Anda di halaman 1dari 5

MARIUS "C59" WIDYARTO

SUKSES BERBISNIS DENGAN DESAIN KREATIF

Tentu sebagian besar dari Anda pernah mendengar


nama kaus bermerk C59. Kesuksesan C59 tidak lepas dari
kepiawaian penggagasnya, Marius Widyarto atau yang akrab
dipanggil Mas Wiwied. Bermula dari rasa gusarnya melihat
teman-temannya yang memamerkan kaos bergambar kota
mancanegara buah tangan dari orang tuanya usai bepergian
dari luar negeri, Wiwied kemudian tertantang untuk membuat
sendiri kaus bergambar patung Liberty dan kota New York dan
sesumbar bahwa omnya juga baru datang dari luar
negeri,sejak saat itulah ia semakin dikenal sebagai orang yang
piawai membuat kaus, sampai-sampai, ketika ia bekerja di
sebuah perusahaan kontraktor, ia lebih sering didatangi orang
untuk urusan pesanan kaus daripada untuk pekerjaannya.

Wiwied yang sejak kecil menyukai pekerjaan prakarya


memulai usahanya dari rumahnya yang berukuran 60 m2 di
Gang Caladi 59, yang akhirnya menjadi nama merk kausnya
dengan modal awal dari hasil penjualan kado pernikahannya
dengan Maria Goreti Murniati. Mental entrepreneur Wiwied
banyak ditempa ketika ia ikut seorang pengusaha keturunan di
Bandung yang memperlakukannya secara keras.Pada
awalnya Wiwied menjalankan usahanya dari order kanan kiri,
ia juga ikut mendesain,memilih bahan, memotong,menjahit,
menyablon sampai finishing disamping juga mencari order.

Usahanya meningkat ketika mendapatkan order dari


Nichimen-perusahaan Jepang yang bergerak di bidang
pestisida, kaus itu untuk dibagi-bagikan ke para petani.
Usahanya semakin terasa meningkat setelah mengikuti
kegiatan Air Show 1986 di Jakarta yang diikuti pula oleh para
peserta dari mancanegara.

Wiwied kemudian juga merambah bidang retail yang


bermula dari menjual sisa order yang tidak memenuhi syarat
yang ternyata juga diminati orang. Setelah usahanya
meningkat, pada tahun 1992, ia kemudian pindah ke Jalan
Tikukur no.10 yang kemudian memborong rumah di sekitarnya
yakni no.4,7,8,9 yang kemudian ia jadikan kantor dan
showroom produknya. Selain itu ia juga membuka showroom
di daerah lain,seperti Balikpapan, Bali,Yogya dan kota lain
sehingga kini ia memiliki sekitar 600 outlet di Indonesia
dengan mempekerjakan sekitar 4000 karyawan.

Di mancanegara,Wiwied memiliki 60 showroom yang


tersebar di Slowakia,Polandia, dan Czech dan bahkan kini ia
juga sudah merambah jaringan Metro Dept.Store di
Singapura. Keberhasilannya menembus mancanegara
bermula dari beberapa stafnya yang bersekolah di luarnegeri
yang biasanya membawa satu dua koper kaus C59 dan dijual
pelan-pelan di sana, kemudian diadakan survey yang tenyata
pasar di sana menguntungkan karena memiliki empat musim,
sehingga tidak hanya bisa menjual t-shirt namun juga sweater
atau jaket.
Wiwied juga memiliki sebuah pabrik di atas tanah seluas
4000m2 di daerah Cigadung, Bandung. Pabrik ini dibangun
setelah mendapatkan kredit dari Robbie Djohan yang saat itu
menjabat Dirut Bank Niaga pada tahun1993, ketika itu Bank
Niaga memesan t-shirt ke C59. Di tahun yang sama pula ia
mengubah bentuk usahanya menjadi PT. Caladi Lima
Sembilan.

Keberhasilan Wiwied dibuktikan dengan berbagai


penghargaan yang telah ia terima, diantaranya Upakarti 1996,
ASEAN Development Executive Award 2000-2001,Dan
pemenang I Enterprise 50.

Filosofi bisnis Wiwied sendiri terinspirasi dari burung


Caladi yang berasal dari bahasa Sunda yang berarti burung
pelatuk. Wiwied mengartikan Caladi sebagai 5 citra dan 9 cita-
cita, lima citra itu menggambarkan karakter sumberdaya
manusia yang dimiliki C59 yakni, cakap, cerdik, cermat, cepat,
dan ceria.Sedangkan 9 cita-citanya adalah
customersatisfaction, company profit, confident working
atmosphere, control, collaboration, clear mind, creativity, dan
consultative. Wiwied juga ingin seperti burung pelatuk Woody
Woodpecker yang tidak mau kalah dari pesaingnya, dan bila
kita perhatikan burung pelatuk selalu fokus ketika mematuk
pohon, Wiwied pun ingin selalu fokus di bidang garmen.

Salah satu kunci sukses Wiwied juga terletak pada


penggalian ide desain yang tidak pernah berakhir, baginya
riset desain sangatlah penting karena kekuatan produknya
ada pada rancangan,apalagi industri t-shirt cepat berganti
tren. Karyawannya pun mendapat kesempatan jalan-jalan
untuk mencari ide-ide segar, bahkan ia membiarkan
karyawannya untuk tidak masuk asalkan ketika ia masuk ia
sudah membawa ide bagus.

Setiap desain yang akan dikeluarkan harus


dipresentasikan lebih dulu, kemudian setelah terpilih, baru
dilanjutkan dengan prosesi produksi, pemilihan bahan,teknik
cetak,warna, dan sebagainya.

Wiwied juga terlihat sangat piawai membangun


networking, ia selalu berusaha membangun hubungan baik
dengan supplier, support, customer, dan government. Ia
sangat percaya bahwa relationship adalah kunci kesuksesan
dari bisnis. Wiwied mengaku kalau dia merupakan biangnya
koperasi,untuk itu ia juga mendirikan koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawannya, omset
koperasinya saat ini sekitar Rp 600 juta. Ia bangga karena
telah dapat mewujudkan impiannya untuk membuka lapangan
kerja bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai