Anda di halaman 1dari 12

MATERI PEMBELAJARAN

A. Enzim
Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam suatu reaksi. Enzim
bekerja sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup, oleh karena itu disebut biokatalisator.
Kamu akan mengetahui fungsi enzim dalamproses metabolisme setelah mempelajari subbab
ini.
Enzim disintesis di dalam sel-sel hidup. Sebagian besar enzim bekerja di dalam sel sehingga
disebut enzim intraseluler. Contoh enzim intraseluler adalah katalase yang memecah senyawa-
senyawa berbahaya, seperti hidrogen peroksida pada sel-sel hati. Sedangkan, enzim yang
dibuat di dalam sel dan melakukan fungsinya di luar sel disebut enzim ekstraseluler. Contoh
enzim ekstraseluler adalah enzim-enzim pencernaan, seperti amilase yang memecah amilum
menjadi maltosa.
1. Komponen Enzim
Penyusun utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut Apoenzim. Agar
berfungsi sebagaimana mestinya, enzim memerlukan komponen lain yang disebut
kofaktor. Kofaktoradalah komponen nonprotein berupa ion atau molekul.
2. Cara Kerja Enzim
Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim meningkatkan laju
reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk reaksi) dari
EA 1 menjadi EA Penurunan energi aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks
dengan substrat. Setelah produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas
untuk membentuk kompleks baru dengan substrat yang lain.

3. Sifat-Sifat Enzim
Sebagai biokatalisator, enzim memiliki beberapa sifat antara lain:
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju
suatu reaksi.
b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu
saja.
c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara
lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain
itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat
berfungsi sebagai mana mestinya.
d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator,
enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
e. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik,
artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi
sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain. Atau

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim


Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Suhu
2. pH (derajat keasaman)
3. Inhibitor
B. Pengertian Metabolisme
Makhluk multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel.
Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk
menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi-
reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat
lain. Metabolisme sel dapat dibagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme.
1. Katabolisme adalah proses penguraian senyawa untuk menghasilkan energi.
Sedangkan,
2. anabolisme adalah proses sintesis senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Umumnya, dalam proses metabolik melibatkan aktivitas katalis biologik yang disebut
enzim dengan melibatkan ATP.
C. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan
energy berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas.
A. Respirasi Aerob
1. Glikolisis
2. Siklus krebs
3. Transpor elektron

Ada empat langkah dalam proses respirasi, yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, daur Krebs,
dan rantai transpor elektron.
1. Glikolisis
Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul glukosa yang memiliki 6
atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi yang berlangsung di
sitosol ini menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP.
2. Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan langkah awal


untuk memulai langkah ketiga, yaitu daur Krebs. Pada langkah ini 2 molekul asam piruvat yang
terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil-KoA (asetil koenzim A) dan
menghasilkan 2 NADH.

3. Daur Krebs
Daur Krebs yang berlangsung di matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur asam
trikarboksilat dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang terbentuk pada
dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 6 NADH, 2 FADH, dan 2
ATP. (lihat skema di bawah)

4. Rantai Transpor Elektron


Rantai transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini
adalah: setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi
antar akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP.
Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang digunakan
untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD, energi yang lepas
hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol glukosa yang mengalami proses
respirasi dihasilkan total 38 ATP.

Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah pada
proses respirasi.

B. Respirasi Anaerob
1. Fermentasi asam laktat
2. Fermentasi alkohol

Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan
membentuk H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada
kontraksi otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan
berlangsungnya respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat
pada otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces (ragi).

1. Fermentasi asam laktat

Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor
elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam piruvat
direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah
asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2
ATP untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.

CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E

(asam piruvat) (asam laktat)

2. Fermentasi alkohol

Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima H
dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP.
CH3.CO.COOH —–> CH3.CHO + NADH —–> C2H50H + NAD + E

(asam piruvat) (asetaldehid) (etanol)

D. Anabolisme
1. Fotosintesis
a. Reaksi terang
b. Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya)

Reaksi- Reaksi pada proses fotosintesis

Proses fotosintesis masih terus diselidiki karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa
dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses
fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama,
seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplast berpotensi
untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya
pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua
bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan
cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan
molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen
klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah
(650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan
dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang
tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di
dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat
reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau
fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang
menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700
nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua
baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya
melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron
ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel.
Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus
segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil
ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan
oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.
Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik
pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan
oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi
NADP menjadi NADPH.

Reaksi gelap

ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada
tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk
membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap
karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam
keadaan gelap (tanpa cahaya).
Faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis
Beberapa faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis:
1. Cahaya
Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah
intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahari yang
diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk terjadinya
fotosintesis.
2. Konsentrasi karbondioksidaSemakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak jumlah
bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga
batas toleransi enzim.
4. Kadar airKekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis). Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhanPenelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk
tumbuh.
2. Kemosintesis

Secara sederhana, kemosintesis diartikan sebagai sebuah proses dimana terjadi penyusunan
bahan-bahan yang bersifat organik (biasanya karbohidrat) yang bersumber dari H2O dan Co2
dengan memakai energi kimiawi. Organisme atau makhluk hidup yang melakukan proses
kemosintesis ini adalah mereka yang tidak memiliki klorofil misalnya saja bakteri belerang antara
lain bergiatoa juga thiotrix dan juga bakteri nitrifikasi misalnya saja nitrosomonas, nictobacter,
bactoderma, dan juga bakteri besi misalnya saja cladotrix.
Kemosintesis sendiri sebenarnya merupakan reaksi dengan mekanisme anabolisme. Ia merupakan
prosesi konversi secara biologis suatu molekul karbon atau juga bisa lebih, senyawa nitrogen juga
sumber makanan dikonversi menjadi senyawa organik dengan jalan oksidasi. Kemosintesis
merupakan reaksi anabolisme dengan memakai energi kimia. Energi tersebut merupakan sejenis
energi yang didapatkan dari reaksi kimia yakni oksidasi. Organisme yang melakukan proses
kemosintesis sendiri disebut dengan nama kemoautotrof, khususnya bagi organisme auotrof.
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa kemampuan untuk melakukan kemosintesis hanya
bisa dilakukan oleh beberapa jenis organisme tepatnya mikroorganisme. Misalnya bakteri
belerang jenis nonfotosintetis bernama Thionacillus dan juga bakteri nitrogen bernama
nitrosomonas juga nitrosococcus. Mereka merupakan mikro-organisme dengan habitat lautan.
Mereka melakukan proses kemosintesis dalam rangka memperoleh biomassa yang bersumber
dari satu atau dua molekul karbon. Mahluk laut ini dibedakan atas dua kategori yakni yang
pertama, mikro-organism yang berada di wilayah dimana jarang terdapat molekul hydrogen
sehingga energi yang tersedia di sana hanyalah energi hasil reaksi H2 juga CO2. Kedua energi
tersebut cukup besar dalam melaksananan proses produksi biomassa.
Kedua, kemosistesis yang terjadi di dalam lautan terjadi karena terdapat rekasi di antara O2 dan
juga substansi hydrogen antara sufida dan juga amoniak. Pada kondisi ini, mikro-organisme yang
melakukan kemosintesis sangat bergantung pada kegiatan fotosintesis yang terjadi di tempat
lainnya, dimana fotosintesis tersebut memproduksi molekul O2 yang mereka butuhkan dalam
melakukan proses kemosintesisnya.
Contoh bakteri atau mikro-organisme lain yang melakukan proses kemosintesis adalah nitrobacter.
Ia mampu melakukan proses oksidasi terhadap senyawa nitrit. Sebagai hasilnya, senyawa nitrat
tersebut kemudian akan melakukan pembebasan energi yang kemudian akan digunakan dalam
proses sintesa senywa organik. Ada beragam contoh mikro-organisme lainnya yang melakukan
kemosintesis. Tapi yang paling penting sesungguhnya adalan bakteri nitrifikasi yang habitatnya ada
di dalam tanah. Sebab, aktifitas bakteri tersebut akan memperkaya tanah secara tidak langsung
dengan nitrogen. Sebagaimana kita ketahui bahwa nitrogen sangat dibutuhkan tumbuhan agar
bisa tumbuh lebih baik. Aktifitas bakteri di dalam tanah ini berkaitan erat dengan tingkat
kesuburan tanah. Di jepang sendiri, bakteri ini bahkan telah dijadikan salah satu ‘alat” pertanian
(semacam pupuk organik) yang penting digunakan sebelum memulai prose penanaman.

3. Sintesis Lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam
lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak
yaitu:
1) Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
2) Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap

Pada hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari asetil koA. Enzim yang bekerja sebagai katalis
adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam
lemak terdapat pada mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi asetil koenzim A menjadi
malonil koenzim A. Reaksi-reaksi ini melibatkan HCO3- dan energi dari ATP. Reaksi pembentukan
malonil koenzim A sebenarnya terdiri atas dua reaksi sebagai berikut:
Biotin terikat pada suatu protein yang disebut protein pengangkut karboksilbiotin. Biotin
karboksilase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam raksi karboksilasi biotin. Reaksi
kedua ialah pemindahan gugus karboksilat kepada asetil koenzim A.

Katalis dalam reaksi ini adaah transkarboksilat.Tahap berikutnya dalam sintesis asam lemak adalah
tahap memperpanjang rangkaian atom C, yang dimulai dengan pembentukan asetil ACP dan
malonil ACP, dengan katalis asetiltransasilase dan maloniltransasilase.Maloniltransasilase bersifat
sangat khas, sedangkan asetiltransasilase dapat memindahkan gugus asli selain asetil, walaupun
lambat. Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil disentesis berawal dari propionil astoasetil ACP
dengan enzim asil-malonil ACP kondensase sebagai katalisPada reaksi kondensasi ini, senyawa 4
atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan 3 atom C dan CO2 dibebaskan. Tahap selanjutnya
ialah reduksi gugus keto pada C dengan ketoasil ACP reduktase sebagai katalis. Kemudian 3-
hidroksi butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran molekul air (dehidrase).
Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah 3-hidroksi asil ACP dehidratase . Reaksi terakhir dari
putaran pertama sintess asam lemak ialah pembentukan butiril ACP dari krotonil ACP dengan
katalis enoil ACP reduktase. Jadi putaran pertama proses perpanjangan rantai C ini telah
mengubah asetil koenzim A menjadi butiril ACP.Putaran kedua pada proses perpanjangan rantai C
dimulai dengan reaksi butiril ACP dengan malonil ACP dan seterusnya seperti reaksi-reaksi pada
putaran pertama. Demikian setelah beberapa putaran maka asam lemak terbentuk pada reaksi
terakhir yaitu hidrolisis asil ACP menjadi asam lemak dan ACP.Proses pemindahan satu molekul
asetil koenzim A dari mitokondria ke dalam sitoplasma dapat menghasilkan satu molekul NADPH.
Pembentukan asam palmiat membutuhkan 8 molekul 8 asetil koenzim A, oleh karenanya
terbentuk pula 8 molekul NADPH.Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua
organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai
penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam
lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).Sintesis asam lemak terjadi
di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan.
Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk
sintesis.

Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.

Tahap-tahap sintesis asam lemakJalan yang tampak untuk mensintesis asam lemak berbeda sekali
dari Jalan oksidasinya. Senyawa yang digunakan untuk menambah panjang rantai asam lemak
adalah malonil-KoA, yang disiintesis dari asetil-KoA. Pada hewan tingkat tinggi sintesis asam lemak
terutama terjadi dalam hati, jaringan adipose dan dalam kelenjar susu. Di tingkat sel pembentukan
asam lemak berlangsung dalam sitosol,sebaliknya pada oksidasi asam lemak terjadi pada
mitochondria.Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting pada biosintesis
asam lemak, kemungkinan besar kedua senyawa di atas bertindak sebagai katalisator. Setelah
berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat di dalamnya, tidak terdapat dalam asam lemak
yang dibentuk.Enzim yang mengkatalisis biosintesis asam lemak merupakan enzim kompleks yang
terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi biosintesis asam lemak diteliti dalam laboraturium
F.Lynen,S. wakildan P.R. Vagelos yang kemudian disusun ke dalam sebuah siklus.Berikut ini adalah
tahapan dari sintesis asam lemak :

1. Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasmaAsetil-KoAyang terdapat dalm mitochondria


berasal dari tiga sumber yaitu: 1) dekarboksilasi asam piruvat, 2) degradasi asam amino dan 3)
β-oksidasi asam lemak. Senyawa beratom C dua buah diatas tidak dapat keluar menembus
dinding mitochondria untuk menuju ke Sitosol tempat berlangsungnya sintesis asam lemak .
asetil-KoA itu dapat keluar mitochondria dengan Jalan mengubah senyawa tersebut menjadi
asam sitrar atau diangkut oleh karnitin. Baik asil-karnitin maupun asam sitrat dapat menembus
dinding mitochondria dan kemudian terurai lagi menjadi bagian-bagian
2. Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoASatuan yang memperpanjang rantai pada
biosentesis asam lemak adalah malonil-KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh enzim
asetil-KoA karboksilase yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.
3. Transfer gugus asil ke kompeks enzimSenyawa yang bertindak sebagai pemula rantai asam
lemak adalah asetil-KoA.Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini di kait oleh ACP
yang selanjutnya di tempelkan ke enzim β-ketoasil-ACP ssintas.
4. Gugus malonil terikat pada ACPMalonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karboksilasi asetil-
KoA, selanjutnya di kait oleh ACP.Malonil-S-KoA +HS-ACPmalonil-S-ACP+KoA-SH dengan
bantuan ACP-malonil transferase
5. Reaksi kondensasiSetelah kedua gugus yang akan bereaksi yaitu asetil danmalonil berada pada
kompleks enzim maka terjadilah reaksi kondensasi
6. Reaksi reduksi pertamaAsetoasetil yang masih terikat erat pada kait 4’-fosfopantetein
direduksi menjadi β-hidroksibutiril –S-ACP oleh enzim β-ketoasil reduktase.
7. Dehidrasi
Senyawa yang terbentuk pada reaksi reduksi di atas didehidrasi pada tahap ini. Senyawa yang
terbentuk tidak jenuh pada atom C α dan β, ikatan gandanya adalah trans dan dinamakan asil-
S-ACP tak jenuh.
8. Reaksi reduksi kedua
Enzim enoil-ACP reduktase (NADPH) mereduksi krotonil-S-ACP menjadi butiril-S-ACP. Senyawa
yang masih tetap terkait pada kompleks melalui kait 4’ fosfopantenin kemudian dipindahkan
ke enzim sintase. Oleh karena itu maka ACP menjadi bebas dan dapat mengkait malonil-KoA
berikutnya. Senyawa ini kemudian direaksikan dengan butiril-S-sintase dan berlangsunglah
siklus sintesis yang kedua melalui urutan dan mekanisme reaksi yang sama, terjadilah siklus-
siklus biosintesis berikut, sehingga tercapai panjang asam lemak tertentu.Pada biosintesis
asam palmitat maka siklus yang dilalui ada sebanyak 7 kali. Hasil sintesis yang terakhir adalah
palmitoil-S-ACP yang dibebaskan dari ACPnya melalui reaksi hidrolisis dengan bantuan enzim
tioesterase. Gugus palmitoil yang terikat pada ACP bias langsung dipindahkan pada HS-KoA
menjadi palmitoil –KoA dan apabila bereaksi dengan asam fosfatidat akan membentuk
fosfolipida. Pada umumnya jasad hidup mensitesis asam lemak hanya sampai C16 saja.
Sintesis asam lemak sebagian berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian
keci asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dan
mitokondria.

4. Sintesis Protein
Ekspresi gen merupakan proses di mana informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan
menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Selama ekspresi gen, informasi genetik
ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan
asam amino yang spesifik. Ekspresi gen berupa sintesis protein mencakup proses dua tahap
yaitu Transkripsi dan Translasi.

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense,
sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA yang ditranskripsi
menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.

Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan membentuk protein
yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA,
interpreternya adalah RNA transfer. Setiap tipe molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA
tertentu dengan asam amino tertentu.

Anda mungkin juga menyukai