Anda di halaman 1dari 9

AL-QUR’AN

KELOMPOK 1
ZEFANYA LANGGENG PRISTIKOONO
AVIA DEBORA PALA

Pengertian Al-qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat islam. Selain kitab suci, Al-Qur’an juga
merupakan sumber hukum utama dalam ajaran agama islam. Al-Qur’an berisi tentang
aturan-aturan kehiduan manusia di dunia yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
lewat perantaraan malaikat jibril.

Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi bagi penganut agama islam,
sehingga umat islam akan sangat marah apabila ada orang atau pihak yang mencoba
melecehkan Al-Qur’an. Lalu, bagaimana pengertian Al-Qur’an itu sendiri? Disini, akan
kami bahas pengertian Al-Qur’an menurut bahasa dan istilah. Dengan adanya kedua
pengertian tersebut (bahasa dan istilah) diharapkan memberikan informasi yang baik bagi
anda sebagai pembaca.

Secara bahasa (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yaitu qur’an, dimana
kata “qur’an” sendiri merupakan akar kata dari ‫قرأ – يقرأ – قرآنا‬ . Kata ‫قرآنا‬ secara bahasa
berarti bacaan karena seluruh isi dalam Al-Qur’an adalah ayat-ayat firman Allah dalam
bentuk bacaan yang berbahasa arab. Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut istilah
(terminologi) ialah firman Allah yang berbentuk mukjizat, diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW, melalui malaikat jibril yang tertulis dalam di dalam mushahif, yang
diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, merupakan ibadah bila
membacanya,dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Ada juga menurut pendapat ahli yang berpendapat paling kuat yang dikemukakan
Dr. Subhi Al Salih berarti Bacaanasal kata Al-Qur’an, qur’an itu berbentuk masdar
dengan arti islam   maful yaitu maqru(dibaca)
Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri
yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.

Definisi atau pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah di atas merupakan kata
sepakat antara ulama dan para ahli ushul. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai
tata aturan bagi kehidupan semua bangsa, petunjuk yang benar untuk semua makhluk,
tanda bukti atas kebenaran rasulullah Muhammad saw, dalil yang qot’ie atas kenabian
dan risalahnya. Dan sebagai hujjah yang tetap tegak hingga hari kemudian.

Otentisitas Al-Qur’an
Al-Qur’an Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah
satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh
Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna
lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qu’ran dan Kamilah
Pemelihara-pemelihara-Nya).
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas
dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan
oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap
Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak
berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW., dan yang
didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah
bukti-bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan
Allah di atas? Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis
oleh almarhum ‘Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: “Para orientalis yang
dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-Qur’an, tidak mendapatkan celah
untuk meragukan keotentikannya. Hal ini disebabkan oleh bukti-bukti kesejarahan yang
mengantarkan mereka kepada kesimpulan tersebut.
Ada kutipkan pendapat seorang ulama besar Syi’ah kontemporer, Muhammad Husain
Al-Thabathaba’iy, yang menyatakan bahwa sejarah Al-Qur’an demikian jelas dan
terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum Muslim sejak dahulu
sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Qur’an tidak membutuhkan sejarah untuk
membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba’iy memperkenalkan
dirinya sebagai Firman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang
siapa pun untuk menyusun seperti keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, walaupun
tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah satu bukti bahwa Al-Qur’an yang berada di tangan
kita sekarang adalah Al-Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad SAW. tanpa
pergantian atau perubahan –tulis Thabathaba’iy lebih jauh– adalah berkaitan dengan sifat
dan ciri-ciri yang diperkenalkannya menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui
sebagaimana keadaannya dahulu.
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan
bahwa dalam Al-Qur’an sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan
keotentikannya.
Huruf-huruf hija’iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-Qur’an
adalah jaminan keutuhan Al-Qur’an sebagaimana diterima oleh Rasulullah saw. Tidak
berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Al-
Qur’an. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h
Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak tertulis dalam aksara
bahasa Arab).

Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57
kali atau 3x19.

Huruf-huruf kaf, ha’, ya’, ‘ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798
kali atau 42x19.

Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7x19.
Kedua, huruf (ya’) dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak 285
atau 15x19. Kedua huruf (tha’) dan (ha’) pada surah Thaha masing-masing berulang
sebanyak 342 kali, sama dengan 19x18.

Huruf-huruf (ha’) dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai
dengan kedua huruf ini, ha’ mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114x19, yakni
masing-masing berjumlah 2.166.

Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-Qur’an, oleh
Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Qu’ran. Karena, seandainya ada
ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan kalimatnya dengan kata atau
kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi kacau.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu,
diambil dari pernyataan Al-Qur’an sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-
Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang
meragukan kebenaran Al-Qur’an.

Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang terdapat di celah-celah Kitab Suci


tersebut.

Isi Kandungan Alquran

Aqidah, ibadah, akhlak, hukum, sejarah dan dorongan untuk berfikir dalam garis
besar / inti sari al-qu’ran.

Al-Qur’an adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia
dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.

Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis
besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau
arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :

1. Akidah

Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti
wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid
kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang
tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah
salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap
rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.

2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian
“fuqaha” ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan
untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran
agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam.
Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di
bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu
menjalankannya.

3. Akhlaq
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya
dan menjauhi laranganNya.

4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang
yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada
sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Al-
qur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat,
faraidh dan jihad.

5. Peringatan/Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia
akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan
berupa nikmat surga jannah atau waa’ad. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya
gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.

6. Sejarah/Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang
mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang
baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.

7. Dorongan Untuk Berpikir


Di dalam al-qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang
memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga
membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.

Fungsi dan Peranan Al-Qur’an

Al-Quran adalah wahyu Allah (Asy-Syuura[42]:7) yang berfungsi sebagai:

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu
memberi peringatan kepada ummul Qura(penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-
negeri) sekelilingnya [1340] serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul
(kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan
masuk Jahannam.

[1340] Maksudnya: penduduk dunia seluruhnya.

1. Mujizat bagi Rasulullah Muhammad saw (17:88; 10:38)

Artinya: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain” atau
(patutkah) mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya.” (Q.S Al-Israa[88]).
Artinya:
“(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk
membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar”. (Q.S Yunus ayat[88]) 

2. Pedoman hidup bagi setiap Muslim (4:105; 5:49,50; 45:20)

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa


kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (Q.S An-Nisaa[105])

Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian
yang dilakukan Thu’mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang
Yahudi. Thu’mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang
mencuri barang itu orang Yahudi. Hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu’mah
kepada Nabi SAW dan mereka meminta agar Nabi membela Thu’mah dan
menghukum orang-orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri
barang itu ialah Thu’mah, Nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan
Thu’mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
Artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa
yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S Al-
maidah[149)

3. Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya (5:48,15;


16:64) dan bernilai abadi

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian [421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [422], Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”
(Al-Maidah[48])

[421]Maksudnya: Al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-


ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. [422] Maksudnya: umat Nabi
Muhammad SAW dan umat-umat yang sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai