Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

1
Tugas1

Kegiatan selanjutnya Anda diminta mengerjakan tugas-tugas berikut;

1. Coba Anda jelaskan, sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)!

2. Sebutkan 2 tokoh hak asasi manusia beserta teorinya!

3. Coba Anda jelaskan mengenai kekuasaan politik secara singkat dan jelas !

4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil

dan Politik dengan singkat !

5. Berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia dan

upaya penegakan HAM dan berikan komentarnya. (cari di berbagai media dan

jangan lupa kutip sumbernya)

Jawaban :

1. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian terhadap permasalahan Hak Asasi Manusia di akhir masa
penguasaan Orde Baru dengan didirikannya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada
Tahun 1993. Kemudian pemerintahan pada Orde Reformasi mempunyai perhatian yang besar dan
serius terhadap masalah HAM dan diwujudkan melalui dikeluarkannya Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Nomor XVII/MPR/1998, Tentang Hak Asasi Manusia, yang kemudian
dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dan
UndangUndang Nomor 26 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Meluasnya jaminan hak-hak asasi
manusia melalui pasal-pasal di dalam UUD 1945 khususnya hasil dari Amandemen II, merupakan
kemajuan demokrasi dalam membangun pondasai hukum bernegara dan semangat
konstitusionalisme Indonesia. Selain itu, dengan diratifikasinya berbagai konvensi internasional di
bidang Hak Asasi Manusia seperti ICCPR (International Covenant on Civil and Political Rights) melalui
UU Nomor 12 Tahun 2005 kemudian ICESCR (The International Covenant on Economical, Social and
Cultural Rights 1966) melalui UU Nomor 11 tahun 2005, serta berbagai konvensi Internasional HAM
lainnya, menunjukan bahwa HAM dipandang sebagai hak yang harus dihormati dan dilindungi oleh
negara dan dijadikan parameter bagi pembuat kebijakan untuk senantiasa memenuhinya.
Keberadaan perangkat HAM tersebut juga semakin menguatkan kedudukan warga negara dalam
hubungannya dengan negara. Namun demikian, sudahkah konsep HAM dasar dan norma-norma
HAM internasional terinternalisasi dengan baik dalam ke dalam hukum nasional, dijalankan oleh
pemangku kewajiban, serta dipahami oleh segenap masyarakat Indonesia dengan baik?
Sumber : https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3304096

2. Nelson Mandela
Perjuangan kita untuk kemerdekaan dan keadilan merupakan usaha kolektif. Ada di tangan
kalian untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang yang hidup di dalamnya.
artinya : Kedamaian dan sikap mengasihi ada dalam tangan kita

Mahatma Gandhi

Seorang pengecut tidak mampu menunjukkan cinta; itu adalah hak prerogatif dari orang-orang
yang berani.

Artinya : Orang yang menolak perdamaian untuk menghilangkan sikap rasisme adalah hama dan
seorang pengecut

Sumber : https://brainly.co.id/tugas/5404240

3. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi


tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah-laku itu
menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Kekuasaan Politik adalah “kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah)
baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan
sendiri”.
Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau kelompok untuk
memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor kekuasaannya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Sumber-sumber tersebut bisa berupa media massa, media umum, mahasiswa, elit politik, tokoh
masyarakat ataupun militer.

Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-kekuasaan-politik/4789

4. Pengertian Hak Sipil dan Politik


Dalam kovenan hak sipil dan politik tidak memberikan pengertian secara definitif tentang hak
sipil dan politik. Namun menurut Ifdhal Kasim dalam bukunya yang berjudul hak sipil dan politik,
cetakan pertama tahun 2001, beliau menyimpulkan bahwa hak-hak sipil dan politik adalah hak
yang bersumber dari martabat dan melekat pada setiap manusia yang dijamin dan dihormati
keberadaannya oleh negara agar manusia bebas menikmati hak-hak dan kebebasannya dalam
bidang sipil dan politik yang pemenuhannya menjadi tanggung jawab negara
Hak-Hak Sipil Dan Politik Meliputi
Hak hidup
Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi
Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa
Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah
Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum
Hak untuk bebas berfikir, berkeyakinan dan beragama
Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi
Hak untuk berkumpul dan berserikat
Hak untuk turut serta dalam pemerintahan

Perbedaan Hak Sipil Dan Politik


—Hak sipil adalah hak kebebasan fundamental yang diperoleh sebagai hakikat dari keberadaan
seorang manusia
Hak politik ialah hak dasar dan bersifat mutlak yang melekat di dalam setiap warga Negara yang
harus dijunjung tinggi dan di hormati oleh Negara dalam keadaan apapun

Sumber : https://icjr.or.id/mengenal-kovenan-internasional-hak-sipil-dan-politik/

5. 1. Kasus Pembunuhan Munir


Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang pernah menangani
kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, 8 Desember 1965. Munir pernah
menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus pembunuhan Marsinah, kasus
Timor-Timur dan masih banyak lagi. Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam
pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.
Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di
pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya
bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saat
di dalam pesawat.

2. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah


Marsinah merupakan salah satu buruh yang bekerja di PT. Catur Putra Surya (CPS) yang terletak
di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah muncul ketika Marsinah bersama dengan teman-
teman sesama buruh dari PT. CPS menggelar unjuk rasa, mereka menuntut untuk menaikkan
upah buruh pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Masalah
memuncak ketika Marsinah menghilang dan tidak diketahui oleh rekannya, dan sampai akhirnya
pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan meninggal dunia.
Upaya-upaya Penegakan HAM
Pasal 28 UUD NKRI 1945 menjamin adanya hak berserikat, menyatakan pikiran baik secara lisan
maupun tulisan. Pasal ini merupakan salah satu dasar utama adanya kehidupan kenegaraan
yang berdinamika di mana setiap orang bebas mendirikan organisasi dan bebas pula
menyatakan pendapat. Dari penjelasan tersebut mencerminkan bangsa Indonesia menjamin
pelaksanaan HAM, dimana dalam pelaksanaanya memerlukan dukungan dari semua pihak
seperti tokoh masyarakat, LSM, POLRI, TNI dan kalangan profesi hukum, ekonomi, politik, serta
political will pemerintah Indonesia. Perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat yang
demokratis tanpa melupakan budaya bangsa yang sudah berakar beratus-ratus tahun lampau
tetap harus berlandaskan pada prinsip supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas,
profesionalisme serta prinsip musyawarah dan mufakat. Adapun langkah-langkah pembentukan
sistem hukum yang ditempuh bangsa Indonesia dalam upaya penegakan HAM adalah sebagai
berikut:

a. Prinsip transparansi; yaitu pembahasan naskah RUU harus terbuka, artinya DPR dan Presiden
dalam membuat UU harus terbuka menerima masukan dari masyarakat.

b. Prinsip supremasi hukum; yaitu kepastian hukum, persamaan kedududkan didepan hukum
dan keadilan hukum berdasarkan proporsionalitas.

c. Prinsip profesionalisme; yaitu dalam penyusunan dan pembentukan hukum keikutsertaan dan
perananan pakar-pakar hukum dan non hukum yang releVan harus diutamakan sehingga
diharapkan dapat melahirkan perundang-undangan yang berkualitas.

d. Internalisasi nilai-nilai HAM; yaitu wujud nyata dari pengakuan rakyat dan pemerintah
terhadap hak-hak asasi manusia sehingga diharapkan memberikan karakteristik tersendiri
terhadap setiap produk hukum dan perundang-undangan.

Selanjutnya langkah-langkah hukum yang ditempuh pemerintah Indonesia telah diatur dalam
beberapa peraturan perundang-undangan yakni :

1. UUD NKRI 1945

2. UU No. 5 Thn 1998 tentang pengesahan konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia

3. UU No. 9 Thn 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum

4. UU No. 39 Thn 1999 tentang HAM

5. UU No. 26 Thn 2000 tentang pengadilan HAM

6. UU No. 23 Thn 2004 tentang PKDRT


7. UU No. 12 Thn 2006 tentang UU kewarganegaraan

8. UU No. 23 Thn 2002 tentang perlindungan anak

Sumber : http://infotercepatku.blogspot.com/2013/06/contoh-kasus-pelanggaran-ham-upaya-
penegakan.html#ixzz6sgislYeA

Anda mungkin juga menyukai