Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Tindakan korupsi akhir-akhir ini makin marak dipublikasikan di media massa maupun medai

cetak.Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh pejabat tinggi negara yang sesuguhnya di percayai

oleh masyarakat luas untuk memajukan kesejateraan rakyat sekarang yang malah sebaiknya atau

merugikan negara. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat kecil

yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melakukan tindakan korupsi.Maka dari itu,Saya akan

membahas tentang tipikor yang ada di indonesia.

Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini. Sesungguhnya

fenomena korupsi sudah ada di masyarakat sejak lama, tetapi baru menarik perhatian dunia sejak

perang dunia kedua berakhir. Di Indonesia sendiri fenomena korupsi ini sudah ada sejak Indonesia

belum merdeka. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa korupsi sudah ada dalam masyarakat

Indonesia jaman penjajahan yaitu dengan adanya tradisi memberikan upeti oleh beberapa golongan

masyarakat kepada penguasa setempat.

Di Indonesia sendiri praktik korupsi sudah sedemikian parah dan akut. Telah banyak gambaran

tentang praktik korupsi yang terekspos ke permukaan. Di negeri ini sendiri, korupsi sudah seperti

sebuah penyakit kanker ganas yang menjalar ke sel-sel organ publik, menjangkit ke lembaga-lembaga

tinggi Negara seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif hingga ke BUMN. Apalagi mengingat di akhir

masa orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana. Mulai dari pejabat kecil hingga pejabat

tinggi. Walaupun demikian, peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur tentang tindak

pidana korupsi sudah ada. Di Indonesia sendiri, undang-undang tentang tindak pidana korupsi sudah 4

(empat) kali mengalami perubahan. Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

korupsi, yakni :

Undang-undang nomor 24 Tahun 1960 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi,

1
Undang-undang nomor 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi,

Undang-undang nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi,

Undang-undang nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang pemberantasan tindak

pidana korupsi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang saya ambil dari makalah ini yaitu:

a)Pengertian Korupsi dan bentuk-bentuk korupsi?

b) Jenis dan ciri-ciri korupsi

c) Dampak korupsi dan upaya pencegahan korupsi

d) Sebab terjadinya korupsi dan langkah-langkah pemberantasan korupsi

1.3 Tujuan Penulisan

a) Mengetahui pengertian Korupsi dan bentuk-bentuk korupsi

b) Mengetahui Jenis dan ciri-ciri korupsi

c) Mengetahui dampak korupsi dan pertanggung jawaban pidana korupsi

d) Mengetahui sebab terjadinya korupsi dan langkah-langkah pemberantasan korupsi

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian korupsi

 Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat merugikan suatu bangsa.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus korupsi yang terbilang cukup banyak.

Tidakkah kita melihat akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan dari koran maupun media elektronik

yang banyak sekali memberitakan beberapa kasus korupsi di beberapa daerah di Indonesia yang

oknumnya kebanyakan berasal dari pegawai negeri yang seharusnya mengabdi untuk kemajuan

bangsa ini.

Menurut Undang-Undang  

Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang

termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: 

Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan

maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Pengertian Korupsi Menurut Ilmu Politik

Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi

atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk

memperoleh keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum,

perusahaan, atau pribadi lainnya.  

Pengertian Korupsi Menurut Ahli Ekonomi

Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret. Korupsi didefinisikan sebagai

pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri),

3
yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan

setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang

terlibat dalam bidang umum dan swasta.

Terdapat beberapa pengertian korupsi menurut pendapat para ahli yaitu:

Henry Campbell Black, korupsi diartikan sebagai “an act done with an intent to give some advantage

inconsistent with official duty and the rights of others”, (terjemahan bebasnya : suatu perbuatan yang

dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban

resmi dan hak-hak dari pihak lain). menurut Black adalah perbuatan seseorang pejabat yang secara

melanggar hukum menggunakan jabatannya untuk mendapatkan suatu keuntungan yang berlawanan

dengan kewajibannya

S Hornby istilah korupsi diartikan sebagai suatu pemberian atau penawaran dan penerimaan hadiah

berupa suap (the offering and accepting of bribes), serta kebusukan atau keburukan (decay).

David M. Chalmer menguraikan pengertian korupsi dalam berbagai bidang, antara lain menyangkut

masalah penyuapan yang berhubungan dengan manipulasi di bidang ekonomi dan menyangkut bidang

kepentingan umum.

Wertheim yang menggunakan pengertian yang lebih spesifik. Menurutnya, seorang pejabat dikatakan

melakukan tindak pidana korupsi, adalah apabila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan

memengaruhinya agar mengambil keputusan yang menguntungan kepentingan si pemberi hadiah.

Kadang-kadang pengertian ini juga mencakup perbuatan menawarkan hadiah, atau bentuk balas jasa

yang lain.

David H Baley mengatakan, korupsi sementara dikaitkan dengan penyuapan adalah suatu istilah

umum yang meliputi penyalahgunaan wewenang sebagai akibat pertimbangan keuntungan pribadi

yang tidak selalu berupa uang. Batasan yang luas dengan titik berat pada penyalahgunaan wewenang

memungkinkan dimasukkannya penyuapan, pemerasan, penggelapan, pemanfaatan sumber.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bentuk-bentuk korupsi

a. Perbuatan melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan

keuangan/perekonomian negara

b. Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan

keuangan/perekonomian negara

c. Penggelapan dalam jabatan

d. Pemerasan dalam jabatan

e. Tindak pidana yang berkaitan dengan pemborongan

f. Delik gratifikasi

3.2 Jenis-jenis korupsi

Pertama, perbuatan yang merugikan negara. Perbuatan yang merugikan negara, dapat di bagi menjadi

dua bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan  merugikan negara serta

menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.

Kedua, Suap. Dwi menjelaskan pengertian suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang atau

menerima uang yang dilakukan oleh siapa pun baik itu perorangan atau badan hukum (korporasi). 

Ketiga, gratifikasi. Yang dimaksud dengan korupsi jenis ini adalah pemberian hadiah yang diterima

oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon,

pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Keempat, penggelapan dalam jabatan. Kategori ini sering juga dimaksud sebagai penyalahgunaan

jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah yang dengan kekuasaaan yang dimilikinya

melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain

5
menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan

merugikan negara.

Kelima, pemerasan. Pemerasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau

penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau

dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang memberikan sesuatu,

membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi

dirinya sendiri. “Pemerasan ini seperti pungli.

Keenam, perbuatan curang. Menurut Dwi, perbuatan curang ini biasanya terjadi di proyek-proyek

pemerintahan, seperti pemborong, pengawas proyek, dan lain-lain yang melakukan kecurangan dalam

pengadaan atau pemberian barang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau keuangan

negara.

Ketujuh, benturan kepentingan dalam pengadaan. Pengadaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh instansi atau perusahaan.

3.3 Ciri-ciri korupsi

a. Korupsi biasanya dilakukan dengan rahasia kecuali korupsi yang dilakukan merajalela.

b. Membela timbal balik dan keuntungan timbal balik. Kewajiban dan keuntungan itu tidak selalu

berupa uang.

c. Mereka yang mempraktekkan cara-cara korupsi biasanya berusaha untuk menyelaraskan

tindakannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum.

d. Mereka yang terlibat keputusan atas keputusan yang dikonfirmasi dan mampu memengaruhi

keputusan-keputusan itu.

e. Setiap tindakan korupsi memakan sebagian, dilakukan oleh badan publik atau umum.

f. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.

6
3.4 Sebab terjadinya korupsi

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi seseorang. Hal ini biasanya

ditandari dengan adanya sifat manusia yang dibagi menjadi dua aspek, yaitu:

a. Berdasarkan aspek perilaku individu

- Sifat tamak/rakus

Sifat tamak atau rakus merupakan sifat manusia yang merasa selalu kurang dengan apa yang telah

dimilikinya, atau bisa juga disebut dengan rasa kurang bersyukur. Orang yang tamak memiliki hasrat

untuk menambah harta serta kekayaannya dengan melakukan tindakan yang merugikan orang lain

seperti korupsi.

- Moral yang kurang kuat

Orang yang tidak memiliki moral yang kuat tentunya akan mudah tergoda melakukan perbuatan

korupsi. Salah satu penyebab korupsi ini merupakan tonggak bagi ketahanan diri seseorang dalam

kehidupannya. Bila seseorang memang sudah tidak memiliki moral yang kuat, atau kurang konsisten

bisa menyebabkan mudahnya pengaruh dari luar masuk ke dalam dirinya.

- Gaya hidup yang konsumtif

Gaya hidup tentunya menjadi salah tu penyebab korupsi yang disebabkan oleh faktor eksternal. Bila

seseorang memiliki gaya hidup yang konsumtif dan pendapatannya lebih kecil dari konsumsinya

tersebut, maka hal ini akan menjadi penyebab korupsi. Tentunya hal ini sangat erat kaitannya dengan

pendapatan seseorang.

b. Berdasarkan aspek sosial

Berdasarkan aspek sosial bisa menyebabkan sesorang melakukan tindak korupsi. Hal ini bisa terjadi

karena dorongan dan dukungan dari keluarga, walaupun sifat pribadi seseorang tersebut tidak ingin

7
melakukannya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan untuk melakukan korupsi,

bukannya memberikan hukuman.

3.5 Dampak terjadinya korupsi

Korupsi memiliki pengaruh yang negatif bagi suau negara. Akibat dari tindak korupsi tersebut

memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi negara. Berikut dampak dari korupsi.

Dampak Terhadap Ekonomi

             Ekonomi berfunsi sebagai faktor terpenting bagi masyarakat. apabila korupsi sudah masuk

pada perekonomian negara mana mungkin bisa makmur masyaraktnya jikalau semua proses ekonomi

dijalankan oleh oknum yang korup. Hasil dari dampak korupsi terhadp ekonomi yakni,

Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi

Turunya Produktifitas

Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa

Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak

Meningkatnya Hutang Negara

2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat

     Dari dampak sosial dan Kmiskinan Rakyat akan menybabkan 

Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik

Lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat

Akses bagi masyarakat sangat terbatas

bertambahnya anka kriminalitas

3. Runtuhnya Otoritas Pemerintahan  Penyebab dari runtuhnya otoritas pemerintahan yakni,

8
Matinya Etika Sosial Politik 

              para wakil rakyat sudah tidak dapat dipercaya sebagai pelindung rakyat, karna mereka hanya

memikirkan anak buah mereka jika salah satu dari mereka melakukan tindak korupsi dengan kekuatan

politiknya mereka akan melakukan berbagai cara untuk menyelamatkannya. Tidak Berlakunya

Peraturan dan Perundng Undangan

    peraturan perundang undangan tidak lagi berlaku karna, kebanyakan para pejabat tinggi, pemegang

kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa mereka mudah sekali terbawa oleh hawa nafsu

mereka. dan juga sering kali semua permasalahan selalu diselesaikan dengan korupsi.

 4. Dampak Terhadap Polittik dan Demokrasi 

     Dari dampak terhadap politik dan demokrasi tersebut menghasilkan Munculnya kepemimpinan

yang korup Hilangnya kepercayaam publik pada demokrasi Menguatnya system politik yang dikuasai

oleh pemilik modal Hancurnya kedaulatan rakyat.

5. Dampak Terhadap Penegak Hukum  

     korupsii terhadap penegak hukum dapat melemahkan suatu pemerintahan. bahwasanya setiap

pejabat atau pemegang kekusaan memiliki peran penting dalam membangun suatu negara, apabila

pejabat sudah melalaikan kewajibannya maka yang akan terjadi yakni,Fungsi pemerintahan tidak

berjalan dengan baik Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah

6. Dampak terhadap Pertahanan dan keamanan 

    Dampak terhadap pertahanan dan keamanan mengakibatkan

Lemahnya alusistra (senjata) dan SDM

Lemahnya garis batas negara

Menguatnya kekerasan dalam masyarakat

9
7. Dampak Terhadap Lingkungan 

    Dampak korupsi terhadap lingkungan dapat menyebabkan

Menurunya kualitas lingkungan

Menurunnya kualitas hidup

3.6Upaya Pencegahan korupsi(Preventif)

1. Upaya Pencegahan

a. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada bangsa dan

negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.

b. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.

c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dann memiliki tang-gung jawab yang

tinggi.

d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua.

e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.

f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi dan dibarengi

sistem kontrol yang efisien.

g. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.

h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan mela-lui

penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

2. Upaya Penindakan (Kuratif)

Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan dibe-rikan

peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh penindakan

yang dilakukan oleh KPK

10
a) Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD

(2004).

b) Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan pungutan liar

dalam pengurusan dokumen keimigrasian.

c) Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta

d) Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-an negara Rp 10

milyar lebih (2004).

e) Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada

PT Texmaco Group melalui BNI (2004).

f) Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).

g) Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).

h) Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.

i) Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bandara

Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9 miliar

j) Kasus korupsi di KBRI Malaysia

3.7Langkah-langkah Pembarantas Korupsi

1. Upaya Pencegahan

1. Penanaman Semangat Nasional

Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk

penyuluhan atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

2. Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Rerbuka

11
Upaya pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah

dapat dilakukan melalui penerimaan aparatur negara secara jujur dan terbuka.

3. Himbauan Kepada Masyarakat

Himbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh pemerintah dalam upaya melakukan pencegahan

sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi di kalangan masyarakat.

4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat

Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi juga dilakukan melalui upaya pencegahan berupa

pengusahaan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah.

5. Pencatatan Ulang Aset

Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi aset yang dimiliki

oleh masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu kebijakan kepada masyarakatnya

untuk melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk upaya pencegahan tindakan korupsi yang

dapat terjadi di masyarakat. 

2. Upaya Penindakan

Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana korupsi.

Dalam pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga independen

pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan yang dilakukan oleh

KPK semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang dapat disebut sebagai

hasil yang memaksimalkan. Upaya penindakan yang dilakukan oleh KPK terhadap tindak pidana

korupsi merupakan upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.

Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga independen

ini tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan lembaga

peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan tindak pidana

korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan mekanisme sistem peradilan

12
di Indonesia dan berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku. Penindakan yang dilakukan

pemerintah melalui KPK terhadap pelaku tindak pidana korupsi dimaksudkan agar memberikan efek

jera kepada para pelakunya dan secara tidak langsung memberikan shock therapy pada orang-orang

yang berniat untuk melakukan tindak pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Upaya Edukasi

Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi adalah upaya

yang dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jenis

yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses edukasi, masyarakat diberikan

pendidikan anti korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya korupsi bagi negara-

negara khususnya negara Indonesia.

Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam pemberantasan

korupsi juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat memberikan contoh yang baik

bagi adik-adiknya maupun bagi masyarakat umum terhadap cara pemberantasan korupsi dari dalam

diri masing-masing. Upaya edukasi yang dilakukan oleh pemerintah juga termasuk sebagai upaya

membangun karakter bangsa di era globalisasi untuk memberantas pertumbuhan budaya korupsi yang

dapat merugikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Itulah beberapa upaya pemerintah dalam melakukan upaya pencengahan pemberantasan korupsi.

Sebagai masyarakat yang mencintai Indonesia, sudah sepantasnya kita menanamkan budaya anti

korupsi sedini mungkin di dalam kehidupan sehari-hari kita agar kita terhindar dari bentuk-bentuk

tindakan korupsi yang semakin hari semakin merajelela. 

13
BAB IV

RANCANGAN SITEM & IMPLEMENTASI

4.1 Rancangan sistem

Pada bab 3 telah di jelaskan tindakan pidana korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat tidak

terpuji dan dapat merugikan suatu bangsa serta berbagai macam tentang tindakan pidana korupsi yang

terjadi di indonesia. Hal ini sudah bisa kita lihat dengan banyak kenyataan yang terjadi di berbagai

macam kasus yaitu para pegawai yang telah melayangakn uang negara demi kepentingan

pribadi,sehingga para pemerintah perlu melakukan atau merencanakan suatu sistem program yang

bisa di gunakan atau dibjiaki oleh para pegawai sehingga apa yang di capai oleh suatu negara itu bisa

di implementasikan dengan baik.

4.2 Implementasi

Implementasi mengenai tindakan pidana korupsi yang terjadi di negara sendiri sudah di
lakukan secara baik akan tetapi sudah jelas bahwa penanggulangan kasus-kasus korupsi
tidaklah mudah, untuk itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak yang tentunya dilandasi
dengan kesadaran hukum disetiap warga negara, baik posisinya sebagai warga sipil maupun
pejabat negara yang tentunya semua itu berpulang pada individu masing-masing.

14
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

 Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat merugikan suatu bangsa.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus korupsi yang terbilang cukup banyak.

Fenomena umum yang biasanya terjadi di Indonesia ialah selalu muncul kelompok sosial baru yang

ingin berpolitik, namun sebenarnya banyak di antara mereka yang tidak mampu. Mereka hanya ingin

memuaskan ambisi dan kepentingan pri-badinya dengan dalih “kepentingan rakyat”. Peran serta

pemerintah dalam pemberantasan korupsi ditunjukkan dengan

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain. KPK yang ditetapkan melalui Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk

mengatasi, menanggulangi dan memberantas korup-si.Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dlam

memberantas tindak korupsi di Indonesia, antara lain :upaya pencegahan (preventif), upaya

penindakan (kuratif),

Saran

Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di Indonesia agar mendapat

informasi yang lebih akurat.Diharapkan kepada pembaca agar tidak mengikuti hal-hal yang buruk

serta bisa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://jaringnews.com/keadilan/tipikor/64723/andi-mallarangeng-divonis-tahun-penjara-dalam-kasus-

proyek-hambalang  (diakses tanggal 12 april 11.06 WITA)

https://aafadill702.wordpress.com/2014/06/25/masalah-korupsi/(diakses tanggal 12 april 11.34WITA)

www.makalah tindak pidana ekonomi korupsi di Indonesi.com(diakses tanggal 12 april 11.47 WITA)

https://kliklegal.com/ini-tujuh-kelompok-jenis-tindak-pidana-korupsi/(diakses tanggal 12 april 12.06

WITA)

https://guruppkn.com/upaya-pemberantasan-korupsi(diakses tanggal 12 april 12.33WITA)

16

Anda mungkin juga menyukai