Anda di halaman 1dari 8

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif

pada Bayi di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Anggorowati (*), Fita Nuzulia (**)

*Departemen Keperawatan Maternitas dan Anak, Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang
**Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kendal, Kendal

Email: aangham@gmail.com

Abstrak

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi. ASI bermanfaat untuk perkembangan otak bayi karena
otak bayi akan semakin baik apabila bayi banyak meminum ASI. Selama ibu menyusui agar tercapai
pemberian ASI eksklusif ibu membutuhkan dukungan, salah satunya yaitu dukungan keluarga. Dukungan
keluarga sangat berperan dalam kelancaraan proses menyusui dan pemberian ASI.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di
Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang menyusui dan
mempunyai bayi berusia 6-12 bulan di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal pada bulan Juni
2011. Tekhnik pengambilan sampel adalah tekhnik sampling jenuh / total populasi dengan jumlah sampel 34
responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dari hasil uji statistik Kendal
tau diperoleh nilai value = 0,003 ( <0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi. Dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI eksklusif
pada bayi, hal ini didukung oleh pengetahuan keluarga tentang pemberian ASI yang baik.Ibu menyusui perlu
meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi dalam memberikan ASI, menambah pengetahuan tentang
pemberian ASI yang benar melalui penyuluhan di tempat pelayanan kesehatan.

Kata kunci :ASI eksklusif, dukungan keluarga, pengetahuan, motivasi


Latar Belakang ASI secara eksklusif (Yuliarti, 2010). Bayi
akan mendapatkan kolostrum yaitu berupa
cairan emas yang kaya akan antibodi dan
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik sangat penting untuk pertumbuhan yang
dan satu-satunya makanan yang dibutuhkan sangat dibutuhkan bayi, dapat dilakukan
bayi untuk enam bulan pertama. Bayi yang dengan mengupayakan bayi menyusu secara
diberi ibunya susu formula, air, teh, atau dini (Maryunani, 2005). ASI jika
sereal sebelum enam bulan akan kurang dikonsumsi bayi dapat menambah kadar
menerima air susu ibu. Hal ini membuat ibu DHA (Docosahexaenoic Acid) dalam otak.
kurang menghasilkan air susu. Makanan- ASI mengandung banyak sekali DHA dan
makanan lain ini juga dapat mengakibatkan zat kebal yang mencegah infeksi atau
diare, alergi, atau masalah-masalah lain penyakit pada bayi. Perkembangan otak
pada bayi kecil (Klein, 2004). bayi akan semakin baik apabila bayi
semakin banyak meminum ASI (Pasiak,
ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan 2006).
dan perkembangan kecerdasan
anak.Menurut penelitian, anak-anak yang ASI adalah makanan yang gratis dan tanpa
tidak diberi ASI mempunyai IQ zat kimia (Pasiak, 2006).Bayi pada awal
(Intellectual Quotient) lebih rendah 7-8 poin bulan paling berisiko terhadap berbagai
dibandingkan dengan anak-anak yang diberi
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Desa
Bebengan 1Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal Anggorowati, Fita
Nuzulia
penyakit, ASI eksklusif membantu (SDKI) Tahun 2002-2003 mempublikasikan
melindungi terhadap diare dan infeksi bahwa hampir seluruh bayi di Indonesia
lainnya.Berdasarkan penelitian di negara (96%) pernah mendapatkan
maju, ASI dapat menurunkan angka infeksi ASI(Nurmiati,2008).Salah satu sasaran
saluran pernafasan bawah, otitis media program dalam menuju Indonesia sehat
(infeksi pada telinga tengah), meningitis tahun 2010 adalah sekurang-kurangnya
bakteri (radang selaput otak), infeksi 80% ibu menyusui memberikan ASI
saluran kemih, diare, dan necrotizing eksklusif kepada bayinya. Akhir-akhir ini
enterocolitis.ASI diberikan minimal enam penggunaan ASI cenderung menurun di
bulan tanpa makanan pendamping ASI berbagai negara berkembang termasuk
(PASI) inilah yang disebut dengan ASI Indonesia, menurut data dari SDKI tahun
eksklusif (Proverawati, 2010). 2002-2003 cakupan ASI eksklusif di
Indonesia pada bayi usia 4-5 bulan sebesar
Faktor psikologis ibu dalam menyusui 14%, berbagai kendala yang menyebabkan
sangat besar pengaruhnya terhadap proses kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif
menyusui dan produksi ASI. Ibu yang stres, diantaranya ibu bekerja, pengetahuan ibu,
khawatir bisa menyebabkan produksi ASI budaya di masyarakat dan kurang
berkurang.Hal ini karena sebenarnya yang informatifnya petugas kesehatan dalam
berperan besar dalam memproduksi ASI itu mempromosikan ASI(Wulandari,2006).
adalah otak, otak yang mengatur dan
mengendalikan ASI.Sehingga apabila Seorang ibu yang mempunyai ASI dengan
mengiginkan ASI dalam jumlah yang alasan apapun, tidak boleh mengganti ASI
banyak otak harus distel dan diset bahwa dengan susu binatang(Pasiak,2006). Pada
kita mampu menghasilkan ASI sebanyak tahun 2009, dalam penelitiannya dr. Utami
yang kita mau (Proverawati, 2010). Roesli,
SP.A.,IBCLC.,FABM.,mengemukakan
The American Academy of Pediatrics bahwa ada 11% ibu yang tidak pernah
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 menyusui, 19% yang menyusui kurang dari
bulan pertama dan selanjutnya minimal 3 bulan, 19% menyusui antara 3-6 bulan,
selama 1 tahun. WHO (World Health 28% menyusui antara 6-12 bulan, dan 24%
Organisation) dan UNICEF yang menyusui lebih dari 12 bulan.Survey
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 terbaru terhadap 115 wanita di Amerika
bulan, menyusui dalam 1 jam pertama Serikat menunjukkan bahwa 75% dari para
setelah melahirkan, menyusui setiap kali wanita ini menyusui secara eksklusif jika
bayi mau, dan tidak menggunakan botol pasangan menyetujuinya, tetapi hanya
atau dot (Proverawati, 2010). kurang dari 10% wanita yang menyusui jika
pasangannya tidak setuju atau tidak peduli.
Menurut sensus Dasar Kesehatan Keluarga dan teman-teman wanita yang
Indonesia pemberian ASI eksklusif terus pernah menyusui bisa berperan, terutama
menurun. Pada tahun 1997 sebesar42,4 % dalam memberikan dukungan dan
kemudian turun menjadi 39,5% pada tahun dorongan(Moody,2006).
2003.Angka kematian Bayi (AKB)
Indonesia sekarang ini berada pada kisaran Roesli (2004) menyatakan bahwa dukungan
30 per 1000 kelahiran hidup dan sekitar 5% keluarga merupakan faktor eksternal yang
kematiannya diakibatkan oleh penyakit paling besar pengaruhnya terhadap
infeksi yang terkait dengan rendahnya keberhasilan ASI eksklusif. Adanya
imunitas bayi. dukungan keluarga terutama suami maka
akan berdampak pada peningkatan rasa
Survey Demografi Kesehatan Indonesia percaya diri atau motivasi dari ibu dalam
menyusui. Suririnah (2004) mengatakan

2 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-
bahwa motivasi seorang ibu sangat takuti, dipengaruhi untuk beralih ke susu
menentukan dalam pemberian ASI eksklusif formula (Proverawati, 2010).
selama 6 bulan.Disebutkan bahwa dorongan
dan dukungan dari pemerintah, petugas Berdasarkan studi pendahuluan, dari data
kesehatan dan dukungan keluarga menjadi DINKES Kendal tahun 2011, jumlah bayi
penentu timbulnya motivasi ibu dalam yang mendapat ASI eksklusif yang terdapat
menyusui. di Puskesmas Kendal I dan Kendal II adalah
445. Dari jumlah tersebut yang mendapat
Friedman (2010) mengemukakan bahwa ASI eksklusif ada 103 bayi atau 23,1%.
dukungan keluarga dapat diberikan dalam Sedangkan dari 429 bayi yang berada di
beberapa bentuk, yaitu: a) dukungan Puskesmas Boja I yang mendapat ASI
informasional, b) dukungan penghargaan, eksklusif ada 72 bayi atau 16,8%. Hasil
c) dukungan instrumental, dan d)dukungan wawancara dengan beberapa ibu yang
emosional.Ibu menyusui membutuhkan berada di Desa Bebengan Kecamatan Boja
dukungan dan pertolongan, baik ketika Kabupaten Kendal pada bulan Maret 2011
memulai maupun melanjutkan mengemukakan bahwa singkatnya masa
menyusui.Sebagai langkah awal mereka cuti melahirkan mengakibatkan sebelum
membutuhkan bantuan sejak kehamilan dan masa pemberian ASI eksklusif berakhir
setelah melahirkan.Mereka membutuhkan sudah harus kembali bekerja. Penyebab
dukungan pemberian ASI hingga 2 tahun, lainnya adalah rendahnya dukungan
perawatan kesehatan maupun dukungan dari keluarga untuk memberikan ASI eksklusif
keluarga dan lingkungannya (Proverawati, pada bayi baru lahir.
2010).Keluarga terutama suami merupakan
bagian penting dalam keberhasilan atau Roesli (2007) menyatakan bahwa, bekerja
kegagalan menyusui, karena suami bukanlah salah satu alasan untuk ibu tidak
menentukan kelancaran pengetahuan ASI menyusui anaknya. Roesli mengemukakan
(let down refelex) yang sangat dipengaruhi ada tujuh langkah yang sangat penting
oleh keadaan emosi dan perasaan ibu untuk keberhasilan pemberian ASI secara
(Roesli, 2007). eksklusif terutama bagi ibu bekerja yaitu,
(1) mempersiapkan payudara, (2)
KTT (1990), merekomendasikan pentingnya mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui,
dukungan keluarga terhadap pemberian (3) menciptakan dukungan keluarga, (4)
ASI, bahwa semua keluarga mengetahui arti memilih tempat melahirkan yang sayang
penting mendukung wanita dalam bayi, (5) memilih tenaga kesehatan
pemberian ASI saja untuk 4 sampai 6 bulan yangmendukung pemberian ASI secara
pertama kehidupan anak dan memenuhi Eksklusif (6) mencari ahli persolan
kebutuhan makanan anak berusia muda menyusui seperti klinik laksatasi untuk
pada tahun rawan (Roesli, 2007). Dukungan persiapan apabila mereka mengalami
atau support dari orang lain atau orang kesukaran, dan (7) menciptakan suatu sikap
terdekat, sangat berperan dalam sukses positif tentang ASI dan menyusui.Penelitian
tidaknya menyusui. Semakin besar bertujuan untuk mengetahui hubungan
dukungan yang didapatkan untuk terus antara dukungan keluarga dengan
menyusui maka akan semakin besar pula pemberian ASIeksklusif pada bayi di Desa
kemampuan untuk dapat bertahan terus Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten
untuk menyusui. Dukungan suami maupun Kendal.
keluarga sangat besar pengaruhnya, seorang
ibu yang kurang mendapatkan dukungan
oleh suami, ibu, adik atau bahkan ditakut- Metode

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Desa
Bebengan 3Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal Anggorowati, Fita
Nuzulia
Penelitian ini merupakan penelitian bahwa kuesioner dukungan keluarga
deskriptif korelasi dengan desain cross terhadap pemberian ASI, dari 11 item
sectional.Populasi dalam penelitian ini pernyataan semua dinyatakan valid.
adalah semua ibu yang mempunyai bayi Didapatkan nilai validitas dari 11 item
berusia 6 - 12 bulan di desa Bebengan, pernyataan tersebut berada dalam rentang
kecamatan Boja, kabupaten Kendal antara 0,769 – 0,674 (r>0,361).Kuesioner
sejumlah 34 orang.Teknik pengambilan perilaku ibu dalam pemberian ASI, dari 13
sampel dengan teknik sampling jenuh item pernyataan semua dinyatakan
sehingga semua populasi diambil sebagai valid.Didapatkan nilai validitas dari 13 item
sampel. Kriteria inklusi sampel dalam pernyataan tersebut berada dalam rentang
penelitian ini adalah ibu yang pernah antara 0,815 – 0,644(r>0,361).
menyusui bayinya; ibu memiliki anak
berusia 6 - 12 bulan; ibu yang tinggal di Hasil uji reliabilitas adalah kuesioner
Desa Bebengan. dukungan keluarga, menghasilkan nilai
alpha sebesar 0,769.Kuesioner perilaku ibu
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dalam pemberian ASI, menghasilkan nilai
terdiri dari kuesioner dukungan keluarga alpha sebesar 0,772.Dengan demikian
dalam pemberian ASI yang terdiri dari 11 kuesioner dukungan keluarga dan perilaku
item pernyataan. Instrumen lain berupa ibu dalam pemberian ASI dinyatakan
kuesioner perilaku pemberian ASI yang reliabel karena nilai alphalebih dari 0,6 dan
terdiri dari 13 item pernyataan. Hasil uji mendekati 1.
validitas dan reliabilitas menunjukkan
Hasil

Hasil penelitian akan diuraikan dibawah dengan mendeskripsikan dukungan keluarga, perilaku
pemberian ASI dan hubungan diantaranya.

1. Dukungan Keluarga
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Responden yang Mendapat DukunganKeluargadalam
Pemberian ASI di Desa BebenganKecamatan Boja Kabupaten Kendal
Juni 2011 (N=34)

Dukungan Frekuensi ( f ) Persentase (%)


Baik 18 52,9
Sedang 14 41,2
Kurang 2 5,9
Total 34 100

2. Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Dalam
PemberianASI di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
Juni 2011 (N=34)

Perilaku Ibu Dalam


Frekuensi ( f ) Presentase ( % )
Pemberian ASI
ASI Eksklusif 9 26,5
ASI Tidak Eksklusif 25 73,5
Total 34 100

2 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Ekslusif
Tabel 3. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI pada bayi
di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
Juni 2011 (N=34)

Perilaku Ibu Dalam Pemberian


ASI Value Dukun
gan
Total
Keluarga ASI Tidak
ASI Eksklusif
Eksklusif
Baik 8 (44,4%) 10 (55,6%) 18 (52,9%) 0,003
Sedang 1 (7,1%) 13 (92,9%) 14 (41,2%)

Kurang 0 (00,0%) 2 (8,0%) 2 (5,9%)

Total 9 (26,5%) 25 (73,5%) 34 (100%)

Hasil uji statistik Kendal Tau diperoleh nilai value : 0,003 ( <0,05), apabila hasil

value Kendal Tau dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Diskusi berpendapat bahwa, suami dan keluarga
dapat berperan aktif dalam pemberian ASI
Wahyuni (2001) dalam hasil penelitiannya dengan cara memberikan dukungan
menunjukkan adanya hubungan antara emosional atau bantuan praktis lainnya.
dukungan keluarga dengan pemberian ASI
eksklusif yaitu dengan nilai = 0,000. Hal Pemberian ASI yang kurang dipengaruhi
ini juga didukung oleh penelitian Nuraeni oleh perilaku dalam memberikan ASI secara
(2000) yang menyatakan bahwa ada eksklusif, dimana perilaku seseorang
hubungan antara dukungan keluarga dengan terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya
perilaku pemberian ASI. Hasil penelitian dukungan masyarakat, informasi yang
dari Aksiwi (2009), menyatakan bahwa ada didapat serta situasi yang memungkinkan
hubungan bermakna antara dukungan ibu mengambil keputusan untuk
keluarga dengan kegagalan menyusui secara memberikan MP-ASI secepatnya atau tidak
eksklusif ( <alpha) atau (0,007 < 0,05). yang berdampak pada perilaku pemberian
MPASI (Notoatmodjo,
Hal ini sependapat dengan Sudiharto (2007) 2003).Hal ini mungkin dikarenakan adanya
menyatakan bahwa dukungan keluarga faktor – faktor lain yang mempengaruhi ibu
mempunyai hubungan dengan suksesnya memberikan ASI adalah kurangnya
pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. informasi tentang manfaat dan keunggulan
Dukungan keluarga adalah dukungan untuk ASI, kurangnya pengetahuan ibu tentang
memotivasi ibu memberikan ASI saja upaya mempertahankan kualitas dan
kepada bayinya sampai usia 6bulan, kuantitas ASI selama periode menyusui,
memberikan dukungan psikologis kepada merasa kurang modern dan menyusui
ibu dan mempersiapkan nutrisi yang dianggap cara kuno, takut hilangnya
seimbang kepada ibu. Roesli (2007) kecantikan dan tidak disayang oleh suami
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Desa
Bebengan 5Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal Anggorowati, Fita
Nuzulia
serta gencarnya iklan perusahaan susu botol eksklusif dengan nilai value = 0,003
di berbagai media masa. Hasil wawancara
dengan ibu menyusui di desa Bebengan
mengatakan bahwa ibu enggan menyusui
bayi karena ibu mengalami lecet pada
puting, air susu tidak keluar sehingga ibu Saran
memberikan susu formula dan bayi 1. Bagi Ibu Menyusui Berdasarkan
mengalami bingung puting. Masih banyak penelitian, walaupun dukungan keluarga
juga yang beranggapan bahwa susu formula dengan kategori baik, namun sebagian
lebih praktis diberikan dari pada ASI saat ibu dalam pemberian ASI eksklusif
ibu tidak bersama bayi. tidak memberikan ASI secara
eksklusif.Untuk itu hendaknya ibu dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan
Selain dukungan keluarga banyak faktor menigkatkan motivasi dalam
yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI pada bayi mereka
pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan bertanya kepada petugas
dengan teori Green (1980) dalam kesehatan tentang pemberian ASI
Notoatmodjo (2010) yaitu ada tiga faktor eksklusif pada bayi.
yang mempengaruhi perilaku kesehatan,
yaitu faktor predisposisi yang mencakup 2. Bagi Petugas Kesehatan Masih
pengetahuan dan sikap masyarakat perlunya meningkatkan upaya promosi
terhadapkesehatan,tradisi dan kepercayaan kesehatan terutama mengenai
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan pemberian ASI eksklusif secara intensif
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut melalui komunikasi langsung kepada
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat masyarakat dengan melibatkan suami,
sosial ekonomi dansebagainya. Faktor- keluarga, tokoh masyarakat, perawat
faktor pemungkinyang mencakup dan bidan di masyarakat desa
ketersediaan sarana dan prasarana atau Bebengan tentang pentingnya
fasilitas kesehatan bagi masyarakat.Faktor pemberian ASI. Misalnya dengan
penguatyang meliputi faktor sikap dan menggunakan gambar – gambar, melalui
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama media seperti video compact disk atau
dan perilaku petugas termasuk petugas melalui liflet tentang manajemen laktasi
kesehatan, suami dalam memberikan sehingga memudahkan ibu untuk
dukungannya kepada ibu primipara dalam memahami lebih dalam tentang pentingnya
merawat bayi baru lahir( Notoatmojdo, ASI dan cara menyusui yang benar.
2010 ). Hendaknya bagi petugas kesehatan untuk
memasang gambar – gambar mengenai tata
cara menyusui yang benar di tempat
Kesimpulan dan Saran pelayanan kesehatan. 3. Bagi Peneliti
Selanjutnya
Kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Perlu diteliti faktor lain yang
1. Dukungan keluarga terhadap pemberian mempengaruhi ASI Eksklusif seperti
ASI eksklusif sebanyak 18 (52,9%) masalah menyusui :ibu mengalami
resonden dengan kategori baik. puting lecet atau bayi mengalami
2. Sebagian besar responden memberikan bingung putting; karakteristik ibu
ASI tidak eksklusif sebanyak 25 menyusui seperti pendidikan, pekerjaan,
(73,5%). usia dan pendapatan keluarga..
3. Ada hubungan antara dukungan Penelitian lanjutan dengan tema yang
keluarga dengan pemberian ASI sama namun di wilayah yang lebih luas

2 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-
dan jumlah sampel yang lebih besar es/libri2/detail.jsp?id=71878&lokasi
agar hasilnya dapat digeneralisasikan. =lokal.
Juga perlu dipertimbangkan mengenai
penggunaan metode penelitian yang Nurmiati dan Besral.(2008). Pengaruh
berbeda. Durasi Pemberian ASI
TerhadapKetahanan Hidup Bayi di
Indonesia. Makara, Kesehatan Vol.
Daftar Pustaka 12, No. 2.

Aksiwi, D. K. U. (2009).Faktor-Faktor Notoatmodjo, S. (2010).Ilmu Perilaku


yang Berhubungandengan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Kegagalan Pemberian ASI Secara Pasiak, T. (2006).Manajemen Kecerdasan;
Eksklusif Pada Ibu Bekerja (Studidi Memberdayakan IQ, EQ dan
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama). SQuntuk Kesuksesan
Semarang. Diperoleh dari : Hidup.
http//www.pusatdatadanjurnalindone Bandung : Mizan Media Utama.
sia.com.
Proverawati, A., dan Asfuah, A.
Amiruddin, R. (2011). IMD Stretegi Ampuh (2009).Buku Ajar Gizi untuk
Menurunkan Kematian Kebidanan.Yogyakarta : Nuha
Bayi.Makasar : New Paradigma for Media.
Public Health.
Proverawati A., dan Rahmawati, E. (2010).
Friedman, M., Bowden, V. r., & Jones, E. Kapita Selekta ASI dan
G. (2010).Buku Ajar Keperawatan Menyusui.Yogyakarta : Nuha Media.
Keluarga; Riset, Teori &
Praktik.Jakarta : EGC. Roesli, U. (2007). Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta : Trubus Agriwidya.
Klein, S., Miller, S., & Thomson, F.
(2004). Bila Perempuan Sudiharto.(2007). Asuhan Keperawatan
Melahirkan;Panduan Mengenai Keluarga Dengan Pendekatan
Persalinan.Yogyakarta : Insist Press. Keperawatan Transkultural.Jakarta :
EGC.
Maryunani, A., & Nurhayati.(2005). Buku
Saku Asuhan Bayi Baru LahirNormal Suherni., Widyasih, H., dan Rahmawati, A.
(Asuhan Neonatal).Jakarta : Trans (2009). Perawatan Masa
Info Media. Nifas.Yogyakarta : Fitramaya.

Moody, J., Britten, J., Hogg, K. (2006). Suririnah.(2009). Buku Pintar Merawat
Menyusui Cara Mudah Praktis Bayi 0-12 Bulan; Panduan Bagi Ibu
danNyaman. Jakarta: Arcan. Baru Untuk Menjalani Hari – Hari
Bahagia dan Menyenangkan
Nuraneni, A. (2002). Hubungan BersamaBayinya. Jakarta: Gramedia
karakteristik ibu, dukungan keluarga Pustaka Utama.
dan pendidikanKesehatan dengan
perilaku pemberian ASI dan MP-ASI Wahyuni, S. (2001).Hubungan Penolong
di Desa WaruJaya Kecamatan Persalinan, Dukungan Keluarga dan
Parung Kabupaten Bogor.Bogor. Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Diperoleh dari Pemberian Kolostrum dan ASI
http://www.lontar.ui.ac.id/opac/them Eksklusif. Purworejo.
Wulandari, R. (2006). Hubungan Status
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Desa
Bebengan 7Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal Anggorowati, Fita
Nuzulia
Pekerjaan, Tingkat
Pengetahuan,Kepatuhan Ibu pada
Budaya dan Keterpaparan
Penyuluhan Gizi
TerhadapKegagalan Pemberian
ASI.http://www.pusatdatajurnaldansk
ripsi.com/index.php.htm. E2A304075.

Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI;


Makanan Terbaik Untuk
Kesehatan,Kecerdasan,dan
Kelincahan si Kecil.Yogyakarta :
ANDI OFFSET.

Yuliarti, I. D. (2008). Hubungan


Pengetahuan dan Sikap IbuDengan
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif.
Surakarta.

2 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei


8 2013; 1-

Anda mungkin juga menyukai