Konsep Belajar Rev
Konsep Belajar Rev
Konsep Belajar Rev
2)Menurut skinner
Skinner mengembangkan teori conditing dengan menggunakan tikus sebagai
percobaan. Menurutnya, suatu respons sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah
kosenkuensi yang nantinya akan memengaruhi tingkah laku manusia. Untuk memahami
tingkah laku siswa secara tuntas menurut skinner perlu memahami hubungan antara satu
stimulus dengan stimulus lainnya,memahami respons itu sendiri dan berbagai
konsekuensi yang dilibatkan respons tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa
menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku
hanya akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih rumit, sebab alat itu harus
diperjelas lagi. Dari hasil percobaannya, skinner membedakan respon menjadi dua yaitu:
1.respons yang timbul dari stimulus tertentu
2.operant(instrumental) response
Dengan menimbulkan dan mengembangkan perangsang tertentu ,teori skinner dikenal
“operant conditioning” dengan keenam konsepnya yaitu :
1. Penguatan positif dan negatif
2. Shapping adalah proses pembentukan tingkah laku yang makin mendekati
tingkah laku yang diharapkan
3. Pendekatan suksetif adalah proses pembentukan tingkah laku yang
menggunakan penguatan pada saat yang tepat sehingga respons pun sesuai
dengan yang diharapkan.
4. Extinction adala proses penghentian dalam kegiatan belajar
5. Chaining off response adalah respons dan stimulus yang berangkaian satu
sama lain
6. Jadwal penguatan adalah variasi pemberian penguatan rasio tetap dan
bervariasi , interval tetap dan bervariasi.
Skinner lebih percaya pada “penguat negatif”( negative reinforcement) yang tidak sama
dengan hukuman. Bedanya dengan hukuman adalah bila hukuman harus diberikan sebagai
stimulus atau respon yang timbul dan berbeda dari sebelumnya. Sedangkan penguat negatif
(sebagai stimulus) harus dikurangi agar respons yang sama menjadi lebih kuat. Contohnya
seoramg siswa diberi hukuman atas kesalahan yang dibuat dengan menambah hukumannya, jika
siswa melakukan sebaliknya maka pengurangan hukuman dengan memberi dorongan kepada
siswa untuk memperbaiki kesalahannya dan disebut dengan “penguat negatif”. Skinner mampu
menjelaskan konsep belajar secara sederhana, tetapi lebih komprehesif. Respon yang benar akan
selalu diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar akan
menghilang. Respons yang benar diperoleh dari proses yang berulang kali yang terjadi hanya jika
siswa dalam keadaan siap. Agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah
ada,sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama
menjadi kuat. Misalnya, seorang pelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan yang fatal.
Sementara itu, connectionism dari Thorndike menyatakan bahwa belajar merupakan proses coba-
coba sebagai reaksi terhadap stimulus. Respons yang benar akan semakin diperkuat melalui
serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar akan menghilang. Akibat
menyenangkan dari suatu respons akan memperkuat kemungkinan munculnya respons. Respons
yang benar diperoleh dari proses yang berulang kali yang dapat terjadi hanya jika siswa dalam
keadaan siap.