Anda di halaman 1dari 6

Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur tinja

NOTULENSI FGD 1 dan Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

NOTULENSI FOKUS GRUP DISKUSI 1


Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur Tinja dan
Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal-LLTT
KABUPATEN PIDIE

Pelaksanaan :
 Hari & tanggal : Kamis, 8 Juni 2017
 Waktu : Pukul 09.30 – 12.15
 Tempat : Aula Pertemuan BAPPEDA Kabupaten Pidie
Jalan Banda Aceh – Medan Lintas Timur, Cot Tengoh, Sigli.
Sususnan Acara :
1. Pembukaan oleh Ketua BAPPEDA Kabuaten Pidie Bapak M. Adam
2. Paparan tentang Kondisi Pengelolaan Air Limbah Domestik Eksisting dan Pengenalan
LLTT
3. Sesi Fokus Grup Diskusi
4. Tanya jawab dan diskusi
5. Moderator oleh Cut Maitriana

Peserta :
1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
2. Dinas Lingkungan Hidup (pengelola Air Limbah-IPLT, d/h Dinas Kebersihan dan
Pertamanan & Bapedalda)
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
5. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
6. Perusahaan Daerah Air Minum Mon Krueng Baro
7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong.
8. Konsultan KOTAKU.

Paparan :
1. Bapak M. Adam selaku Ketua Bappeda membuka acara dan memberikan pernyataan
sekilas mengenai kondisi pengelolaan air limbah domestik di Kota Sigli Kabupaten Pidie.
2. Konsultan :
a. Kondisi eksisting pengelolaan air limbah domestik dan kondisi IPLT Padang Tiji,
b. Pengenalan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal-LLTT,
c. Identifikasi masalah pelayanan dan pengelolaan berdasar 5 aspek yaitu aspek Sosial
Masyarakat, Aspek Teknis & Operasional, aspek Institusi-kelembagaan, aspek
Regulasi dan aspek Financial.

Sesi FGD :
Peserta FGD memberikan pernyataan mengenai kondisi pengelolaan air limbah domestik yang
ada di Kabupaten Pidie dilihat berdasarkan 5 aspek yaitu STIRF. Selanjutnya peserta setelah

1
Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur tinja
NOTULENSI FGD 1 dan Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

memberikan pernyataan kondisi pengelolaan air limbah yang berjalan-eksisting beserta


permasalahannya, maka peserta FGD kembali diminta pendapatnya cara mengatasi
permasalahan tersebut.
1. Aspek Sosial Kemasyarakatan
Permasalahan :
 Sebagian masyarakat belum paham sepenuhnya mengenai tanki septik bahwa
seharusnya bangunan TS kedap air
 Masyarakat menggunakan jamban-WC namun dibuangnya ke sungai atau badan air
 Apabila telah penuh dan mampet baru dilakukan permintaan penyedotan
 Banyak masyarakat yang belum memahami dan sadar pentingnya Sanitasi dan dampak
negatifnya sanitasi yang buruk, maka
 Masyarakat masih berperilaku hidup tidak sehat, seperti
 Belum terbiasa mengelola limbah dengan baik & benar,
 Membuang air limbah domestik ke drainase/badan air,
 Menganggap pengelolaan lingkungan/sanitasi hanya tanggung jawab pemerintah,
 Masih enggan membayar retribusi pelayanan sanitasi.
 Urusan sanitasi belum menjadi urusan prioritas

Pemecahan masalah :
 Melakukan sosialisasi dan promosi mengenai penggunaan jamban dan TS yang sesuai
standar kesehatan dan konstruksi, dan
 Melibatkan OPD lintas sektor dan satkeholder serta masyarakat dalam kegiatan
sosialisasi dan promosi bahwasanya urusan sanitasi adalah urusan bersama
masyarakat dan pemerintah.
 Membiasakan diri sejak dini bagi anak-anak bahwa buang air besar-BAB harus pada
tempatnya dengan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat-PHBS. Melibatkan
peran serta orang tua dan dunia pendidikan.
 Pada tataran lapangan banyak melibatkan peran ibu-ibu dalam kegiatan PKK,
Posyandu, keagamaan dan lainnya.

2. Aspek Teknis & Operasional


Permasalahan :
 Jarak IPLT terhadap Kota Sigli Kab. Pidie cukup yaitu sekitar 35 km
 Masih sedikit lumpur tinja yang masuk ke IPLT,
 SOP belum dilaksanakan sepenuhnya
 Kendaraan operasional penyedotan sering rusak
 Kapasitas SDM terbatas

Pemecahan masalah :
 Pembagian pelayanan atau Zonasi pelayanan
 Membuat Tempat penampungan Sementara Lumpur Tinja untuk area padat
pemukiman
 Penambahan unit kendaraan kecil atau roda 3

2
Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur tinja
NOTULENSI FGD 1 dan Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

 Peningkatan kapasitas SDM dengan memberikan pelatihan, Bimbingan Teknis dan atau
studi banding

3. Aspek Institusi-Kelembagaan
Permasalahan :
 Setelah penggabungan DKP dan Bapedalda menjadi Dinas Lingkungan Hidup-DLH,
Pengelolaan Air Limbah Domestik & IPLT belum mempunyai TUPOKSI dan masih
“menyantol” pada Seksie Pengelolaan Sampah.
 Perubahan beberapa kali SOTK/OPD Pengelolaan Persampahan dan Pengelolaan Air
Limbah Donestik di Pemerintahan Kabupaten Pidie terutama untuk pengelolaan air
limbah domestik belum optimal dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan. Pada
saat masih Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk pengelolaan air limbah domestik
berada pada Seksie Pengelolaan IPLT Bidang Persampahan, pada awal tahun 2017 DKP
dengan Bapedalda dilebur menjadi DLH pengelolaan air limbah domestik secara
struktur dan tupoksi tidak masuk dalam OPD DLH maka untuk sementara dicantolkan
pada Seksie Pengelolaan Sampah.
Pemecahan masalah :
 Perlu penguatan dan peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan air limbah
domestik, koordinasi dengan biro atau bagian Hukum dan Kelembagaan di Sekretaris
Daerah dan Pokja Sanitasi, serta
 Berkoordinasi dengan Satker PSPLP untuk memohon dan mengajukan bantuan
penguatan kelembagaan

4. Aspek Regulasi-Peraturan,
Permasalahan :
 Sampai saat ini peraturan (2017) yang berhubungan dengan pengelolaan air limbah
domestik belum tersedia, termasuk jasa buang ke IPLT serta jasa pengolahan di IPLT
 Namun untuk peraturan yang mengatur retribusi jasa penyedotan lumpur tinja dari
tanki septik telah tersedia
Pemecahan masalah :
 Perlu penguatan dan peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan air limbah
domestik, koordinasi dengan biro atau bagian Hukum dan Kelembagaan di Sekretaris
Daerah dan Pokja Sanitasi, serta
 Berkoordinasi dengan Satker PSPLP untuk memohon dan mengajukan bantuan
penguatan regulasi

5. Aspek Financial.
Permasalahan :
 Terbatasnya anggaran operasional & pemeliharaan
 Retribusi yang terkumpul dari jasa penyedotan masih dibawah target dan kecil
dibanding anggaran operasional & pemeliharaan.
Pemecahan masalah :

3
Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur tinja
NOTULENSI FGD 1 dan Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

 Meningkatkan anggaran operasional & pemeliharaan serta melakukan sosialisasi dan


promosi lebih intensif serta menambah anggarannya.

Sesi tanya jawab dan diskusi


1. Bapak Yusrie, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup.
Lumpur tinja hasil proses pemisahan di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, pemanfaatan
lumpur tinja yang telah mengering dan biasa digunakan selain menjadi pupuk diproses
pembibitan, taman-taman, apakah bisa digunakan sebagai tanah penutup Landfill ?.
lumpur tinja yang telah mengering dan apabila telah lebih dari 2 atau 3 tahun secara fisik
terlihat sama dengan tanah dan bisa digunakan sebagai penutup landfill apabila tidak
digunakan sebagai pupuk.

2. Bapak Syukri, Kabid Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Pak Fajri
Sidiq Kasie Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman.
Kabupaten Pidie melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Bidang Air
Minum Dan PLP di Seksie PLP pada tahun 2016 telah dibuat dokumen Perencanaan IPAL
Komunal dan MCK++ untuk melayani beberapa desa, kegiatan tersebut berasal dari
SANIMAS, PNPM-KOTAKU. Untuk tahun 2017 ini baru terealisasi 2 lokasi di 2 desa,
hambatan yang utama adalah ketersediaan lokasi tanah dan izin penggunaan dan atau
hibah.

3. Pak Hera Yuanda Asisten UP KOTAKU.


Dengan adanya beberapa kegiatan yang mendukung peningkatan sanitasi di Kabupaten
Pidie, baik sarana sanitasi yang langsung berhubungan atau digunakan langsung oleh
masyarakat dan dikelola masyarakat, sarana sanitasi yang dikelola oleh pemkab,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM, tersedianya regulasi atau peraturan
pengelolaan air limbah dan lainnya. Perlu koordinasi yang lebih intens antar sektor-OPD
dan lainnya untuk mencapai kondisi sanitasi yang dicanangkan dan tidak memberatkan
masyarakat.

4. Bapak Ridwan, Kasie Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinkes.
Dinas Kesehatan melalui Bidang Kesehatan Lingkungan dan Bidang Promosi Kesehatan
terus melakukan beberapa kegiatan untuk mencapai peningkatan sanitasi yang
diharapkan. Salah satu kegiatan tersebut adalah STBM adalah Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, dengan memberikan rasa jijik terhadap kotoran manuasia dan akibatnya
apabila kita tidak mengelola dengan benar atau pemicuan /trigering terhadap individu
dan kelompok bahwasanya kotoran tersebut harus dibuang dalam suatu tempat dan
tempat tersebut minimal tertutup yang tidak akan mencemari lingkungan. Dalam hal
pengelolaan air limbah domestik yang sudah ada dan berjalan, melihat kondisi luasnya
area layanan Kabupaten Pidie dan bentuk area kota atau kepadatannya pemukiman
memanjang mengikuti jalan, zonasi IPLT salah satu cara mengoptimalkan pelayanan
sanitasi.

4
Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur tinja
NOTULENSI FGD 1 dan Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

5. Bapak Abdullah Gade, Kabag Teknik PDAM Mon Krueng Baro.


Pengelolaan air limbah domestik dibagi dalam 2 sistem yaitu Sistem Setempat (on site)
tanpa perpipaan berupa tanki septik per rumah tangga, tanki septik komunal & MCK++
dan Sistem Terpusat (off site) dengan perpipaan berupa IPAL Terpusat/kota,
kawasan/kluster. Seperti halnya pelayanan PDAM ke pelanggan sambungan rumah dari
PDAM terhubung ke semua pelanggan PDAM, demikian juga dengan pelayanan
pengolahan air limbah dari masing-masing rumah tangga, bangunan perkantoran, niaga
dan lainnya sebagai pelanggan air limbah domestiknya dialirkan menggunakan pipa ke
sarana pengolahan. Kedepannya diharapkan pengelolaan air limbah domestik ini
melibatkan pihak lainnya seperti PDAM dalam hal retribusi atau jasa pelayanan
penyedotan karena mempunyai basis data pelanggan, pihak swasta pemilik kendaraan
truk penyedot tinja dan lainnya.

6. Bapak Yusup, Kabid Pendayagunaan SDA, TTG & Kawasan Pergampongan, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong.
Setelah terbangunnya sarana & prasarana dari suatu perencanaan adalah adanya lembaga
dan kesiapan lembaga dalam operasional & pemeliharaan sesuai syarat dan kesiapan dalam
mengajukan suatu kegiatan, dengan demikian sarana yang terbangun digunakan secara
optimum.
Kondisi kota Kabupaten Pidie dan perkotaannya yang memanjang dan menyebar serta letak
IPLT yang cukup jauh maka ada beberapa pilihan alternatif dalam mengoptimalkan
pelayanan pengelolaan air limbah domestik. Zonasi pelayanan & zonasi IPLT, menyiapkan
tempat penampungan sementara baik permanen maupu mobile, kendaraan kecil baik roda 4
maupun roda 3 dan lainnya.

7. Pak Amri Fadhilla, Kabid Tata Ruang Dinas PUPR.


 Jalan akses memasuki IPLT yang masih berupa jalan tanah batu akan dikoordinasikan
kembali dengan PU Bina Marga selaku yang berwenang dalam pengelolaan jalan
 IPLT yang terbangun selaras dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Pidie
 Dengan wilayah yang cukup luas dan terbagi 23 kecamatan serta wilayah perkotaan
memanjang mengikuti pola jalan dan ibu kota kecamatan utama diharapkan kedepan
pelayanan pengelolaan air limbah domestik dikabupaten Pidie dapat optimum dalam
pengelolaannya serta disiapkan skenario zonasi pelayanan yang sesuai kondisi
lapangan dan kebutuhan.

8. Ibu Cut Maitriani, Kasubid PUPR, SDA, Pertanahan & Pengelolaan Kawasan Bidang
Perencanaan, Fisik dan Prasarana.
Kondisi eksisting pengelolaan air limbah domestik dikabupaten Pidie dan permasalahannya
menjadi tugas bersama secara lintas sektor OPD, Pokja Sanitasi dan masyarakat serta pada
saat ini mendapatkan bantuan teknis dari Kementerian PUPR menjadi harapan bersama
dalam meningkatkan pelayanan dan pengelolaan air limbah Domestik.

5
Bantuan Teknis Optimalisasi Pelayanan Lumpur tinja
NOTULENSI FGD 1 dan Penyiapan Penerapan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

Dokumentasi

Persiapan FGD di DLH FGD dibuka oleh


Ketua Bappeda Bapak M. Adam

Proses FGD

Anda mungkin juga menyukai