Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik,
menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada
kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai sehingga
dapat menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres.
Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang
dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa disebut dengan koping
yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut
akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat
menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi.
Berikut akan dijelaskan tentang stres, koping dan adaptasi yang biasa terjadi pada
setiap individu, salah satu contoh individu yang akan menghadapi ujian masuk kerja.

1.2 Tujuan Penulisan


1.      Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
2.      Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang stres dan adaptasi
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari stres dan adaptasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Seseorang yang
mengalami stres karena sebuah jabatan disebut sebagai eustres. Terjadinya stres dapat
disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk stresor ini dapat dari lingkungan,
kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian stres itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai
stimulus di mana penyebab stres dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dapat
dikatakan sebagai respons artinya dapat merespons apa yang terjadi, juga disebut sebagai
transaksi yakni hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya
stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah
(stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah
tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi adaptif .
Stres menurut :
1. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan
oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
2. Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu
untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976).
3. Stres psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya yang
dihargai oleh orang lain tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan
membahayakan kemapanannya (Lazarus Folkman, 1994).
4. Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan
individu terhadap penyakit (Rahe, 1975).
2.2 Pandangan Stres
Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya karena
memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres sebenarnya, maka
dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :
a.  Pandangan Stres Sebagai Stimulus
Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, di mana
semakin tinggi besar tekanan yang dialami sesorang, maka semakin besar pula stres yang
dialami.
b.  Pandangan Stres Sebagai Respons
Mengidentifikasikan stres sebagai respons individu terhadapstresor yang diterima, di
mana ini sebagai akibat respons fisiologis dan emosional.
c.   Pandangan Stres Sebagai Transaksional
Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara individu dengan lingkungan dengan
meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi maslah dan terbentuknya sebuah
koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang potensial
mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap masalah, mengkaji
kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang diarahkan mengatasi masalah.

2.3 Macam-Macam Stres


Ditinjau dari penyebabnya, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di antaranya :
1. Stres Fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi atau
yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.
2.  Stres Kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam
basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
3.  Stres Mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau parasit.
4. Sres Fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya gangguan
dari struktur tubuh, fungsi jaringa, organ dan lain-lain.
5. Stres Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti pada
pbertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
6. Stres Psikis atau Emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan
kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya
stau faktor keagamaan.

2.4 Sumber Stresor


Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi sifat
dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikososial maupun spiritual.  Sumber
stresor lingkungan fisik dapat berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan atau tempat-
tempat umum sedangkan lingkungan psikososial dapat berupa suara kesehatan atau orang
yang ada disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa tempat pelayanan
keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.
Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis dalam
tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber stresor dari
pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap status kesehatan yang
dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai
sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan.
A.    Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara
keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi
yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka dapat menimbulkan suatu
stres.
B.     Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya perselisihan masalah
keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga
permasalahan ini akan selalu menimblkan suatu keadaan yang dinamakan stres.
C.     Sumber Stres di Dalam Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti
lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik,
dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di
masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.

2.5 Model Stres Kesehatan


      Model stres kesehatan merupakan suatu model di mana stres dapat mempengaruhi status
kesehatan seseorang, model ini terdiri dari beberapa unsur di antaranya :
      Unsur langsung di mana stres dapat menghasilkan atau mempengaruhi secara langsung
dari perubahan fisiologis dan psikologis, seperti adanya ketegangan (stres) akan
menyebabkan terjadinya proses pelepasan hormon secara langsung yaitu hormon katekolamin
dan kortikosteroid yang kondisi jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat dan lain-lain
1. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat dipengaruhi karena adanya tipe kepribadian yang
memudahkan timbulnya kesakitan.
2. Unsur interaktif, stres dapat menyebabkan ketidakkebalan tubuh sehingga tubuh akan
menjadi mudah terjadi gangguan pada tubuh baik biologis maupun psikologis. Proses ini
dikarenakan adanya interaksi antara faktor dari dalam untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
3. Unsur perilaku sehat, stres dapat secara tidak langsung mempengaruhi kesakitan akan
tetapi dapat merubah perilaku terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi
alkohol, rokok, dan lain-lain.
4. Unsur perilaku sakit, stres dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kesakitan tanpa
menyebabkan adanya perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.
2.6 Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor
Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda berdasarkan faktor
yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan koping yang dimiliki individu, di antara
stresor yang dapat mempengaruhi respons tubuh antara lain :
1. Sifat Stresor
Sifat streor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap
stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap
individudapat berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.
2.  Durasi Stresor
Lamanya durasi stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh.
Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respons yang dialaminya juga akan lebih lama
dan dapat mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.
3.  Jumlah Stresor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentukan respons tubuh. Semakin
banyak stresor yang dialami seseorang , dapat menimbulkan dampak yang besar bagi fungsi
tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan mampu
menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya
akan semakin baik pla.
4.  Pengalaman Masa Lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor yang
dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya,
maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan  adaptifnya akan
semakin  baik pula.
5.  Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor.
Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian ambisius, agresif, kompetitif, kurang
sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, bekerja tidak kenal waktu, bicara
cepat, pandai berorganisai dan memimpin, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan,
kaku terhadap waktu, ramah, berpendirian kuat akan lebih rentan terkena stres dibandingkan
seseorang yang tipe kepribadian tidak agresif, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung,
lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain.

6. Tingkat Perkembangan
Semakin matang perkembangan seseorang, maka semakin baik pula kemampuan
untuk mengatasinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi stresor
dan respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang dihadapinya pun berbeda yang dapat
digambarkan sebagai berikut :

Tahap Perkembagan Jenis Stresor


Anak Konflik mandiri dan ketergantungan orang tua
Mulai sekolah
Hubungan dengan teman sebaya
Kompetisi dengan teman

Remaja Perubahan tubuh


Hubungan dengan teman
Seksualitas
Mandiri
Dewasa muda Menikah
Meninggalkan rumah
Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan
Membesarkan anak

Dewasa tengah Menerima proses menua


Satus sosial

Dewasa tua Usia lanjut


Penyesuaian diri masa pensiun
Proses kematian
2.7 Tahapan Stres
Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di antaranya:
1. Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangfat
bekerja besar, pengelihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu
menyelesaikan pekerjaan yang tidak tidak biasanya, kemudian merasa senang akan pekerjaan
akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.
2. Tahap Kedua
Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih
sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah
menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung berdebar-
debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa
santai.
3.  Tahap Ketiga
Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan usus
seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur ketegangan otot semakin terasa,
perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah
malam dan sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.
4. Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
menyenangkan terasa membosankan, kehilangan kemmampuan untuk merespons secara
adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan  sehari-hari, adanya gangguan pola tidur,
sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi
menurun karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui
penyebabnya.

5.  Tahap Kelima
Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan
semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6.  Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan
takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas,
terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

2.8 Reaksi Tubuh Terhadap Stres


Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh baik secara
fisiolgis maupun psikologis. Di antara reaksi tubuh tersebut seperti terjadi perubahan warna
rambut, menurunnya ketajaman mata karena kekenduran pada otot-otot mata, pada telinga
terjadi gangguan seperti adanya suara berdenging, penurunan konsentrasi, sering sakit kepala,
ekspresi wajah tampak tegang, mulut dan bibir terasa kering, kulit sering berkeringat dan
kadang-kadang panas, dingin dan juga akan dapat menjadi kering atau gejala lainnya, terjadi
sesak nafas, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit.
                 
2.9 Manajemen Stres                                                           
Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila stres tidak cepat
ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih lanjut seperti mudah
terjadi gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak
sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan
mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur
jadwal makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena
dapat menurunkan kekebalan tubuh.
2. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan
istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan
memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
3. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan
dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari
pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan
keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
4. Berhenti Merokok
 Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
5. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya
stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan
semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung
alkohol.
6. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres
karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang
akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
7. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi
stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik
dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara
efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu
untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat.
8. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalm mengalami stres yang dialami
dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor
psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitifafektif atau psikomotor yang
dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan
adalah anti cemas dan anti depresi.
9. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami
sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.

10.  Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yng disesuaikan dengan kebutuhan
seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana
psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya diri,
sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang.
Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
11.  Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan
psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi
atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat
spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
2.10  Homeostatis
   Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh
mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa
homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
   Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem
endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh
manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui
empat cara di antaranya:
1. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat sepserti
dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam
tubuh.
3. Dengan cara sistem umpann balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari
keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam
keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
4. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.
2.11 Konsep Adaptasi
   Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespons
terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik
secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

2.12 Macam-Macam Adaptasi
 1. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisilogis
untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau
mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi fisiologis dibagi menjadi dua yaitu
:
a) LAS (Local Adaptation Syndroma), yaitu apabila kejadiannya atau adaptasi
bersifat lokal seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka akan terjadi
daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-lain yang
sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
b) GAS (General Adaptation Syndroma), yaitu reaksi lokal yang tidak dapat
diatasi dapat menyebabkan gangguan secara sistemik tubuh akan melakukan proses
penyesuaian.
Pada adaptasi fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction, tahap resistensi dan
tahap akhir.
2. Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak
mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang
semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. dan
konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang
dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang
dihadapinya.
3. Adaptasi Sosial Budaya
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing.
Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan
tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan
baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan
bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.
4. Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan
oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur perilaku
manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi
perubahan dalam perilaku manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari lingkungan, kondisi dirinya, serta pikiran.
Penyebab stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat merespon apa yang
terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya interaksi individu  dan
lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan baik secara fisik,
psikososial maupun spiritual serta  dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.
            Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan
muncul dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka akan
berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar keadaan
seesorang tersebut masih bisa terkontrol. 

3.2 Saran
Dalam setiap mengerjakan suatu tugas makalah diperlukan banyak  referensi agar 
materi  yang disajikan lengkap.pada saat akan mempresentasikan materi perlu banyak belajar
agar  dapat  menguasai materi yang dibawakan
DAFTAR PUSTAKA

http://wwwnursekep.blogspot.com/2011/12/makalah-stress-dan-adaptasi.html?
zx=efc76ab65fdb58f7
http://kakilangi.blogspot.com/2012/02/stress-dan-adaptasi.html
Wolf, Weitzel, Fuerst, 1984, Dasar-dasar Ilmu Keperawatan, buku kedua, Gunung Agung,
Jakarta.
MAKALAH
KONSEP STRES DAN ADAPTASI

                                                     

UNIVESITAS NAHDLATUL ULMA SURABAYA


PRODI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG
NAMA KELOMPOK IX ( KDK )

1. YULY SUKMAWATI
2. SITI NUR JANNAH

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua karna atas limpahan berkah dan
hidayahnya kami kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul 
“ KONSEP STRES DAN ADAPTASI “.
            Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
KDK. yang telah membimbing kepada kami. Dan teman – teman atas supportnya, sehingga
terbentuklah makalah ini.
       Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal
pembuatan,penyusunan,ataupun materi yang disajikan belum lengkap.untuk itu kami
harapkan kritik dan saran yang dapat mendorong kami untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya.
           
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, 07 Oktober 2019


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang ……………………………………………….. 1
2.    Tujuan Penulisan ……………………………………………….. 1

BAB II. PEMBAHASAN


1.  Pengertian Stres ………………………………………………… 2
2.  Pandangan Stres ………………………………………………… 3
3.  Macam-macam Stres ………………………………………… 3
4.  Sumber Stresor ………………………………………………… 4
5.  Model Stres Kesehatan ………………………………………… 5
6.  Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor ………………… 6
7.  Tahapan Stres ………………………………………………… 8
8.   Reaksi Tubuh Terhadap Stres ………………………………… 9
9.   Manejemen Stres ………………………………………………… 9
10. Homeostatis ………………………………………………… 11
11. Konsep Adaptasi ………………………………………………… 12
12. Macam-Macam Adapatasi ………………………………… 12

BAB III. PENUTUP


1.  Kesimpulan ………………………………………………… 14
2.  Saran ………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 15

Anda mungkin juga menyukai