Anda di halaman 1dari 2

Berhasil Melaksanakan Transaksi Non Tunai, Kaltara Menjadi Percontohan.

Tanjung Selor – Gubernur Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris
Daerah (Sekda) Suriansyah, didaulat menjadi narasumber dalam talkshow yang diadakan oleh Bank
Indonesia bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Kamis (7/4) bertempat di
meeting room Hotel Luminor.

Talkshow yang bertema Implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan
Pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) merupakan rangkaian acara
Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) yang dimulai sejak tanggal 05 April hingga 08 April
2021 dan diadakan secara daring dan luring (tatap muka).

Hadir sebagai narasumber antara lain Iskandar Simorangkir (Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Markro
dan Keuangan Kemenko Perekonomian), Bambang Dwi Anggono (Direktur Layanan Aplikasi Informatika
Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika), Sugeng (Deputi Gubernur Bank Indonesia),
Astera Primanto (Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan), dan Mochamad
Ardian (Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri), serta sebagai moderator
Andi F. Noya.

Dalam kesempatan ini, Andi F. Noya mengajukan pertanyaan kepada Provinsi Kalimantan Utara
mengenai pemberian kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan transaksi digital dan
keberhasilan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk terlibat dalam transaksi
elektronifikasi.

“ETPD bisa berjalan sangat baik karena didukung oleh beberapa hal, yang pertama bahwa pimpinan
kami mempunyai komitmen visi dan kebijakan agar pengelolaan pemerintahan khususnya dalam
pelaksanaan anggaran bisa akuntabel, transparan, dan bersih,” kata Sekda Suriansyah.

Provinsi yang baru dibentuk delapan tahun yang lalu ini, sudah mengeluarkan dan memberlakukan
regulasi pembayaran non tunai sejak tahun 2019. Sehingga dipastikan semua perangkat daerah sudah
melaksanakan transaksi non tunai dan itu dibuktikan pelaksanaannya oleh pihak ke tiga, penerima hibah
dan penerima bantuan sosial.

“Memang tidak mudah, karena bagi rekan-rekan kita, pihak ketiga rekanannya itu sudah terbiasa dengan
dunia eletronik seperti ini. Tetapi bagi saudara-saudara kita penerima hibah, bansos (bantuan sosial,red)
masyarakat kita yang belum terbiasa ini membutuhkan trik-trik tertentu agar pelaksanaan transaksi non
tunai ini bisa berjalan dengan baik,” ungkap Sekda Suriansyah lebih lanjut.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan kerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), pihak perbankan yang dikoordinir oleh Bank Indonesia guna memberikan
sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang transaksi non tunai.

“Jadi kepada petugas-petugas kita di lapangan terutama ketika ada bansos dan hibah semua kita
gerakkan. Termasuk PNS dan PTT kita untuk terjun ke masyarakat,” imbuhnya.
Bank Indonesia aktif sebagai fasilitator dalam rangka mendorong transaksi non tunai dan terdapat
fasilitas berupa QR Indonesia Standar (QRIS). Kemudian dalam peningkatan kualitas Provinsi Kaltara
mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia dan Bank Kaltimtara yang selalu menjadi narasumber
dalam sosialisasi yang diadakan pemerintah mengenai penggunaan transaksi non tunai.

“Kami juga sudah tergabung dengan finance technology untuk pembayaran pajak sepeda motor secara
online,” sambungnya.

Di akhir talkshow, diberikan kesempatan kepada Sekda Suriansyah untuk memberikan catatan penting.
Sekda Suriansyah mengucapkan terima kasih kepada pihak perbankan, Bank Indonesia dan Bank
Kaltimtara yang telah mendukung pelaksanaan transaksi non tunai dan membantu dalam
mengembangkan kapasitas Aparatur Sipil Negara sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan
dengan baik.

Selanjutnya Sekda Suriansyah, melalui forum ini memberikan catatan kepada Bambang Dwi Anggono,
Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk
memberikan perhatian kepada masyarakat yang ada di wilayah perbatasan Kalimantan Utara. Agar
jaringan komunikasi dapat menjangkau daerah perbatasan dan keadilan pelayan kepada masyarakat di
perbatasan dapat berjalan.

“Kaltara ini daerah perbatasan, kondisi geografisnya sulit dijangkau. Beberapa desa yang berada
dikecamatan yang ada di perbatasan mohon dibantu. Karena memang belum semua daerah bisa kita
layani dengan transaksi non tunai,” pungkasnya.(ahy)

Anda mungkin juga menyukai