Anda di halaman 1dari 10

Juitech / Vol.4 / No.

1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

ANALISA CAMPURAN HRS-BASE PADA ASPAL PENETRASI 60/70


DENGAN TAMBAHAN LATEKS

Parada Afkiki Eko Saputra1) Miska Apulina Sembiring2)


1)
Dosen Universitas Quality
2)
Mahasiswa Universitas Quality
E-mail : paradaafkiki@gmail.com

Abstrak

Lapis Pondasi Aspal (Aphalt base) adalah bagian dari lapis perkerasan aspal, yang berada
dibawah lapisan aus (wearing course) dan lapis antara (binder course. Dalam hal ini jenis
campuran Aspal Base yang d iteliti yaitu HRS-base yang dicampur dengan getah karet
(lateks). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keelastisan dan
kekakuan aspal setelah dicampur getah karet. Penelitian ini dilakukan dengan kadar aspal 6%
dan kadar Lateks 0%, 0.5%, 0.75%, 1%, 1.5%, dan 2%. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Sabaritha Perkasa Abadi (SPA) Jalan Tambusan Merek. Penelitian ini
dilakukan dengan langkah yaitu Persiapan Benda Uji, Gradasi Agregat, dan Melakukan
Marshall Test. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penambahan getah karet
optimum yang dapat digunakan dalam campuran adalah variasi getah karet 0.5%, 0.75%,1%
dan 1.5% karena memiliki nilai stabilitas tinggi dan nilai rongga dalam campuran (VIM)
rendah, tapi variasi getah karet yang paling baik digunakan yaitu variasi getah karet 1.5%
karena variasi tersebut memiliki nilai stabilitas paling tinggi dan nilai rongga dalam campuran
paling rendah , nilai stabilitas tinggi mengindikasikan tingkat kekuatan Lataston HRS-BASE
terhadap kemampuan menahan beban.Sedangkan nilai rongga dalam campuran rendah
mengindikasikan ketahanan aspal terhadap genangan air. Pencampuran Aspal dengan Lateks
dapat dijadikan solusi untuk jalan raya yang menerima beban berat dari kendaraan dan juga
mampu mengindikasikan ketahanan aspal terhadap genangan air dikarenakan curah hujan di
Indonesia tinggi.
Kata kunci: HRS-base, Lateks,Test Marshal, Stabilitas

Abstract

Lapis Foundation Asphalt (Aphalt base) is part of the asphalt pavement layer, which is under
the wearing course and the intermediate layer (binder course. In this case the type of Asphalt
Base mixture which is examined is HRS-base mixed with rubber sap ( latex) This study aims
to determine the degree of elasticity and stiffness of asphalt after mixed with rubber latex.This
research was conducted with asphalt content of 6% and Latex content of 0%, 0.5%, 0.75%,
1%, 1.5%, and 2%. This research was carried out at the Sabaritha Perkasa Abadi Laboratory
(SPA) on the Brand of Tambusan Road.This research was carried out by the steps of
Preparation of Test Objects, Aggregate Gradation, and Conducting a Marshall Test. rubber
sap 0.5%, 0.75%, 1% and 1.5% because it has a high stability value and the value of cavity in
the mixture (VIM) is low, but the rubber variation is the best used is a variation of 1.5%
rubber latex because the variation has the highest stability value and the lowest value of the
cavity in the mixture, the high stability value indicates the strength of HRS-BASE Lataston
against the ability to withstand the load. . Mixing Asphalt with Latex can be used as a
solution for highways that receive heavy loads from vehicles and can also indicate the
resistance of asphalt to standing water due to high rainfall in Indonesia.

Keywords: HRS-base, Latex, Test Marshal, Stability,

38
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Pendahuluan tingkat kekakuan dan keelastisan aspal


Indonesia adalah negara dengan setelah ditambahkan bahan campuran
dua iklim yaitu penghujan dan getah karet.
kemarau.Kedua iklim tersebut
memberikan masalah yang begitu Metode Penelitian
kompleks bagi perkerasan jalan yang ada. a. Tahap I
Disaat musim penghujan, curah hujan Pengambilan agregat di sekitar AMP
sangat tinggi hingga banjir terjadi dimana- seperti, pasir, abu batu, CA 3/4 , CA ½ ,
mana. Sedangkan jika musim kemarau ma 3/8, Aspal penetrasi 60/70 dan Lateks
curah hujan sangat sedikit masyarakat (getah karet)
untuk mendapatkan air bersih hingga b.Tahap II
mengakibatkan kekeringan dimana- mana Mentukan berdasarkan berat total
serta sulitnya campuran, yaitu 1200 gram.
Dalam upaya meningkatkan c. Tahap III
kekuatan struktur perkerasan jalan perlu Sebelum dilakukan pemanasan agregat,
adanya penggunaan campuran beraspal aspal pen terlebih dahulu dipanaskan
panas dengan pemilihan material yang mencapai suhu 200 derajat agar Lateks
baik juga dapat pula dengan memodifikasi dapat larut, waktu yang dibutuhkan sekitar
dengan menggunakan bahan tambahan 30 menit hingga lateks benar-benar
sehingga diharapkan bisa meningkatkan larut.Agregat yang sudah ditimbang
kinerja campuran aspal. Salah satu bahan dipanaskan mencapai suhu 155 derajat
yang dapat digunakan yaitu elastomer cellcius, lalu aspal penetrasi 60/70 dengan
alami / lateks (getah karet). Bahan alami campuran lateks dituang ke dalam wajan
ini memberikan banyak keuntungan dalam yang berisi agregat yang diletakkan di atas
perkerasan jalan, selain untuk bahan timbangan sesuai dengan persentase
pengganti sebagian dari aspal , dimana bitumen concent berdasarkan berat total
lateks (getah karet) tersebut banyak agregat.
dijumpai di Indonesia (Indral, 2016). d.Tahap IV
Pemakaian lateks juga memiliki Campuran dimasukkan ke dalam mold dan
keuntungan diantaranya terjadinya dipadatkan dengan alat pemadat sebanyak
penurunan penetrasi, peningkatan titik 75 kali tumbukan atas dan bawah.
lembek, dan peningkatan titik nyala. Selanjutnya didinginkan pada suhu ruang
Penambahan lateks kedalam aspal dapat 27 derajat selama kulang lebih 2 jam.
menurunkan kepekaan terhadap suhu pada Setelah dingin sample dikeluarkan dari
aspal seiring penambahan getah karet mold dengan dongkrak hidrolis.
alami. Penambahan ini juga meningkatkan e. Tahap V
ketahanan terhadap kerusakan yang Setelah benda uji dikeluarkan dari mold,
disebabkan oleh air karena interlocking kemudian dilakukan penimbangan untuk
antar agregat semakin baik. mencari berat kering (berat diudara) lalu
direndam selama 24 jam
Permasalahan 1. Dilakukan penimbangan berat benda di
Bagaimana Mengetahui sifat aspal, setelah udara
ditambahkan campuran getah karet pada 2. Timbangan dalam air
HRS- base dan pengaruhnya pada 3. Water bath selama 30 menit dengan
perkerasan jalan. Dan Mengetahui sejauh suhu 60 derajat
mana pengaruh tingkat kekakuan dan 4. Lalu dilakukan uji Marshall
keelastisan aspal setelah ditambahkan
bahan campuran getah karet. Kebutuhan Data Penelitian
Untuk memperoleh data sebagai bahan
Tujuan Penelitian utama dalam penelitian ini, maka
1. Mengetahui sifat aspal, setelah digunakan dua metode pengumpulan data
ditambahkan campuran getah karet sebagai berikut:
pada HRS- base dan pengaruhnya pada a. Studi pustaka, untuk memperoleh data
perkerasan jalan. sekunder dengan membaca sejumlah
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh

39
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

buku, artikel-artikel ilmiah sebagai kesempurnaan penelitian ini.


landasan teori dalam menuju
b.Pemeriksaan sampels dilakuikan di beberapa variasi kadar aspal, juga untuk
laboratorium untuk mendapatkan data mengetahui VIM, Flow, MQ, VMA, VFB,
primer yang akan digunakan untuk dan stabilitas dari masing – masing variasi
menganalisa hasil dari penelitian yang
dilaksanakan Hasil Dan Pembahasan
c. Menentukan berat aspal penetrasi 60/70,
berat filler dan berat agregat yang Pengambilan Agregat
dicampur berdasarkan variasi kadar lateks. A. Tahap I
Pengambilan agregat di Quarry seperti
Jumlah Benda Uji pasir, abu batu, CA ¾ , CA ½
Pembuatan benda uji digunakan untuk
mencari kadar aspal optimum dengan

Gambar 1. Pengambilan Agregat di Quarry


B. Tahap II
Gradasi Batu Pecah

Tabel 1. Hasil Gradasi Batu Pecah

40
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Tabel 2. Gradasi Batu pecah 1/2

Tabel 3. Gradasi Pasir

41
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Tabel 4. Gradasi Abu Batu

C. Tahap III
dicampur berdasarkan variasi kadar lateks.
Menentukan berat aspal penetrasi 60/70, Persentase ditentukan berdasarkan berat
berat filler, dan berat agregat yang total campuran yaitu 1200gram.

Gambar 2. Penimbangan Agregat

D. Tahap IV larut. Agregat yang sudah ditimbang


Sebelum dilakukan pemanasan agregat, dipanaskan pada suhu 155 derajat celcius
aspal pen terlebih dahulu dipanaskan lalu aspal penetrasi 60/70 yang bercampur
mencapai suhu 200 derajat celcius agar lateks dituang ke dalam wajan berisi
Lateks dapat larut,waktu yang dibutuhkan agregat yang diletakkan diatas timbangan
sekitar 30 menit agar lateks bennar-benar sesuai dengan berat total agregat.

42
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Gambar 3. Pemanasan Agregat

E. Tahap IV didinginkan pada suhu ruang 27 derajat


Campuran dimasukkan ke dalam mold dan selama 3 jam. Setelah dingin sampel
dipadatkan dengan alat compact sebanyak dikeluarkan dari mold dengan alat dogkrak
75 kali atas dan bawah. Selanjutnya hidrolis.

Gambar 4. Proses Pemadatan

F. Tahap VI Pada variasi getah karet 0,5% terjadi


Setelah benda uji dikeluarkan dari mold , peningkatan menjadi 32,67%. Lalu pada
kemudian dilakukan penimbangan untuk variasi getah karet 0,75% terjadi
mencari berat kering lalu direndam selama peningkatan menjadi 35,09%. Hal ini
24 jam. disebabkan karena aspal yang biasa
menyelimuti agregat sebagian digantikan
Rongga dalam agregat (VMA) lateks. Sifat lateks yang lebih encer
Hubungan VMA dengan penambahan dibandingkan aspal, akan membuat lateks
getah karet dapat dilihat dari Tabel 4.12. cepat meresap ke dalam agregat sehingga
bahwa penambahan getah karet (kadar lapisan yang menyelimuti aspal menjadi
aspal berkurang) menaikkan nilai tipis yang mengakibatkan rongga dalam
VMA.Nilai VMA terendah terdapat pada agregat besar (Indral, 2016). Namun
variasi getah karet 0% sebesar 29,02%. semua nilai VMA telah memenuhi nilai

43
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

VMA yang telah ditetapkan oleh minimal 18%.


spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3 yaitu

Grafik 1. Rongga Dalam Agregat

Rongga Dalam Campuran (VIM) mengalami penurunan dengan nilai VIM


Hubungan nilai VIM dengan variasi getah menjadi 4,08. Pada variasi getah karet 2%
karet pada hasil penelitian ini bisa dilihat juga mengalami penurunan dengan nilai
pada tabel 4.12.. Nilai VIM pada masing- VIM menjadi 1,07%. Hal ini menunjukkan
masing variasi getah karet ada yang tidak bahwa rongga yang terdapat dalam
memenuhi persyaratan. Penambahan getah campuran semakin mengecil akibat
karet menurunkan sedikit nilai VIM. Nilai ditambahkan lateks ke dalam campuran,
VIM tertinggi pada variasi getah karet sehingga menyebabkan ketahanan aspal
0,75% dan 1% yaitu 7,95%.Sedangkan terhadap air meningkat dan proses oksidasi
nilai VIM pada variasi getah karet 1,5% campuran dapat dikurangi (Wijaya, 2016).

Grafik 2. Rongga Dalam Campuran (VIM)

Rongga Terisi Aspal (VFB) aspal. Besarnya nilai VFB menunjukkan


Hubungan nilai VFB dengan variasi getah keawetan suatu campuran beraspal,
karet pada hasil penelitian ini dapat dilihat semakin tinggi nilai VFB menunjukkan
pada Tabel 4.12. Nilai VFB sudah semakin banyak rongga terisis aspal yang
memenuhi spesifikasi Umum Bina Marga membuat capuran beraspal akan semakin
2010 Revisi 3 yang menetapkan batas awet (Putra,2017). Sedangkan penurunan
minimum nilai VFB adalah 68%. Hasil nilai VFB disebabkan oleh kurang
penelitian ini menunjukkan nilai VFB pada padatnya aspal karena pembuatan aspal
variasi getah karet 0% sebesar 85,01%. dilakukan secara manual dengan tenaga
Pada variasi getah karet 0,75% terjadi manusia, selain itu penurunan nilai VFB
penurunan menjadi 77,34%. Sedangkan dapat terjadi karena jumlah aspal efektif
pada variasi getah karet 5% mengalami yang mengisi rongga-rongga antar butir
peningkatan menjadi 87,39%. Peningkatan agregat sedikit sehingga rongga udara
nilai VFB menunjukkan penambahan getah besar. Hal ini dapat mengurangi keawetan
karet dapat meningkatkan rongga terisi dari campuran (Dalimunthe, 2015)

44
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Grafik 3. Rongga Terisi Aspal (VFB)

Stabilitas (MS) penetrasi yang semakin tinggi


Nilai stabillitas menunjukkan kemampuan (Putra,2017)Hasil penelitian menunjukkan
suatu campuran untuk dapat menahan suatu bahwa campuran aspal dengan
deformasi yang telah diakibatkan oleh penambahan getah karet memiliki nilai
suatu beban. Semakin bertambahnya kadar stabilitas yang tinggi dibandingkan dengan
aspal dalam suatu campuran akan campuran aspal tanpa getah karet.
meningkatkan nilai stabilitas semakin Penambahan getah karet dapat
tinggi, namun akan turun pada titik meningkatkan kekuatan aspal. Nilai
tertentu. Hal ini diakibatkan menebalnya stabilitas pada variasi 0% sebesar
selimut aspal terhadap agregat, sehingga 985,23kg. Pada variasi getah karet 0,75%
membuat campuran menjadi lentur dan mengalami peningkatan menjadi
nilai stabilitas menurun, tapi dengan 1802,25kg. Lalu, pada variasi getah karet
penambahan getah karet membuat nilai 1,5% juga mengalami peningkatan menjadi
stabilitas semakin besar, dikarenakan 2763,45kg. Nilai stabilitas sudah
tingginya daya tahan campuran getah karet memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum
dengan aspal dalam menahan beban yang BinaMarga 2010 revisi 3.
ditunjukkan dari nilai hasil pengujian

Grafik 4. Stabilitas (MS)

Kelelehan(Flow) bertambahnya kadar getah karet akan


Nilai Flow menunjukkan tingkat kekakuan membuat nilai flow semakin meningkat.
suatu perkerasan, nilai yang kecil Hal ini disebabkan karena sifat aspal
cenderung menghasilkan perkerasan yang meningkat ditambah lateks membuat
kaku dan getas. Hal ini akan campuran akan semakin lentur, sehingga
mengakibatkan perkerasan akan mudah ikatan antara agregat dengan aspal semakin
retak. Sebaliknya perkerasan niilai flow mebaik. Berdasarkan spesifikasi umun
yang tinggi akan mengakibatkan Bina Marga 2010 Revisi 3 dengan variasi
perkerasan bersifat elastis, hal ini akan penggunaan getah karet telah memenuhi
mengakibatkan perkerasan mudah berubah persyaratan minimal 2mm.
bentuk apabila dibebani(Putra, 2017). Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin

45
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Grafik 5. Kelelehan(Flow)

Hasil Bagi Marshall(MQ) E. Nilai stabilitas menjadi lebih tinggi


Berdasarkan nilai MQ tergantung dari dibandingkan aspal tanpa getah karet, hal
besarnya nilai stabilitas yang dipengaruhi ini menunjukkan bahwa getah karet dapat
oleh gesekan butiran yang saling mengunci meningkatkan kekuatan aspal.
antara butiran agregat dan kohesi F. Nilai flow semakin meningkat seiring
campuran, serta flow dipengaruhi oleh bertambahnya getah karet, hal ini
sifat-sifat aspal, gradasi bahan penyusun disebabkan oleh sifat karet yang elastis,
dan jumlah tumbukan. Nilai MQ sehingga membuat aspal menjadi lembek.
menunjukkan sifat kekakuan pada aspal
suatu perkerasan. Campuran dengan nilai 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
MQ tinggi menunjukkan kecenderungan dilakukan penambahan getah karet
bersifat kaku dan kurang lentur. Sedangkan optimum yang dapat digunakan dalam
nilai MQ yang rendah menunjukkan campuran adalah variasi getah karet 0.5%,
perkerasan yang plastis dan lentur sehingga 0.75% dan 1,5% yang memiliki stabilitas
mudah mengalai perubahan bentuk apabila tinggi dan nilai rongga dalam campuran
dibebani. (VIM) rendah, tapi variasi getah karet yang
paling baik digunakan yaitu variasi getah
Kesimpulan Dan Saran karet 1.5% karena variasi tersebut memiliki
Kesimpulan nilai stabilitas paling tinggi dan nilai
1. Dari hasil penelitian dan pembahasan rongga dalam campuran paling rendah
dapat disimpulkan sebagai berikut: (VIM), nilai stabilitas tinggi
Penambahan getah karet sebagai pengganti mengindikasikan tinggat kekuatan Lataston
sebagian aspal membuat perubahan pada HRS-BASE terhadap kemampuan
sifat-sifat dan karakteristik campuran menerima beban Sedangkan nilai rongga
beraspal HRS-BASE diantaranya sebagai dalam campuran (VIM) rendah
berikut: mengindikasikan ketahanan aspal terhadap
A. Nilai VMA yang semakin meningkat, air.
hal ini disebabkan karena aspal yang biasa
menyelimuti agregat sebagian digantikan Saran
oleh lateks yang mengakibatkan rongga
dalam agregat semakin besar. 1. Diharapkan bagi instansi pemerintah
B. Nilai VIM yang meningkat akibat yang terkait dalam hal ini terutama Dinas
ditambahkannya lateks ke dalam campuran PU, bisa melakukan penelitian lebih lanjut
aspal yang menyebabkan rongga yang tentang ‘ ANALISA CAMPURAN HRS-
terdapat dalam campuran semakin BASE PADA ASPAL PENETRASI 60/70
mengecil karena ditambahkannya lateks ke DENGAN TAMBAHAN LATEKS ’ agar
dalam campuran sehingga ketahanan aspal bisa kedeepannya diterapkan dalam
terhadap air meningkat. pelaksanaan lapangan.
C. Nilai VFB yang mengalami peningkatan
dan sebagian lagi mengalami penurunan. 2. Sebaiknya pada saat penimbangan
D. Nilai MQ semakin meningkat sampel diperhatikan secara seksama agar
dikarenakan nilai stabilitas dan flow hasil lebih detail karena mempengaruhi
mengalami peningkatan. hasil untuk VIM, VMA, dan VFB.

46
Juitech / Vol.4 / No.1 / April 2020 / p-ISSN : 2580-4057/ e-ISSN : 2597-7261

Daftar Pustaka Departemen Pekerjaan Umum, Badan


Departemen Pekerjaan Umum (2010). Penelitian dan Pengembangan PU,
Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi Standar Nasional Indonesia,
3,Direktorat Jenderal Bina Marga, Angularitas dengan Uji Kadar
Departemen PU, Jakarta. Rongga, SNI 03-6877- 2002.
Departemen Pekerjaan Umum, Badan Oemar, Bakrie. 2001. Bahan Perkerasan
Penelitian dan Pengembangan PU, Jalan, Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Standar Sipil Universitas Sriwijaya.
Nasional Indonesia, Gumpalan Sukirman, S. (1999). Perkerasan Lentur
lempung dan butiran mudah pecah, Jalan Raya. Nova, Bandung. Cetakan
SNI-03-4141-1996. kelima.
Departemen Pekerjaan Umum, Badan Sukirman, Silvia. 1995.Perkerasan Lentur
Penelitian dan Pengembangan PU, Jalan Raya. Bandung.SILVIA
Standar SUKIRMAN, 2003 Agregat Dan
Nasional Indonesia, Metode Pengujian Klasifikasinya.
Agregat Halus atau Setara Pasir Sumiati. 2011. Pengaruh Gradasi Agregat
yang Mengandung Bahan Plastis Terhadap Daya Dukung Base A, Pilar
dengan Cara Setara Pasir, SNI 03- Jurnal Teknik Sipil, Vol. 6, No.2, Teknik
4428-1997. Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya.

47

Anda mungkin juga menyukai