BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 (PP
32/2013) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang
Sekolah Menengah Kejuruan disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2013.
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2013 memuat Panduan Umum yang tentang ketentuan
penyususnan dan pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan
dengan mengacu pada 8 (delapan) standar Nasional Pendidikan.
Analisis konteks adalah kegiatan analisis yang memberikan gambaran kebutuhan sekolah
dengan mengacu pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki satuan pendidikan. Dalam
penyusunan kurikulum sekolah, hasil analisis konteks merupakan acuan dasar dalam penyusunan
dan pengembangan KTSP.
Selama ini pelaksanaan proses pembelajaran terkadang berjalan dengan tidak menggunakan
acuan yang jelas, serta tidak adanya kriteria-kriteria yang seharusnya telah ditentukan/disusun.
Paradigma pendidikan, bahwa pendidikan berlangsung untuk mempersiapkan peserta didik agar
siap terjun di lapangan kerja atau mempersiapkan peserta didik untuk studi lanjut masih belum
diikuti dengan upaya-upaya nyata yang terarah dan terukur. Bahkan paradigma tersebut kadang
bergeser sebatas upaya mempersiapkan siswa menempuh dan sukses di ujian nasional (UN). Hal
ini terlihat dari pembentukan tim sukses UN yang tidak lain hanya mempersiapkan siswa sebatas
lulus saja. Kondisi memprihatinkan ini perlu dijawab dengan langkah-langkah strategis untuk
pencapaian target sasaran. Sebagai persiapan awal adalah tersusunnya Program Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengacu pada permasalahan sebagaimana telah
disampaikan di atas.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka penyusunan KTSP harus berkarakter idealis.
Oleh karenanya penyusunan KTSP harus mengacu pada hasil analisis konteks pada komponen-
komponen berikut:
1. Mengidentifikasi Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar
Proses, dan Standar Penilaian Pendidikan sebagai acuan dalam penyusunan KTSP.
2. Menganalisis kondisi yang ada di Satuan Pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar yang
mengacu pada pencermatan dari komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan,
asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
Melalui hasil analisis konteks, penyusunan kurikulum sekolah sebagai acuan utama
pelaksanaan kegiatan pendidikan di SMK Negeri 1 Karanganyar dapat terarah sesuai dengan
karakteristik sosial budaya lingkungan sekolah, potensi yang dimiliki sekolah, dan kebutuhan
peserta didik dalam rencana studi lanjut maupun rencana kerja.
Menyadari pentingnya hasil analisis konteks bagi pengembangan kurikulum sekolah, maka
disusun tim penyusun analisis konteks KTSP di SMK Negeri 1 Karanganyar sebagai data awal
dan pedoman dalam rangka penyusunan KTSP yang diberlakukan tahun pelajaran 2016/2017.
B. Dasar Kebijakan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yang telah diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahuun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagaimana
telah direvisi melalui Permendikbud nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Kelulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagaimana telah direvisi melalui
Permendikbud nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagaimana telah direvisi
Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan melalui Ujian
Sekolah/Madrasah/ Pendidikan Kesetaraan pada SMP/M.Ts atau yang sederajat
dan SMK/MA/SMK atau yang sederajat.
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru;
31. Panduan Penilaian Untuk Satuan Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2015;
32. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah dari BSNP Tahun 2006;
33. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/
KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013.
34. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri No 420/176/SJ dan Menteri
Pendidik-an dan Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014
perihal Implementasi kurikulum 2013.
35. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1464/D3.3/KEP/KP/2014, tanggal 16 Juni
2014 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan.
36. Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan
Aksara Jawa;
37. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 tahun 2013 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2012 tentang Bahasa,
Sastra dan Aksara Jawa;
38. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 420/015552/2013 tanggal 30 Agustus
2013 tentang Pembelajaran Bahasa Jawa di Propinsi Jawa Tengah;
39. Surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 424/13242 Tanggal
23 Juli 2013 Tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah;
40. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.3/14995
tentang Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMK/SMKLB/MA dan SMK/MAK Negeri
dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
BAB II
HASIL ANALISIS KONTEKS
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan); (5) Kurikulum dilaksanakan dng
menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia, sum-ber belajar dan
teknologi yang memadai, dan meman-faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta
dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan); (6) Kurikulum dilaksanakan dng
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dng muatan seluruh bahan kajian secara optimal; (7)
Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas, jenis, dan jenjang
pendidikan.
o Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Karanganyar idealnya terdiri atas 3 Kelompok
Mata Pelajaran ditambah muatan lokal dan pengembangan diri. Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan meng-ekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dlm bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-38 minggu
o Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran ditetapkan berlangsung
selama 45 menit.
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu adalah 48 s.d. 53 jam
pembelajaran.
Tim Pengembang Kurikulum
7
Analisis Konteks SMK NEGERI 1 KARANGANYAR
o Pelaksanaan Pembelajaran
Persyaratan Rombongan Belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah 36 peserta didik.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran meliputi:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru:
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti
Diisi dengan kegiatan siswa dan guru, dapat mengikuti urutan sintaks model belajar yang
dipadukan dengan pendekatan saintifik (hasil analisis pemaduan model tugas sesi 3).
Kegiatan 5M tersebut tidak harus terjadi sekaligus pada satu kali pertemuan, tetapi
disesuaikan dengan karakteristik materi yang sedang dibahas.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi antara lain:
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
o Visi Sekolah
Sudah mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
Sudah mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita tinggi sekolah
Sudah berorientasi ke masa depan
Sudah mempertimbangkan potensi dan kondisi sekolah serta lingkungannya
Kalimat rumusannya sudah disusun sehingga mudah dipahami, jelas dan tidak
multi tafsir
o Misi Sekolah
Sudah memberi arah dalam mewujudkan visi sekolah
Sudah merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
Sudah menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan
Sudah memuat pernyataan umum dan khusus yangberkaitan dengan program
sekolah
Sudah memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan sehingga dapat
ditinjau secara berkala
o Tujuan Sekolah
Sudah mengacu pada visi dan misi sekolah
Sudah menggambarkan tingkat kualitas yang dapat dicapai dalam jangka
menengah (4 tahunan)
Sudah mengacu pada standar kompetensi lulusan SMA
Sudah dirumuskan dan dapat diukur ketercapaiannya
o Rencana Kerja Sekolah
Sudah disusun rencana kerja jangka menengah untuk mendukung pencapaian
tujuan jangka empat tahunan
Rumusan rencana kerja jangka menengah dapat diukur ketercapaiannya
Adanya rencana kerja tahunan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKA-S)
Rumusan rencana kerja tahunan dapat diukur ketercapaiannya
o Misi Sekolah
Memberi arah dalam mewujudkan visi sekolah
Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan
Memuat pernyataan umum dan khusus yangberkaitan dengan program sekolah
Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan sehingga dapat ditinjau
secara berkala
o Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah
Menggambarkan tingkat kualitas yang dapat dicapai dalam jangka menengah (4
tahunan)
Mengacu pada standar kompetensi lulusan SMA
Dirumuskan dan dapat diukur ketercapaiannya
o Rencana Kerja Sekolah
Disusun rencana kerja jangka menengah untuk mendukung pencapaian tujuan
jangka empat tahunan
Rumusan rencana kerja jangka menengah dapat diukur ketercapaiannya
Adanya rencana kerja tahunan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKA-S)
Rumusan rencana kerja tahunan dapat diukur ketercapaiannya
Kondisi Riil
o Kepala Sekolah
Kualifikasi minimal terpenuhi
Usia maksimal terpenuhi (50 tahun)
Pengalaman mengajar minimal terpenuhi (15 tahun)
Pangkat minimal terpenuhi (Pembina / IV-a)
Status guru terpenuhi (Guru SMK)
Kepemilikan sertifikat pendidik terpenuhi (memiliki sertifikat profesi)
Kepemilikan sertifikat kepala sekolah terpenuhi (memiliki sertifikat kepala
sekolah)
Kompetensi kepribadian terpenuhi
Kompetensi manajerial terpenuhi
Kompetensi kewirausahaan terpenuhi
Kompetensi supervisi terpenuhi
Kompetensi sosial terpenuhi
o Wakil Kepala Sekolah
Jumlah minimal terpenuhi (4 wakasek)
Kriteria pengangkatan terpenuhi (melalui pemungutan suara dewan guru)
o Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum memiliki potensi dalam:
kepemimpinan
kepemilikan ketrampilan teknis
kemitraan dan kerja sama
o Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan memiliki potensi dalam:
kepemimpinan
kepemilikan ketrampilan teknis
kemitraan dan kerja sama
o Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana memiliki potensi dalam:
kepemimpinan
kepemilikan ketrampilan teknis
kemitraan dan kerja sama
o Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat memiliki potensi dalam:
Kepemimpinan
kepemilikan ketrampilan teknis
kemitraan dan kerja sama
BADEN
1
POWEL DAY
Rimawati K.P. X-3 LCTP Kabupaten 21-22 Feb 15 Juara 2
Listiya R.S. LCTP
Nur Puji A LCTP
Mega M. Melukis Juara 1
Yuni S. Melukis
Hesti Y. Bulettin Juara 2
Kurnia N Bulettin
Mega D.A Fotografi Juara 3
Setyowati C Fotografi
Ria Astuti dkk Dance MOP Juara 1
LCC 4 PILAR
2 Kabupaten 01-Apr-15 Juara 3
Kebangsaan
Aida R.P.
Indah Fitri
Octaviano D.
Hendri P
Muh. Yusuf
Francis N
Velencia A.I.S
Halimah
Ilham S.
3 Nofi Ak Lomba OSTN Kabuapeten 01-Apr-15
Irlivia MM Mat Juara 2
Fisika Terapan Juara 2
4 PMR Wira PMR Wira Kabupaten 18-Apr-15 Juara 2
5 Nofilia R XI.5 OSTN Nasional
Fitriana K XI.5
Lomba Debat
27-28 Juli
17 Muji Ardiyanto XI.1 Bahasa Kabupaten Juara II
2016
Indonesia
Helmi Fihta
XI.3
Sari
Karlina Ayu C XI.1
17 Agustus
18 Putri Nur H XII.2 Basket DBL Solo Raya Juara 1
2016
Dina Ayu T S XII.4
Nofilia R XII.4
Fitriana R XII.4
Ersa Mayori XII.5
Audila A A XI.1
Adek Wulan Y XI.4
Azka Z R XI.5
Renata Dwi
XI.5
Putri
19 Agustus
19 Putri Nur H XII.2 Basket DBL Jateng Juara 1
2016
Dina Ayu T S XII.4
Nofilia R XII.4
Fitriana R XII.4
Ersa Mayori XII.5
Audila A A XI.1
Adek Wulan Y XI.4
Azka Z R XI.5
Renata Dwi
XI.5
Putri
Jenis pembiayaan:
(1) biaya investasi saat ini diperoleh dari pemerintah daerah dan pusat;
(2) biaya operasional diperoleh dari pemerintah daerah dan pusat;
Sumber pembiayaan:
(1) Pemerintah daerah;
(2) Pemerintah pusat
Program pembiayaan:
(1) Sekolah memiliki program kerja operasional tahunan dan upaya sekolah
mengelola serta memanfaatkan dana yang ada;
(2) membuat laporan pertanggungjawaban secara akuntabel dan transparan
o Program-program
Sekolah sudah menyusun program-program perencanaan dan penggunaan dana
dan diajukan kepada pemerintah daerah dan pusat
Kelemahan
o Peserta didik
Kondisi peserta didik:
Latar belakang ekonomi peserta didik menengah ke bawah (20% miskin dan
78% menengah)
Prestasi akademik peserta didik masih belum memadai
Data intake peserta didik
Jumlah peserta didik:
15 Rombel = 35 - 36
Pendaftar dan yang diterima
Daya tampung penerimaan peserta didik baru belum memadai dengan
perbandingan pendaftar dan yang diterima adalah 900 : 540 (60%)
o Sarana dan prasarana
Kekurangan 6 RKB untuk 4 tahun mendatang
o Pembiayaan
Orangtua siswa berlatarbelakang ekonomi menengah ke bawah
Dinas Pendidikan
o Dinas pendidikan melalui Kabid Dikmen dan Kasi SMK memiliki komitmen yang
tinggi dalam mendukung dan mem-bina SMK Negeri 1 Karanganyar
Asosiasi Profesi
Ada 3 asosiasi profesi yaitu :
o PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia),
o MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
o MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah).
2. Tantangan
Komite Sekolah
o Peran orang tua secara material sama sekali tidak ada, dengan diberlakukannya
mekanisme bantuan BOS Daerah.
o Komite belum berperan:
Sebagai penyumbang pikiran dalam kegiatan penyusunan program sekolah
o Komite belum berfungsi maksimal dalam pembiayaan karena :
Ada ketentuan tidak boleh memungut uang (biaya) dari orang tua siswa
Dinas Pendidikan
o Dukungan dana dari dinas pendidikan belum memadai
Asosiasi Profesi
o Progam PGRI belum tertuju pada kepentingan sekolah
o Program MGMP belum maksimal dan tidak berkontribusi maksimal terhadap
kinerja pendidik dan prestasi peserta didik.
Sosial Budaya
o Sekitar 20% orangtua siswa masuk katagori tidak mampu (miskin)
o Sekitar 78% orangtua siswa masuk katagori menengah
o Mengundang unsur Dinas Pendidikan dan pemerintah daerah untuk duduk bersama
dalam mensukseskan program sekolah yang membutuhkan dana dari masyarakat
dan pemerintah
Asosiasi Profesi
o Mengundang assosiasi profesi untuk menjalin kerjasama mendukung program
sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari perolehan data pada bab II di depan, maka hasil analisis konteks untuk tahun pelajaran
2015/2016 ini dapat disimpulkan kekurangan/kelemahan dalam pelaksanaan KTSP sebagai
berikut:
1. Analisis Standar Isi
o Kerangka dasar kurikulum perlu dilakukan penyempurnaan dan pengembangan
berkelanjutan
o Struktur kurikulum perlu penyempurnaan dan pengembangan berkelanjutan
o Beban belajar perlu penyempurnaan dan pengembangan berkelanjutan
o Kalender pendidikan perlu penyempurnaan dan pengembangan berkelanjutan
B. Rekomendasi
Dari hasil kesimpulan di atas disampaikan beberapa rekomendasi berikut:
1. Analisis Standar Isi
Tim Pengembang Kurikulum membuat rencana kerja untuk melakukan penyempurnaan
dan pengembangan kerangka dasar kurkulum, struktur kurikulum, beban belajar, dan
kalender pendidikan
2. Analisis Standar Kompetensi Lulusan
Tim Pengembang Kurikulum membuat kegiatan pelatihan guru mata pelajaran untuk
menyusun dan menyempurnakan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran, Standar
Kompetensi Lulusan Kelompok Mata Pelajaran, dan Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan.
3. Analisis Standar Proses
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sampul
Sekurang-kurangnya memuat:
a. Logo sekolah atau logo pemerintah kabupaten/kota dimana sekolah tersebut berada
b. Nama “LAPORAN HASIL ANALISIS KONTEKS”
c. Satuan Pendidikan (Nama Sekolah)
d. Tahun Pelajaran
e. Kabupaten/Kota dan Provinsi tempat sekolah tersebut berada
1. Kata Pengantar
Sekurang-kurangnya memuat:
a. Ucapan syukur atas tersusunnya laporan analisis konteks
b. Proses penyusunan laporan analisis konteks
c. Tujuan dan manfaat disusunnya laporan analisis konteks
d. Ucapan terima kasih pada pihak yang telah berpartisipasi
e. Tanda tangan Kepala Sekolah
2. Lembar Pengesahan
Sekurang-kurangnya memuat:
a. Pemberlakuan secara menyeluruh atau embeded
b. Masa berlakunya
c. Legalitas formal berupa tanda tangan kepala sekolah dan komite sekolah
3. Daftar Isi
Memuat semua hal (item) yang ada dalam laporan analisis konteks yang disusun
dilengkapi dengan halaman.