Anda di halaman 1dari 9

KEBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA

ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI BINA BAKTI


Dosen Pengampu : Ns. Puri Wulandini, S.kep, M.kes

OVI NUR JANNAH


1914401013

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
TAHUN 2021/2022
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di dalam suatu pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini kesehatan
merupakan langkah awal untuk anak memulai berkembang secara bertahap sesuai
dengan tahap perkembangannya. Tidak hanya lembaga lembaga di kota yang mampu
mewujudkan PHBS yang telah lebiih unggul di dalam lingkungan sekolah dengan
berbagai fasilitas yang lengkap dan modern.
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilku kesehatan yang
dilakukan atas kesadran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat.
Kegiatan menumbuhkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilingkungan
sekolah sangatlah penting dengan cara yang sedrhana dan berfasilitas seadanya. Kerja
sama antara guru dan wali murid sangat erat soal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini,
perilaku hidup bersih dan sehat di mulai dari awal wali murid atau orang tua yang
terbiasa berpakaaian rapi saat mengantar dan menjemput saat pulang sekolah. Ini
dilakukan agar anak dapat meniru kebiasaan dari orangtuanya, menggosok gigi,
mandi, dan juga mencuci tangan sebelum makan dan sesuadah makan akan perlu
dilakukan oleh orang tua karena 90% anak berada di naungan orang tua.
Upaya menjaga kesehatan juga dilakukan dalam sekolah dengan intruksi hal-
hal kecil yang setiap harinya dilakukan disekolah dan juga bisa dilakukan di rumah
yang kerap tiap hari diintruksikan dan dipraktikkan oleh guru dimasing-masing yakni
perintahnya gutu untuk mencuci tabgab sebelum makan dan sesudah makan. Perintah
atau intruksi ini dilakukan setiap hari oleh guru agar siswa dpat melakukannya di
rumah dan dimanapun mereka akan makan.
Praktik tentang keberdihan juga dilakukan disekolah dengan intruksi awal
guru kepada siswa untuk mencari sampah yang ada di dalam kelas kemudian
membuangnya di tempat sampah. Intruksi selanjutnya yakni penjelasan tentang
membuang sampah pada tempatnya dimanapun siwa berada. Kebersihan lainnya juga
di praktikkan yakni kebersihan pada diri sendiri, tentang menjaga kebersihan mulut
dengan cara menggosok gigi secara rutuin, mandi minimal dua kali sehari dan juga
menjaga kebersihan pakaian. Dengan cara dan praktik sederhana inilah lembaga
pendidikan anak usia dini di sekolah dapat terlaksana dengan baik.
Dengan kegigihan guru dan juga orang tua dalam bekerja sama membangun
perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara sederhana di dalam sekolah dan di lingkungan
sekitar sekolah. Kerjasaama antar guru dan orang tua dalam mengasuh kesehatan anak
sangant dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak dan melakukan optimalisasi
pertumbumhan dan perkembangan salah satu dengan melalui perilaku hidup bersih
dan sehat yang dimiliki oleh anak usia dini. Banyak manfaat yang didapat pada
perilaku hidup bersih dan sehat yakni jika anak dikenalkan hidup sehat mulai sejak
dini maka anak akan mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat kemudian hari,
dimanapun dan kapanpun anak akan tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
yang artinya anak usia dini memiliki perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini tidak
akan kehilangan tahap tumbuh kembangnya selanjutnya.
Pertumbuhan anak usia diniyang optimal bisa dikihat dari perilaku hidup
bersih dan sehatnya. Menurut kementrian kesehatan adanya perilaku hidup bersih dan
sehat sangat penting dilakukan dilingkungan anak. Anak usia dini memiliki
kemampuan belajar yang sangat cepat, anak belajar dari bagaimana orang dewasa
memperlakukan mereka. Anak usia dini juga belajar melalui pengamatan mereka
terhadap suatu kejadian. Anak usia dini belajar melalui pengamatan mereka terhadap
suatu kegiatan yang dilakukan orang tua atau gurunya. Anak usia dini belajar dari apa
yang mereka dengar dari orang tua dan orang-orang dewasa di sekitar lingkungannya.
Anak usia dini akan meniru kegiatan orang tuanya sehingga mereka memperoleh
pengalaman tentang suatu kegiatan. Jika orang tua membiasakan perilaku hidup
bersih dan sehat maka kebiasaan tersebut akan dimilki anak sampai tahap
perkembanganya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini difokuskan pada :
1. Bagaimana strategi guru dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia dini di sekolah

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian yang akan dicapai adalah :
a) Tujuan Umum
1) Untuk mengetahui strategi guru dalam penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat pada anak usia dini di sekolah
b) Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui peran guru terhadap anak usia dini di sekolah dalam
penerapan hidup bersih dan sehat pada anak usia dini

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah
sebagai berikut :
1) Manfaat bagi guru
Mendorong guru berkembang secara profesional dan dapat memahami
tugasnya sebagai pendidik di kelas dalam menerapkan berbagai strategi dalam
pembelajaran serta dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
mucul di kelasnya secara profesional.
2) Manfaat bagi peserta didik
Mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran melalui
perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga mencapai tujuan pembelajaran
dengan lebih baik.
3) Manfaat bagi peneliti
Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan
penelitian lanjut tentang pentingnya kesehtan di dalam anak usia dini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Anak Usian Dini
2.1.1.1 Pengertian
Pendidikan anak usi dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang penddidiakn dasr yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur
formal, nonformal, dan informal.
Masa anak usia dini disebut juga sevagai awal masa kanak-kanak yang
memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. Ciri-ciri ini tercermin dalam sebutan
– sebutan yang diberikan oleh para orang tua, pendidik dan ahli psikologi
untuk anak usia dini (Hurlock, 1993). Bagi orang tua, masa kanak-kanak
merupakan usia yang sulit, karena anak-anak berada dalam proses
pengembangan keprinadian. Proses ini berlangsung dengan disertai perilaku-
perilaku yang kurang menarik untuk orang tua, misalnya melawan orang tua,
marah tanpa alsan, takut yang tidak rasional, dan sering juga merasa cemburu .
selainitu katakan sebagai usia yang sulit, anak usia dini oleh orang tua juga
dianggap sebagai usia bermain karea pada masa-masa ini anak-anak
menghabiskan waktunya untuk bermain dan puncaknya ada pada tahun-tahun
tersebut.
Usia dini juga disebut sebagai usia menjelajah atau usia bertanya.
Sebutan ini dikenakan pada mereka dalam tahap ingin tahu keadaan
lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimna perasaannya serta
bagaimana supaya anak dpat menjadi bagian dari lingkungannya. Selain kedua
sebutan yang diberikan oleh para ahli psikologi kepada anak usia dini, ahli
psikologi juga menyebut anak usia dini sebagai usia meniru. Anak anak
meniru pembicaraan dan tingkah laku orang lain. Namn dmeikian, pada usia
ini anak-anak juga sering kedapatan menunjukan kretivitrasnya dalam
bermain. Oleh karena itu, masa ini disebut juga sebagai masa kreatif.
Pasal 1 ayat 14 Undang –Undang SISDIKNAS Tahun 2003
mencantumkan pengertian anak usia dini sebgai anak yang berusia 0 bulan
(sejak lahir) hingga usia enam tahun. Morrison (1988) serta Konsetelnik,
Soderman, dan Whiren (1999), menyebut anak usia dini sebagi usia pada sat
anak yang baru lahir hingga usia delpan tahun, berdasar definisi anak usia dini
menurut National Association For Education of Young Children (NAEYC).
Hurlock (1993), menyebut anak usia dini sebagai masa kanak-kanak yang
mengacu pada usia prasekolah untuk membedakan dengan masa kerika anak
harus menghadapi tugas-tugas pada saat mulai mengikuti pendidikan formal.
Semiawan (2002), menguraikan ciri-ciri berfikir anak usia dini sesuai
dengan teori piaget, terdiri dari “
1) Berfikir secara konkret, di mana kemampuan representasi simbolis yang
memungkinkan seseorang untuk memikirkan hal abstarak (seperti cinta,
keadilan, dan tuhan) belum dapat di pahami.
2) Realisme, yaitu kecenderungan yang kuat untukmenanggapi segala sesuatu
sebagai hal yang ril atau nyata.
3) Egosentris, yaitu melihat segala sesuatu hanya dari sudt pandang nya
sendiri dan tidak mudah menerima penjelasan dari sisi lain.
4) Kecenderungan untuk berfiukir sederhan dan tidak mudah menerima
sesuatu yang majemuk.
5) Animisme, yaitu kkecenderungan untuk berfikir bahwa semua objek di
lingkungan sekitarnya memiliki kualitas kemanusiaan sebagaimana yang
dimiliki anak.
6) Sentrasi, yaitu kecenderungan untuk mengonsentrasikan diri hanya pada
satu aspek dari suatu situasi.
7) Anak usia dini dapoat dikatakan memiliki imajinasi yang amat kaya dan
imajinasi ini merupakan awal munculnya bibit kreativitas anak.

2.2 Perilaku Sehat


2.2.2 Pengertian Sehat / Kesehatan
Pengertian sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan
normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara
sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit. Pengertian sehat adalah
hal yang senantiasa diinginkan setiap orang. Pengertian sehat juga dapat
didefinisikan sebagai sehat, tidak dapat diartikan sebagai sesuatu yang statis,
menetap pada kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan
dalam rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi
puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempuran. Ada beberapa
pengertian sehat dan diantaranya menurut WHO adalah suatu keadan yang
sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan, berikut beberapa pengertian sehat yaitu :
a. Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan
penyesuaian di perlukan untuk mempertahankan stbilitas dan intregasi
struktual.
b. Sehat/kesehatan adalah suatu keadaan dari badan (jasmani), Jiwa
(rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
c. Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self
care resources) yang menjamin tindakan merawat diri (sel care action)
secara adekuat. Self care resouces mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Self care Action merupakan perilaku yang
sesuai dengan tujuan di perlukan untuk memperoleh, mempertahankan
dan meningkatkan fungdi psikososial dan spiritual.
Kesehatan merupakan suatu yang mahal harganya, tidsak ada
seorangpun yang menginginkan sakit. Akan tetapi seringaklai penyakiy datang
tiba-tiba hanya karena seseorang lalai menjaga kesehatan diri sendiri. Tanpa di
sadari, pola hidup sehari-hari tidak teratur dan menyebabkan datangnya
penyaki dan seorangpun jatuh sakit. Perilaku hidup sehat merupakan salah
stau kebiasan yang harus dilakukan agar seseotrang tetap menjaga
kesehatannya.
Jika seorang dewasa menjaga kesehatan dnegan kemamuan dirinya
sendiri. Beda lagi dnegan anak-anak usia dini memiliki kemampuan belajar
yang sangat cepat. Teori modeling Bandura menyatkan bahwa anka belajar
dari bagaimana orang dewasa memperlakukan mereka. Anak usia dini juga
bvelajar dari apa yang mereka lihat, dengar dan pengalkaman tenmtang
sesuatu kejadian. Anak usia dini belajar melauli pengamatan mereka terhadap
suatu kejadian yang dilakukan oleh orang tua atau gurunya. Anak usia dini
belajar dari apa yang mereka dnegar dari orang trua orang deawasa di sekitar
lingkuangan mereka. Anak usia dini akan meniru kegiatan orang tua sehingga
mereka memperoleh pengalaman tentang suatu kegiatan . jika orang tua
membiasakan perilaku sehat sejak dini maka anak pun akan terbiasa dengan
perilaku sehat tersebut.

2.2.3 Pengertian Perilaku


Perilaku berasal dari kata peri dan laku. Peri berarti kelakuan atau
perbuatan, dan laku artinya perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. Belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dismana suatu organisasi berubah
perilkunya sebagai akibat pengalaman. Skinner membedakan perilaku menjadi
dua yakni :
a. Perilaku yang alami (innate behavior) yaitu perilsku yang dibawa sejak
organisme dilahirkan yuang berupa refleks-reflesk dan insting
b. Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang di bentuk melalui
proses belajar
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam
melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena
adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan
atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh
interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat
diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari
luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan
bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi
dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain
sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara
langsung (Triwibowo, 2015).
Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai
reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara
tentang perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar dan inter
manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun
kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan
tertentu. Adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul
motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan tercapai
dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi
kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses
terjadinya perilaku manusia
Perilaku kesehtan diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sehat sakit, penyakit dan faktor –faktor yang
mempengaruhi kesehtan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayana
kesehtan. Dengan kata lain perilaku sehat adalah semua aktivits atau kegiatan
seseorang baik yang dapat diamtai atau tidak, yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Beberapa hal yang perlu diajarlkan
[pada ank untuk mengembangkan perilaku sehat yaitu kebersihan diri maupun
kebersihan lingkungan dan menjauhan hal-hal yang berbahaya untuk
kesehatan. Kebersihan lingkungan adalah keberishan tempat tinggal, tempoat
kerja atau bermainm, dan srana umum. Anak dapat diajarkan tentang
kebersihan lingkungan ini sejak dini. Kegiatan paling sederhana yang dpat
dilakukan anak usia diniadalah meletakkan alas kaki pada tempatnya,
menggunakan alas kaki jika hendak keluar rumah, membuang sampah pada
tempatnya, melatakkan alat mkan dan minum yang kotor pada tempatnya.
Adapun faktor-faktor yeng mempengaruhi perilaku hidup bersih dan
sehat antara lain yaitu :
a) Faktor makanan dan minuman terdiri dari kebiasaan makan pagi, mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan.
b) Faktor perilaku terhadap kebersihan diri sendiri dari mandi, membersiuhkan
mulut dan gigi, tangan dan kaki, serta kebersihan pakaian.
c) Faktor perlaku kebersihan terhadap lingkungan yang terdiri dari kebersihan
rumah, lingkungan, sekolah, membuang smapah pada tempatnya.
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kuantitaf dengan desain penelitian yaitu deskriptif yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data untuk membahas
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di TK Pertiwi Bina Bakti

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dimulai dari proposal yaitu bulan Febuari 2021.
Kemudian pengajuan judul pada awal bulan Januari 2021. Penelitian ini akan
dilakuakan pada akhir bulan akhir bulan Maret 2021 dan hasil penelitian akan
diselsaikan pada Juli 2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Menurut Sudjana (2010), Populasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil yang menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatif mengenai karakteritik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam
penelitian ini adalah keseluruhan Anak-anak di Tk Pertiwi Bina Bakti.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono dkk,2013). Sampel penelitian ini adalah
sebagian Anak-anak di Tk Pertiwi Bina Bakti berjumlah Orang.

Menurut Nursalam, 2011 Besar sampel dalam penelitian ini dihitung


dengan menggunakan rumus yaitu:

n= N
1 + N (d)2
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Perkiraan Besar Populasi
d : Tingkat kesalahan yang dipilih ( jika nilai d ≤ 1000 = 0.05 dan nilai d ≥
1000 = 0.10 ).

N 100 100 100


n= =n= = = = 100
1+N(d)2 1+1000(0.10)2 1+1000(0,01) 0.001

3.4 Teknik Sampel dan Cara Pengambilan Sampel


3.4.1 Teknik Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
teknik Quota Sampling dimana peneliti mengambil sampel sesuai dengan yang
ditargetkan atau diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai