Anda di halaman 1dari 17

Jurnal FamilyEdu

Analisis Relevansi... | 1
Vol 1 No.1 April 2015

Analisis Relevansi Program Dan Pelaksanaan Pelayanan


Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay
Bandung

Lia Shafira Arlianty1, Melly Sri Sulastri Rifa’i, Yoyoh Jubaedah


1
Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Departemen PKK FPTK UPI
liashafiraarlianty@ymail.com.

ABSTRAK
Penelitian ini menggali bagaimana relevansi program dan pelaksanaan pelayanan lansia di
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh informasi tentang relevansi program dan pelaksanaan pelayanan
lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung yang meliputi:
Program pelayanan lansia, pelaksanaan program pelayanan lansia, relevansi antara
program dan pelaksanaan pelayanan lansia, serta tingkat relevansi antara program dan
pelaksanaan pelayanan lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah program pelayanan lansia dan lansia yang
berjumlah 45 orang serta satu orang pekerja sosial. Hasil penelitian meliputi program
pelayanan lansia yang ada di Balai dikelompokkan menjadi enam bagian yaitu pemenuhan
kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan
kebutuhan kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program
pemberdayaan dan program perlindungan. Pelaksanaan program pelayanan lansia untuk
pemenuhan kebutuhan pokok sebagian besar telah dilaksanakan. Pemenuhan kebutuhan
aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan.
Pemenuhan program pemberdayaan sebagian kecil telah dilaksanakan dan untuk program
perlindungan telah dilaksanakan seluruhnya. Relevansi antara program dan pelaksanaan
pelayanan lansia berada pada tigkat sangat relevan yaitu program pemenuhan kebutuhan
pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan
kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program perlindungan
dan pada tingkat relevan yaitu program pemberdayaan; tingkat relevansi antara program
dan pelaksanaan pelayanan lansia. Tingkat tersebut capaian relevansi berada pada kategori
tinggi sekali. Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu pada program pemenuhan kebutuhan
kesehatan dimana pemberian vitamin dan suplemen makanan dilakukan secara rutin
kepada lansia oleh perawat sehingga kesehatan lansia terjaga, program pemberdayaan
yang meliputi kesenian dan keterampilan yang ditawarkan kepada lansia harus sudah
melalui analisis kebutuhan dari para lansia, program kebutuhan aksesbilitas sarana dan
prasarana meliputi penambahan jumlah alat bantu jalan sesuai dengan jumlah lansia yang
membutuhkan.

Kata Kunci: Analisis, Relevansi, Program, Pelaksanaan, Pelayanan Lansia.

LATAR BELAKANG pemerintah perlu merumuskan kebijakan


Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan program yang ditujukan kepada
merupakan bagian dari anggota keluarga kelompok penduduk lansia, sehingga dapat
dan anggota masyarakat yang semakin berperan dalam pembangunan dan tidak
bertambah jumlahnya sejalan dengan menjadi beban bagi masyarakat.
peningkatan usia harapan hidup. Data proyeksi WHO tahun 1995,
Peningkatan populasi lansia ini membuat dimana pada tahun 2050 dibandingkan
Analisis Relevansi... | 9

dengan tahun 1990 bahwa pertumbuhan akibat dari meningkatnya tuntutan


penduduk lansia di Indonesia mengalami kebutuhan hidup.
pertumbuhan terbesar di Asia, yaitu Program Pelayanan dan Perlindungan
sebesar 414%, Thailand 337%, India Sosial Lansia Terlantar dilaksanakan
242%, dan China 220%. Jumlah lansia di dengan tujuan untuk memenuhi hak-hak
Indonesia, menurut sumber BPS bahwa lansia sebagaimana tercantum dalam
pada tahun 2004 sebesar 16.522.311, tahun Undang-undang No. 13 Tahun 1998
2006 sebesar 17.478.282, dan pada tahun tentang Kesejahteraan Sosial Lansia setiap
2008 sebesar 19.502.355 (8, 55% dari total orang memiliki kebutuhan hidup. Lansia
penduduk sebesar 228.018.900), juga memiliki kebutuhan hidup yang sama
sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan
jumlah lansia sekitar 28 juta jiwa (Oktavia, hidup lansia meliputi kebutuhan akan
2012: 2). makanan bergizi seimbang, pemeriksaan
Peningkatan angka harapan hidup dan kesehatan secara rutin, perumahan yang
bertambah jumlah lansia disatu sisi sehat dan kondisi rumah yang tentram dan
merupakan salah satu keberhasilan dalam aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti
pembangunan sosial dan ekonomi, namun bersosialisasi dengan semua orang dalam
keberhasilan tersebut mempunyai segala usia, sehingga mereka mempunyai
konsekuensi dan tanggung jawab baik dari banyak teman yang dapat diajak
pemerintah maupun masyarakat untuk berkomunikasi, membagi pengalaman,
memberikan perhatian lebih serius, karena memberikan pengarahan untuk kehidupan
dengan bertambahnya usia, kondisi dan yang baik, kebutuhan tersebut diperlukan
kemampuan lansia untuk beraktivitas oleh lansia agar dapat mandiri.
semakin menurun. Sistem nilai budaya bangsa Indonesia
Penurunan kemampuan lansia dapat masih memegang teguh semangat
dicermati dari beberapa aspek; 1) aspek kekeluargaan yang menempatkan orang tua
sosial, yakni intensitas hubungan atau atau lansia pada posisi yang terhormat,
interaksi sosial lansia dengan orang lain dimana lingkungan keluarga merupakan
semakin berkurang, dan semakin wahana terbaik bagi lansia untuk
terbatasnya kesempatan lansia untuk memperhatikan dan merawat orang tua.
mengaktualisasikan diri; 2) dari aspek Dewasa ini, banyak faktor yang membuat
ekonomi adalah hilangnya pekerjaan dan keluarga tidak bisa secara utuh merawat
atau menurunnya penghasilan untuk orang tua mereka. Kesibukan dalam
memenuhi kebutuhan secara memadai; 3) rutinitas sehari-hari, kondisi ekonomi dan
secara fisik, semakin berkurangnya faktor-faktor lain menjadi alasan dimana
kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari; keluarga tidak mampu untuk merawat
dan 4) aspek mental, penurunan orang tua mereka.
kemampuan daya ingat, proses berfikir, Kondisi di atas membuat pemerintah
emosi atau mudah tersinggung dan mengupayakan suatu wadah atau sarana
menurunnya rasa percaya diri. Di samping untuk menampung lansia dalam suatu
itu fenomena lainnya adalah, perhatian institusi. Di dalam wadah yang dibangun
keluarga untuk melayani lansia semakin ini, para lansia diberikan pelayanan dan
berkurang, seiring dengan meningkatnya pembinaan yang dapat membantu lansia
aktivitas keluarga dan adanya pergeseran dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
pola kerja dari suami istri yang bekerja Sebuah lembaga atau institusi
mempunyai program-program untuk
10 | Lia Shafira Arlianty et al

menangani lansia yang terlantar salah di Kota Samarinda ditemukan bahwa;


satunya yaitu Balai Perlindungan Sosial Pelayanan yang diberikan kepada para
Tresna Werdha Ciparay Bandung yang lansia yang terlantar dalam memenuhi
sudah mempunyai program seperti kebutuhan hidupnya telah dilaksanakan
pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan berdasarkan jumlah SDM, sarana dan
kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, serta anggaran yang tersedia, hal
prasarana, pemenuhan kebutuhan ini dapat dilihat bahwa upaya pemerintah
kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, dalam mengatasi jumlah lansia terlantar
sosial, mental, dan spiritual, yang belum mendapatkan kesejahteraan
pemberdayaan, perlindungan, sosialisasi dirasakan masih kurang.
dan koordinasi. Berdasarkan pengamatan Bertitik tolak dari latar belakang
yang dilakukan di lapangan terdapat masalah yang telah dipaparkan di atas,
program yang sudah baik, tetapi masih ada mendorong penulis untuk melakukan
beberapa program yang belum optimal penelitian mengenai Analisis Relevansi
dilaksanakan oleh Balai Perlindungan Program dan Pelaksanaan Pelayanan
karena keragaman kondisi kesehatan fisik Lansia. Permasalahan tersebut sangat erat
lansia. kaitannya dengan bidang keahlian yang
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan ditempuh penulis selama ini di Jurusan
oleh peneliti yaitu dari beberapa program PKK FPTK UPI yaitu bidang keahlian
yang ada di Balai Perlindungan Sosial bimbingan perawatan anak dan lansia.
Tresna Werdha Ciparay Bandung sudah Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu
terlaksana, namun masih ada beberapa untuk menganalisis Relevansi Program dan
program yang dirasa belum terlaksana Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai
dengan baik oleh lansia yaitu pada Perlindungan Sosial Tresna Werdha
program pemenuhan kebutuhan fisik, Ciparay Bandung. Secara khusus tujuan
sosial, mental dan spiritual serta program yang hendak dicapai dalam penelitian ini
pemberdayaan yang belum maksimal antara lain untuk memperoleh data tentang:
dilaksanakan. a). Program pelayanan lansia di Balai
Hasil penelitian Siahaan (2013: 1) Perlindungan Sosial Tresna Werdha
mengenai evaluasi pelaksanaan program Ciparay Bandung, b). Pelaksanaan
pelayanan lansia di unit Pelaksanaan program pelayanan lansia di Balai
Teknis Pelayanan Sosial Tuna Rungu Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar Ciparay Bandung, c). Relevansi antara
diperoleh temuan bahwa; Program program dan pelaksanaan pelayanan lansia
pelayanan lansia dalam pelaksanaannya di Balai Perlindungan Sosial Tresna
sudah terlaksana dengan baik dilihat dari Werdha Ciparay Bandung., d). Tingkat
para responden terhadap pelaksanaan relevansi antara program dan pelaksanaan
program pelayanan lansia itu sendiri mulai pelayanan lansia di Balai Perlindungan
dari pelayanan kesehatan, pelayanan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
rohani, dan pelayanan sosial sudah Program menurut Arikunto, S (2004:02)
menunjukkan hasil yang baik dan program didalam Kemensos (2012: 16) dapat
ini dapat dikatakan sangat bermanfaat bagi dipahami dalam dua pengertian yaitu
para lansia. secara umum dan khusus. Secara umum,
Berbeda halnya dengan hasil penelitian program dapat diartikan dengan rencana
yang dilakukan oleh Yanti (2013: 749) di atau rancangan kegiatan yang akan
Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri dilakukan oleh seseorang dikemudian hari,
Analisis Relevansi... | 11

sedangkan pengertian khusus dari program program pelayanan lansia dan seluruh
biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi lansia yang berjumlah 150 orang serta
yang bermakna suatu unit atau kesatuan pekerja sosial yang berjumlah 5 orang.
kegiatan yang merupakan realisasi atau Sampel yang digunakan dalam penelitian
implementasi dari suatu kebijakan, ini yaitu program pelayanan lansia yang
berlansung dalam proses ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu Werdha dan lansia yang berjumlah 45
organisasi yang melibatkan sekelompok orang yaitu lansia yang masih aktif atau
orang. potensial yang masih bisa menulis dan
Pelayanan lansia menurut Nugroho membaca, serta dipilih satu orang pekerja
(2008: 13) merupakan suatu rangkaian sosial yang lebih memahami permasalahan
kegiatan proses pelayanan perawatan yang dan sudah paling lama bekerja di Balai
ditujukan kepada lansia, meliputi kegiatan Perlindungan Sosial Tresna Werdha
memperhatikan kebutuhan fisik, Ciparay Bandung. Instrumen yang
psikologis, sosial dan spiritual, digunakan dalam penelitian ini adalah
menganalisis masalah dan merumuskan pedoman dalam bentuk checklis dan
diagnosis perawatan membuat pedoman wawancara.
peningkatan, pencegahan,
mempertahankan semangat hidup lansia. HASIL PENELITIAN
Lanjut usia menurut Agustina (2013: 7) Hasil penelitian dideskripsikan
Lanjut usia aktif adalah lansia yang berdasarkan data wawancara dengan
keadaan fisiknya masih mampu bergerak pekerja sosial dan data dari hasil daftar
tanpa bantuan orang lain sehingga checklist tentang pelaksanaan program
kebutuhan sehari-harinya dapat pendapat lansia di Balai Perlindungan
dilaksanakan sendiri tetapi masih Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
membutuhkan dampingan dari carteker. Hasil penelitian yang dimaksud
Lanjut usia pasif adalah lansia yang dideskripsikan sebagai berikut:
keadaan fisiknya memerlukan banyak 1. Program Pelayanan Lansia di Balai
pertolongan orang lain caretaker, karena Perlindungan Sosial Tresna Werdha
sakit, lumpuh ataupun kemunduran kondisi Ciparay Bandung
fisik akibat proses penuaan, sehingga Program pelayanan di Balai
kebutuhan sehari-harinya tidak dapat Perlindungan Sosial Tresna Werdha
dilaksanakan sendiri dan harus selalu Ciparay Bandung dapat dikelompokkan
dibantu oleh caretaker. menjadi enam kelompok yaitu program
pemenuhan kebutuhan pokok; pemenuhan
METODE PENELITIAN kebutuhan aksesbilitas saranan dan
Metode yang digunakan pada penelitian prasarana; pemenuhan kebutuhan
ini adalah metode deskriptif, karena pada kesehatan; pemenuhan kebutuhan fisik,
penelitian ini memusatkan perhatian pada sosial, mental dan spiritual; program
masalah aktual yang terjadi pada saat pemberdayaan dan program perlindungan
berlangsungnya penelitian. Metode yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
penelitian deskriptif dalam penelitian ini pelayanan lansia yang harus di berikan
diharapkan dapat memberikan informasi oleh Balai Perlindungan Sosial Tresna
mengenai analisis program dan Werdha Ciparay Bandung.
pelaksanaan pelayanan kepada lansia.
Populasi pada penelitian ini adalah
12 | Lia Shafira Arlianty et al

2. Pelaksanaan Program Pelayanan Pelaksanaan program pelayanan lansia


Lansia di Balai Perlindungan Sosial di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Tresna Werdha Ciparay Bandung Werdha Ciparay Bandung disimpulkan
pada grafik di bawah ini:.

Pelaksanaan Program Pelayanan Lansia


120
Capaian Pelaksanaan Program

100 Pemenuhan Kebutuhan


100 91,75 Pokok
Pelayanan Lansia

80 71,48 70,56 73,86 Kebutuhan aksesbilitas


sarana dan prasarana
60

40 Pemenuhan Kebutuhan
Kesehatan
18,05
20
Pemenuhan Kebutuhan
0 Fisik, Sosial, Mental dan
Program Pelayanan Lansia Spiritual

Grafik Pelaksanaan Program Pelayanan Lansia

3. Analisis Relevansi Program dan kurang dari setengahnya (40%) berusia 71-
Pelaksanaan Lansia di Balai 80 tahun, lebih dari setengahnya (51,11%)
Perlindungan Sosial Tresna Werdha lulusan Sekolah Dasar (SD), kurang dari
Ciparay Bandung setengahnya (46,67%) memiliki alasan
Capaian rata-rata 88.1% antara program memilih tinggal di Balai sebagai pilihan
dengan pelaksanaan pelayanan lansia dapat sendiri dan kurang dari setengahnya
diartikan sangat relevan. (48,89%) tinggal di Balai sekitar 1-5 tahun.
4. Tingkat Relevansi Antara Program Temuan kondisi tentang lansia tersebut
dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di menjadi dasar didalam pengambilan data
Balai Perlindungan Sosial Tresna penelitian selanjutnya, yaitu lansia yang
Werdha Ciparay Bandung menjadi responden membutuhkan pekerja
Tingkat relevansi antara program dan sosial sebagai pendamping pada saat
pelaksanaan pelayanan lansia di Balai mengisi angket sesuai kepentingan data
Perlindungan Sosial Tresna Werdha penelitian.
Ciparay berdasarkan analisis program dan Pembahasan hasil penelitian mengenai
pelaksanaan menunjukkan sangat relevan analisis relevansi program dan pelaksanaan
yaitu 88,1%. Kategori capaian relevansi pelayanan lansia di Balai Perlindungan
tersebut berada pada tingkat tinggi sekali. Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
yaitu meliputi program, pelaksanaan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN program pelayanan lansia, relevansi antara
Hasil temuan penelitian menunjukan program dan pelaksanaan pelayanan lansia
bahwa responden dalam penelitian ini dan tingkat relevansi antara program dan
Analisis Relevansi... | 13

pelaksanaan pelayanan lansia. Pembahasan pemberian terapi medis serta


hasil penelitian dapat penulis kemukakan pemberian obat-obatan; apabila
sebagai berikut: klien sakit keras dan membutuhkan
1. Program Pelayanan Lansia di Balai pengobatan lebih lanjut dilakukan
Perlindungan Sosial Tresna Werdha rujukan ke rumah sakit terdekat.
Ciparay Bandung Monitoring kesehatan dilakukan
Program pelayanan lansia di Balai setiap hari oleh perawat baik
Perlindungan Sosial Tresna Werdha melalui monitoring ke Wisma-
Ciparay Bandung dikelompokkan wisma maupun lansia yang
menjadi enam bagian yaitu meliputi: mendatangi poliklinik.
a. Pemenuhan kebutuhan pokok yang d. Pemenuhan kebutuhan fisik, sosial,
meliputi pemberian makan tiga kali mental dan spiritual yaitu pelayanan
sehari; susu dan snack atau fisik meliputi bimbingan olah raga
makanan selingan termasuk buah- kesehatan berupa senam SSI, senam
buahan sesuai kebutuhan kalori otak, senam tera, jalan santai yang
yang dibutuhkan lanjut usia; sesuai dengan kelenturan tubuh
pemberian sandang meliputi lanjut usia, senam PORPI untuk
pakaian harian, pakaian dalam; menjaga dan mempertahankan
perlengkapan ibadah seperti sarung, kesehatan dan kebugaran fisik
mukena, sejadah dan pakaian hari lanjut usia; bimbingan sosial
raya. meliputi kegiatan membersihkan
b. Pemenuhan kebutuhan aksesbilitas kamar tidur setiap pagi dan
sarana dan prasarana meliputi mengikuti kegiatan opsih, kegiatan
pemberian fasilitas di Wisma rekreasi yaitu berkunjung ke Wisma
termasuk di dalamnya kamar tidur lain dalam kegiatan anjang sana,
yang dilengkapi dengan tempat kegiatan bernyanyi, bermain
tidur dan lemari pakaian dimana degung, calung, angklung dan
satu kamar ditempati oleh dua menonton TV bersama-sama serta
orang lansia untuk kamar yang mengikuti kegiatan motivasi setiap
besar dan satu kamar ditempati satu hari rabu selama 90 menit; kegiatan
orang lansia untuk kamar yang spiritual dan mental yaitu lansia
kecil; penyediaan televisi, kursi belajar baca Al-Qur’an dan belajar
tamu, kursi dan meja makan, relling baca tulis huruf arab dibimbing oleh
di kamar mandi dan selasar untuk guru mengaji, belajar hapalan
digunakan bersama-sama; sarana bacaan solat, praktek solat, hapalan
prasarana lain yang disediakan ayat-ayat pendek dan do’a setiap
adalah alat kesehatan, alat bantu hari bersama-sama dan dibimbing
jalan, perlengkapan olah raga yaitu oleh guru mengaji serta mengikuti
baju dan sepatu. ceramah keagamaan setiap hari
c. Pemenuhan kebutuhan kesehatan selasa dan jumat selama 45 menit.
dilaksanakan untuk menjaga dan e. Pemberdayaan meliputi
memantau kesehatan lansia. keterampilan membuat kerajinan,
Pelayanan kesehatan meliputi menganyam, menyulam, menjahit
pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mengisi waktu luang;
oleh dokter setiap dua kali keterampilan membuat telur asin
seminggu yang disertai dengan
14 | Lia Shafira Arlianty et al

dan keterampilan berkebun untuk pelaksanaan program pelayanan


mengisi waktu luang. lansia di Balai Perlindungan Sosial
f. Perlindungan yaitu menciptakan Tresna Werdha Ciparay Bandung
lingkungan yang aman dan nyaman berkaitan dengan pemenuhan
kepada lanjut usia. kebutuhan pokok sebagian besar
Lansia selama tinggal di Balai telah dilaksanakan yaitu dengan
Perlindungan mengalami perubahan rata-rata persentase sebesar 91.75 %
berupa penurunan fisik, mental dan meliputi pemenuhan makan tiga kali
spiritual serta mempunyai keterbatasan sehari yaitu makan pagi, makan
kemampuan ekonomi yang dialami siang dan makan malam, pemberian
lansia. Disamping lansia memiliki susu, pemberian minuman tambahan
keterbatasan dan perubuhan yang berupa kopi sehari sekali, pemberian
dialaminya setelah lansia tinggal di makanan tambahan sebagai
Balai, lansia menjadi lebih mandiri dan makanan selingan berupa kue,
tidak selalu tergantung kepada biskuit atau buah-buahan,
pendamping, memiliki teman baru serta pemenuhan kebutuhan pakaian
memiliki aktivitas baru dalam mengisi harian dan pakaian dalam sesuai
waktu luangnya. kebutuhan, pemenuhan
Program pelayanan yang diberikan perlengkapan ibadah seperti
kepada lansia tersebut, telah sesuai mukena, sarung dan sejadah serta
dengan teori yang dikemukakan oleh pemenuhan pakaian hari raya.
Sunyoto (1994) menyebutkan masalah- Pemenuhan kebutuhan pokok
masalah yang menyertai lansia yaitu: untuk makan menurut pekerja sosial
1. Ketidakberdayaan fisik yang sebagai narasumber yang telah
menyebabkan ketergantungan diwawancarai dilakukan sehari tiga
pada orang lain. kali dengan menu makan setiap
2. Ketidakpastian ekonomi harinya yang beragam dengan menu
sehingga memerlukan perubahan daging ayam, daging sapi, ikan,
total dalam pola hidupnya. tahu, tempe dan sayuran. Pemberian
3. Membuat teman baru untuk susu untuk saat ini diberikan hanya
mendapatkan ganti mereka yang satu hari sekali yaitu setelah
telah meninggal atau pindah. olahraga pagi, pemberian minuman
4. Mengembangkan aktifitas baru tambahan seperti kopi dilakukan di
untuk mengisi waktu luang yang siang hari, pemberian buah-buahan
bertambah banyak. dilakukan setelah lansia makan
5. Belajar memperlakukan anak- siang. Pemberian pakaian harian dan
anak yang telah tumbuh dewasa. pakaian dalam diberikan satu tahun
2. Pelaksanaan Program Pelayanan sekali yaitu baju tidur dua pasang,
Lansia di Balai Perlindungan Sosial baju harian dua pasang, baju lebaran
Tresna Werdha Ciparay Bandung satu pasang, dan pakaian dalam
Pelaksanaan program pelayanan masing-masing lima pasang. Untuk
lansia meliputi enam program, yaitu perlengkapan ibadah seperti
meliputi: mukena, sarung dan sejadah saat ini
a. Pemenuhan Kebutuhan Pokok diberikan setiap dua tahun sekali
Data hasil penelitian analisis sebanyak satu set.
relevansi program tentang
Analisis Relevansi... | 15

b. Pemenuhan Kebutuhan Aksesbilitas televisi, kursi tamu, kursi dan meja


Sarana dan Prasarana makan tersedia lengkap di setiap
Data hasil penelitian analisis Wisma untuk digunakan secara
relevansi program tentang bersama-sama. Pemberian baju dan
pelaksanaan program pelayanan sepatu olahraga hanya diberikan
lansia di Balai Perlindungan Sosial kepada lansia yang mengikuti
Tresna Werdha Ciparay Bandung kegiatan olahraga saja, sedangkan
berkaitan dengan pemenuhan yang tidak pernah mengikuti
kebutuhan aksesbilitas sarana dan kegiatan olahraga lansia tidak
prasarana lebih dari setengahnya diberikan baju dan sepatu olahraga.
dengan rata-rata persentase 71.48% c. Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan
dilaksanakan yaitu pemberian Data hasil penelitian analisis
fasilitas tempat tidur dan lemari relevansi program tentang
pakaian sendiri, kamar lansia yang pelaksanaan program pelayanan
dihuni oleh dua orang lansia, lansia di Balai Perlindungan Sosial
penyediaan fasilitas televisi, kursi Tresna Werdha Ciparay Bandung
tamu, kursi dan meja makan untuk berkaitan dengan pemenuhan
digunakan bersama-sama, untuk kebutuhan kesehatan lebih dari
kenyamanan beraktivitas di setiap setengahnya dilaksanakan dengan
Wisma terdapat relling sebagai rata-rata persentase 70.56% yaitu
sarana dan alat bantu lansia, tersedia lansia selalu diberikan kesempatan
alat bantu jalan bagi lansia yang untuk diperiksa oleh dokter,
membutuhkan seperti tongkat, kursi pemberian vitamin atau suplemen
roda dan kruk, untuk kenyaman makanan setiap dua kali seminggu
berolahraga lansia diberi baju dan oleh perawat, apabila lansia sakit
sepatu olahraga. dibawa ke rumah sakit dan diberi
Pemenuhan kebutuhan kesempatan untuk konsultasi
aksesbilitas sarana dan prasarana tentang gangguan kesehatan secara
menurut pekerja sosial setiap lansia rutin.
menghuni satu kamar satu orang Pemenuhan kebutuhan
lansia, kecuali untuk kamar yang kesehatan menurut pekerja sosial
besar dihuni oleh dua orang lansia terpenuhi dengan baik, seminggu
dalam satu kamar. Pembagian dua kali yaitu hari selasa dan kamis
kamar untuk lansia tidak ada kriteria dimana dokter selalu memeriksa
khusus tetapi untuk lansia yang kesehatan lansia dengan cara
masih mandiri dan mampu berkeliling ke setiap Wisma.
mengurus dirinya sendiri untuk Pemberian vitamin dan suplemen
segala kebutuhannya. Alat bantu tidak ada khusus diberikan rutin
jalan untuk lansia tidak seluruhnya kepada lansia melainkan diberikan
diberikan kepada seluruh lansia, alat hanya kepada lansia yang meminta
bantu jalan hanya diprioritaskan saja. Pemberian vitamin dan
untuk lansia-lansia yang suplemen tidak diberikan secara
memerlukan dan mempunyai rutin kepada lansia karena tidak ada
keterbatasan karena dilembaga alat biaya operasional khusus untuk
bantu jalan jumlahnya terbatas. vitamin dan suplemen hanya untuk
Untuk fasilitas lainnya seperti obat-obat tertentu saja. Pihak Balai
16 | Lia Shafira Arlianty et al

memaksimalkan kesehatan lansia kesempatan untuk membersihkan


dengan memberikan asupan dan menata ruang tidur oleh sendiri,
makanan dan gizi yang baik untuk penghuni Wisma diberi kesempatan
lansia agar meminimalisir lansia untuk bekerja bersama-sama dan
terkena penyakit. Batasan lansia bergiliran membersihkan bagian-
dibawa kerumah sakit apabila lansia bagian ruangan yang ada di Wisma,
sudah dirujuk atau dikategorikan untuk kebersihan lingkungan Balai
oleh dokter harus dibawa kerumah setiap hari sabtu lansia diberi
sakit tetapi dalam penanganan lansia kesempatan untuk membersihkan
yang sakit ditangani terlebih dahulu lingkungan opsih bersama-sama,
di poliklinik dengan sebaik lansia menonton TV bersama-sama
mungkin, karena dalam penanganan di ruang tamu Wisma, tetapi
lansia yang sakit tidak ada biaya kadang-kadang lansia menonton
khusus untuk biaya operasional diruang nobar, lansia diberi
perawatan lansia di rumah sakit. kesempatan untuk berkunjung ke
d. Pemenuhan Kebutuhan Fisik, Wisma lain dalam kegiatan anjang
Sosial, Mental dan Spiritual sana, dan lansia diberi kesempatan
Data hasil penelitian analisis untuk mengikuti program kesenian
relevansi program tentang seperti bermain degung, calung,
pelaksanaan program pelayanan angklung dan bernyanyi untuk
lansia di Balai Perlindungan Sosial mengisi waktu luang.
Tresna Werdha Ciparay Bandung Pelaksanaan olahraga setiap
berkaitan dengan pemenuhan lansia hampir seluruhnya mengikuti
kebutuhan fisik, sosial, mental dan kegiatan senam karena kegiatan
spiritual lebih dari setengahnya telah senam merupakan hal yang wajib
dilaksanakan dengan rata-rata dilakukan oleh setiap lansia yang
persentase 73.86% yaitu lansia masih mampu dan kuat. Kegiatan
diberi kesempatan untuk senam setiap pagi dimulai pukul
melaksanakan Senam Sehat 06.00 sampai 07.00 dipimpin oleh
Indonesia (SSI) seminggu sekali, instruktur ahli dari luar Balai dan
untuk mempertahankan kemampuan instruktur dari Balai. Kenyamanan
berfikir lansia diberi kesempatan dan kebersihan ruang tidur lansia
untuk mengikuti kegiatan senam menjadi tanggung jawab masing-
otak seminggu sekali, untuk masing setiap penghuni kamar itu
menjaga pernafasan lansia diberi karena ingin menjadikan lansia tetap
kesempatan untuk melaksanakan mandiri dan bersih. Setiap Wisma
senam tera seminggu sekali, untuk mempunyai ketua Wisma yaitu
mejaga kebugaran lansia diberi lansia yang dianggap masih mampu
kesempatan untuk melaksanakan untuk diberi tanggung jawab,
senam PORPI seminggu sekali, masing-masing, ketua Wisma
untuk selalu sehat dan bugar lansia bertugas mengkoordinir semua
diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan serta tugas-tugas yang
jalan santai setiap pagi selama 30 harus dikerjakan dan diselesaikan
sampai 60 menit. dalam Wisma yaitu seperti
Untuk kenyamanan dan membersihkan seluruh ruangan
kebersihan ruang tidur lansia diberi Wisma dengan cara membagi
Analisis Relevansi... | 17

kelompok yang terdiri dari dua disediakan oleh Balai tetapi tidak
sampai tiga orang lansia yang masih dipergunakan sebaik mungkin oleh
mampu untuk membersihkan lansia, pada umumnya lansia hanya
Wisma secara bergiliran. bermain congklak dan sangat sedikit
Kegiatan menonton TV secara sekali lansia yang berkunjung ke
bersama-sama sering dilakukan oleh perpustakaan untuk sekedar
lansia di Wisma masing-masing, membaca koran dan membaca buku
hanya sebagian kecil saja yang untuk mengisi waktu luang mereka.
senang menonton TV di ruang Setiap lansia yang tinggal di
nobar. Kegiatan anjang sana tidak Balai ada peraturan-peraturan yang
sering dilakukan oleh lansia hanya telah dibuat yang harus di taati oleh
apabila ada keperluan-keperluan semua lansia, tetapi pada
tertentu saja lansia mengunjungi kenyataannya masih ada beberapa
Wisma lain seperti, apabila ada lansia yang belum bisa menaati
lansia sakit atau ada kegiatan- peraturan yaitu masih ada lansia
kegiatan tertentu dan hanya lansia- yang keluar masuk Balai untuk
lansia yang senang mengobrol saja membeli sesuatu atau jajan padahal
yang selalu berkunjung ke Wisma di Balai pun disediakan makanan
Lain. yang ada di warung lansia.
Permasalahan yang sering Kegiatan motivasi sosial
diceritakan lansia kepada pekerja merupakan salah satu bentuk
sosial yaitu diantaranya masalah program kegiatan untuk lansia agar
mengenai kehidupan lansia di Balai, selalu hidup rukun dalam kehidupan
ketidaknyamanan dalam di Balai, saling memperhatikan,
penggunaan sarana dan prasarana saling menjaga antar sesama lansia
seperti penggunaan kamar mandi, agar semua lansia merasa nyaman
hubungan antara lansia yang tinggal di Balai. Partisipasi lansia
biasanya mereka ceritakan kepada dalam kegiatan motivasi sosial
pekerja sosial. banyak diikuti oleh lansia.
Program kegiatan kesenian Kegiatan yang dilaksanakan di
hanya beberapa lansia saja yang Balai untuk mengisi rohani dan
mengikuti karena keterbatasan mental semua lansia yaitu ada
kemampuan dan ketertarikan kegiatan keagamaan yang
terhadap seni itu sendiri yang dilaksanakan setiap hari selasa dan
kurang dimiliki oleh lansia yang ada jumat. Setiap hari lansia diharuskan
di Balai. Lansia yang mengikuti melaksanakan solat secara
hanya lansia yang mempunyai hobi berjamaah dalam setiap waktu solat
dan rasa seni yang tinggi. Kesenian untuk lansia yang masih mampu
yang paling banyak diikuti yaitu untuk pergi ke mesjid. Setelah
bernyanyi, membuat kerajina bunga, selesai solat dzuhur biasanya lansia
dan menyulam. mengaji Al-Qur’an tadarusan secara
Kegiatan untuk bersama-sama dengan petugas dan
mempertahankan kemampuan guru mengaji dari luar Balai.
berfikir lansia tidak dimanfaatkan e. Pemberdayaan
dengan baik oleh lansia, banyak Data hasil penelitian analisis
fasilitas-fasilitas yang telah relevansi program tentang
18 | Lia Shafira Arlianty et al

pelaksanaan program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial


lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
Tresna Werdha Ciparay Bandung berkaitan dengan perlindungan
berkaitan dengan pemberdayaan seluruhnya telah dilaksanakan
sebagian kecil telah dilaksanakan dengan rata-rata persentase 100%
dengan rata-rata persentase 18.05% yaitu dalam keseharian lansia
yaitu lansia merasa tidak senang merasa nyaman karena kebutuhan
dapat mengikuti program sehari-hari terpenuhi, lansia merasa
keterampilan menganyam, aman tinggal di Balai karena tidak
keterampilan menyulam, memikirkan biaya untuk tempat
keterampilan menjahit, keterampilan tinggal dan lansia merasa nyaman
membuat telur asin, keterampilan karena selalu diberi kegiatan untuk
berkebun, keterampilan membuat mengisi waktu luang. Semua
kerajinan bunga, membaca buku program perlindungan yang ada di
yang dipinjam dari perpustakaan Balai terlaksana dengan baik, semua
untuk mengisi waktu luang dan lansia merasa senang, aman dan
memanfaatkan warung lansia nyaman tinggal di Balai.
sebagai tempat jajan. Perlindungan yang diberikan kepada
Kegiatan-kegiatan lansia berupa bantuan hukum, yang
pemberdayaan dalam berbagai diberikan kepada setiap lansia yang
kegiatan keterampilan yang banyak tinggal di Balai, namun semua
mengikuti kegiatan ini adalah lansia lansia yang ada di Balai belum
perempuan karena lansia laki-laki pernah ada yang tersangkut kasus
menganggap kegiatan-kegiatan hukum.
keterampilan yang dibuat oleh Balai Pada umumnya semua
hanya untuk perempuan. Disamping pelaksanaan pelayanan sudah sesuai
itu masih banyak lansia yang merasa dengan program dan kebutuhan
malas karena mereka selalu lansia sesuai dengan teori yang
menganggap dirinya tidak mampu dikemukakan oleh Depsos R.I.
untuk membuat sebuah karya. (2005:6) bahwa dalam merancang
Lansia yang mengikuti keterampilan program pelayanan harus
hanya lansia yang mempunyai hobi memperhatikan hak lanjut usia,
dan kemampuan tinggi dalam kewajiban lanjut usia, kebutuhan
bidang seni dan keterampilan lanjut usia, sumber daya manusia,
membuat kerajinan. Disamping saranan dan prasarana serta
kegiatan keterampilan dalam pengorganisasian yang baik.
program pemberdayaan ada 3. Relevansi antara Program dan
kegiatan yang di buat oleh Balai Pelaksanaan Pelayanan Lansia di
yaitu warung lansia, dimana warung Balai Perlindungan Sosial Tresna
lansia ini diberi modal dari Balai Werdha Ciparay Bandung
tetapi lansia diberdayakan dalam Data hasil penelitian analisis
menjaga warung lansia ini. relevansi antara program dan
f. Perlindungan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai
Data hasil penelitian analisis Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
relevansi program tentang yaitu dari keseluruhan program dengan
pelaksanaan program pelayanan
Analisis Relevansi... | 19

pelaksanaan dengan hasil sebagai ceramah keagamaan setiap hari selasa


berikut: dan jumat selama 45 menit, dan lansia
Tingkat sangat relevan diantaranya merasa nyaman dalam kesehariannya
pemenuhan kebutuhan pokok yaitu karena kebutuhan sehari-hari terpenuhi,
makan tiga kali sehari meliputi makan merasa nyaman tinggal di Balai karena
pagi, makan siang, makan malam, tidak memikirkan biaya untuk tempat
pemberian makanan tambahan berupa tinggal serta lansia merasa nyaman
susu pada waktu pagi hari, pemberian karena selalu diberi kegiatan untuk
makanan tambahan sebagai makanan mengisi waktu luang.
selingan berupa kue, biskuit, atau buah- Program dan pelaksanaan berada
buahan, pemenuhan kebutuhan pakaian pada tingkat sangat relevan di atas di
harian dan pakaian dalam sesuai dukung oleh beberapa faktor yaitu
kebutuhan, pemberian pakaian hari dengan adanya peraturan yang
Raya, perlengkapan ibadah seperti mewajibkan semua lansia mengikuti
mukena, sarung dan sejadah, fasilitas kegiatan-kegiatan yang telah
tempat tidur dan lemari pakaian yang diagendakan, setiap lansia merasa
diberikan pada setiap lansia, fasilitas membutuhkan kegiatan-kegiatan yang
televisi, kursi tamu, kursi dan meja ada di Balai, pemenuhan dan dukungan
makan untuk digunakan bersama-sama dari pengurus dan pengelola cukup baik,
oleh lansia, pemberian baju dan sepatu program-program yang sangat relevan
olahraga untuk kenyamanan dengan pelaksanaannya merupakan
berolahraga, kesempatan pemeriksaan program pokok yang harus didapatkan
oleh dokter, konsultasi tentang oleh lansia seperti pemenuhan makanan,
gangguan kesehatan secara rutin, pakaian, kesehatan lansia dan juga
kesempatan melaksanakan senam Sehat kenyamanan bagi lansia.
Indonesia (SSI) seminggu sekali, Tingkat relevan diantaranya
mengikuti senam otak seminggu sekali, pemberian minuman tambahan berupa
melaksanakan senam tera seminggu kopi yang diberikan pada siang hari,
sekali, melaksanakan senam PORPI pemenuhan kebutuhan aksesbilitas
seminggu sekali dan mengikuti jalan sarana dan prasarana yaitu terdapat
santai setiap pagi selama 30 sampai 60 relling sebagai sarana dan alat bantu
menit untuk menjaga kesehatan dan jalan lansia, penghuni Wisma diberi
kebugaran tubuh. kesempatan untuk bekerja bersama-
Selain itu dalam bimbingan sosial sama dan bergiliran membersihkan
selalu diberi kesempatan untuk bagian-bagian ruangan yang ada di
membersihkan dan menata ruang tidur Wisma, lansia diberi kesempatan untuk
sendiri agar nyaman dan bersih, untuk mengaji Al-Qur’an dan belajar baca
kebersihan lingkungan Balai setiap hari tulis huruf arab setiap hari dibimbing
sabtu selalu mengikuti kegiatan operasi oleh guru mengaji, setiap hari lansia
bersih opsih bersama-sama, menonton diberi kesempatan untuk belajar hapalan
TV bersama-sama diruang tamu Wisma bacaan solat, praktek solat, hapalan
dan diruang nobar, selalu menaati ayat-ayat pendek dan do’a secara
peraturan yang ada di Balai untuk bersama-sama dan dibimbing oleh guru
kenyamanan sendiri dan bersama, mengaji serta lansia memanfaatkan
mengikuti kegiatan motivasi setiap hari warung lansia sebagai tempat jajan.
rabu selama 90 menit, mengikuti
20 | Lia Shafira Arlianty et al

Relevansi program dan pelaksanaan Program-program di atas berada


berada pada tingkat relevan seperti pada tingkat kurang relevan diakibatkan
beberapa program di atas sudah sesuai oleh beberapa faktor diantaranya,
dengan pelaksanaanya karena beberapa keterbatasan dana, tidak ada kemauan
faktor pendukung yaitu tercukupinya lansia untuk mengikuti program
saranan dan prasarana yang ada untuk kesenian, hanya beberapa lansia yang
mendukung keberlangsungan semua mempunyai hobi dalam bidang seni
kegiatan, dukungan dan dorongan saja.
motivasi dari pekerja sosial dan lemaga Tingkat tidak relevan diantaranya
cukup memadai sehingga lansia pun penyediaan alat bantu bagi lansia seperti
bersemangat untuk mengikuti kegiatan- tongkat, kursi roda dan kruk, untuk
kegiatan yang ada. mempertahan kemampuan berfikir
Tingkat cukup relevan diantaranya secara intelektual. Lansia dapat mengisi
ada dalam pemenuhan kebutuhan waktu luang dengan membaca koran,
kesehatan yaitu apabila lansia sakit membaca buku dari perpustakaan,
keras segera dibawa ke rumah sakit dan mengisi TTS, bermain congklak dan
lansia diberi kesempatan untuk menyusun puzzle, lansia dapat
berkunjung ke Wisma lain dalam mengikuti program keterampilan
kegiatan anjang sana. Beberapa menganyam untuk mengisi waktu
program ini berada pada tingkat cukup luang, mengikuti program keterampilan
relevan karena apabila ada lansia yang menyulan, menjahit, membuat kerajinan
sakit tidak segera dibawa ke rumah sakit bunga, mengikuti program berkebun
melainkan dioptimalkan terlebih dahulu dan membaca buku dari perpustakaan.
proses penyembuhan dan perawatannya Program-program di atas berada
di poliklink yang tersedia di Balai pada tingkat tidak relevan disebabkan
karena berbagai alasan diantaranya oleh kurangnya minat dan keinginan
tidak ada alokasi dan biaya operasional lansia mengikuti program-program yang
khusus untuk perawatan lansia di rumah telah di buat diantaranya dalam program
sakit, sedangkan pada kegiatan anjang keterampilan, rata-rata yang mengikuti
sana beberapa lansia mengatakan program keterampilan hanya lansia
kurang suka untuk berkunjung ke perempuan saja, sedangkan lansia laki-
Wisma lain, lansia lebih menyukai laki hanya ada satu orang pada program
untuk tinggal di Wisma sendiri. keterampilan menganyam. Lansia tidak
Tingkat kurang relevan diantaranya mau mengikuti program keterampilan
satu kamar di setiap Wisma dihuni oleh karena merasa tidak bisa membuat
dua orang lansia, pemberian vitamin kerajinan-kerajinan dan merasa tidak
dan suplemen makanan setiap dua kali tertarik dengan program keterampilan
seminggu oleh perawat atau pramu yang ada karena mereka beranggapan
werdha, lansia diberi kesempatan untuk bahwa program keterampilan yang ada
mengikut program kesenian seperti hanya untuk lansia perempuan saja.
bermain degung, calung, angklung, dan Untuk kegiatan membaca rata-rata
bernyanyi untuk mengisi waktu luang, lansia yang tinggal di Balai tidak tamat
lansia diberi kesempatan untuk sekolah dan tidak ada kemauan untuk
mengikuti program membuat telur asin mencoba belajar kembali.
untuk mengisi waktu luang. 4. Tingkat Relevansi antara Program
dan Pelaksanaan
Analisis Relevansi... | 21

Tingkat relevansi antara program melaksanakan pelayanan kepada lansia,


dan pelaksanaan pelayanan lansia di seperti yang dikemukakan oleh Moenir
Balai Perlindungan Sosial Tresna (2008:89):
Werdha Ciparay setelah didapat dan Sarana adalah segala jenis peralatan,
diolah dari hasil data penelitian berada perlengkapan dan fasilitas yang
pada tingkat sangat relevan yaitu berfungsi sebagai alat utama atau
sebesar 88,1%. Kategori capaian pembantu dalam pelaksanaan
relevansi berada pada tingkat tinggi pekerjaan, dan juga dalam rangka
sekali. kepentingan yang sedang
Kategori capaian relevansi berada berhubungan dengan organisasi
pada tingkat tinggi sekali didukung oleh kerja.
beberapa faktor pendukung didalam
pelaksanaan pelayanan lansia di Balai SIMPULAN
Perlindungan Sosial Tresna Werdha Kesimpulan penelitian ini disusun
Ciparay Bandung yaitu berupa berdasarkan tujuan penelitian, hasil
kerjasama yang terjalin dengan penelitian dan pembahasannya. Kesimpulan
beberapa instansi daerah seperti dinas yang dapat dikemukakan adalah sebagai
kesehatan, Instansi Pemerintah, Sosial, berikut:
dan masyarakat telah memberikan hasil 1. Program pelayanan lansia di Balai
kerja yang efektif dan efesien dalam Perlindungan Sosial Tresna Werdha
menunjang kegiatan pemberian Ciparay Bandung
pelayanan kepada lanjut usia. Biaya Program pelayanan lansia yang ada di
pelayanan yang telah ditetapkan gratis Balai dikelompokkan menjadi enam
atau tidak dipungut biaya. Sumber Daya bagian yaitu:
Manusia (SDM) yang berkualitas dan a. Pemenuhan kebutuhan pokok
kompeten yang merupakan unsur utama meliputi; pemberian makan tiga kali
dan terpenting dalam bergeraknya suatu sehari, susu dan snack atau makanan
organisasi agar tujuan dari organisasi selingan termasuk buah-buahan;
tersebut dapat tercapai, seperti yang pemberian sandang meliputi pakaian
dikemukakan oleh Nawawi (2003:37) dalam, pakaian harian, pakaian hari
yang menjelaskan bahwa: raya dan perlengkapan ibadah.
Sumber daya manusia merupakan b. Pemenuhan kebutuhan aksesbilitas
orang yang bekerja dan berfungsi sarana dan prasarana meliputi;
sebagai aset yang menjadi peyediaan fasilitas tempat tidur,
penggerak organisasi yang dapat lemari pakaian, televisi, kursi tamu,
dihitung jumlahnya. Suksesnya kursi dan meja makan, relling di
suatu organisasi dalam mencapai kamar mandi dan selasar; alat bantu
tujuannya tidak sekedar ditentukan jalan untuk lansia serta baju dan
oleh jumlah SDM yang sepatu untuk olahraga.
dipekerjakan tetapi sangat c. Pemenuhan kebutuhan kesehatan
dipengaruhi oleh kualitas dan sifat meliputi; pemeriksaan oleh dokter
kompetitifnya. setiap dua kali seminggu; pemberian
Faktor pendukung lainnya yaitu obat-obatan setiap dua kali
sarana dan prasarana yang cukup seminggu; rujukan ke rumah sakit
memadai. Faktor sarana dan prasarana apabila lansia membutuhkan
merupakan hal terpenting dalam perawatan lanjutan di rumah sakit
22 | Lia Shafira Arlianty et al

serta pemeriksaan kesehatan atau seperti penyediaan tempat tidur,


konsultasi gangguan kesehatan lemari pakaian, televisi, kursi tamu,
setiap hari oleh perawat. kursi dan meja makan, relling di
d. Pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, kamar mandi dan selasar,
mental, dan spiritual meliputi; penyediaan alat kesehatan, alat
kegiatan Senam Sehat Indonesia bantu jalan serta pemberian baju dan
(SSI), senam otak, senam tera dan sepatu untuk olahraga;
jalan santai; membersihkan kamar c. Pemenuhan kebutuhan fisik, sosial,
sendiri, berkunjung ke wisma lain mental dan spiritual lebih dari
dalam kegiatan anjang sana, setengahnya sudah dilaksanakan
mengikuti kegiatan opsih dan meliputi pelayanan fisik seperti
membereskan serta membersihkan senam dan jalan santai, bimbingan
bagian-bagian ruangan Wisma, sosial serta spiritual dan mental;
menonton TV bersama-sama; pemenuhan kebutuhan kesehatan
belajar membaca Al-Qur’an dan lebih dari setengahnya sudah
belajar baca tulis huruf arab, belajar dilaksanakan meliputi pemeriksaan
hapalan bacaan solat, praktek solat, oleh dokter, pemberian vitamin atau
hapalan ayat-ayat pendek dan do’a suplemen makanan setiap dua
setiap hari bersama-sama dibimbing minggu sekali, membawa lansia
oleh guru mengaji serta mengikuti yang sakit ke rumah sakit dan
ceramah keagamaan setiap hari konsultasi tentang gangguan
selasa dan jumat selama 45 menit. kesehatan secara rutin.
e. Pemberdayaan meliputi; d. Pemenuhan program pemberdayaan
keterampilan membuat kerajinan sebagian kecil telah dilaksanakan
menganyam, menyulam, menjahit seperti bimbingan keterampilan
membuat bunga untuk mengisi untuk mengisi waktu luang serta
waktu luang; keterampilan membuat kegiatan pemberdayaan sesuai minat
telur asin dan keterampilan dan bakat; dan untuk program
berkebun. perlindungan telah dilaksanakan
f. Perlindungan di dalam program ini seluruhnya.
yaitu Balai menciptakan lingkungan 3. Relevansi antara program dan
yang aman dan nyaman kepada pelaksanan pelayanan lansia di Balai
lanjut usia. Perlindungan Sosial Tresna Werdha
2. Pelaksanaan program pelayanan Ciparay Bandung
lansia di Balai Perlindungan Sosial Relevansi antara program dan
Tresna Werdha Ciparay Bandung pelaksanaan pelayanan lansia
Pelaksanaan program pelayanan lansia menyangkut:
di Balai Perlindungan Sosial Tresna a. Program pemenuhan kebutuhan
Werdha Ciparay Bandung meliputi: pokok berada pada tingkat sangat
a. Pemenuhan kebutuhan pokok relevan yaitu makan tiga kali sehari
sebagian besar telah dilaksanakan meliputi makan pagi, makan siang
mencakup pemberian makan, makan malam, pemberian makanan
pakaian dan perlengkapan ibadah. tambahan berupa susu pada waktu
b. Pemenuhan kebutuhan aksesbilitas pagi hari, pemberian makanan
sarana dan prasarana lebih dari tambahan sebagai makanan selingan
setengahnya sudah dilaksanakan berupa kue, biskuit, atau buah-
Analisis Relevansi... | 23

buahan, pemenuhan kebutuhan otak, melaksanakan senam tera,


pakaian harian dan pakaian dalam melaksanakan senam PORPI dan
sesuai kebutuhan, pemberian mengikuti jalan santai setiap pagi
pakaian hari Raya, perlengkapan selama 30 sampai 60 menit untuk
ibadah seperti mukena, sarung dan menjaga kesehatan dan kebugaran
sejadah; pada tingkat relevan yaitu tubuh, selain itu dalam bimbingan
minuman tambahan berupa kopi sosial selalu diberi kesempatan
yang diberikan pada siang hari. untuk membersihkan dan menata
b. Program pemenuhan kebutuhan ruang tidur sendiri agar nyaman dan
aksesbilitas sarana dan prasarana bersih, untuk kebersihan lingkungan
berada pada tingkat sangat relevan Balai setiap hari sabtu selalu
yaitu penyediaan fasilitas tempat mengikuti kegiatan operasi bersih
tidur dan lemari pakaian yang opsih bersama-sama, menonton TV
diberikan pada setiap lansia, fasilitas bersama-sama diruang tamu Wisma
televisi, kursi tamu, kursi dan meja dan diruang nobar, selalu mentaati
makan untuk digunakan bersama- peraturan yang ada di Balai untuk
sama oleh lansia, pemberian baju kenyamanan sendiri dan bersama,
dan sepatu olahraga untuk mengikuti kegiatan motivasi setiap
kenyamanan berolahraga; tingkat hari rabu selama 90 menit,
relevan yaitu terdapat relling mengikuti ceramah keagamaan
sebagai sarana dan alat bantu jalan setiap hari selasa dan jumat selama
lansia; kurang relevan yaitu satu 45 menit;
kamar di setiap Wisma dihuni oleh Tingkat relevan yaitu penghuni
dua orang lansia; tingkat tidak Wisma diberi kesempatan untuk
relevan yaitu penyediaan alat bantu bekerja bersama-sama dan
bagi lansia seperti tongkat, kursi bergiliran membersihkan bagian-
roda dan kruk. bagian ruangan yang ada di Wisma,
c. Program pemenuhan kebutuhan lansia diberi kesempatan untuk
kesehatan berada pada tingkat mengaji Al-Qur’an dan belajar baca
sangat relevan yaitu kesempatan tulis huruf arab setiap hari
pemeriksaan oleh dokter, konsultasi dibimbing oleh guru mengaji, setiap
tentang gangguan kesehatan secara hari lansia diberi kesempatan untuk
rutin; tingkat cukup relevan yaitu belajar hapalan bacaan solat,
apabila lansia sakit keras segera praktek solat, hapalan ayat-ayat
dibawa ke rumah sakit; tingkat pendek dan do’a secara bersama-
kurang relevan yaitu pemberian sama dan dibimbing oleh guru
vitamin dan suplemen makanan mengaji;
setiap dua kali seminggu oleh Tingkat cukup relevan yaitu
perawat atau pramu werdha. lansia diberi kesempatan untuk
d. Program pemenuhan kebutuhan berkunjung ke Wisma lain dalam
fisik, sosial, mental dan spiritual kegiatan anjang sana; tingkat kurang
berada pada tingkat sangat relevan relevan yaitu lansia diberi
yaitu lansia diberi kesempatan setiap kesempatan untuk mengikut
seminggu sekali untuk program kesenian seperti bermain
melaksanakan Senam Sehat degung, calung, angklung, dan
Indonesia (SSI), mengikuti senam bernyanyi untuk mengisi waktu
24 | Lia Shafira Arlianty et al

luang; dan tingkat tidak relevan DAFTAR PUSTAKA


yaitu untuk mempertahankan
kemampuan berfikir intelektual Agustina, M. (2013). Analisis kompetensi caretaker
lansia dapat mengisi waktu luang berdasarkan SKKNI pada program pelatihan
perawat lanjut usia. Universitas Pendidikan
dengan membaca koran, membaca Indonesia.
buku dari perpustakaan, mengisi
TTS, bermain congklak dan Depkes RI. (2012). Menuju tua sehat, mandiri dan
menyusun puzzle. produktif. Jakarta.
e. Program pemberdayaan berada pada
Moenir, H.A.S. (2008). Manajemen pelayanan
tingkat relevan yaitu lansia umum di indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
memanfaatkan warung lansia Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan gerontik &
sebagai tempat jajan; tingkat kurang geriatrik. Jakarta: EGC.
relevan yaitu lansia mengikuti
program membuat telur asin untuk Oktavia, I. (2012). Efektivitas pelaksanaan program
day care services.
mengisi waktu luang; tingkat tidak
relevan yaitu lansia dapat mengikuti Yanti, R. (2013). Studi tentang pelayanan lanjut usia
program keterampilan menganyam pada unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD)
untuk mengisi waktu luang, panti sosial tresna werdha nirwana puri di kota
mengikuti program keterampilan Samarinda. eJournal Administrasi Negara, 1(2),
hlm. 750-751.
menyulan, menjahit, membuat
kerajinan bunga, mengikuti program
berkebun dan membaca buku dari
perpustakaan.
f. Program perlindungan berada pada
tingkat sangat relevan yaitu lansia
merasa nyaman dalam
kesehariannya karena kebutuhan
sehari-hari terpenuhi, merasa
nyaman tinggal di Balai karena
tidak memikirkan biaya untuk
tempat tinggal serta lansia merasa
nyaman karena selalu diberi
kegiatan untuk mengisi waktu
luang.
4. Tingkat relevansi antara program
dan pelaksanaan pelayanan lansia di
Balai Perlindungan Sosial Tresna
Werdha Ciparay Bandung.
Tingkat relevansi antara program dan
pelaksanaan pelayanan lansia di Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay berada pada capaian relevansi
tingkat tinggi sekali.

Anda mungkin juga menyukai