Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 6

Nama :
1. Khofifah dekriana putri
2. Anggi anggraini
3. Nadysa aulia
Kelas : 6 APD

a. Untuk masing- masing tujuan, identifikasi paling sedikit satu salah saji
spesifik yang bisa terjadi
Jawab :
1. Satu salah saji yaitu penjualan tercatat untuk pengiriman yang
tidak di lakukan dan pengiriman yg di lakukan kepelanggan fiktif.
2. Tujuan ini menyangkut apakah seluruh transaksi yang seharusnya
ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan. Tujuan eksistensi
dan kelengkapan mempunyai penekanan yang berlawanan, sebab
eksistensi berkaitan dengan lebih saji (overstatement) dengankan
kelengkapan berkaitan dengan kurang saji (understatement).
3. Tujuan ini menyangkut keakuratan informasi untuk transaksi
akuntansi tercatat dengan nilai yang benar.

b. Uraikan perbedaan maksud dari tujuan pertama dan kedua


Jawab:
Maksud dari tujuan penjualan yang di catat adalah Penjualan yang tercatat
adalah untuk pengiriman yang benar-benar dilakukan kepelanggan yang
sudah ada(kejadian). Pencatatan penjualan didukung oleh dokumen
pengiriman resmi dan pesananpelanggan yang disetujui. Kredit disahkan
sebelum pengiriman dilakukan. Faktur penjualandiberi nomor dan dikenali
dengan benar. Hanya nomor pelanggan yang ada di file datakomputer
yang diterima ketika mereka masuk. Laporan bulanan dikirim ke
pelanggan;keluhan menerima tindak lanjut independen, sedagkan
Transaksi penjualan yang ada dicatat (kelengkapan). Dokumen pengiriman
diberi nomordan dihitung. Faktur penjualan diberi nomor dan
dipertanggungjawabkan.

c. Untuk masing masing prosedur audit, indentifikasi apakah itu pengujian


atas pengendalian dan satu pengujian subtantif atas transaksi ( masing
masing ada tiga)
Jawab

1. Telusuri satu sampel dokuman pengiriman ke salinan faktur penjualan


terkait dan jurnal penjualan untuk memastikan apakah pengiriman tersebut
telah ditagih. Memperhitungkan urutan dokumen pengiriman dan
memeriksa masing-masing untuk memastikan bahwa salinan faktur
penjualan telah dilampirkan.
a) Prosedur audit diatas merupakan pengujian pengendalian, karena
b) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dipenuhi oleh
prosedur audit itu
adalah :
Keakuratan
c) Jenis bukti yang digunakan untuk setiap prosedur audit adalah :
Inspeksi

2. Periksa satu sampel salinan faktur penjualan untuk mengetahui apakah


masing-masing dilampiri dokumen pengiriman. Memperhitungkan urutan
penjualan dan memeriksa masing-masing untuk memastikan bahwa
salinan dokumen pengiriman telah dilampirkan.
a) Prosedur audit diatas merupakan pengujian substantif atas transaksi.
b) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dipenuhi oleh
prosedur audit itu
adalah :
Keakuratan
c) Jenis bukti yang digunakan untuk setiap prosedur audit diatas adalah :
Inspeksi

3. Periksa satu sampel dokumen pengiriman untuk menentukan apakah


masing-masing dibubuhi nomor salinan faktur penjualan yang ditulis pada
sudut kiri bawah. Membandingkan kuantitas dan deskripsi item-item pada
dokumen pengiriman dengan salinan
faktur penjualan terkait.
a) Prosedur audit diatas merupakan pengujian pengendalian.
b) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dipenuhi oleh
prosedur audit itu
adalah :
Posting dan Pengikhtisaran
d) Jenis bukti yang digunakan untuk setiap prosedur audit diatas adalah :
Inspeksi

4. Periksa jurnal penjualan untuk satu sampel transaksi penjualan guna


mengetahui apakah masing-masing mendapat "tick mark" di lajurnya yang
menandakan bahwa transaksi tersebut telah dibandingkan dengan berkas
induk piutang usaha mengenai nama pelanggan, tanggal dan jumlah.
Menelusuri penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan ke file induk
piutang usaha terkait
dan membandingkan nama pelanggan, tanggal, serta jumlah masing-
masing.
a) Prosedur audit diatas merupakan pengujian substantif atas transaksi.
b) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dipenuhi oleh
prosedur audit itu
adalah :
Keakuratan
Posting dan Pengikhtisaran
e) Jenis bukti yang digunakan untuk setiap prosedur audit diatas adalah :
Inspeksi

5. Telusuri satu sampel ayat jurnal debet dalam berkas induk piutang usaha
ke jurnal penjualan untuk mengetahui apakah sama dalam tanggal, nama
pelanggan dan jumlah.
a) Prosedur audit diatas merupakan pengujian substantif atas transaksi.
b) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dipenuhi oleh
prosedur audit itu
adalah :
Kelengkapan, karena tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua
transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah
dicatatkan.
Posting dan Pengihktisaran, karena tujuan ini berkaitan dengan apakah
transaksi yang dicatat telah dimasukkan ke dalam file induk dan
diikhtisarkan dengan benar. Dapat dilihat daro pemilihan sampel pesanan
dan menelusuri
dokumen-dokuman.
Keakuratan, karena tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi yang
dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.
Penetapan Waktu, karena prosedur audit tersebut membandingkan nama,
tanggal, serta jumlah dimana semua hal tersebut harus sudah dicatat pada
tanggal yang benar.

6. Telusuri satu sampel salinan faktur penjualan ke dokumen pengiriman


terkait yang diarsip di bagian pengiriman, untuk meyakinkan pengiriman
telah dilakukan.
a) Pengujian Pengendalian : memeriksa dokumen.
b) Keterjadian : membuktikan bahwa kuantitasnya telah di verifikasi
sebelum pengiriman.
a) Prosedur audit diatas merupakan pengujian pengendalian.
b) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dipenuhi oleh
prosedur audit itu
adalah :
Penetapan Waktu
c) Jenis bukti yang digunakan untuk setiap prosedur audit diatas adalah :
.....

d. Untuk masing-masing tujuan, identifikasi satu pengujian atas pengendalian


dan satu pengujian substantif atas transaksi.

Jawab :

Pengujian pengendalian atas transaksi penjualan


dirancang untuk memverifikasi kefektifannya.
Contoh, jika pengendalian internal adalah untuk menanda tangani pesanan
pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah
untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangani dengan
benar.
Fungsi utama dari pemahaman auditor terhadap pengendalian intern
adalah untuk memperkirakan risiko pengendalian dalam setiap tujuan audit
berkait transaksi. Contohnya adalah memperkirakan tujuan ketepatan
untuk transaksi pendapatan adalah lemah dan untuk tujuan eksistensi
adalah sedang.
Pengujian pengendalian dilakukan untuk menentukan kelayakan dari
rancangan dan efektifitas operasi dari pengendalian intern khusus.

Pengujian pengendalian akan membantu auditor dalam mengevaluasi


apakah pengendalian atas transaksi sudah cukup efektif guna mendukung
pengurangan penilaian risiko pengendalian, sehingga mengurangi
pengujian substantif, serta menjadi dasar laporan auditor dalam hal
penerapan pengendalian internal auditan.

Pengujian substantif atas transaki penjualan yang tepat relatif lebih


sulit karena sangat bervariasi tergantung pada situasinya. Untuk mencatat
penjualan yang terjadi, auditor mempertimbangkan tiga jenis salah saji
yang mungkin terjadi:
a) Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan. Auditor dapat memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal
penjualan ke salinan pengiriman dan dokumen pendukung lainnya yang
terkait untuk memastikan bahwa penjualan tersebut benar-benar terjadi.
b) Penjualan dicatat lebih dari satukali. Auditor dapat mereview secara
numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat untuk melihat adakah
nomor yang terduplikat. Dan juga menguji pembatalan dokumen yang
tepat yang kemungkinan dokumenpngeiriman tersebut akan digunakan
untuk mencatat penjualan lainnya.
c) Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai
penjualan. Auditor dapat menelusuri informasi tentang pelanggan pada
faktur penjualan ke file induk pelanggan. Jenis salah saji satu dan dua
disebabkan oleh kesalahan dan kecurangan, sementara jenis yang terakhir
selalu disebabkan oleh kecurangan.
Pengujian atas pengendalian

Pengujian substantif atas transaksi


Tujuan dari pengujian substantif atas transaksi adalah untuk menentukan
apakah semua tujuan audit berkaitan dengan transaksi (transaction-related
audit objectives) telah terpenuhi untuk setiap kelas transaksi.

Sebagai contoh auditor melakukan pengujian substantif atas transaksi


untuk menguji apakah transaksi yang dicatat benar-benar ada dan transaksi
yang ada semua telah dicatat.

Auditor melakukan pengujian ini untuk menentukan apakah transaksi


belanja telah dicatat dengan benar, transaksi belanja telah dicatat pada
periode laporan yang tepat, belanja telah diklasifikasikan dengan benar
dalam neraca, dan apakah belanja telah diikhtisarkan dan diposting dengan
benar ke buku besar. Jika auditor merasa yakin bahwa transaksi-transaksi
telah dicatat dan diposting dengan benar, auditor dapat meyakini bahwa
jumlah dalam buku besar juga benar.

Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk memastikan bahwa


transaksi yang dicatat dalam jurnal telah sesuai dengan apa yang diposting
di buku besar. Prosedur analitis digunakan untuk meyakini kelayakan
transaksi dan saldo buku besar secara keseluruhan Terakhir, pengujian atas
rincian saldo dilakukan untuk meyakini kebenaran atas saldo akun yang
diperiksa.

e. Untuk masing masing pengujian atas pengendalian , nyatakan


pengendalian intern yang di uji . Juga identifikasikan atau uraikan satu
salah saji yang ingin di hindarkan oleh klien dengan menggunakan
pengendalian tersebut

Jawab
Pengujian komponen dari pengendalian intern atau internal control COSO
terdiri dari:
1. Lingkungan Pengendalian (control environment)
Penilaian terhadap lingkungan pengendalian merupakan langkah awal
yang dilakukan oleh auditor dalam rangka penilaian kualitas pengendalian
internal. Penilaian terhadap pengendalian internal dilakukan dalam
kerangka pelaksanaan penugasan audit, bukan dengan tujuan menilai
kekuatan pengendalian internal secara khusus.
1. Penilaian Risiko (risk assessment)
Pengendalian internal sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan
mengidentifikasi jenis-jenis risiko yang dihadapinya. Setiap jenis risiko
yang dapat diidentifikasi akan menentukan jenis pengendalian yang harus
dilakukan. Terdapat beberapa jenis risiko yang berhubungan dengan
transaksi penjualan dan penerimaan kas dan saldo-saldo yang terkait
dalam siklus penjualan. Beberapa kejadian yang mungkin memiliki risiko
yang harus menjadi perhatian auditor antara lain adalah:
1. sistem dan prosedur untuk jenis-jenis transaksi yang sifatnya baru;
2. perlakuan akuntansi yang baru, baik karena transaksinya ataupun karena
terjadinya perubahan pada standar akuntansi;
3. komitmen manajemen untuk menciptakan pengendalian terhadap risiko
yang telah diidentifikasi.

1. Aktivitas Pengendalian (control activities)


Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan
dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen
untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan telah dilakukan.
Kegiatan pengendalian dilakukan pada semua tingkat organisasi, tahapan
proses bisnis, dan lingkungan teknologi. Aktivitas pengendalian dapat
mencegah atau mendeteksi baik secara manual atau otomatis yang berupa
otorisasi atau persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan pengkajian kinerja
bisnis.Struktur organisasi dijadikan dasar untuk melakukan pemisahan
fungsi dan pembagian wewenang. Pemisahan fungsi yang dilakukan pada
siklus pendapatan atau revenue cycle terlihat dari dipisahkannya menjadi
tiga fungsi yaitu fungsi penjualan, fungsi pengelolaan piutang, dan fungsi
penerimaan kas. Pemisahan ketiga fungsi tersebut merupakan bentuk
pengendalian internal yang berfungsi untuk meminimalkan peluang
terjadinya fraud atau kecurangan. Sistem otorisasi juga berjalan, sebagai
contoh setiap pengeluaran barang harus didukung dengan adanya sales
order dan surat jalan. Dengan demikian barang yang keluar dari gudang
sesuai dengan pesanan dari pelanggan.
1. Sistem Akuntansi (information dan communication)
Informasi dan komunikasi yang merupakan pengidentifikasian,
pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka
waktu yang membuat pemangku kepentingan dalam perusahaan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya. Auditor perlu memahami sistem
informasi akuntansi yang berjalan di perusahaan. Pada audit atas piutang
diperlukan pemahaman atas hal sebagai berikut.
1. Metode pemrosesan data. Metode pemrosesan data penjualan menjadi
informasi penjualan dan penagihannya menentukan tingkat risiko untuk
terjadinya salah saji dalam saldo piutang.
2. Sistem Otorisasi. Sistem otorisasi yang baik perlu ditetapkan atas setiap
transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit. Auditor harus meyakini
bahwa penjualan secara kredit hanya dilakukan kepada pembeli yang telah
terdaftar dan mendapat otorisasi dari supervisor atau manajer penjualan
kredit.
3. Laporan dan informasi yang dihasilkan. Laporan dan informasi yang
dihasilkan dari sistem merupakan informasi yang handal dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan.

Identifikasi Potensi Salah Saji


Identifikasi potensi salah saji adalah proses yang digunakan auditor untuk
mempertimbangkan titik-titik terjadinya kesalahan atau kecurangan pada
asersi yang terkait dengan kelas transaksi utama, saldo rekening, dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Beberapa kantor audit
menggunakan perangkat lunak komputer untuk menampilkan kuesioner
sekaligus mengolah jawaban responden pada asersi tertentu. Oleh karena
itu, semua auditor sangat perlu memahami logika komputer yang
digunakan untuk mengevaluasi setiap asersi. Misalnya, potensi salah saji
dalam asersi pengeluaran kas dan dua saldo rekening utama yang
dipengaruhi oleh pengeluaran kas, yaitu kas dan utang dagang. Contoh
potensi salah saji untuk beberapa asersi terkait dengan transaksi
pengeluaran kas diperlihatkan pada kolom pertama tabel berikut, yaitu
pemahaman asersi yang menuntun auditor memahami potensi salah saji.

Anda mungkin juga menyukai