan adalah gabungan susut. Hal ini dapat terjadi karena berat
dari 4 elemen, yaitu: bahan atau aktivitas yang terjadi saat
1. Biaya pembelian (purchasing cost) pengangkutan.
Biaya pembelian dalah biaya yang harus c. Biaya asuransi
dikeluarkan untuk setiap jumlah bahan yang Asuransi dilakukan untuk mengantisipasi
dibeli. Dalam pembelian bahan terdapat dua kejadian yang tidak diperhitungkan pada
macam kemungkinan, yaitu : bahan yang disimpan. Besarnya asuransi
1) - Biaya per unit yang tetap tergantung pada perjanjian serta jenis
2) - Biaya per unit yang berubah-ubah bahannya.
Kemungkinan yang terakhir ini, dijumpai bila d. Biaya penanganan bahan
ada potongan harga untuk persediaan dalam Untuk bahan-bahan yang ditangani secara
jumlah tertentu. khusus, misalnya pada suhu tertentu.
2. Biaya pemesanan (procurement cost) e. Biaya administrasi
Biaya pemesanan adalah biaya yang terkait Biaya ini dikeluarkan untuk meng-
langsung dengan kegiatan pemesanan pada administrasikan persediaan yang ada, baik
pihak luar (ordering cost) atau kegiatan pada saat pemesanan, penerimaan bahan
pengelolahan dari perusahaan sendiri (set-up maupun penyimpanannya.
cost). 4. Biaya kehabisan persediaan (shortage / stock-
Besarnya biaya pemesanan pada umumnya outcost)
tergantung pada besarnya frekuensi Biaya kehabisan persediaan adalah biaya yang
pemesanan bahan, jadi tidak dipengaruhi timbul apabila tidak terdapat persediaan untuk
bongkar muat bahan yang dipesan. Elemen- memenuhi kebutuhan yang ada.
elemen dalam pemesanan antara lain : Biaya ini dapat menyebabkan 2 kondisi, yaitu:
penentuan pemasok, persiapan pembelian, a. Pemesanan kembali (back order)
telepon, pengiriman bahan, pemeriksaan bahan Jika terjadi kekurangan persediaan, maka
pada saat di lokasi pekerjaan, dan kekurangan tersebut akan dipenuhi pada
pengangkutan. periode berikutnya.
Biaya pemesanan juga merupakan seluruh b. Kehilangan penjualan / keuntungan (lost
biaya yang terkait dalam proses pemesanan sales)
pada pihak luar. Bila pemesanan dilakukan Jika terjadi kekurangan persediaan, makan
dalam jumlah sedikit, dapat menyebabkan kekurangan tidak dapat dipenuhi pada
frekeuensi pemesanan menjadi naik, sehingga periode berikutnya. Tetapi dianggap
biaya pemesanan menjadi besar. Sebaliknya sebagai kehilangan penjualan atau
bila dipesan dalam jumlah besar, biaya keuntungan.
pemesanan pun menjadi kecil. Akan tetapi, Strategi persediaan yang optimal biasanya
biaya penyimpanan akan menjadi besar. ditentukan dan didasarkan pada ke empat kategori
3. Biaya penyimpanan biaya tersebut. Oleh karena itu, untuk setiap
Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus di situasi persediaan, biaya total persediaan dapat
keluarkan akibat adanya penyimpanan bahan. ditentukan dari persamaan sebagai berikut :
Biaya penyimpanan ini yaitu yang diambil dari

952
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

Biaya Pembelian xxx Teknik Pengumpulan Data


Biaya pemesanan xxx Teknik pengumpulan data adalah cara-cara
Biaya penyimpanan xxx yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
Biaya kehabisan persediaan xxx + Data dalam penelitian ini adalah data primer yang
Biaya total persediaan = xxx bersumber dari pengamatan langsung dan data
sekunder didapat dari RAB dan kurva s.
Jumlah Pesanan Yang Ekonomis
Suatu model yang membantu manajemen Metode Pelaksanaan Penelitian
dalam masalah persediaan untuk pengambilan Dalam pelaksanaan penelitian disusun suatu
keputusan tentang berapa jumlah yang harus lingkup perencanaan yang meliputi:
dipesan dan kapan harus memesan agar dapat •Identifikasi masalah, dalam penulisan ini
membawa beban biaya yang minimum. masalah yang dikemukakan adalah
Bila diasumsikan permintaan adalah D per mengoptimalkan biaya, dalam hal ini ditinjau dari
unit waktu, tingkat persediaan adalah y, K adalah cara mempercepat durasi pekerjaan.
biaya pemesanan yang harus dikeluarkan setiap •Studi literatur, mencari bahan pustaka yang
kali melakukan pemesanan, h adalah biaya berkaitan dengan judul untuk menunjang
penyimpanan per periode dan ys adalah penulisan.
kemungkinan unit habis dalam satu periode, P •Persiapan, menentukan data yang akan
adalah biaya kehabisan persediaan per periode, diperlukan dalam penulisan.
dan ys2/2y adalah rata-rata kehabisan persediaan •Pengambilan data, terbagi menjadi data primer
per periode, maka total biaya persediaan adalah : dan data sekunder.
•Analisis data, menggunakan metode Economic
𝐷 (𝑦−𝑦𝑠 )2 𝑦𝑠 2
𝑇𝐼𝐶 = 𝐾 × 𝑦 × 2𝑦
×ℎ+ 2𝑦
×𝑃 Order Quantity.
•Kesimpulan dan saran digunakan untuk
mendukung hasil perhitungan.
Titik Pemesanan Ulang
Titik pemesanan ulang adalah titik/batas di
Diagram Alir Penelitiann
mana kita harus memesan kembali atau penentuan
berapa banyak minimal tingkat persediaan yang
harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi
MULAI
kekurangan persediaan.Saat pemesanan ulang
dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu :
• Dengan ukuran waktu STUDI PUSTAKA

• Dengan ukuran unit persediaan


PENGUMPULAN DATA
Yang mana dari kedua cara tersebut akan dipilih
sesuai kebutuhan.
Bila dinyatakan dalam ukuran waktu, maka : DATA PRIMER DATA SEKUNDER
R=y–L
1. OBSERVASI
Dimana, L = periode datangnya pesanan LAPANGAN
1. JADWAL
PELAKSANAAN
Y = daur pemesanan ulang 2. WAWANCARA PROYEK
2. RAB
Bila dinyatakan dalam ukuran unit persediaan, 3. ANALISIS HARGA
maka : SATUAN
𝑄
𝑅 = 𝐿 × 𝑜𝑝𝑡
𝑦
𝑄𝑜𝑝𝑡
Dimana, = Tingkat Pemakaian
𝑦
PENGOLAHAN DATA
DENANDENGAN
METODOLOGI PENELITIAN
KESIMPULAN DAN SARAN

Lokasi Dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada Proyek SELESAI

Pembangunan Check Dam Tahap I di Perumahan


Jaya Asri, Kelurahan Entrop, Kota Jayapura.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November
2017.

953
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

HASIL DAN PEMBAHASAN 𝐷


𝑦=
𝑁
Dalam bab ini akan dibahas mengenai
penggunaan metode pengendalian persediaan Dalam menentukan frekuensi pemesanan, N
material dalam bidang teknik sipil yang diambil mulai dari :
diaplikasikan pada proyek Pembangunan Check N = 1 x pesan sampai dengan N = 36 x pesan
Dam Tahap I, di kompleks Perumahan Jaya Asri, Contoh perhitungan : untuk N = 1 kali pesan
Kelurahan Entrop, Kota Jayapura. Metode Maka : y = 2439 sak / 1 = 2439 sak
pengendalian yang diambil adalah Economic Untuk hasil dari setiap variasi frekuensi
Order Quantity dengan back order. Di bab ini pemesanan dapat di lihat pada tabel berikut :
akan dihitung berapa besar kebutuhan material,
jumlah pemesanan paling ekonomis untuk setiap Tabel 4.2 Fluktuasi Jumlah Pemesanan
material, dan titik pemesanan ulang menggunakan
mentode tersebut.

Menentukan Biaya Persediaan Semen


Total Kebutuhan Semen

Tabel 4.1 Proporsi Campuran Beton


Proporsi Campuran Beton
Mutu
Semen Pasir Krikil Air
Beton w/c
(kg) (kg) (kg) (liter)
K100 247 869 999 215 0.87
K125 276 828 1012 215 0.78
K150 299 799 1017 215 0.72
K175 326 760 1029 215 0.66
K200 352 731 1031 215 0.61
K225 371 698 1047 215 0.58
K250 384 692 1039 215 0.56
K275 406 684 1026 215 0.53
K300 413 681 1021 215 0.52
K325 439 670 1006 215 0.49
Menghitung Biaya Pembelian Semen
K350 448 667 1000 215 0.48
Dari tabel 4.1 diketahui untuk 1 m3 pekerjaan Biaya pembelian semen pada studi kasus ini
beton K-250 dibutuhkan sebanyak 384kg Semen adalah menurut harga kontrak yang disepakati
Tonasa, di dapat xs-j = 384kg/m3 oleh pihak perusahaan dengan pemasok, yaitu
sebesar Rp. 105000/sak.
Kemudian dari RAB proyek Check Dam didapat
data volume beton, yaitu : Maka, total biaya pembelian

Dengan mutu beton K-250, total volume beton =cx


adalah 339,58m3
= 105.000 x 2439 = Rp. 256.095.000,-
3
Maka, xb-j = 339,58m
Menghitung Biaya Pemesanan Semen
Selanjutnya didapat total kebutuhan semen dalam
K = Rp. 20.000,-
satu periode adalah : Contoh perhitungan :
D = xs-j x xb-j= 384kg/m3 x 317,45m3= 121900,8 D = 2439 sak
kg/50kg= 2438,016 sak ≈ 2439 sak K = Rp. 20.000,-
y = 2439
Jadi total kebutuhan semen dalam satu periode (D) Penyelesaian :
𝐷
adalah 2439 sak. Total biaya pemesanan = 𝐾 × 𝑦
2439
Menentukan Fluktuasi Jumlah Pemesanan = Rp. 20.000 × 2439
Semen = Rp. 20.000
Jadi, total biaya pemesanan untuk N = 1 kali
Fluktuasi pemesanan dapat dinyatakan sebagai pesan, dan y = 2439 sak adalah : Rp.20.000,-
berikut :

954
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

Menghitung Biaya Penyimpanan Semen Total (P) : Rp. 15.000,- Contoh


Biaya penyimpanan diperhitungkan sebagai perhitungan :
bunga uang yang diinvestasikan dalam persediaan Diketahui : ys = 75 sak
dalam satu periode. P = Rp.15.000,-
Besarnya biaya penyimpanan per periode adalah : Penyelesaian : Total biaya kehabisan
h=Rp.105.000x10% 𝑦𝑠2 752
persediaan = 𝑥 𝑃= 𝑥 15000 =
=Rp.10.500,- 2𝑦 2 𝑥 2439
Rp.17.297,-

Jumlah kebutuhan yang habis dalam satu Tabel 4.4 Biaya Kehabisan Persediaan Semen
periode:
yd=√((2 x D x K)/h) x√((h + P)/P)
=√((2 x 2439 x 20000)/10500) x√((10500 +
15000)/15000)
= 96,392 x 1,304
= 125,695 sak ≈ 126 sak
ym=√((2 x D x K)/h)x√(P/(h + P))
=√((2 x 2439 x 20000)/10500)
x√(15000/(10500 + 15000))
= 96,392 x 0,588
= 50,701 sak≈51 sak
Maka, ys = yd – ym
= 126 – 51
= 75 sak Pengendalian Biaya Persediaan Semen
Sehingga total biaya penyimpanan Dengan Metode EOQ
(𝑦−𝑦𝑠 )2 Setelah komponen biaya persediaan telah
= 2𝑦
×ℎ
dihitung, maka langkah selanjutnya dalah
(2439−75)2
= 2×2439
×
20000 menghitung total biaya persediaan dengan metode
= Rp. 22.913.062,- EOQ untuk mendapatkan total biaya persediaan
Jadi untuk N = 1 x pesan, dan y = 2439 sak, total yang paling minimum dengan tingkat persediaan
biaya penyimpanannya adalah Rp. 22.913.062,- yang optimal atau disebut juga jumlah pesanan
Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat di yang paling ekonomis (Economic Order
lihat dalam tabel 4.3. Quantity).
Tabel 4.3 Biaya Pemesanan Semen Total biaya persediaan = Biaya Pemesanan +
Biaya Penyimpanan + Biaya Kehabisan
Persediaan
Atau dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

𝐷 𝑦 − 𝑦𝑠 𝑦𝑠 2
𝑇𝐼𝐶 = 𝐾 × × ×ℎ+ ×𝑃
𝑦 2𝑦 2𝑦
Contoh perhitungan :
Untuk N = 1 x pesan dan y = 2439 sak
Total biaya pemesanan : Rp. 20.000,-
Total biaya penyimpanan : Rp. 22.913.062,-Total
biaya kehabisan persediaan : Rp. 17.297,-
Maka TIC = Rp. 20.000,- + Rp. 22.913.062,- +
Rp. 17.297,- = Rp.22.950.360,-
Jadi, total biaya persediaan (TIC), untuk N = 1 x
pesan adalah : Rp.22.950.360,-Hasil
selengkapnya dapat di lihat dalam tabel 4.5.
Menghitung Biaya Kehabisan Persediaan
Biaya kehabisan persediaan (P) pada studi kasus
ini adalah Rp. 15.000,- yang terdiri dari :
Selisih harga semen : Rp. 5.000,-
Biaya pemesanan khusus : Rp. 10.000,-

955
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

Tabel 4.5 Total Biaya Persediaan Semen 𝑄𝑜𝑝𝑡


𝑅=𝐿×
𝑦
Tabel 4.6 Jadwal Tahap Pemesanan Semen

Ket : Kebutuhan semen didapat dari perhitungan


presentasi semen dari pekerjaan beton K-250.
Contoh perhitungan tahap I :
1
Daur pemesanan ulang : 𝑦 = 𝑛 × 𝑡
Dimana : n = 20/5 x pesan = 4 x pesan
t = 4 minggu
1
Maka : 𝑦 = × 4 = 1 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
4
𝑄𝑜𝑝𝑡
Titik pemesanan ulang : 𝑅 = 𝑦
×𝐿

Diketahui : Qopt = 122 sak


L = 0,143 minggu
y = 1 minggu
122
Maka : 𝑦 = × 0,143 = 17,446 𝑠𝑎𝑘 ≈
1
Setelah biaya persediaan di hitung, hasilnya akan 18 𝑠𝑎𝑘 Hasil perhitungan selengkapnya dapat
menunjukkan jumlah pemesanan serta jumlah dilihat pada tabel berikut :
semen optimal yang dapat dipesan sehingga
menghasilkan biaya persediaan paling minimum. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Daur Ulang dan Titik
Di dapat : Pemesanan Ulang Semen
y-optimal : 122 sak
N-optimal : 20 x pesan
TIC : Rp. 926.825,-

Menentukan Titik Pemesanan Ulang Semen PENUTUP


Karena jumlah semen yang dipesan adalah tetap,
maka daur pemesanan ulang akan jadi berbeda Kesimpulan
berdasarkan jumlah pemesanan optimal yang Dari pembahasan sebelumnya, maka pada proses
telah di dapat pada perhitngan sebelumnya. pembangunan Check Dam di Perumahan Jaya
Sehingga titik pemesanan ulang juga akan Asri, Kelurahan Kali Entrop, Jayapura dapat di
berbeda menurut tahap pemesanan. tarik kesimpulan sebagai berikut :

Diketahui : 1. Besarnya biaya penyimpanan serta biaya


kehabisan persediaan semen ditentukan oleh
Q optimal : 122 sak besar kecilnya jumlah pemesanan. Dari hasil
n optimal (y) : 20 x pesan perhitungan di dapat total biaya penyimpanan
semen Rp.181.066,- dan total biaya kehabisan
L(lead time) :1hari(0,143minggu) persediaan semen Rp.345.779,-
2.
Akan di hitung Titik Pemesanan Ulang semen 3. otal biaya pemesanan semen akan mencapai
yang dinyatakan dalam unit peersediaan : minimum jika tingkat persediaan mencapai
optimal dari hasil perhitungan. Nilai optimal

956
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

di dapat pada 20 kali pemesanan dengan 122 oleh besar kecilnya jumlah pemesanan.
sak setiap pemesanan. Total biaya persediaan Dari hasil perhitungan di dapat total biaya
adalah minimum sebesar Rp.926.865,- penyimpanan kerikil Rp.62.652,- dan
4. Besarnya biaya penyimpanan serta biaya total biaya kehabisan persediaan kerikil
kehabisan persediaan pasir ditentukan Rp.94.557,-
oleh besar kecilnya jumlah pemesanan. 7. Total biaya pemesanan kerikil akan
Dari hasil perhitungan di dapat total biaya mencapai minimum jika tingkat
penyimpanan pasir Rp.62.421,- dan total persediaan mencapai optimal dari hasil
biaya kehabisan persediaan pasir perhitungan. Nilai optimal di dapat pada 9
Rp.94.648,- kali pemesanan dengan 37m3 setiap
5. Total biaya pemesanan pasir akan pemesanan. Total biaya persediaan adalah
mencapai minimum jika tingkat minimum sebesar Rp.337.209,-
persediaan mencapai optimal dari hasil
perhitungan. Nilai optimal di dapat pada 6 Saran
kali pemesanan dengan 37m3 setiap Dalam pelaksanaan proyek dapatlah
pemesanan. Total biaya persediaan adalah menggunakan metode pengendalian biaya
persediaan ini, karena dapat menghitung dan
minimum sebesar Rp.277.069,-
menentukan jumlah persediaan bahan yang
6. Besarnya biaya penyimpanan serta biaya
optimum tanpa menyebabkan beban biaya
kehabisan persediaan kerikil ditentukan persediaan yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

Lock, Dennis, 1994, Manajemen, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.


Pasue, Frets, 2006, Manajemen Pengadaan Sumber Daya Pada Proyek Pembangunan
Prasarana Dirjen Perbendaharaan Negara Wilayah XXVI Propinsi Gorontalo,
Skripsi, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Manik, Brameld, Edi, 2010, Analisa Metode Pengendalian Persediaan Pada Proyek
Pembangunan Ciputra World Mall, Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya.
Taha Hamdy A., 1995, Operation Research, Fifth Edition, McMilan Publishing CO. Inc, New
York.
Lumeno, Susanne, Shirly, 1999, Pengendalian Persediaan Bahan Dengan Model EOQ,
Skripsi, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Sengkey, Yamamoto, 2000, Sistem Pengendalian Biaya Persediaan Material Dengan Aplikasi
Metode Economic Order Quantity, Skripsi, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
Rangkuti, Freddy, 2004, Manajemen Persediaan, PT. Raja Grafindo Prasada, Jakarta.
Handoko T, 1992, Perencanaan Dan Pengawasan Produksi, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Siswanto, Drs., 1985, Persediaan Model dan Analisis, Andy Offset, Yogyakarta.
Anonim, 1997, Spesifikasi Beton Siap Pakai, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

957
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (949-958) ISSN: 2337-6732

Sengkey, Yamamoto, 2007, Sistem Pengendalian Biaya Persediaan Dengan Metode Economic
Order Quantity, Skripsi, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi, Manado

958

Anda mungkin juga menyukai