Anda di halaman 1dari 11

Daffa Aji Firmansyah (1903006)

2 Teknologi Industri
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Tugas Mandiri
1. Bagaimana cara seorang HR untuk mengevaluasi kinerja karyawan? Jelaskan!
Jawab:
Seorang HR harus memperjelas apa yang mau di nilai oleh perusahaan,
missal perusahaan akan menilai kinerja berdasarkan pencapaian target
berdasarkan KPI, jumlah kehadiran dan kontribusi yang berkaitan dengan visi
perusahaan.
Kemudian, bantu karyawan mengingat kembali Achievement apa yang
telah mereka capai di periode sebelumnya dan bantu juga karyawan dalam
menyadari apa yang jadi Strength Point nya dari tiap evaluasi. Terakhir,
berikan umpan balik yang bersifat Constructive Coaching (membangun dan
membina) karyawan.

2. Bagaimana dalam menentukan kebutuhan karyawan? Apakah harus


disesuaikan dengan kebutuhan material dan mesin? Jelaskan pendapat anda!
Jawab:
Dalam memenuhi kebutuhan pegawai, perusahaan melakukan proses
penghitungan dengan metode yang disebut dengan Man Power Planning
(MPP). Penghitungan didasarkan pada kebutuhan perusahaan dan tingkat
pertumbuhan perusahaan.
Berikut adalah proses perhitungan MPP:
a. Menghitung Demografi Karyawan Keseluruhan
Cara ini dilakukan untuk mengecek, berapa banyak karyawan
yang sudah dimiliki dan pada posisi jabatan apa saja. Data ini
diperoleh dari komposisi pemenuhan karyawan secara menyeluruh,
baik itu pada level jabatan, usia, maupun sebaran karyawan di setiap
lokasi kerja.
b. Menghitung Demografi Key Personel di Proyek
c. Menyesuaikan komposisi personil proyek yang tersedia dengan struktur
organisasi proyek
d. Melakukan simulasi jumlah proyek terbanyak
e. Analisis rentang kebutuhan karyawan
f. Kebijakan rekrutmen

Beberapa factor yang perlu di perhatikan dalam Perencanaan SDM:


 Pertumbuhan ( Growth ): HR untuk mempertimbangkan faktor
pertumbuhan finansial dan kebutuhan perusahaan. 
 Perubahan ( Change ): Ketika perusahaan sedang berubah, usahakan
agar HR memiliki fleksibilitas agar dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan dengan lebih baik.
 Teknologi ( Teknologi ) : SDM untuk memahami pentingnya fungsi
dan peran teknologi dalam operasional perusahaan.

3. Kebutuhan material tidak bisa dianggap remeh oleh perusahaan sebagai


pengendalian produksi, apa yang bisa kalian lakukan sebagai teknik industry?
Jawab:
Seperti yang kita tau bahwa material adalah barang-barang yang dibeli
dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi
yang akan dihasilkan perusahaan. Sebagai pengendali produksi kita harus
selalu menyediakan material agar produksi dapat terus berjalan agar produksi
tidak berhenti, namun material juga dapat overage, jadi sebagai Teknik
Industri kita harus bisa memanajemen material yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Maka dari itu seorang Teknik Industri harus bisa membuat
sebuah perencanaan dalam persediaan material (Material Requirements
Planning).
Langkah dasar MRP adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia
agar jadwal induksi produksi terpenuhi.
b. Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan
selisih antara kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.
c. Looting, yaitu perhitungan untuk menentukan berapa besarnya pesanan
setiap individu berdasarkan hasil perhitungan netting.
d. Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam
melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih
(netting), dimana rencana pemesanan diperoleh dengan mengurangkan
saat awal tersedianya kebutuhan bersih yang diinginkan dengan Lead
Time.
e. Explosion, yaitu perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih
bawah, berdasarkan atas rencana produksi.

Beberapa Metode lain seperti:


 Metode pengendalian tradisional : jumlah ukuran pemesanan
ekonomis (EOQ), titik pemesanan kembali (reorder point), jumlah
cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan.
 Metode kanban.
Pengendalian persediaan juga dapat ditinjau dari sudut yang berbeda yaitu
:
 Kebutuhan bahan di masa yang akan datang.
 Statis deterministik : bila tingkat konsumsi dantetap konstan
sepanjang waktu.
 Dinamik deterministik : bila tingkat permintaan diketahui dengan
pasti tetapi sifat permintaannya bervariasi dari periode ke periode
berikutnya.
 Stasioner probabilistik : bia fungsi kepada probabilitas
permintaannya tetap tidak berubah sepanjang waktu. Akibatnya
pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan dalam model.
 Non stasioner probabilistik : bila fungsi kepadatan probabilitas
permintaannya bervariasi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi trend
musiman permintaan.
 Penyediaan bahan meliputi waktu ancang-ancang (lead time),cara
mendapatkan bahan dan proses pembuatan keputusan untuk
melakukan persediaan.

4. Buatlah contoh peramalan model winter dengan trend dan metode winter
dengan factor musiman!
Jawab:
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi kelapa
sawit Provinsi Kalimantan Timur periode Januari Tahun 2014 hingga periode
Desember Tahun 2017[9]. Data produksi kelapa sawit disajikan dalam Tabel
dibawah
Time Series Plot
Peneliti menyajikan time series plot untuk melihat kecenderungan pergerakan
pola data pada Gambar dibawah merupakan data produksi kelapa sawit Provinsi
Kalimantan Timur periode Januari 2014 hingga Desember 2017.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa data produksi kelapa sawit Provinsi


Kalimantan Timur berpola trend naik dan berpola musiman multiplikatif. Pola
yang tidak teratur atau bervariasi dikatakan pola multiplikatif sehingga metode
yang tepat digunakan untuk meramalkan produksi kelapa sawit Provinsi
Kalimantan Timur adalah metode Winter’s exponential smoothing model
multiplikatif, Pegel’s exponential smoothing model musiman multiplikatif.
Peramalan Menggunakan Metode Winter’s Exponential Smoothing
Langkah awal melakukan peramalan adalah menentukan nilai awal dengan
menggunakan Persamaan 1, Persamaan 2, dan Persamaan 4.

Setelah nilai inisialisasi diperoleh, kemudian menentukan parameter pemulusan


optimal secara trial and error dengan bantuan software Octave. Nilai parameter
pemulusan optimal yaitu α = 0,80 ; β = 0,90 ; γ = 0,10 . 3.5
Peramalan Menggunakan Metode Pegel’s Exponential Smoothing
Metode Pegel’s exponential smoothing model multiplikatif yang dapat digunakan
untuk peramalan yaitu model musiman multiplikatif tanpa trend dan trend
multiplikatif musiman multiplikatif. Nilai awal model musiman multiplikatif
tanpa trend sama dengan nilai awal Winter’s exponential smoothing. Parameter
pemulusan optimal untuk model musiman multiplikatif tanpa trend adalah  =
0,80 dan  = 0,80. Nilai awal dan musiman untuk model trend multiplikatif sama
dengan nilai awal Winter’s exponential smoothing tetapi berbeda pada inisialisasi
faktor trendnya. Nilai awal faktor trend model trend multiplikatif musiman
multiplikatif berdasarkan Persamaan 13, diperoleh,

Nilai parameter pemulusan optimal untuk model trend multiplikatif musiman


multiplikatif adalah α = 0,80 ; β = 0,90 ; γ = 0,10 . 3.5
Grafik Peramalan
Hasil peramalan menggunakan metode Winter’s exponential smoothing, Pegel’s
exponential smoothing model musiman multiplikatif tanpa trend dan model trend
multiplikatif musiman multiplikatif kemudian dibuat dalam bentuk grafik untuk
melihat pola data yang telah dihasilkan. Peramalan data aktual dan hasil
peramalan menggunakan Winter’s exponential smoothing dan Pegel’s
exponential smoothing ditampilkan pada Gambar dibawah.

Gambar diatas menunjukkan bahwa grafik hasil peramalan menggunakan


metode
Winter’s exponential smoothing, Pegel’s exponential smoothing model musiman
multiplikatif tanpa trend dan model trend multiplikatif musiman multiplikatif
secara visual mendekati grafik data aktual, hal ini juga didukung oleh nilai MAPE
yang rendah oleh ketiga metode tersebut.
Akurasi Peramalan
Akurasi peramalan diukur menggunakan MAPE dan ditampilkan pada Tabel
dibawah
Model A pada Tabel 6 adalah model Winter’s exponential smoothing, Model B
adalah Pegel’s exponential smoothing musiman multiplikatif tanpa trend, dan
Model C adalah Pegel’s exponential smoothing trend multiplikatif musiman
multiplikatif. Berdasarkan hasil MAPE diketahui bahwa Model B adalah model
yang memiliki akurasi peramalan terbaik.
Jurnal Sumber: Dwi Agoes Setiawan, Sri Wahyuningsih, Rito Goejantoro
(2020). Peramalan Produksi Kelapa Sawit Menggunakan Winter’s dan Pegel’s
Exponential Smoothing dengan
Pemantauan Tracking Signal. Laboratorium Statistika Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur,
Indonesia
Daffa Aji Firmansyah (1903006)
2 Teknologi Industri
Tugas EPQ
Sebuah mesin digunakan untuk membuat 5 buah produk secara bersama-sama
dengan data-data sebagai berikut:
Permintaan/tahun (unit) Biaya Produksi/tahun (unit) Biaya Sekali Set-Up (Rp) Kecepatan Produksi/jam Biaya Simpan/unit/tahun
PRODUK
Dn Cn Kn Pn Hn
A 4000 Rp 5,000.00 Rp 40,000.00 20 Rp 100.00
B 2000 Rp 3,000.00 Rp 25,000.00 10 Rp 200.00
C 3500 Rp 5,000.00 Rp 50,000.00 20 Rp 300.00
D 6000 Rp 1,000.00 Rp 60,000.00 30 Rp 250.00
E 5000 Rp 3,000.00 Rp 35,000.00 25 Rp 320.00
Perusahaan tersebut beroperasi dalam waktu 8 jam/hari selama 250 hari/tahun.
Ditanya :
 Berapa siklus produksi yang paling ideal dalam 1 tahunnya.
 Berapa jumlah setiap kali produksi untuk masing-masing produk?
Catatan :
 Hitung terlebih dahulu waktu produksi
 Proporsi optimal (fraksi) per tahun.
Jawab:

PRODUK Tingkat Produksi/Hari (Pn) Tingkat Kebutuhan Pn Hn Pn Dn.Hn (1-Dn/Pn) Sn

A 40,000 160 16 100 40,000 360,000


B 25,000 80 8 200 20,000 360,000
C 50,000 160 14 300 40,000 958,125
D 60,000 240 24 250 60,000 1,350,000
E 35,000 200 20 320 50,000 1,440,000
Jumlah 210000 4,468,125

Waktu produksi yang dibutuhkan dalam satu tahun:

Dn 4000 2000 3500 6000 5000


∑ Pn = 160
+ 80 + 160 + 240 + 200 = 122 hari

Waktu operasi perusahaan 250 hari per tahun, yang berarti melebihi waktu yang
dibutuhkan untuk produksi (122 hari), sehingga persoalan di atas layak dikerjakan
dan frekuensi dihitung sebagai berikut:
∑ Dn Hn(1− Dn
f =
√ 2 ∑ Sn
Pn

4 ( 468 ) (125)
)

=
√ 2(210000)
= 3.26 siklus per tahun

Kemudian dibuat tabel berikut:

PRODUK Dn f Qn* = 1/f x Dn


A 4,000 3.26 1,227
B 2,000 3.26 613
C 3,500 3.26 1,074
D 6,000 3.26 1,840
E 5,000 3.26 1,534

Waktu optimal antara siklus produksi adalah:

Qn∗¿ 1227 614 1074 1840 1534


∑ ¿= + + + + = 37,4 hari ≈ 38 hari
Pn 160 80 160 240 200

250 250
Waktu produksi yang tersedia per siklusnya adalah: = = 77 hari Karena
f 3.26
waktu produksi optimal per siklus adalah 38 hari, sedangkan waktu produksi yang
tersedia setiap siklusnya adalah 77 hari, maka terdapat waktu slack 38 hari untuk
setiap siklusnya (hal tersebut disebabkan kapasitas mesin yang besar dibandingkan
dengan permintaan).
Jadi setiap 77 hari berikutnya, perusahaan akan memulai siklus produksinya kembali.
Total biaya persediaan optimalnya diperoleh sebagai berikut:

TC0 =  Dn Cn + 2f  Sn
= (20,000,000 + 6,000,000 + 17,500,000 + 6,000,000 + 15,000,000) + 2(3,26)
(210,000)
= Rp 65,869,200
Daffa Aji Firmansyah (1903006)
2 Teknologi Industri
Tugas Pertemuan 6
1. Apakah yang dimaksud dispatching pada penjadwalan produksi?
Jawab:
Dispatching (Prioritas Job) merupakan prioritas kerja tentang job-job mana
yang diseleksi dan diprioritaskan untuk diproses.

2. Berikan penjelasan atau ilustrasi bahwa penerapan PPC yang baik dapat
mengakibatkan produk yang dihasilkan kompetitif?
Jawab:
Production Planning Control (PPC) memiliki fungsi salah satunya yaitu
Production Control yang merupakan fungsi yang berkepentingan terhadap
“jaminan” terselenggaranya dengan baik dan lancar seluruh proses operasi
produksi di berbagai work stands dan workshops, tercapainya target penyelesaian
proses produksi sesuai production schedule, serta terpenuhinya delivery
commitment terhadap pelanggan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
antara pelanggan dan perusahaan. PPC sendiri juga sebagai material control
dimana PPC bertanggung jawab dalam sumber daya yang menjadi syarat
“jaminan” berjalannya proses operasi produksi, seperti kesiapan tenaga kerja,
tersedianya kapasitas permesinan dan material serta alat bantu produksi lainnya
(tools), kelengkapan dokumen kerja, dsb.
Demikianlah bahwa pada dasarnya tujuan dari Production Control adalah
memastikan apakah setiap tahap dan langkah proses operasi yang dilakukan
pekerja atau sekelompok pekerja dalam rangka pelaksanaan tugas tertentu dalam
suatu industry manufaktur telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, efektif
dan efisien, serta telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan.
Ketika dalam industry manufaktur PPC telah menstandarisasi mulai dari
kesiapan tenaga kerja, kapasitas dan kemampuan mesin, material yang digunakan
serta alat bantu produksi lainnya, maka dapat dipastikan produk yang dihasilkan
adalah OK yang memungkinkan produk tersebut dapat bersaing dengan
competitor dari segi kualitas bahkan dari segi harga

3. Bagaimana PPC klasik mengatasi factor ketidaktentuan?


Jawab:
PPC klasik mengatasi factor ketidakpastian dengan cara:
 Forecasting yang tepat
 Memahami kapasitas produksi
 Mengontrol persediaan
 Otomatisasi Production Planning System
 Melakukan pemeliharaan peralatan dan mesin secara berkala
4. Apakah yang disebut dengan expediting dalam penjadwalan produksi? Bagaimana
hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan pendapat anda!
Jawab:
Expediting merupakan kegiatan mempercepat kegiatan produksi akibat order
yang meningkat tajam. Hal tesebut dapat diakibatkan oleh karena adanya
breakdowns machine, kegagalan listrik (mati lampu), kekurangan bahan,
pemogokan, absensi dll atau bahkan tidak berjalan dengan baik bagian PPC.
Maka dari itu peranan PPC dalam hal ini harus merencanakan jadwal produksi
dengan sangat baik agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada
masalah.
Expediting dalam perencanaan produksi adalah langkah terakhir atau
finishing, dimana dalam contoh perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah
perangkat pengedali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi akhir.
Tujuannya adalah mengukur kinerja actual dan membandingkannya dengan
kinerja yang diharapkan sesuai perencanaan awal. Expediting akan menyimpan
catatan kerja yang tepat, penundaan dan kemacetan. Catatan tersebut digunakan di
masa depan untuk mengontrol produksi.

Anda mungkin juga menyukai