Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

TINGKAT STRES YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


MENTAL MAHASISWA TERKAIT PEMBELAJARAN DARING
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ( UMI )
ANGKATAN 2019

ANGGOTA KELOMPOK 2:

1. NINDITA RAHMAWATI 141 2018 0009


2. NUR MUHAEMIN MAYMUNA 141 2018 0011
3. SRI WAHYUNI NUR 141 2018 0103
4. RIZKY FEBRYAN SAMAL 141 2018 0164
5. A, MUHAMMAD FIKRI ZAINUL H 141 2018 0233
6. AISHWARA PUPUT ANDINI Y 141 2018 0260

KELAS C5

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan atas tugas kelompok dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah dicurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang dinanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak khususnya
kepada Ibu Sartika, SKM., M.Kes selaku dosen kami.
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran membangun
dari pembaca agar kiranya makalah ini nantinya dapat menjadi laporan
yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
ini,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Makassar, 1 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6

A. Tinjauan Umum Pembelajaran Daring ...................................... 6


B. Tinjauan Umum Kesehatan Mental ........................................... 9
C. Tinjauan Umum Stress ............................................................. 9

BAB III METODOLOGI ....................................................................... 19

A. Rancangan Penelitian................................................................ 19
B. Populasi dan Sampel ................................................................. 19
C. Bahan dan Instrumen Penelitian ............................................... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 21
E. Kekurangan & kelebihan survai Via Telpon ............................... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAHAN ................................................. 22

A. Karakteristik Responden............................................................ 22
B. Karakteristik Menurut Daerah Tempat Tinggal .......................... 23
C. Karakteristik Menurut Sikap dan Tindakan Responden ............. 25

iii
BAB V PENUTUP ............................................................................... 35

A. Kesimpulan ............................................................................... 35
B. Saran ........................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 36

LAMPIRAN ......................................................................................... 37

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Termasuk Zona


Merah

Tebel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal


Sudah Menerapkan PSBB Dengan Ketat

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Ceria Dalam


Suasana Hati / Mood Yang Baik Saat Mengikuti Kuliah
Daring

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Senan dan Santi


Saat mengikuti Kuliah Daring

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Aktif Dan


Bersemangat Dalam Mengikuti Pembelajaran Saat Daring

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Bangun Tidur Dengan


Perasaan Yang Fresh

Tabel 8 Distribusi Responden Bedasarkan Keseharian Dipenuhi


Dengan Hal-Hal Yang Membuat Tertarik Dan Senang

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Cemas Dan


Gelisah Ketika Memikirkan Kuliah Daring

Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Mengalami Susah Tidur

Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Gelisah


Sehingga Sulit Untuk Diam Dengan Tenang

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Menjadi


Mudah Jengkel Atau Mudah Tersinggung

v
Table 13 Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Takut Akan Hal
Buruk Terjadi

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa penyebaran virus corona (COVID-19) yang terjadi

saat ini ternyata menimbulkan dampak tersendiri pada sektor

pendidikan di Indonesia. Penyebaran COVID-19 yang begitu cepat

menciptakan kekhawatiran bagi Pemerintah, khususnya Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, kalangan orang tua dan peserta didik,

serta para tenaga pengajar, yaitu dengan keluarnya Surat Edaran

Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun

2020 Tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease

(COVID-19) di Perguruan Tinggi. Hal inilah yang kemudian membuat

sejumlah perguruan tinggi harus menghentikan proses kegiatan

belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di dalam kelas dan

menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran secara

daring dianggap menjadi solusi terbaik terhadap kegiatan belajar

mengajar di tengah pandemi COVID-19. Pembelajaran secara daring

(dalam jaringan) merupakan penerapan dari pendidikan jarak jauh.

Pembelajaran dengan cara ini bertujuan untuk menjaga kesehatan

dan keselamatan peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran daring

akan memberikan kesempatan peserta didik untuk tetap dapat

mengikuti suatu pelajaran atau mata kuliah tertentu tanpa adanya

batasan jarak dan waktu. (Maulana et al., 2020)

1
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Kualitas

pendidikan menggambarkan kualitas pembelajaran. Peningkatan

kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah

bagi para tenaga pendidik merupakan perubahan yang harus

dilakukan oleh dosen untuk tetap mengajar mahasiswa. Pendidikan

dengan jarak jauh memiliki tujuan agar mutu pendidikan meningkatkan

dan relevansi pendidikan serta meningkatkan pemerataan akses dan

perluasan pendidikan. Pendidikan jarak jauh yang diselenggarakan

dengan penjaminan kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

pemangku kepentingan merupakan salah satu mekanisme perluasan

akses pendidikan tinggi. Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ)

merupakan alternatif yang digunakan saat ini oleh setiap universitas

untuk melaksanakan proses belajar mengajar walaupun tidak dengan

tatap muka. Perubahan proses belajar dari tatap muka menjadi PBJJ

merupakan suatu keputusan yang harus dilakukan oleh univeritas

agar tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

(Argaheni, 2020)

Universitas merupakan sebuah organisasi modern yang harus

beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Universitas di tengah

pandemi COVID-19 harus tetap menjalankan proses belajar mengajar.

dengan mengubahnya menjadi PBJJ. PBJJ ini menjadi tantangan bagi

2
setiap universitas untuk tetap mejalankan tujuan pendidikan.

(Argaheni, 2020)

Pandemi COVID-19 menyebabkan sebuah Universitas

melakukan budaya adaptif. Tiga dimensi dan indikatornya adalah yaitu

penciptaan perubahan, fokus pada konsumen atau pelanggan, dan

pembelajaran organisasi. Penciptaan perubahan akan dilihat dari cara

universitas melakukan segala sesuatu cara yang fleksibel dan mudah

dalam menghadapi perubahan, dan kemampuan universitas dalam

memberikan tanggapan terhadap perubahan-perubahan lain dalam

lingkungan. Fokus pada konsumen (mahasiswa) dilihat dari

komentarkomentar dan saran-saran Mahasiswa yang bisa

menyebabkan perubahan, semua anggota (universitas) memiliki

pemahaman yang dalam terhadap keinginan dan kebutuhan

mahasiswa. Pembelajaran organisasi dilihat dari: Universitas

melakukan inovasi dan mengambil risiko dan Universitas terus belajar

dalam memnyikapi perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal.

(Argaheni, 2020)

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

laporan ini adalah Bagaimana tingkat stress yang mempengaruhi

kesehatan mental mahasiswa terkait pembelajaran daring program

studi kesehatan masyarakat universitas msulim indonesia angkatan

2019.

3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Bagaimana tingkat stress mahasiswa terkait

pembelajaran daring program studi kesehatan masyarakat

universitas msulim indonesia angkatan 2019 yang mempengaruhi

kesehatan mental.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui tingkat stress mahasiswa terkait

pembelajaran daring program studi kesehatan masyarakat

universitas msulim indonesia angkatan 2019.

2) Untuk mengetahui pembelajaran daring bagi kesehatan

mental mahasiswa program studi kesehatan masyarakat

universitas muslim Indonesia (UMI) angkatan 2019.

3) Untuk mengetahui suasana hati atau perasaan mahasiswa

dalam mengikuti pembelajaran daring program studi

kesehatan masyarakat universitas muslim Indonesia 2019.

4) Untuk mengetahui tanggapan mahasiwa dalam mengikuti

pembelajaran daring program studi kesehatan masyarakat

univeristas muslim Indonesia angkatan 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

mahasiswa tentang dampak pembelajaran daring terhadap

4
kesehatan mental serta sikap dalam menanggapi pembelajaran

daring dengan baik.

2. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

bagi mahasiswa untuk lebih menjaga kesehatan diri dan

perasaan mahasiswa saat mengikuti pembelajaran daring.

2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi

pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selajutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pembelajaran Daring


Belajar merupakan kegiatan fisik atau badaniah yang

merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara tingkah laku yang baru berkat

pengalaman serta latihan akibat adanya interaksi antar individu, dan

individu dengan lingkungannya (Agustin, 2011). Aktivitas belajar bagi

setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar.

Terkadang berjalan lancar, namun kadang-kadang tidak lancar,

kadang dapat menangkap apa yang dipelajari dengan cepat atau

dapat terasa sulit. Masalah yang juga kerap menghinggapi peserta

didik yaitu kejenuhan belajar (Astaman dkk, 2018). Manusia tidak

dapat terlepas dari kata belajar. Belajar merupakan bagian dari

manusia karena hal tersebut berlangsung seumur hidup. Manusia

belajar tidak hanya dengan dirinya sendiri melainkan belajar dengan

orang lain, lingkungan dan dengan kondisi yang ada di lingkungan

sekitar juga (Mubarak, 2018). Apabila siswa mengalami kejenuhan

belajar, dapat berdampak negatif terhadap hasil belajar. Meskipun

waktu yang digunakan untuk belajar cukup lama, akan tetapi hasilnya

tidak optimal karena kondisi jenuh (Jember & Tengah, 2020)

Pembelajaran yang dilaksanakan pada sekolah/universitas juga

menggunakan pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui

6
bimbingan orang tua. Menurut Isman pembelajaran daring merupakan

pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan

pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat

belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan

guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video

converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp

group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk

menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.

Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran

tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Sebagai mana yang

diungkapkan oleh Nakayama bahwa dari semua literatur dalam e-

learning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan

sukses dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor lingkungan

belajar dan karakteristik peserta didik. (W. A. F. Dewi, 2020)

Meski telah disepakati, pembelajaran daring masih

menimbulkan kontroversi. Bagi tenaga pengajar, pembelajaran daring

hanya efektif untuk penugasan, sedangkan untuk membuat peserta

didik memahami materi pembelajaran secara daring dinilai sulit. Selain

itu, kemampuan teknologi dan ekonomi setiap peserta didik berbeda-

beda. Tidak semua peserta didik memiliki fasilitas yang menunjang

kegiatan pembelajaran daring. Koneksi internet yang tidak memadai,

perangkat yang tidak mendukung, dan kuota internet yang mahal

menjadi penghambat pembelajaran daring. Namun, pembelajaran

7
harus terus berlanjut. Setiap penyelenggara pendidikan memiliki

kebijakan masing-masing dalam menyikapi aturan ini. Beberapa

institusi pendidikan tinggi memberikan subsidi kuota internet kepada

mahasiswa demi terselenggaranya pembelajaran daring. (Maulana et

al., 2020)

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Kualitas

pendidikan menggambarkan kualitas pembelajaran. Peningkatan

kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah

bagi para tenaga pendidik merupakan perubahan yang harus

dilakukan oleh dosen untuk tetap mengajar mahasiswa. Pendidikan

dengan jarak jauh memiliki tujuan agar mutu pendidikan meningkatkan

dan relevansi pendidikan serta meningkatkan pemerataan akses dan

perluasan pendidikan. Pendidikan jarak jauh yang diselenggarakan

dengan penjaminan kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

pemangku kepentingan merupakan salah satu mekanisme perluasan

akses pendidikan tinggi. Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ)

merupakan alternatif yang digunakan saat ini oleh setiap universitas

untuk melaksanakan proses belajar mengajar walaupun tidak dengan

tatap muka. Perubahan proses belajar dari tatap muka menjadi PBJJ

merupakan suatu keputusan yang harus dilakukan oleh univeritas

agar tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

(Argaheni, 2020)

8
B. Tinjauan Umum Kesehatan Mental

Pemahaman akan mental yang sehat tak dapat lepas dari

pemahaman mengenai sehat dan sakit secara fisik. Berbagai

penelitian telah mengungkapkan adanya hubungan antara kesehatan

fisik dan mental individu, dimana pada individu dengan keluhan medis

menunjukkan adanya masalah psikis hingga taraf gangguan mental.

Sebaliknya, individu dengan gangguan mental juga menunjukkan

adanya gangguan fungsi fisiknya. Sehat dan sakit merupakan kondisi

biopsikososial yang menyatu dalam kehidupan manusia. Pengenalan

konsep sehat dan sakit, baik secara fisik maupun psikis merupakan

bagian dari pengenalan manusia terhadap kondisi dirinya dan

bagaimana penyesuaiannya dengan lingkungan sekitar. (K. S. Dewi,

2012)

1) Definisi Sehat

Sehat (Health) secara umum dapat dipahami sebagai

kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baik

secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari

penyakit atau keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU

Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu

keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana

memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik secara

sosial maupun ekonomis. World Health Organization (WHO,

9
2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi

dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya

terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres

kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan

menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. (K. S. Dewi,

2012)

2) Individu yang sehat mental

merupakan Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah

pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat & bisa

diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai

norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi

interpersonal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989).

Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang sehat

mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk

menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan

menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang

bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat dapat

didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya

gangguan mental dan secara positif yaitu ketika hadirnya

karakteristik individu sehat mental. Adapun karakteristik individu

sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti:

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif,

10
karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues). (K. S.

Dewi, 2012)

3) Ruang Lingkup Kesehatan Mental

Adapun tujuan dan sasaran dalam Gerakan Kesehatan

Mental itu sendiri meliputi tujuannya:

a. memahami makna sehat mental dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

b. memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam

penanganan kesehatan mental

c. memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan

pencegahan kesehatan mental masyarakat.

d. memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan berbagai

sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan mental

masyarakat.

e. meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi timbulnya

gangguan mental. (K. S. Dewi, 2012)

C. Tinjauan Umum stress

stres adalah tekanan yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara

situasi yang diinginkan dengan harapan, di mana terdapat

kesenjangan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan individu

untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan,

mengancam, mengganggu, dan tidak terkendali atau dengan bahasa

11
lain stres adalah melebihi kemampuan individu untuk melakukan

coping. (Barseli & Ifdil, 2017)

1) Stres Akademik

Stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan

biasanya disebut dengan stres akademik. Desmita (2010)

menyatakan “Stres akademik adalah stres yang disebabkan oleh

academic stresor”. Academic stresor adalah stres yang dialami

siswa yang bersumber dari proses pembelajaran atau hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan belajar seperti: tekanan untuk naik

kelas, lama belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai

ulangan, keputusan menentukan jurusan atau karier serta

kecemasan ujian dan manajemen stres. (Barseli & Ifdil, 2017)

Sejalan dengan pendapat di atas, Rahmawati (2012)

menyatakan bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau

keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan

lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa

sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan

tuntutan. (Ifdil, I. (2015) juga menyatakan stres akademik adalah

stres yang muncul karena adanya tekanan-tekanan untuk

menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan

akademik yang semakin meningkat, sehingga mereka semakin

terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan. Selanjutnya,

12
(Bariyyah 2013; Rahmawati, W. K. 2017) menyatakan stres

akademik merupakan respon siswa terhadap berbagai tuntutan

yang bersumber dari proses belajar mengajar meliputi: (1)

tuntutan naik kelas, (2) menyelesaikan banyak tugas, (3)

mendapat nilai ulangan yang tinggi, (4) keputusan menentukan

jurusan, (5) kecemasan menghadapi ujian, dan (6) tuntutan untuk

dapat mengatur waktu belajar. Berdasarkan berbagai definisi yang

dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres

akademik adalah tekanan akibat persepsi subjektif terhadap suatu

kondisi akademik. Tekanan ini melahirkan respon yang dialami

siswa berupa reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi yang negatif

yang muncul akibat adanya tuntutan sekolah atau akademik.

(Barseli & Ifdil, 2017)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik Adapun

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres akademik, menurut

Barseli & Ifdil, (2017) yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut.

1) Faktor internal yang mengakibatkan stres akademik

a. Pola pikir

Individu yang berpikir tidak dapat mengendalikan situasi,

cenderung mengalami stres lebih besar. Semakin besar

kendali bahwa ia dapat melakukan sesuatu, semakin

kecil kemungkinan stres yang akan dialami siswa.

13
b. Kepribadian

Kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat

toleransinya terhadap stres. Tingkat stres siswa yang

optimis biasanya lebih kecil dibandingkan siswa yang

sifatnya pesimis.

c. Keyakinan

Penyebab internal selanjutnya yang turut menentukan

tingkat stres siswa adalah keyakinan atau pemikiran

terhadap diri. Keyakinan terhadap diri memainkan

peranan penting dalam menginterpretasikan situasi-

situasi di sekitar individu. Penilaian yang diyakini siswa

dapat mengubah pola pikirnya terhadap suatu hal

bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres

secara psikologis.

2) Faktor eksternal yang mengakibatkan stres akademik

a. Pelajaran lebih padat

Kurikulum dalam sistem pendidikan standarnya semakin

lebih tinggi. Akibatnya persaingan semakin ketat, waktu

belajar bertambah, dan beban siswa semakin meningkat.

Walaupun beberapa alasan tersebut penting bagi

perkembangan pendidikan dalam negara, tetapi tidak

dapat menutup mata bahwa hal tersebut menjadikan

tingkat stres yang dihadapi siswa meningkat.

14
b. Tekanan untuk berprestasi tinggi

Para siswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik

dalam ujian-ujian mereka. Tekanan ini terutama datang

dari orangtua, keluarga, guru, tetangga, teman sebaya,

dan diri sendiri.(Barseli & Ifdil, 2017)

2) Gejala-gejala Stres Akademik

Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala

emosional dan fisik menurut Barseli & Ifdil, (2017). Lebih lanjut

dijelaskan sebagai berikut.

a. Gejala emosional

Siswa yang mengalami stres akademik secara

emosional ditandai dengan: gelisah atau cemas, sedih atau

depresi karena tuntutan akademik, dan merasa harga dirinya

menurun atau merasa tidak mampu untuk melaksanakan

tuntutan dari pendidikan atau akademik.

b. Gejala fisik

Siswa yang mengalami stres akademik secara fisik

ditandai dengan: sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, susah

tidur, sakit punggung, mencret, lelah atau kehilangan energi

untuk belajar. Menurut Barseli & Ifdil, (2017) gejala stres terdiri

atas fisik, emosi, dan ditambah dengan perilaku, lebih lanjut

dijelaskan sebagai berikut: Gejala fisik Gejala yang termasuk

15
kategori fisik yaitu: sakit kepala, jantung berdebar-debar,

perubahan pola makan lemah atau lemas, sering buang air

kecil, dan sulit menelan.

c. Gejala emosi

Gejala emosi antara lain: depresi, cepat marah, murung,

cemas, khawatir, mudah menangis, gelisah terhadap hal-hal

yang kecil, panik, dan berperilaku implusif.

d. Gejala perilaku

Gejala perilaku seperti: dahi berkerut, tindakan agresif,

kecenderungan menyendiri, ceroboh, menyalahkan orang lain,

melamun, gelak tawa gelisah bernada tinggi, berjalan mondar-

mandir, dan perilaku sosial yang berubah. (Barseli & Ifdil,

2017)

3) Respon terhadap Stres Akademik

Reaksi terhadap stresor akademik terdiri dari pikiran,

prilaku, reaksi tubuh, dan perasaan menurut Barseli & Ifdil, (2017).

Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemikiran

Respon yang muncul dari pemikiran, seperti: kehilangan rasa

percaya diri, takut gagal, sulit berkonsentrasi, cemas akan

masa depan, melupakan sesuatu, dan berpikir terus-menerus

mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan.

16
b. Perilaku

Respon yang muncul dari perilaku, seperti: menarik diri,

menggunakan obat-obatan dan alkohol, tidur terlalu banyak

atau terlalu sedikit, makan terlalu banyak atau terlalu sedikit,

dan menangis tanpa alasan.

c. Reaksi tubuh

Respon yang muncul dari reaksi tubuh, seperti: telapak

tangan berkeringat, kecepatan jantung meningkat, mulut

kering, merasa lelah, sakit kepala, rentan sakit, mual, dan

sakit perut.

d. Perasaan

Respon yang muncul dari perasaan, seperti: cemas, mudah

marah, murung, dan merasa takut. Adapun respon lain

terhadap stres akademik menurut Barriyah (2013) adalah

respon seseorang terhadap berbagai tuntutan pada dirinya

yang tidak menyenangkan dan dipersepsikan individu sebagai

stimulus yang membahayakan serta melebihi kemampuan

individu tersebut untuk melakukan coping sehingga individu

tersebut bereaksi baik secara fisik, emosi, maupun perilaku.

Tuntutan yang bersumber dari proses belajar meliputi:

tuntutan menyelesaikan banyak tugas, tuntutan mendapat nilai

tinggi, kecemasan menghadapi ujian, dan manajemen waktu.

17
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

terdapat respon stres akademik yaitu fisik, emosi, dan

perilaku.(Barseli & Ifdil, 2017)

18
BAB III

METODOLOGI

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan hasil survey, saat ini banyak berita-berita tentang

pembelajaran daring dimana banyak pelajar mengalami masalah

kesehatan terutama kesehatan mental yaitu stress. Penelitian ini

menggunakan pendekatan konstruktif dengan jenis penelitian

menggunakan via Telpon untuk mengisi kuesioner yang telah

disediakan. Desain pembelajaran disusun dalam bentuk interaktif yang

memungkinkan kegiatan belajar dapat dilaksanakan tanpa tatap muka

antara dosen dan mahasiswa; dapat dilakukan kapan saja; dan di

mana saja sepanjang tersedia koneksi internet. Demi menjaga

validitas dan reliabilitas temuan maka dilakukan dua uji, yakni

normalitas dan homogenitas. Uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan statistis atau perhitungan dan Uji homogenitas

dilakukan dengan bantuan program SPSS.

B. Populasi dan Sampel


Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program studi

Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019.

Penelitian ini berlangsung selama 2 Minggu. Jenis penelitian ini

adalah Deskriptif. Populasi target pada penelitian ini adalah

Mahasiswa Program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim

Indonesia Angkatan 2019 sebanyak 281 Mahasiswa. Sampel

19
penelitian ditentukan dengan simple random sampling. Jumlah sampel

yang digunakan pada penelitian ini di tentukan menggunakan rumus

Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel adalah 160 mahasiswa.

Analisis data digunakan dengan menggunakan analisis univariat

dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik umum

mahasiswa yang dianggap terkait dengan variable yang ada didalam

tujuan penelitian. Dan menentukan minimal sampel yang akan diteliti.

Serta sebaiknya dalam penentuan sampel dengan Margin of error

yang ditetapkan adalah 5% atau 0,05.

𝑁
Rumus Slovin : n=
1+ 𝑁𝑒 2

C. Bahan dan Instrumen Penelitian


Instrument penelitian ini adalah alat-alat yang digunakan untuk

mrngumpulkan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner dan telpon.

Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang tersusun

dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan

jawaban. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui perilaku dan

sikap tentang masalah kesehatan responden.

Dalam melakukan penelitian survey ini kami menggunakan

survai via Telpon dimana telpon adalah alat komunikasi yang

diguakan untuk menyampaikan pesan suara jarak jauh.

20
D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner

yang diisi secara manual oleh pewawancara hasil data diperoleh

dengan menelpon beberapa responden secara random/ acak. Yang

menjadi sasaran dalam penelitian ini yaitu oleh mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019.

E. Kekurangan Dan Kelebihan Via Telpon dalam penelitian

a. Kekurangan

1. Tidak bisa mengontrol lawan bicara/ Responden.

2. Dalam menelpon memerlukan biaya dan dapat dikatakan

mahal.

3. Sebagian Responden tidak aktif dan sulit dihubungi.

b. Kelebihan

1. Mendapatkan jawaban yang diinginkan.

2. Dalam menggunakan via telpon sama hal nya mewawancara

responden secara langsung walaupun tidak tatap muka.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakterisktik Responden

Tabel 1.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin N %

1 Laki-laki 5 3,1%

2 Perempuan 155 96,9%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia,
dapat dilihat bahwa jumlah seluruh responden 160 orang dengan jenis
kelamin laki-laki berjumlah 5 Orang (3,1%) dan dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 155 Orang (96,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

22
B. Karakteristik Menurut Daerah Tempat Tinggal

Tabel 1.2

Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Termasuk Zona Merah

Berdasarkan Apakah
No daerah anda
termasuk zona merah N %

1 YA 50 31,2%

2 TIDAK 110 68,8

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut daerah zona merah, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh
responden 160 orang, yang menyatakan Ya berjumlah 50 Orang (31,2%)
dan Tidak Berjumlah 110 Orang (68,8%). Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah responden Sebagian besar berada pada daerah bukan zona
merah.

23
Tabel 1.3

Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Sudah


Menerapkan PSBB Dengan Ketat

Apakah didaerah anda


No sudah menerapkan psbb
dengan ketat N %

1 YA 106 66,2%

2 TIDAK 54 33,8%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Penerapan PSBB Ketat, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh
responden 160 orang, yang menyatakan Ya berjumlah 106 Orang (66,2%)
dan Tidak Berjumlah 54 Orang (38,8%). Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah responden Sebagian besar daerah telah menerapkan PSBB
secara ketat.

24
C. Karakteristik Menurut Sikap dan Tindakan responden

Tabel 1.4

Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Ceria Dalam Suasana Hati


/ Mood Yang Baik Saat Mengikuti Kuliah Daring

Saya Merasa Ceria


Dalam Suasana Hati /
No
Mood Yang Baik Saat N %
Mengikuti Kuliah Daring

1 Selalu 13 8,3%

2 Sering 40 24,8%

3 Kadang-kadang 100 62,5%

4 Jarang 7 4,4%

5 Hampir tidak pernah 0 0%

6 Sama sekali tidak pernah 0 0%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Suasana Hati/Mood Baik, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh
responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-Kadang” Sebanyak
100 Orang (62,5%) disusul “Sering” Sebanyak 40 Orang (24,8%) dan
Paling sedikit yaitu “Hampir Tidak Pernah” dan “Sama Sekali Tidak
Pernah” yaitu 0 Orang (0%).

25
Tabel 1.5

Distribusi Responden Berdasarkan Responden Merasa Senang Dan


Santai Saat Kuliah Daring

Saya merasa senang dan


No
santai saat kuliah daring N %

1 Selalu 19 11,9%

2 Sering 43 26,9%

3 Kadang-kadang 84 52,5%

4 Jarang 7 4,4%

5 Hampir tidak pernah 5 3,1%

6 Sama sekali tidak pernah 2 1%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Perasaan Senang dan Santai, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh
responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-Kadang” Sebanyak
84 Orang (52,5%) disusul “Sering” Sebanyak 43 Orang (26,9%) dan
Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 2 Orang (1%).

26
Tabel 1.6

Distribusi Responden Berdasarkan Responden Merasa Aktif Dan


Bersemangat Dalam Mengikuti Pembelajaran Saat Daring

Saya merasa aktif dan


bersemangat dalam
No
mengikuti pembelajaran N %
saat daring

1 Selalu 13 8,1%

2 Sering 45 28,1%

3 Kadang-kadang 92 57,6%

4 Jarang 9 5,6%

5 Hampir tidak pernah 1 0,6%

6 Sama sekali tidak pernah 0 0%

Total 160 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden merasa Aktif dan Semangat, dapat dilihat bahwa
jumlah seluruh responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-
Kadang” Sebanyak 92 Orang (57,6%) disusul “Sering” Sebanyak 45
Orang (28,1%) dan Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu
0 Orang (0%).

27
Tabel 1.7

Distribusi Responden Berdasarkan Responden Bangun Tidur


Dengan Perasaan Yang Fresh

Saya bangun tidur


No dengan perasaan yang
fresh N %

1 Selalu 28 17,5%

2 Sering 44 27,5%

3 Kadang-kadang 66 41,2%

4 Jarang 22 13,8%

5 Hampir tidak pernah 0 0%

6 Sama sekali tidak pernah 0 0%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Merasakan Fresh Saat Bangun Tidur, dapat dilihat
bahwa jumlah seluruh responden 160 orang, Paling Banyak yaitu
“Kadang-Kadang” Sebanyak 66 Orang (41,2%) disusul “Sering” Sebanyak
44 Orang (27,5%) dan Paling sedikit yaitu “Hampir Tidak Pernah” dan
“Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 0 Orang (0%).

28
Tabel 1.8

Distribusi Responden Berdasarkan Keseharian Dipenuhi Dengan


Hal-Hal Yang Membuat Tertarik Dan Senang

Keseharian saya dipenuhi


dengan hal-hal yang
No
membuat saya tertarik dan N %
senang

1 Selalu 26 16,4%

2 Sering 50 30,6%

3 Kadang-kadang 66 41,4%

4 Jarang 18 10,6%

5 Hampir tidak pernah 0 0%

6 Sama sekali tidak pernah 0 0%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Dipenuhi dengan Hal Senang, dapat dilihat bahwa
jumlah seluruh responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-
Kadang” Sebanyak 66 Orang (41,4%) disusul “Sering” Sebanyak 50
Orang (30,6%) dan Paling sedikit yaitu “Hampir Tidak Pernah” dan “Sama
Sekali Tidak Pernah” yaitu 0 Orang (0%).

29
Tabel 1.9

Distribusi Responden Berdasarkan Responden Merasa Cemas Dan


Gelisah Ketika Memikirkan Kuliah Daring

Saya merasa cemas dan


gelisah ketika
No
memikirkan kuliah N %
daring

1 Selalu 15 9,4%

2 Sering 50 31,3%

3 Kadang-kadang 71 44,4%

4 Jarang 13 8%

5 Hampir tidak pernah 9 5,6%

6 Sama sekali tidak pernah 2 1,3%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Merasa Gelisah Ketika Kuliah, dapat dilihat bahwa
jumlah seluruh responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-
Kadang” Sebanyak 71 Orang (44,4%) disusul “Sering” Sebanyak 50
Orang (31,3%) dan Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 2
Orang (1,3%).

30
Tabel 1.10

Distribusi Responden Berdasarkan Responden Mengalami Susah


Tidur

Saya mengalami susah


No
tidur N %

1 Selalu 35 21,9%

2 Sering 39 24,4%

3 Kadang-kadang 52 32,5%

4 Jarang 14 8,8%

5 Hampir tidak pernah 14 8,8%

6 Sama sekali tidak pernah 6 3,6%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Mengalami Susah Tidur, dapat dilihat bahwa jumlah
seluruh responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-Kadang”
Sebanyak 52 Orang (32,5%) disusul “Sering” Sebanyak 39 Orang (24,4%)
dan Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 6 Orang (3,6%).

31
Tabel 1.11

Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Gelisah Sehingga Sulit


Untuk Diam Dengan Tenang

Saya merasa gelisah


No sehingga sulit untuk N %
diam dengan tenang

1 Selalu 10 6,3%

2 Sering 31 19,4%

3 Kadang-kadang 65 40,6%

4 Jarang 31 19,4%

5 Hampir tidak pernah 16 10%

6 Sama sekali tidak pernah 7 4,3%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Merasa Gelisah, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh
responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-Kadang” Sebanyak
65 Orang (40,6%) disusul “Sering” dan “Jarang” Sebanyak 31 Orang
(19,4%) dan Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 7 Orang
(4,3%).

32
Tabel 1.12

Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Menjadi Mudah Jengkel


Atau Mudah Tersinggung

Saya menjadi mudah


No jengkel atau mudah N %
tersinggung

1 Selalu 17 10,6%

2 Sering 20 12,5%

3 Kadang-kadang 75 46,9%

4 Jarang 22 13,8%

5 Hampir tidak pernah 18 11,2%

6 Sama sekali tidak pernah 8 5%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Mudah Jengkel, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh
responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-Kadang” Sebanyak
75 Orang (46,9%) disusul “Jarang” Sebanyak 22 Orang (13,8%) dan
Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 8 Orang (5%).

33
Tabel 1.13

Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan Takut Akan Hal Buruk


Terjadi

Merasa takut seolah-


No olah sesuatu yang N %
buruk akan terjadi

1 Selalu 22 13,8%

2 Sering 43 26,9%

3 Kadang-kadang 57 35,5%

4 Jarang 19 11,9%

5 Hampir tidak pernah 13 8,1%

6 Sama sekali tidak pernah 6 3,8%

Total 160 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data hasil wawancara responden Mahasiswa/i


Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019 Universitas Muslim Indonesia
Menurut Responden Takut Akan Hal Buruk, dapat dilihat bahwa jumlah
seluruh responden 160 orang, Paling Banyak yaitu “Kadang-Kadang”
Sebanyak 57 Orang (35,5%) disusul “Sering” Sebanyak 43 Orang (26,9%)
dan Paling sedikit yaitu “Sama Sekali Tidak Pernah” yaitu 6 Orang (3,8%).

34
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah kami paparkan sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Berdasarkan hasil wawancara reponden dapat disimpulkan
bahwa Sebagian besar responden mengalami kejenuhan saat
pembelajaran daring, mengalami susah tidur dan stress saat
proses belajar daring.
2. Masih terdapatnya mahasiswa yang berada pada Kawasan
zona merah covid-19. Yang tidak aman untuk melakukan
pembelajaran offline, Sehingga semakin memperpanjang kuliah
online/Daring.
B. Saran
Kami berharap laporan ini dapat menambah pemahaman
bagi pembaca agar tertarik untuk terus dapat meningkatkan
keingintahuannya terhadap informasi perihal resiko terjadinya
penyakit dalam dri seseorang serta bahaya yang ditimbulkan. Demi
kesempurnaan laporan ini, kami berharap kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun agar laporan ini bisa lebih baik
untuk ke depannya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Argaheni, N. B. (2020). Sistematik riview : Dampak Daring saat Pandemi


COVID-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia A Systematic Review :
The Impact of Online Lectures during the COVID-19 Pandemic
Against Indonesian Students. 8(2).

Barseli, M., & Ifdil, I. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal
Konseling Dan Pendidikan, 5(3), 143. https://doi.org/10.29210/119800

Dewi, K. S. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental.

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2(1), 55–61. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89

Jember, I., & Tengah, D. I. (2020). Analisis Pembelajaran Daring


Terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Tadris Biologi 1.

Maulana, H. A., Daring, P., Mata, P., Statistik, K., Di, B., & Vokasi, P.
(2020). Analisis Tingkat Stres Mahasiswa Terhadap Pembelajaran
Daring pada mata kuliah Statistik Bisnis di Pendidikan Vokasi..
Administrasi Bisnis Internasional , Politeknik Negeri Bengkalis , email :
Psikologi , Fakultas Kedokteran , Universitas Sriwijaya , email . 17–
30.

36
LAMPIRAN 1

WAWANCARA TELPON

37
LAMPIRAN 2

KUESIONER

38

Anda mungkin juga menyukai