Analisis Relevansi... | 1
Vol 1 No.1 April 2015
ABSTRAK
Penelitian ini menggali bagaimana relevansi program dan pelaksanaan pelayanan lansia di
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh informasi tentang relevansi program dan pelaksanaan pelayanan
lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung yang meliputi:
Program pelayanan lansia, pelaksanaan program pelayanan lansia, relevansi antara
program dan pelaksanaan pelayanan lansia, serta tingkat relevansi antara program dan
pelaksanaan pelayanan lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah program pelayanan lansia dan lansia yang
berjumlah 45 orang serta satu orang pekerja sosial. Hasil penelitian meliputi program
pelayanan lansia yang ada di Balai dikelompokkan menjadi enam bagian yaitu pemenuhan
kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan
kebutuhan kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program
pemberdayaan dan program perlindungan. Pelaksanaan program pelayanan lansia untuk
pemenuhan kebutuhan pokok sebagian besar telah dilaksanakan. Pemenuhan kebutuhan
aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan.
Pemenuhan program pemberdayaan sebagian kecil telah dilaksanakan dan untuk program
perlindungan telah dilaksanakan seluruhnya. Relevansi antara program dan pelaksanaan
pelayanan lansia berada pada tigkat sangat relevan yaitu program pemenuhan kebutuhan
pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan
kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program perlindungan
dan pada tingkat relevan yaitu program pemberdayaan; tingkat relevansi antara program
dan pelaksanaan pelayanan lansia. Tingkat tersebut capaian relevansi berada pada kategori
tinggi sekali. Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu pada program pemenuhan kebutuhan
kesehatan dimana pemberian vitamin dan suplemen makanan dilakukan secara rutin
kepada lansia oleh perawat sehingga kesehatan lansia terjaga, program pemberdayaan
yang meliputi kesenian dan keterampilan yang ditawarkan kepada lansia harus sudah
melalui analisis kebutuhan dari para lansia, program kebutuhan aksesbilitas sarana dan
prasarana meliputi penambahan jumlah alat bantu jalan sesuai dengan jumlah lansia yang
membutuhkan.
sedangkan pengertian khusus dari program program pelayanan lansia dan seluruh
biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi lansia yang berjumlah 150 orang serta
yang bermakna suatu unit atau kesatuan pekerja sosial yang berjumlah 5 orang.
kegiatan yang merupakan realisasi atau Sampel yang digunakan dalam penelitian
implementasi dari suatu kebijakan, ini yaitu program pelayanan lansia yang
berlansung dalam proses ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu Werdha dan lansia yang berjumlah 45
organisasi yang melibatkan sekelompok orang yaitu lansia yang masih aktif atau
orang. potensial yang masih bisa menulis dan
Pelayanan lansia menurut Nugroho membaca, serta dipilih satu orang pekerja
(2008: 13) merupakan suatu rangkaian sosial yang lebih memahami permasalahan
kegiatan proses pelayanan perawatan yang dan sudah paling lama bekerja di Balai
ditujukan kepada lansia, meliputi kegiatan Perlindungan Sosial Tresna Werdha
memperhatikan kebutuhan fisik, Ciparay Bandung. Instrumen yang
psikologis, sosial dan spiritual, digunakan dalam penelitian ini adalah
menganalisis masalah dan merumuskan pedoman dalam bentuk checklis dan
diagnosis perawatan membuat pedoman wawancara.
peningkatan, pencegahan,
mempertahankan semangat hidup lansia. HASIL PENELITIAN
Lanjut usia menurut Agustina (2013: 7) Hasil penelitian dideskripsikan
Lanjut usia aktif adalah lansia yang berdasarkan data wawancara dengan
keadaan fisiknya masih mampu bergerak pekerja sosial dan data dari hasil daftar
tanpa bantuan orang lain sehingga checklist tentang pelaksanaan program
kebutuhan sehari-harinya dapat pendapat lansia di Balai Perlindungan
dilaksanakan sendiri tetapi masih Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
membutuhkan dampingan dari carteker. Hasil penelitian yang dimaksud
Lanjut usia pasif adalah lansia yang dideskripsikan sebagai berikut:
keadaan fisiknya memerlukan banyak 1. Program Pelayanan Lansia di Balai
pertolongan orang lain caretaker, karena Perlindungan Sosial Tresna Werdha
sakit, lumpuh ataupun kemunduran kondisi Ciparay Bandung
fisik akibat proses penuaan, sehingga Program pelayanan di Balai
kebutuhan sehari-harinya tidak dapat Perlindungan Sosial Tresna Werdha
dilaksanakan sendiri dan harus selalu Ciparay Bandung dapat dikelompokkan
dibantu oleh caretaker. menjadi enam kelompok yaitu program
pemenuhan kebutuhan pokok; pemenuhan
METODE PENELITIAN kebutuhan aksesbilitas saranan dan
Metode yang digunakan pada penelitian prasarana; pemenuhan kebutuhan
ini adalah metode deskriptif, karena pada kesehatan; pemenuhan kebutuhan fisik,
penelitian ini memusatkan perhatian pada sosial, mental dan spiritual; program
masalah aktual yang terjadi pada saat pemberdayaan dan program perlindungan
berlangsungnya penelitian. Metode yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
penelitian deskriptif dalam penelitian ini pelayanan lansia yang harus di berikan
diharapkan dapat memberikan informasi oleh Balai Perlindungan Sosial Tresna
mengenai analisis program dan Werdha Ciparay Bandung.
pelaksanaan pelayanan kepada lansia.
Populasi pada penelitian ini adalah
12 | Lia Shafira Arlianty et al
40 Pemenuhan Kebutuhan
Kesehatan
18,05
20
Pemenuhan Kebutuhan
0 Fisik, Sosial, Mental dan
Program Pelayanan Lansia Spiritual
3. Analisis Relevansi Program dan kurang dari setengahnya (40%) berusia 71-
Pelaksanaan Lansia di Balai 80 tahun, lebih dari setengahnya (51,11%)
Perlindungan Sosial Tresna Werdha lulusan Sekolah Dasar (SD), kurang dari
Ciparay Bandung setengahnya (46,67%) memiliki alasan
Capaian rata-rata 88.1% antara program memilih tinggal di Balai sebagai pilihan
dengan pelaksanaan pelayanan lansia dapat sendiri dan kurang dari setengahnya
diartikan sangat relevan. (48,89%) tinggal di Balai sekitar 1-5 tahun.
4. Tingkat Relevansi Antara Program Temuan kondisi tentang lansia tersebut
dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di menjadi dasar didalam pengambilan data
Balai Perlindungan Sosial Tresna penelitian selanjutnya, yaitu lansia yang
Werdha Ciparay Bandung menjadi responden membutuhkan pekerja
Tingkat relevansi antara program dan sosial sebagai pendamping pada saat
pelaksanaan pelayanan lansia di Balai mengisi angket sesuai kepentingan data
Perlindungan Sosial Tresna Werdha penelitian.
Ciparay berdasarkan analisis program dan Pembahasan hasil penelitian mengenai
pelaksanaan menunjukkan sangat relevan analisis relevansi program dan pelaksanaan
yaitu 88,1%. Kategori capaian relevansi pelayanan lansia di Balai Perlindungan
tersebut berada pada tingkat tinggi sekali. Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
yaitu meliputi program, pelaksanaan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN program pelayanan lansia, relevansi antara
Hasil temuan penelitian menunjukan program dan pelaksanaan pelayanan lansia
bahwa responden dalam penelitian ini dan tingkat relevansi antara program dan
Analisis Relevansi... | 13
kelompok yang terdiri dari dua disediakan oleh Balai tetapi tidak
sampai tiga orang lansia yang masih dipergunakan sebaik mungkin oleh
mampu untuk membersihkan lansia, pada umumnya lansia hanya
Wisma secara bergiliran. bermain congklak dan sangat sedikit
Kegiatan menonton TV secara sekali lansia yang berkunjung ke
bersama-sama sering dilakukan oleh perpustakaan untuk sekedar
lansia di Wisma masing-masing, membaca koran dan membaca buku
hanya sebagian kecil saja yang untuk mengisi waktu luang mereka.
senang menonton TV di ruang Setiap lansia yang tinggal di
nobar. Kegiatan anjang sana tidak Balai ada peraturan-peraturan yang
sering dilakukan oleh lansia hanya telah dibuat yang harus di taati oleh
apabila ada keperluan-keperluan semua lansia, tetapi pada
tertentu saja lansia mengunjungi kenyataannya masih ada beberapa
Wisma lain seperti, apabila ada lansia yang belum bisa menaati
lansia sakit atau ada kegiatan- peraturan yaitu masih ada lansia
kegiatan tertentu dan hanya lansia- yang keluar masuk Balai untuk
lansia yang senang mengobrol saja membeli sesuatu atau jajan padahal
yang selalu berkunjung ke Wisma di Balai pun disediakan makanan
Lain. yang ada di warung lansia.
Permasalahan yang sering Kegiatan motivasi sosial
diceritakan lansia kepada pekerja merupakan salah satu bentuk
sosial yaitu diantaranya masalah program kegiatan untuk lansia agar
mengenai kehidupan lansia di Balai, selalu hidup rukun dalam kehidupan
ketidaknyamanan dalam di Balai, saling memperhatikan,
penggunaan sarana dan prasarana saling menjaga antar sesama lansia
seperti penggunaan kamar mandi, agar semua lansia merasa nyaman
hubungan antara lansia yang tinggal di Balai. Partisipasi lansia
biasanya mereka ceritakan kepada dalam kegiatan motivasi sosial
pekerja sosial. banyak diikuti oleh lansia.
Program kegiatan kesenian Kegiatan yang dilaksanakan di
hanya beberapa lansia saja yang Balai untuk mengisi rohani dan
mengikuti karena keterbatasan mental semua lansia yaitu ada
kemampuan dan ketertarikan kegiatan keagamaan yang
terhadap seni itu sendiri yang dilaksanakan setiap hari selasa dan
kurang dimiliki oleh lansia yang ada jumat. Setiap hari lansia diharuskan
di Balai. Lansia yang mengikuti melaksanakan solat secara
hanya lansia yang mempunyai hobi berjamaah dalam setiap waktu solat
dan rasa seni yang tinggi. Kesenian untuk lansia yang masih mampu
yang paling banyak diikuti yaitu untuk pergi ke mesjid. Setelah
bernyanyi, membuat kerajina bunga, selesai solat dzuhur biasanya lansia
dan menyulam. mengaji Al-Qur’an tadarusan secara
Kegiatan untuk bersama-sama dengan petugas dan
mempertahankan kemampuan guru mengaji dari luar Balai.
berfikir lansia tidak dimanfaatkan e. Pemberdayaan
dengan baik oleh lansia, banyak Data hasil penelitian analisis
fasilitas-fasilitas yang telah relevansi program tentang
18 | Lia Shafira Arlianty et al