Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Sistem Reproduksi adalah Blok ke 17 pada semester 6 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan (KBK) Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi
kasus sebagai bahan pembelajaran.
Pada kesempatan kali ini memaparkan kasus Ny. Masayu, 34 tahun, P3A2, datang
IGD RSMP dengan keluhan nyeri hebat pada perut kanan bawah sejak 6 jam yang
lalu. Ny. Masayu sudah menyadari bahwa terdapat benjolan di perut kanan bawah
sebesar bola tenis sejak 2 bulan yang lalu dan disarankan dokter untuk operasi
namun Ny. Masayu menolak, karena takut.  Ny. Masayu pernah diurut oleh dukun
2 hari yang lalu tetapi benjolan tetap ada dan malah mulai terasa sakit. 

Ny. Masayu merasa tidak mengeluarkan darah dari kemaluan, tidak


mengeluarkan keputihan. Riwayat menstruasi tidak teratur sejak 6 bulan terakhir,
banyaknya sedang, tidak terasa sakit sewaktu menstruasi. Ny. Masayu mengalami
mentruasi terakhir pada 1 minggu yang lalu. Ny. Masayu tidak pernah memakai
kontrasepsi apapun sebelumnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr. Otchi Putri Wijaya
Moderator : Puspa Nadya
Sekretaris meja : Ayu Permata Sari
Hari, Tanggal : Kamis, 2 April 2020
Sabtu, 4 April 2020
Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Dilarang makan dan minum

2.2 Skenario Kasus


“Benjolan yang Menyakitkan”
Ny. Masayu, 34 tahun, P3A2, datang IGD RSMP dengan keluhan nyeri
hebat pada perut kanan bawah sejak 6 jam yang lalu. Ny. Masayu sudah
menyadari bahwa terdapat benjolan di perut kanan bawah sebesar bola tenis sejak
2 bulan yang lalu dan disarankan dokter untuk operasi namun Ny. Masayu
menolak, karena takut.  Ny. Masayu pernah diurut oleh dukun 2 hari yang lalu
tetapi benjolan tetap ada dan malah mulai terasa sakit.  Ny. Masayu merasa tidak
mengeluarkan darah dari kemaluan, tidak mengeluarkan keputihan. Riwayat
menstruasi tidak teratur sejak 6 bulan terakhir, banyaknya sedang, tidak terasa
sakit sewaktu menstruasi. Ny. Masayu mengalami mentruasi terakhir pada 1
minggu yang lalu. Ny. Masayu tidak pernah memakai kontrasepsi apapun
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum:  tampak sakit berat, kesadaran:  compos mentis
Tanda Vital:  N: 90 x/menit isi dan tegangan cukup, TD: 110/70 mmHg, RR:22
x/menit, T: 370C
Pemeriksaan Khusus:
Kepala: konjungtiva tidak anemis

2
Thoraks: dalam batas normal
Abdomen (status Ginekologi)
Pemeriksaan Luar:
- Inspeksi:  dalam batas normal
- Palpasi: Teraba benjolan sebesar bola tenis di kuadran kanan bawah, berbatas
tegas, konsistensi kistik, bisa digerakkan, yang sangat sakit pada penekanan.
Inspekulo:
- Portio: tidak livide
- Vagina tenang
- Fluxus (-), fluor albus (-)
- Polip, erosi (-)
Pemeriksaan Dalam (Bimanual):
- Portio: kenyal, nyeri goyang (-)
- OUE tertutup
- Corpus uteri: sebesar normal
- Disamping kanan uterus teraba massa kistik 10x10x10 cm, berbatas tegas, tidak
berbenjol, bisa digerakkan, nyeri tekan (+) sangat sakit.
- Adneksa parametrium kanan tegang
- Adneksa parametrium kiri lemas
- Forniks posterior tidak menonjol
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb: 12,5 g/dl, Trombosit: 250.000/mm3, Leukosit: 7000/mm3
Plano test: negatif

3
2.3 Klarifikasi Istilah
No Istilah Klarifikasi Istilah
1 Keputihan (Fluor albus) Suatu gejala gangguan alat kelamin
yang dialami wanita berupa keluarnya
cairan putih kekuningan/putih kelabu
dari vagina
2 Portio Bagian cervix uteri yang tidak
menonjol ke dalam vagina
3 Kontrasepsi Alat pencegahan konsepsi/kehamilan
4 Nyeri Perasaan tidak nyaman yang
umumnya disebabkan rangsangan
yang kuat atau merusak
5 Benjolan Lesi padat yang terbentuk akibat
pertumbuhan sel tubuh yang tidak
semestinya
6 Adneksa Struktur penambahan pada uterus
7 Kistik Rongga abnormal didalam tubuh,
dilapisi epitel, biasanya mengandung
cairan atau materi semipadat
8 Menstruasi Pendarahan periodik dari uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi
secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus
9 Livide Warna keunguan pada portio yang
biasanya menandakan bahwa wanita
sedang hamil

2.4 Identifikasi Masalah


1. Ny. Masayu, 34 tahun, P3A2, datang IGD RSMP dengan keluhan nyeri
hebat pada perut kanan bawah sejak 6 jam yang lalu. 

4
2. Ny. Masayu sudah menyadari bahwa terdapat benjolan di perut kanan
bawah sebesar bola tenis sejak 2 bulan yang lalu dan disarankan dokter
untuk operasi namun Ny. Masayu menolak, karena takut.  Ny. Masayu
pernah diurut oleh dukun 2 hari yang lalu tetapi benjolan tetap ada dan
malah mulai terasa sakit. 
3. Ny. Masayu merasa tidak mengeluarkan darah dari kemaluan, tidak
mengeluarkan keputihan. 
4. Riwayat menstruasi tidak teratur sejak 6 bulan terakhir, banyaknya sedang,
tidak terasa sakit sewaktu menstruasi. Ny. Masayu mengalami mentruasi
terakhir pada 1 minggu yang lalu. Ny. Masayu tidak pernah memakai
kontrasepsi apapun sebelumnya.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:  tampak sakit berat, kesadaran:  compos mentis
Tanda Vital:  N: 90 x/menit isi dan tegangan cukup, TD: 110/70 mmHg,
RR:22 x/menit, T: 370C
Pemeriksaan Khusus:
Kepala: konjungtiva tidak anemis
Thoraks: dalam batas normal
Abdomen (status Ginekologi)
Pemeriksaan Luar:
- Inspeksi:  dalam batas normal
- Palpasi: Teraba benjolan sebesar bola tenis di kuadran kanan bawah,
berbatas tegas, konsistensi kistik, bisa digerakkan, yang sangat sakit pada
penekanan.
Inspekulo:
- Portio: tidak livide
- Vagina tenang
- Fluxus (-), fluor albus (-)
- Polip, erosi (-)
Pemeriksaan Dalam (Bimanual):
- Portio: kenyal, nyeri goyang (-)
- OUE tertutup

5
- Corpus uteri: sebesar normal
- Disamping kanan uterus teraba massa kistik 10x10x10 cm, berbatas
tegas, tidak berbenjol, bisa digerakkan, nyeri tekan (+) sangat sakit.
- Adneksa parametrium kanan tegang
- Adneksa parametrium kiri lemas
- Forniks posterior tidak menonjol
6. Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb: 12,5 g/dl, Trombosit: 250.000/mm3, Leukosit: 7000/mm3
Plano test: negatif

2.6 Analisis Masalah


1. Ny. Masayu, 34 tahun, P3A2, datang IGD RSMP dengan
keluhan nyeri hebat pada perut kanan bawah sejak 6 jam yang
lalu. 
a. Apa makna P3A2 pada Ny. Masayu?
Jawab :
P : Partus/Paritas. Paritas ditentukan oleh jumlah
kehamilan yang mencapai 20 minggu dan bukan oleh
jumlah janin yang dilahirkan (Cunningham, 2019) → pada
kasus ini 3 kali.
A : Abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Prawirohardjo, 2016). → pada kasus ini 2 kali.
Jadi pada kasus ini adalah multipara.
Sintesis :
Nuligravida adalah seorang wanita yang saat ini tidak
hamil dan belum pernah hamil. Sedangkan Nulipara
adalah seorang wanita yang belum pernah menyelesaikan
kehamilan melewati gestasi 20 minggu. Ia mungkin
pernah atau belum pernah hamil atau pernah mengalami

6
abortus (-abortus) spontan atau elektif atau kehamilan
ektopik (Cunningham, 2019).
Primipara adalah seorang wanita yang pernah satu kali
melahirkan bayi (-bayi) yang lahir hidup atau meninggal
dengan perkiraan lama gestasi 20 minggu atau lebih.
Dengan dipastikannya kehamilan pertama, maka ia
menjadi primigravida (Cunningham, 2019).
Multipara adalah seorang wanita yang pernah
menyelesaikan dua atau lebih kehamilan hingga 20
minggu atau lebih. Dengan dipastikannya kehamilan
berikutnya, menjadi multigravida (Cunningham, 2019).

b. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi pada kasus?


Jawab:

Anatomi

Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari


tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm,lebar dan
tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau hilusnya
berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk

7
ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan
belakangnya menuju ke atas dan belakang, sedangkan
permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang
dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung
yang dekat dengan uterus dan tidak jarang diselubungi
oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium
yang lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui
ligamentum ovarii proprium tempat di temukannya
jaringan otot yang menjadi satu dengan jaringan otor di
ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasai dari gubernakulum. Struktur ovarium terdiri atas

(1) korteks, bagian luar yang diliputi oleh epitelium


germinatiwm berbentuk kubik dan di dalamnya terdiri atas
stroma sena folikel-folikel primordial; dan

(2) medulla, bagian di sebelah dalam korteks tempat


terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah,
serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos. ( sarwono,
2011 )

Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah sebagai


berikut:
1.    Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt)

Ligamen ini fungsinya:


a. Mencegah supaya uterus tidak turun
b. Di dalamnya terdapat pembuluh darah yang
arteria & vena uterina
Ligamen ini berjalan dari servix uteri dan puncak
vagina ke arah lateral dinding panggul

2.    Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra

Fungsi : menahan uterus supaya didak dapat bergerak

8
Berjalan dari servik bagian belakang kiri kanan ke Os
sacrum

3.    Ligamentum Rotundum sinistra & dextra

Ligamen ini berjalan dari daerah Fundus uteri ke


dinding panggul. Pada perempuan hamil sering
mengalami nyeri pada daerah kaki bawah dikarenakan
ligamen rotundum tegang.

4.    Ligamentum Latum sinistra & dextra.

Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba


uterina dan uterus di sebelah belakang ligamentum latum
terdapat ovarium/indung telur.

5.    Ligamentum infundibulum pelvikum sinistra & dextra

Di dalam ligamen ini terdapat urat-urat syaraf kelenjar


limfa serta arteria dan vena ovarika untuk darah yang
memberikan ke ovarium dan uterus.

6.    Ligamentum ovarii proprium

Yang berjalan dari ovarium menuju ke bagian belakang


Fundus uteri. Ligamentum ini secara embriologi berasal
dari Gubernaculum seperti juga ligamentum rotundum.

(Snell, 2006)

Fisiologi
Organ Genitalia Perempuan
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia
eksterna dan organ genitalia interna. Organ genitalia
eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama,
sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk
ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi

9
blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin
(Prawirohardjo, 2016).
Organ Genitalia Eksterna

Gambar 1. Genitalia Eksterna (Prawirohardjo, 2016).


Organ genitalia eksterna dapat meliputi sebagai berikut :
- Vulva (pukas) atau pudenda, meliputi seluruh struktur
eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai
perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia
minora, klitoris, selaput dara (hymen), vestibulum, muara
uretra, berbagai kelenjar, dan struktur vaskular
(Prawirohardjo, 2016).
- Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang
menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah
pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan
umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas
simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan
paha (Prawirohardjo, 2016).
- Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan
dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan
lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris.
Kebawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu
dan membentuk kommisura posterior. Labia mayora
analog dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum
berakhir di batas atas labia mayora. Setelah perempuan

10
melahirkan beberapa kali, labia mayora menjadi kurang
menonjol dan pada usia lanjut mulai mengeriput. Di
bawah kulit terdapat massa lemak dan mendapat pasokan
pleksus vena yang pada cedera dapat pecah dan
menimbulkan hematoma (Prawirohardjo, 2016).
- Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah
suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke
depan kedua bibir kecil bertemu yang di atas klitoris
membentuk preputium klitoridis dan yang di bawah
klitoris membentuk frenulum klitoridis. Ke belakang
kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa
navikulare. Fossa navikulare ini pada perempuan yang
belum pernah bersalin tampak utuh, cekung seperti
perahu; pada perempuan yang pernah melahirkan
kelihatan tebal dan tidak rata. Kulit yang meliputi bibir
kecil mengandung banyak glandula sebasea (kelenjar-
kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung saraf yang
menyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya
mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot
polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat
mengembang (Prawirohardjo, 2016).
- Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh
preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus
klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke
os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat
mengembang, penuh dengan urat saraf, sehingga sangat
sensitif (Prawirohardjo, 2016).
- Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang
dari depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris,
kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh
perineum (fourchette). Embriologik sesuai dengan sinus
urogenitalis. Kurang lebih 1 – 1,5 cm di bawah klitoris

11
ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih)
berbentuk membujur 4 – 5 oleh lipatan-lipatan selaput
vagina. Tidak jauh dari lubang kemih, di kiri dan di kanan
bawahnya, dapat dilihat dua ostia Skene. Saluran Skene
(duktus parauretral) analog dengan kelenjar prostat pada
laki-laki. Di kiri dan kanan bawah di dekat fossa
navikulare, terdapat kelenjar Bartolin. Kelenjar ini
berukuran diameter lebih kurang 1 cm, terletak di bawah
otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil
panjang 1,5 – 2 cm yang bermuara di vestibulum, tidak
jauh dari fossa navikulare. Pada koitus kelenjar Bartholin
mengeluarkan getah (Prawirohardjo, 2016).
- Bulbus Vestibuli sinistra et dekstra merupakan
pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir
vestibulum, dekat ramus ossis pubis. Panjangnya 3 – 4 cm,
lebarnya 1 – 2 cm dan tebalnya 0,5 – 1 cm. Bulbus
vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian
tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus
konstriktor vagina (Prawirohardjo, 2016). Embriologik
sesuai dengan korpus kavernosum penis. Pada waktu
persalinan biasanya kedua bulbus tertarik kearah atas ke
bawah arkus pubis, akan tetapi bagian yang melingkari
vagina sering mengalami cedera dan sekali-kali timbul
hematoma vulva atau perdarahan (Prawirohardjo, 2016).
- Menurut Prawirohardjo (2016), Introitus Vagina
mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada
seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang
baru dapat dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus
vagina ditutupi oleh selaput dara (himen). Himen ini
mempunyai bentuk berbeda-beda, dari yang semilunar
(bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang
bersekat (septum). Konsistensinya pun berbeda-beda, dari

12
yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis
(lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari
sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Umumnya himen
robek pada koitus dan robekan ini terjadi pada tempat jam
5 atau jam 7 dan robekan sampai mencapai dasar selaput
dara itu. Pada beberapa kasus himen tidak mengalami
laserasi walaupun sanggama berulang telah dilakukan.
Sesudah persalinan himen robek di beberapa tempat dan
yang dapat dilihat adalah sisa-sisanya (karunkula
himenalis).
- Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-
rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama
ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot
koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot
ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari
diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber
isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis
meliputi muskulus transversus perinei profunda, otot
konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal
yang menutupinya. Perineum mendapat pasokan darah
terutama dari arteria pudenda interna dan cabang-
cabangnya. Persarafan perineum terutama oleh nervus
pudendus dan cabang-cabangnya. Oleh sebab itu, dalam
menjahit robekan perineum dapat dilakukan anestesi blok
pudendus. Otot levator ani kiri dan kanan bertemu di
tengah-tengah di antara anus dan vagina yang diperkuat
oleh tendon sentral perineum. Di tempat ini bertemu otot-
otot bulbokavernosus, muskulus transversus perinei
superfisialis, dan sfingter ani eksternal. Struktur ini
membentuk perineal body yang memberikan dukungan
bagi perineum. Dalam persalinan sering mengalami

13
laserasi, kecuali dilakukan episiotomi yang adekuat
(Prawirohardjo, 2016).

Gambar 2. Genitalia Eksterna (Prawirohardjo, 2016).

Organ Genitalia Eksterna

Gambar 3. Potongan Sagital Melalui Genitalia Interna


(Prawirohardjo, 2016).
Organ genitalia interna dapat meliputi sebagai berikut :
- Vagina merupakan suatu penghubung antara introitus
vagina dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah dari
pinggir atas simfisis ke promontorium. Dinding depan dan
belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-
masing panjangnya 6 – 8 cm dan 7 – 10 cm. Vagina
diperdarahi arteri vaginalis (cabang arteri illiaca interna)

14
dengan arteri uterine. Aliran vena mengikuti arteri yang
akan bermuara ke vena cava inferior dan vena renalis
sinistra (Prawirohardjo, 2016).
- Uterus berbentuk seperti buah avokad atau pir dan sedikit
gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur
ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas
otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 – 7,5 cm,
lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25
cm Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah
anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut
dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan
membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri
ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri).
Vaskularisasi dari uterus terdiri atas : Arteri uterina
(cabang dari arteri illiaca interna), Arteri arcuata –
melingkari endometrium, Arteri radialis –
menghubungkan arcuata dengan ramus arteri, Ramus
arteri – mengalirkan darah ke zona basilaris, dan Arteri
spiralis – mengalirkan darah ke zona fungsional
(Prawirohardjo, 2016).
- Tuba falloppii terdiri dari : Pars interstisialis, yaitu bagian
yang terdapat di dinding uterus; Pars ismika merupakan
bagian medial tuba yang sempit ; Pars ampullaris yaitu
bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi; dan Infundibulum yaitu bagian ujung
tuba untuk menangkap sel telur dan selanjutnya
menyalurkan telur ke dalam tuba. Bagian luar tuba diliputi
oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas otot
longitudinal dan otot sirkular. Tuba falopii (oviduct)
diperdarahi oleh arteri uterina (Prawirohardjo, 2016).

15
- Ovarium (Indung Telur) : Perempuan pada umumnya
mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium
menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum
latum kiri dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih
sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4
cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau
hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat
ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-
serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas.
Permukaan belakangnya menuju ke atas dan belakang,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.
Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi
daripada ujung yang dekat dengan uterus dan tidak jarang
diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan
uterus melalui ligamentum ovarii proprium tempat
ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan
jaringan otot di ligamentum rotundum. Embriologik kedua
ligamentum berasal dari gubernakulum (Prawirohardjo,
2016).

Gambar 4. Uterus, Tuba Falloppii, dan Ovarium


(Prawirohardjo, 2016)

16
Histologi

Ovarium memiliki bagian bagian yang terdiri dari


medulla dan korteks. Bagian medulla ovarium
mengandung jalinan yaskular yang luas, di dalam jaringan
ikat seluler yang longgar. Sementara itu, korteks
merupakan tempat folikel ovarium yang mengandung
oosit terutama ditemukan. Tidak ada batasan yang jelas
antara korteks dan medulla. Permukaan ovarium ditutupi
oleh epitel selapis gepeng atau kuboid, yakni epitel
germinal. Di bawah lapis epitel germinal terdapat sebuah
lapisin jaringan ikat padat yang tidak berbatas jelas
membentuk tunika albuginea. Jaringan korteks ovarium
berada dibawah tunika albuginea. Di sini terdapat
sejumlah besar folikel ovarium sedang burkembang pada
fase yang berbeda-beda. Sebuah folikel ovarium terdiri
atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih
lapisan sel folikel. Folikel dibagi ke dalam tiga fase
perkembangan, yaitu folikel primordial, folikel
berkembang, dan folikel de Graaf atau matang. Folikel
primordial paling banyak dijumpai saat sebelum kelahiran.
Terdir atas sebuah oosit primer dengan inli dan anak  besar
yang dibungkus oleh selapis sel folikel gepeng. Sementara
folikel berkembang, stroma ovarium yang mengelilingi
folikel akan berdeferensiasi menjadi teka interna dan teka

17
eksterna. Teka interna kaya akan vaskular dan teka
eksterna terutama terdiri atas jaringan ikat. Tidak ada
pembuluh darah dalam lapisan granulosa. Sewaktu folikel
berkembang pula, terbentuk ruang-ruang kecil di antara sel
folikel yang berisi cairan folikel. Folikel ini disebut folikel
sekunder. Kemudian ruang-ruang ini menyatu dan
akhirnya hanya membentuk satu ruang besar yang disebut
antrum. Sel-sel dari lapisan granulosa berkumpul pada
satu bagian dinding folikel, membentuk bukit kecil sel-sel,
yaitu kumulus ooforus, yang mengandung oosit. Kumulus
ooforus ini menonjol kedalam antrum. Oosit tidak akan
bertumbuh lagi dan dilapisi oleh sel granulosa tipis yang
disebut korona radiata. Folikel ini kini benama folikel de
Graaf atau matang. (Junqueira LC, et al. 2014)

c. Apa makna Ny. Masayu datang dengan keluhan nyeri


hebat pada perut kanan bawah sejak 6 jam yg lalu?
Jawab:
Makna nyeri hebat pada perut kanan bawah sejak 6
jam yang lalu menandakan proses terjadinya
akut/mendadak akibat adanya torsio kista ovarium yang
dipicu oleh riwayat diurut.

d. Apa saja kemungkinan penyebab nyeri perut kanan


bawah?
Jawab:
Penyebab nyeri bagian perut bawah yang paling sering
- Infeksi saluran kemih
- Tersumbatnya kandung empedu, saluran empedu, dan
saluran kemih
- Makan yang terlalu banyak asam dan pedas
- Kebanyakan minum-minuman beralkohol
- Pada wanita nyeri dapat terjadi sebelum/ selama haid

18
- Gangguan pada alat kandungan seperti adanya kista
ovarium.
pada kasus kemungkinan Ny. Masayu mengalami kista
ovarium, dimana beberapa hal yang menyebabkan kista
ovarium antara lain:
1. Disfungsi Hipothalamus-Hipofisis
Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating
Hormone (FSH) yang dihasilkan kompleks
hipothalamus- hipofisis yang berfungsi untuk
meluruhnya korpus luteum ketika ovum tidak dibuahi
bermasalah . Akibatnya pematangan folikel dominan
yang tidak pas akan menginduksi kista. Selain itu
akibat perkembangan folikel imatur akan memicu
dihasilkannya estradiol yang merupakan pemicu kista
ovarium.
2. Disfungsi Ovarium atau Folikel
Masih berhubungan dengan kompleks hipothalamus-
hipofisis, perubahan ekspresi reseptor LH bisa
menyebabkan anovulasi folikel. Pada saat
keseimbangan hormon LH dan FSH yang tepat, akan
membuat fase ovulasi dan pre-ovulasi folikel. Reseptor
FSH dan LH di sel granulosa di kista akan menurun
jika dibandingkan dengan folikel normal
3. Predisposisi Kista Folikel Ovarium
Disfungsi tingkat folikel dapat mengganggu kompleks
hipothalamus- hipofisis akan mengubah ekspresi
reseptor LH yang menginduksi anovulasi folikel.
Selain itu reseptor estradiol juga mempengaruhi
pembentukan kista. Selain perubahan reseptor dan isi
estradiol. Perubahan dalam steroidegenesis oleh folikel
dominan mungkin terlibat dalam degenarsi kista.
Akibat kombinasi ketiga hal itu akan menghasilkan

19
esterogen aktif dan meningkatkan konsentrasi
estradiol. (Vanholder T, 2006)
e. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah ?
Jawab:
Kemungkinan penyakit dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah dengan sumber nyeri tersebut dapat berasal
dari organ (berdasarkan kuadran kanan bawah) :
Appendiks, adneksa, sekum, ileum dan ureter adalah :

 Ovarian Cyst/Torsion
 Etctopic Pregnancy
 Endometriosis
 Mittelschmerz
 Salpingitis
 Intestinal Obstruction
 Inflammantory Bowel Disease
 Mesenteric Adenitis
 Appendicitis
 Diverticulitis
 Cholecysititis
 Pyelonephritis
 Nephrolithiasis
 Seminal Vesiculitis
 Psoas Abses
 Perforated Ulcer
 Leaking Aneurysm
 Abdominal Wall Hematoma
 Hernia
(Sjamsuhidajat R,2017), (Anwar M, 2011), (Palinrungi
AM, 2001).

20
f. Bagaimana mekanisme nyeri perut kanan bawah pada
kasus ?
Jawab:
Faktor resiko kemungkinan gangguan hormonal →
kadar hormon FSH ↓ dan hormon LH ↓ → pembentukan
androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal →
folikel mengalami anovulasi dan berdegenerasi →
penimbunan folikel →ukuran folikel yang semakin
membesar → kista ovarium dextra → diurut → torsio
kista ovarium → nyeri perut yang hebat.
(Vanholder T, 2006)

g. Apa hubungan usia dan status gravida dengan keluhan ?


Jawab:
Berdasarkan usia, wanita yang postmenopause insiden kita
ovarium sebesar 18% selama 15 tahun terakhir di
Amerika. Sedangkan diseluruh dunia sekitar 7% wanita
dalam masa subuhr (premenopause) dapay mengalami
kista ovarium. Pada torsio kista ovarium, 2-15% terjadi
pada pasien yang pernah melakukan operasi pada massa
adneksa. Tumor ovarium > 5 cm lebih berisiko terjadi
torsio ovarium. 10-22% torsio ovarium terjadi pada
kehamilan. P3A2 menunjukan bila kista ovarium ini
kemungkinan penyebab terjadinya kematian janin (A2).

(SA Furghly. 2014)

h. Apa saja faktor risiko dari penyakit dengan perut kanan


bawah?
Jawab:
I. Faktor internal

 faktor genetik
 Gangguan hormonal

21
 Riwayat kanker colon

II. Faktor eksternal

 kurang olahraga
 Merokok dan konsumsi alkohol
 Konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat
 Sosial ekonomi rendah
 Faktor stress (kurniawati dkk, 2009)

2. Ny. Masayu sudah menyadari bahwa terdapat benjolan di


perut kanan bawah sebesar bola tenis sejak 2 bulan yang lalu
dan disarankan dokter untuk operasi namun Ny. Masayu
menolak, karena takut.  Ny. Masayu pernah diurut oleh dukun
2 hari yang lalu tetapi benjolan tetap ada dan malah mulai
terasa sakit. 
a. Apa makna ny. masayu menyadari bahwa terdapat
benjolan di perut kanan bawah sebesar bola tenis sejak 2
bulan yang lalu dan disarankan dokter untuk operasi
namun ny. masayu menolak, karena takut?
Jawab:
Makna dari Ny. Masayu menyadari bahwa terdapat
benjolan di perut kanan bawah sebesar bola tenis sejak 2
bulan yang lalu ialah Ny. Masayu mengalami kista
ovarium dan benjolan tersebut bukan merupakan proses
peradangan. Disarankan dokter untuk operasi namun Ny.
Masayu menolak karena takut maknanya sampai sekarang
benjolan tersebut belum di tatalaksana dengan baik.
Sintesis :
Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang
terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang
terbentuk ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar ovarium (Wirawan, 2013).

22
b. Apa makna ny. Masayu pernah diurut oleh dukun 2hari
yang lalu tapi benjolan tetap ada dan mulai terasa sakit?
Jawab:
Maknanya tatalaksana yang diberikan oleh dukun
tersebut tidak tepat sehingga bukannya menyembuhkan
malah tindakan tersebut membuat kistanya tadi menjadi
terpuntir (torsio kista ovarium).
Sintesis :
Torsi ovarium didefinisikan sebagai rotasi sebagian
atau lengkap dari pedikel vaskular ovarium, yang
menyebabkan obstruksi aliran keluar vena dan aliran
arteri. Ini adalah kondisi darurat dengan kejadian 2%
-15% pada pasien dengan massa adneksa (Ganla, 2017).
Risiko utama dalam torsi ovarium adalah massa ovarium
(Huang, 2017). Torsio (putaran tangkai) ovarium, dapat
terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai (torsio) menyebabkan gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis (Yatim, 2008).

c. Apa dampak tidak operasi pada kasus?


Jawab:
Dampaknya adalah terjadi peningkatan risiko
malignancy/keganasan. Menurut Osmers et all,
berdasarkan hasil studi menemukan terdapat 641 simple
ovarian cysts pada wanita premenopause dan menemukan
ratio keganasan sebesar 0,8%. Mereka menemukan tidak
ada keganasan pada kista bila kurang dari 39 mm,
sedangkan ukuran > 60 mm rationya 2,5%. Risiko
keganasan lebih tinggi pada wanita postmenopause
daripada premenopause, meski angka tsb tidak tinggi
namun terjadi sedikit peningkatan. (Smcock et all. 2005)

23
Menurut Yatim (2008), dampak tidak dilakukannya
operasi kistektomi adalah :

a. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-


menerus dan sedikit-sedikit yang dapat menyebabkan
pembesaran kista dan menimbulkan kondisi kurang darah
(anemia).

b. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai


dengan diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai
menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis.

c. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan


tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau
pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan.

d. Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas,


bengkak, dan nyeri).

e. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan


keluhan buang air besar (konstipasi). (Yatim, Faisal,2008)

d. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan benjolan di


perut kanan bawah ?
Jawab:
Kemungkinan penyakit dengan benjola di perut kanan
bawah:

1. Kista folikel
2. Kista korpus luteum (kista granulosa dan kista teka)
3. Ovarium polikistik
4. Kista ovarium karsinoma
5. Lipoma
6. Tumor dari organ dalam perut

24
7. Kista kelenjar keringat
8. Hernia
(Sarwono, 2016)

e. Apa  hubungan benjolan perut kanan bawah dan riwayat


pernah diurut dengan keluhan utama?
Jawab:
Hubungan benjolan di bawah perut dengan nyeri
yaitu akibat pernah diurut oleh dukun 2 hari yang lalu
menyebabkan kista terpuntir dan terjadi penurunan jumlah
darah ke ovarium dan kematian jaringan ovarium lalu
menyebabkan nyeri. (Sarwono, 2016)

f. Apa dampak ny masayu pernah diurut oleh dukun 2 hari


yg lalu?
Jawab:
Dampak yang dapat terjadi jika benjolan di perut kanan
bawah diurut yaitu ruptur dan torsio kista ovarium.
(Zafar et all. 2015)

g. Bagaimana patofisiologi benjolan terasa nyeri pada kasus?


Jawab:
Idiopatik -> kadar hormon FSH rendah dan hormon LH
tinggi -> pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel
dan kelenjar adrenal -> folikel mengalami anovulasi dan
berdegenerasi -> stimulasi ukuran folikel yang semakin
membesar -> kista ovarium dextra -> riwayat diurut ->
torsio kista ovarium -> tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale ->
nyeri perut yang hebat.

h. Apa saja jenis benjolan di perut wanita?


Jawab:
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium:

25
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista
ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini
berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan
dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan
sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan
menjadi kista folikuler dan akan hilang saat
menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel
dan kista korpus luteum. Keduanya tidak
mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan
dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.

Gambar : kista ovarium fungsional


2. Tipe Kista Abnormal
a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel
indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun dapat
membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya.
Disebut kista coklat karena berisi timbunan darah
yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid

26
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian
tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak.
Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung
telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak
menimbulkan gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian
endometrium yang berada di luar rahim. Kista ini
berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan
nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan
sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut
bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal
dari korpus luteum haematoma.

Gambar : kista corpus luteum


g. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat
pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu.

27
Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan
membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista
polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi
harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut
agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
(Nugroho, Taufan. 2011), (William Helm, C., 2005)

3. Ny. Masayu merasa tidak mengeluarkan darah dari kemaluan,


tidak mengeluarkan keputihan. 
a. Apa makna Ny. Masayu merasa tidak mengeluarkan darah
dari kemaluan, tidak mengeluarkan keputihan ?
Jawab :
- Tidak mengeluarkan darah dari kemaluan →
menyingkirkan diagnosis banding bahwa terjadi ruptur
kista (robek dinding kista) dan endometriosis
- Tidak mengeluarkan keputihan → menyingkirkan
diagnosis banding bahwa terjadi infeksi
Sintesis :
Robek dinding kista (ruptur kista) terjadi pada putaran
tangkai (torsio ovarium), tetapi dapat pula akibat jatuh,
trauma, atau saat berhubungan intim.
(Prawirohardjo, 2014)
Menurut Bo (2015), Endometriosis merupakan
gangguan sistem reproduksi wanita dimana endometrium
(lapisan rahim) tumbuh diluar anggota uterus (rahim).
Pada kasus ini apabila telah terjadi penurunan dari kadar
estrogen dan progesteron maka dapat menyebabkan
nekrosis dan perdarahan (James, 2002).
Keputihan (leukorea/fluor albus/vaginal discharge)
adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia yang
tidak berupa darah. Keputihan bukanlah penyakit
tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir
semua penyakit kandungan (Jessica, 2016). Keputihan

28
patologis bisa disebabkan karena adanya infeksi (jamur,
bakteri, parasit, dan virus), benda asing, neoplasma jinak,
kanker, dan menopause (Jessica, 2016).
4. Riwayat menstruasi tidak teratur sejak 6 bulan terakhir,
banyaknya sedang, tidak terasa sakit sewaktu menstruasi. Ny.
Masayu mengalami mentruasi terakhir pada 1 minggu yang
lalu. Ny. Masayu tidak pernah memakai kontrasepsi apapun
sebelumnya.
a. Apa makna riwayat menstruasi tidak teratur sejak 6 bulan
terakhir, banyaknya sedang dan tidak terasa sakit sewaktu
menstruasi?
Jawab:
Riwayat menstruasi tidak teratur sejak 6 bulan
terakhir → FR dari terjadinya kista ovarium
- Banyaknya sedang → tidak terjadi menorrhagia
- Tidak terasa sakit sewaktu menstruasi → tidak terjadi
dismenorea
Sintesis:
Faktor resiko terjadinya kista ovarium adalah :
Riwayat kista ovarium terdahulu; Siklus haid tidak teratur;
Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda);
Penderita hipotiroid; dan Penderita kanker payudara yang
pernah menjalanii kemoterapi (Putri, 2015).
Menorrhagia adalah perdarahan lama atau
berlebihan (Walker, 2019).
Nyeri menstruasi atau dismenore adalah kelainan
ginekologis yang umum terjadi pada wanita muda. Ini
didefinisikan sebagai nyeri panggul yang berhubungan
langsung dengan menstruasi dan dikaitkan dengan
berbagai gejala lainnya (Alsaleem, 2018).

b. Apa saja macam” gangguan menstruasi?

29
Jawab:
a. Gangguan lama dan jumlah darah haid :

1) Hipermenorea atau menoragia

Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih


banyak dari normal (lebih dari 8 hari). Terjadinya pada
masa haid yang mana haid itu sendiri teratur atau tidak.
Pendarahan semacam ini sering terjadi dan haidnya
biasanya anovoasi penyebab terjadinya menoragia
kemungkinan terdapat mioma uteri, polip endometrium
atau hyperplasia endometrium (penebalan dinding
rahim, dan biasanya terjadi pada ketegangan psikologi

2) Hipomenorea

Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek


dari biasa dan/atau lebih kurang dari biasa penyebabnya
kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita
dengan penyakit tertentu.

b. Gangguan siklus haid :

1) Polimenorea

Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.


Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan
stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di
tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi
yang buruk, olah raga yang berat, penurunan berat
badan yang signifikan.

2) Oligomenorea

30
Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21
hari pendarahan) dapat disebabkan oleh gangguan
hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan
menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah
kongesti ovarium karena peradangan, endometritis, dan
sebagainya.
3) Amenorea

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada


beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi
wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak
adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian
hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau
penggunaan metode pengendalian kehamilan. Selain
itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang
berhubungan dengan amenorea yang abnormal.
Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :
- Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah
mendapatkan sampai umur 18 tahun. Terutama
gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
tidak terbentuknya alat genitalia.
- Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat
menstruasi sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh
kegagalan menstruasi dengan melewat waktu 3 bulan
atau lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari
penyebab yang mungkin dapat ditegakkan
c. Gangguan pendarahan di luar siklus haid :

1) Menometroragia

Pada keadaan ini terdapat gangguan siklus menstruasi,


perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur,
dengan jumlah darah menstruasi bervariasi.

31
d. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid :

1) Dismenorea adalah nyeri kram atau tegang di daerah


perut, mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya
pendarahan menstruasi dan dapat bertahan 24-36 jam
meskipun beratnya hanya berlangsung 24 jam pertama.
Kram tersebut terutama dirasakan di daerah perut
bagian bawah dan dapat menjalar ke punggung atau
permukaan dalam paha, yang terkadang menyebabkan
penderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya
tersebut

2) Sindroma pre-menstruasi Merupakan keluhan-keluhan


yang biasanya terjadi mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid yang
menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-
kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Penyebab terjadinya tidak jelas, tetapi mungkin faktor
penting ialah ketidakseimbangan estrogen dan
progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema.
Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada
premenstrual syndrom terdapat defisiensi luteal dan
pengurangan produksi progesterone. Faktor kejiwaan,
masalah dalam keluarga, masalah sosial juga
memegang peranan penting. Yang lebih mudah
menderita keluhan-keluhan ini adalah wanita yang lebih
peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid
dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa
emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri
kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa

32
nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang
berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan
konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala tersebut di
atas. (Prawirohardjo, S., 2016)

c. Apa makna ny. masayu mengalami mens terakhir pada 1


minggu yang lalu?
Jawab:
Menyingkirkan diagnosis kehamilan.
Sintesis :
Gejala dan tanda dari kehamilan ialah :
1. Berhentinya haid : kemungkinan lebih besar jika
terlambat haid selama dua daur/episode.
2. Perubahan pada mukus serviks : apabila di cek dibawah
mikroskop maka memiliki pola yang khas seperti daun
pakis.
3. Perubahan payudara : merasa parestesia dan nyeri
payudara pada minggu-minggu awal kehamilan.
Setelah bulan kedua, puting menjadi jauh lebih besar,
berwarna gelap dan lebih tegak.
4. Mukosa vagina : tampak merah keunguan atau agak
gelap dan mengalami bendungan – tanda Chadwick.
5. Perubahan pada uterus : penambahan ukuran. Pada
auskultasi dapat terdengar uterine souffle (yang
terdengar jelas) dan funic souffle (yang mungkin tidak
selalu terdengar) pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
6. Perubahan pada serviks : menjadi semakin lunak
seiring kemajuan kehamilan.
7. Persepsi gerakan janin : seorang primipara mungkin
belum dapat merasakan gerakan janin sampai 2 minggu
kemudian (18-20 minggu). Pada sekitar 20 minggu,

33
bergantung pada bentuk tubuh ibu, pemeriksa mulai
mendeteksi gerakan janin.
(Cunningham, 2019).

d. Bagaimana fisiologi menstruasi?


Jawab:
Siklus bulanan Endometrium dan Menstruasi
Produksi siklus bulanan berulang dari estrogen dan
progesterone oleh ovarium berkaitan dengan siklus
endometrium pada pelapisan uterus yang bekerja melalui
tahapan berikut :
Fase folikular
Pada hari 1-8: Pada awal siklus, kadar FSH dan LH
relatif tinggi dan memacu perkembangan 10-20 folikel
dengan satu folikel dominan. Folikel dominan tersebut
tampak pada fase mid follicular, sisa folikel mengalami
atresia. Relatif tingginya kadar FSH dan LH merupakan
trigger turunnya estrogen dan progesteron pada akhir
siklus. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen
relatif rendah tapi mulai meningkat karena terjadi
perkembangan folikel.
Pada hari ke 9-14: Pada saat ukuran folikel
meningkat lokalisasi akumulasi cairan tampak sekitar sel
granulosa dan menjadi konfluen, memberikan
peningkatan pengisian cairan di ruang sentral yang
disebut antrum yang merupakan transformasi folikel
primer menjadi sebuah Graafian folikel di mana oosit
menempati posisi eksentrik, dikelilingi oleh 2 sampai 3
lapis sel granulosa yang disebut kumulus ooforus
(Wiknjosastro, 2011).
Perubahan hormon hubungannya dengan
pematangan folikel adalah ada kenaikan yang progresif

34
dalam produksi estrogen (terutama estradiol) oleh sel
granulosa dari folikel yang berkembang. Mencapai
puncak 18 jam sebelum ovulasi. Karena kadar estrogen
meningkat, pelepasan kedua gonadotropin ditekan
(umpan balik negatif) yang berguna untuk mencegah
hiperstimulasi dari ovarium dan pematangan banyak
folikel. Sel granulosa juga menghasilkan inhibin dan
mempunyai implikasi sebagai faktor dalam menvegah
jumlah folikel yang matang (Wiknjosastro, 2011).
Ovulasi
Pada hari ke 14 terjadi ovulasi dimana ovulasi
adalah pembesaran folikel secara cepat diikuti dengan
protrusi dari permukaan korteks ovarium dan pecahnya
folikel dengan ekstrusinya oosit yang ditempeli oleh
kumulus ooforus. Pada beberapa perempuan saat ovulasi
dapat dirasakan dengan adanya nyeri di fossa iliaka.
Pemeriksaan USG menunjukkan adanya rasa sakit yang
terjadi sebelum folikel pecah.
Perubahan hormon: estrogen meningkatkan sekrrsi
LH (melalui hipotalamus) mengakibatkan meningkatnya
produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif).
Segera sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estardiol
yang cepat dan peningkatan produksi progesteron.
Ovulasi terjadi dalam 8 jam dari mid-cycle surge LH.

35
Fase Luteal
Fase ini terjadi pada hari ke 15 sampai 28, sisa
folikel tertahan dalam ovarium dipenetrasi oleh kapiler
dan fibroblas dari teka. Sel granulosa mengalami
luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum
merupkan sumber utama hormon steroid seks, estrogen
dan progesteron disekresi oleh ovarium pada fase pasca-
ovulasi. Korpus luteum meningkatkan produksi
progesteron dan estradiol. Kedua hormon tersebut
diproduksi dari prekusor yang sama (Wiknjosastro,
2011).
Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai
nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus
luteum yang terjadi pada hari ke 26-28 Jika terjadi
konsepsi dan implantasi, kopus luteum tidak mengalami
regresi karena dipertahankan oleh gonadotrofin yang
dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi dan implantasi
tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi dan
terjadilah haid. Setelah kadar hormon steroid turun akan
diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk insiasi
siklus berikutnya.

36
Gambar 11. Hormon yang Menogontrol Siklus
Menstruasi

Fase Haid
Fase haid adalah fase yang paling jelas, ditandai
oleh pengeluaran darah dan sisa endometrium dari
vagina. Berdasarkan konvensi, hari pertama haid
dianggap sebagai permulaan siklus baru. Saat ini
bersamaan dengan pengakhiran fase luteal ovarium dan
dimulainya fase folikular. Sewaktu korpus luteum
berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi dan
implantasi ovum yang dibebaskan selama siklus
sebelumnya, kadar progesteron dan esterogen darah
turun tajam dan karena efek akhir progesteron dan
esterogen adalah mempersiapkan endometriun untuk
implantasi ovum yang dibuahi, terhentinya sekresi
hormon steroid ini menyebabkan lapisan dalam uterus
kaya vaskular dan nutrien ini kehilangan hormon-
hormon penunjangnya.
Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang
pembebasan suatu prostaglandin uterus yang
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh
endometrium, menghambat aliran darah ke endometrium.
Penurunan penyaluran O2 yang terjadi kemudian
menyebabkan kematian endometrium, termasuk
pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui
kerusakan pembuluh darah ini membilas jaringan
endometrium ke dalam lumen uterus. Sebagian besar
lapisan dalam uterus terlepas selama haid kecuali sebuah

37
lapisan tipis, dalam berupa sel epitel dan kelenjar, yang
menjadi asal regenerasi endometrium. Prostaglandin
uterus yang sama juga merangsang kontraksi ringan
ritmik miometrium uterus. Kontraksi ini membantu
mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga
uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid.
Kontraksi uterus yang terlalu kuat akibat produksi
berlebihan prostaglandin menyebabkan dismenore (kram
haid) yang dialami oleh sebagian wanita.
Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid
adalah 50 hingga 150 mL. Darah yang merembes pelan
melalui endometrium yang berdegenerasi membeku di
dalam rongga uterus, kemudian diproses oleh
fibrinolisin, suatu pelarut fibrin yang menguraikan fibrin
pembentuk anyaman bekuan. Karena itu, darah haid
biasanya tidak membeku karena telah membeku di dalam
uterus dan bekuan tersebut telah larut sebelum keluar
vagina. Namun, jika darah mengalir deras sebelum
keluar vagina. Namun, jika darah mengalir deras melalui
pembuluh yang rusak, darah menjadi kurang terpajan ke
fibrinolisin sehingga jika darah haid banyak, dapat
terlihat bekuan darah.Selain darah dan sisa endometrium,
darah haid mengandung banyak leukosit. Sel-sel darah
putih ini berperan penting dalam mencegah infeksi pada
endometrium yang “terbuka” ini.
Haid biasanya berlangsung selama lima hingga
tujuh hari setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan
dengan bagian awal fase folikular ovarium. Penghentian
efek progesteron dan estrogen pada degenerasi korpus
luteum menyebabkan terkelupasnya endometrium (haid)
di bawah pengaruh hormon gonadotropik yang kadarnya
meningkat. Turunya sekresi hormon gonadotropik yang

38
kadarnya meningkat. Turunnya sekresi hormon gonad
menghilangkan pengaruh inhibitorik dari hipotalamus
dan hipofisis anterior sehingga sekresi FSH dan LH
meningkat dan fase folikular baru dapat dimulai. Setelah
lima hingga tujuh hari di bawah pengaruh FSH dan LH,
folikel-folikel yang baru berkembang telah mengahsilkan
cukup estrogen untuk mendorong perbaikan dan
pertumbuhan endometrium.
Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat
rapi dan baku dari hypothalamus-pituitary-ovarian
endocrine axis. Hipotalamus memacu kelenjar hipofisis
dengan mensekresi gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara
pulsatif oleh hipotalamus. Pulsasi sekitar 90 menit,
mensekresi GnRH melalui pembuluh darah kecil di
sistem portal kelenjar hipofisis anterior, gonadotropin
hipofsis memacu sintesis dan pelepasan follicle –
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone
(LH). FSH adalah hormon glikoprotein yang memacu
pematangan folikel selama fase folikuler dari siklus. FSH
juga membantu LH memacu sekresi hormon steroid,
terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang.
LH berperan dalam steridogenesis dalam folikel dan
penting dalam ovulasi yang tergantung pada mi-cycle
surge dari LH. Aktivitas siklik dalam ovarium atau siklus
ovarium dipertahankan oleh mekanisme umpan balik
yang bekerja antara ovarium, hipotalamus dan hipofisis.

39
Gambar 2. Hormon Menstruasi

e. Apa makna Ny. Masayu tidak pernah memakai


kontrasepsi apapun sebelumnya?
Jawab:
Makna Ny. Masayu tidak pernah memakai kontrasepsi
apapun sebelumnya ialah bahwa dapat menjadi salah satu
faktor risiko meningkatkan morbiditas kista ovarium
dimana menurut studi epidemiologi melaporkan hubungan
terbaik antara pengguna kontrasepsi oral dengan tindakan
pembedahan kista ovarium. Beberapa dokter
menyimpulkan bahwa kontrasepsi mungkin dapat berguna
untuk pengobatan dan pencegahan kista ovarium. Hormon
gonadotropin yang di hasilkan oleh hipofisis dapat
meningkatkan pertumbuhan fobkel dan kombinasi
kontrasepsi oral dapat menekan hormon gonadotropin
sehingga dapat menurunkan ukuran kista.
(Prawirohardjo,2011)

f. Faktor apa saja yang mempengaruhi siklus menstruasi


yang tidak teratur?
Jawab:
Faktor menstruasi tidak teratur
1. Merokok dan Alkohol
2. Wanita yang menggunakan terapi hormonal
3. Stress

40
4. Ketidakseimbangan hormone
5. Hamil
6. Konstrasepsi
(Zafar et all., 2015)

g. Apa saja macam2 alat2 kontrasepsi ?


Jawab:
Macam macam Kontrasepsi:
1) Kontrasepsi Non Hormonal
 Kontrasepsi tanpa menggunakan alat/obat
- Sanggama terputus
- Pembilasan pascasanggama
- Perpanjangan masa menyusui anak
- Pantang berkala
- Kontrasepsi
 Kontrasepsi sederhana untuk laki-laki
Kondom
 Kontrasepsi sederhana untuk perempuan
Pesserium : diafragma vaginal
 Kontrasepsi dengan obat-obat spermitisida
2) Kontrasepsi Hormonal
 Pil kontrasepsi
- Pil kontrasepsi kombinasi
- Pil sekuensial
- Mini pill
- Postcoital contraceptiton
- Amenora pascapil
 Kontrasepsi suntikan
- Suntikan setiap 3 bulan (depo provera)
- Suntikan setiap bulan (monthly injectable)
3) Intra Uterine Device (IUD)
4) Sterilisasi. (Hestiantoro, 2016)

41
h. Apa hubungan menstruasi tidak teratur 1 minggu yang lalu
dengan keluhan?
Jawab:
Faktor risiko grandemultipara + usia --> gangguan
keseimbangan LH (esterogen untuk ovulasi) dan FSH
(progesteron untuk pembentukan folikel) --> pembentukan
folikel abnormal + tidak dapat ovulasi (ovum keluar
ovarium) --> menumpuk jadi kista. Kista semakin lama
semakin membesar. Diurut --> torsio --> nyeri.

i. Apa keuntungan dan kerugian dari setiap alat kontrasepsi ?


Jawab:
1. Kontrasepsi Non-Hormonal
a. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat/Obat :
1) Sanggama Teruputus (Koitus Interruptus)
a) Kelebihan : tidak membutuhkan biaya, alat-alat
ataupun persiapan.
b) Kekurangan : untuk menyukseskan cara ini
dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak
laki-laki. Beberapa laki-laki karena faktor jasmani dan
emosional tidak dapat mempergunakan cara ini.
Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbulkan
neurasteni (gangguan yang ditandai dengan kelelahan
fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak
ditemukan sebab-sebab fisik). Efektivitas cara ini juga
umumnya dianggap kurang berhasil.
2) Pembilasan Pascasanggama (Postcoital Douche)
a) Kelebihan : dapat dilakukan dengan tujuan
kontrasepsi dengan cara mengeluarkan sperma secara
mekanik dari vagina. Apabila ditambah dengan
larutan obat (cuka atau obat lain) dapat memperoleh
efek spermisida (metode kontrasepsi yang dapat

42
membunuh sperma atau menghentikan
pergerakannya) serta menjaga asiditas vagina.
b) Kekurangan : efektivitas cara ini mengurangi
terjadinya konsepsi hanya dalam batas-batas tertentu,
karena sebelum dilakukannya pembilasan
spermatozoa dalam jumlah besar sudah memasuki
serviks uteri.
3) Perpanjangan Masa Menyusui Anak (Prolonged
Lactation)
a) Kelebihan : dengan cara menyusui anak dapat
mencegah ovulasi dan memperpanjang amenorea
postpartum.
b) Kekurangan : ovulasi pada suatu saat akan terjadi lagi
dan akan mendahului haid pertama setelah partus.
4) Pantang Berkala (Rythm Method)
a) Kelebihan : tidak mempunyai efek samping dan
murah.
b) Kekurangan : terdapat kesulitan dalam cara ini yakni
sulit untuk menentukan waktu yang tepat dari ovulasi;
ovulasi umumnya terjadi 14 + 2 hari sebelum hari
pertama haid yang akan datang.
b. Kontrasepsi Sederhana (Simple Method) untuk Laki-
Laki :
1) Kondom
a. Kelebihan : sebagai kontrasepsi dan juga memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin.
b. Kekurangan : ada kalanya pasangan yang
mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut
sebagai penghalang dalam kenikmatan sewaktu
melakukan koitus. Ada pula pasangan yang tidak
menyukai kondom oleh karena adanya asosiasi
dengan soal pelacuran.

43
c. Kontrasepsi Sederhana (Simple Method) untuk
Perempuan :
1) Pessarium (Golongan Diafragma Vaginal)
a) Kelebihan : hampir tidak ada efek samping; dengan
motivasi yang baik dan pemakaian yang betul,
hasilnya cukup memuaskan; dapat dipakai sebagai
pengganti pil, IUD, atau pada perempuan yang tidak
boleh mempergunakan pil atau IUD oleh karena suatu
sebab.
b) Kekurangan : diperlukan motivasi yang cukup kuat;
umumnya hanya cocok untuk perempuan yang
terpelajar dan tidak untuk dipergunakan secara
massal; pemakaian yang tidak teratur dapat
menimbulkan kegagalan; tingkat kegagalan lebih
tinggi daripada pil atau IUD.
2) Kontrasepsi dengan Obat-Obat Spermitisida
a) Kelebihan : efek samping jarang terjadinya dan
umumnya hanya berupa reaksi alergik.
b) Kekurangan : efektivitas kurang.
2. Kontrasepsi Hormonal
a. Pil Kontrasepsi
1) Pil Kontrasepsi Kombinasi
a) Kelebihan : efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna
teorinya hampir 100%, daya guna pemakaian 95-
98%); frekuensi koitus tidak perlu diatur; siklus haid
jadi teratur; keluhan-keluhan dismenorea yang primer
menjadi berkurang atau hilang sama sekali.
b) Kekurangan : pil harus diminum tiap hari, sehingga
kadang-kadang merepotkan; motivasi harus kuat;
adanya efek samping walaupun sifatnya sementara
seperti mual, sakit kepala, dan muntah, serta nyeri
buah dada; kadang-kadang setelah berhenti minum pil

44
dapat menimbulkan amenorea persisten; untuk
golongan penduduk tertentu harganya masih mahal.
b. Kontrasepsi Suntikan (Depo Provera)
1) Suntikan Setiap 3 Bulan (Depo Provera)
a) Kelebihan : efektivitas tinggi; pemakaiannya
sederhana; cukup menyenangkan bagi akseptor
(injeksi hanya 4x setahun); reversibel; dan cocok
untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
b) Kekurangan : sering menimbulkan perdarahan yang
tidak teratur (spotting breakthrough bleeding), dan
lain-lain; dapat menimbulkan amenorea.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau
Intra Uterine Device (IUD)
a. Kelebihan : efektivitas cukup tinggi; reversibel;
umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
dan dengan demikian satu kali motivasi; tidak
menimbulkan efek sistemik; alat iu ekonomis dan
cocok untuk penggunaan secara massal; reversibel.
b. Kekurangan : terdapat banyak efek samping seperti
perdarahan, rasa nyeri dan kejang diperut, gangguan
pada suami, ekspulsi (pengeluaran sendiri); dan
terdapat komplikasi seperti infeksi dan perforasi.
(Affandi dan Albar, 2016)

j. Apa saja indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi?


Jawab:
Indikasi
 Wanita yang memakai kontrasepsi untuk jangka
waktu lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap /
AKDR
 Wanita yang tidak menggunakan pil KB yang
mengandung estrogen.

45
Kontraindikasi :
 Kehamilan / disangka hamil
 Penyakit hati
 Kanker payudara
 Kelainan jiwa
 Varikosis
 Riwayat kehamilan ektopik
 Diabetes militus
 Penyakit jantung
(Prawirohardjo, S., 2016)

5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:  tampak sakit berat, kesadaran:  compos
mentis
Tandal Vital:  N: 90 x/menit isi dan tegangan cukup, TD:
110/70 mmHg, RR:22 x/menit, T: 370C
Pemeriksaan Khusus:
Kepala: konjungtiva tidak anemis
Thoraks: dalam batas normal
Abdomen (status Ginekologi)
Pemeriksaan Luar:
- Inspeksi:  dalam batas normal
- Palpasi: Teraba benjolan sebesar bola tenis di kuadran kanan
bawah, berbatas tegas, konsistensi kistik, bisa digerakkan,
yang sangat sakit pada penekanan.
Inspekulo:
- Portio: tidak livide
- Vagina tenang
- Fluxus (-), fluor albus (-)
- Polip, erosi (-)
Pemeriksaan Dalam (Bimanual):
- Portio: kenyal, nyeri goyang (-)

46
- OUE tertutup
- Corpus uteri: sebesar normal
- Disamping kanan uterus teraba massa kistik 10x10x10 cm,
berbatas tegas, tidak berbenjol, bisa digerakkan, nyeri tekan
(+) sangat sakit.
- Adneksa parametrium kanan tegang
- Adneksa parametrium kiri lemas
- Forniks posterior tidak menonjol
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Jawab:

47
Pemeriksaan Fisik : Keadaan Interpretasi
Normal
Keadaan  Tampak  Tidak sakit  Abnoma
umum sakit berat  Kompos l
 Kesadaran mentis  Normal
kompos
mentis

Tanda vital  Nadi : Normal


90x/menit,
isi dan
tegangan
cukup
 TD :
110/70m
mHg.
 RR :
22x/menit
 T : 370C

Pemeriksaan khusus: Keadaan Interpretasi


Normal

Kepala Konjungtiva Tidak anemis Normal


tidak anemis

Thorak Dalam batas Normal


normal

Abdomen (Status Ginekologi)

Pemeriksaa Inspeksi:
n Luar dalam batas normal.
Palpasi: Tidak Kista
Teraba benjolan terdapat ovarium
sebesar bola tenis di benjolan
kuadran kanan bawah,
berbatas tegas,
konsistensi kistik, bisa
digerakkan, yang
sangat sakit pada
penekanan.
- Portio: tidak livide Tidak
48
hamil
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan
fisik?
Jawab:
Genetik/idiopatik > gangguan hormonal (kadar FSH
menurun dan LH meningkat) > pembentukan androgen
dan progesteron oleh folikel > gangguab siklus normal
folikel > penimbunan folikel yang terbentuk tidak
sempurna diovarium > folikel mengalami anovulasi dan
berdegrenasi > kista folikel > terjadi progresivitas > kista
seukuran bola tenis > di pijat dukun > torsio kista >

49
penurunan jumlah darah ke ovarium > kematian jaringan
ovarium > nyeri hebat.

6. Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb: 12,5 g/dl, Trombosit: 250.000/mm3, Leukosit:
7000/mm3
Plano test: negatif
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium?
Jawab:

Kasus Nilai Normal Intepretasi


Hb : 12,5 g/dL 12 – 16 g/dL Normal
Trombosit : 150.000 –
Normal
250.000/mm3 400.000/mm3
Leukosit : 4.500 –
Normal
7.000/mm3 11.000/mm3
Plano test : negatif → tidak hamil

7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?


Jawab:
Cara mendiagnosis:
1. Anamnesia, pada saat anamnesis dapat ditanyakan
beberapa hal yang berkaitandenganbenjolan yang
terdapat di ovarium dan benjolannya terasa nyeri atau
tidak, menanyakan riwayat menstruasi, dan status
gravida.

2. Pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan inspeksi abdomen,


terlihat apakah ada terlihat benjolan atau tidak di uterus.
Pada pemeriksaan Ginekologi juga terlihat apakah ada
teraba benjolan atau tidak.

3. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah


Pemeriksaan Patologi Anatomi. Pemeriksaan Patologi

50
Anatomi diperlukan untuk menentukan jenis tumor yang
terdapat pada benjolan (Moore, 2002)

8. Apa saja diagnosis banding pada kasus?


Jawab:
Diagnosis Banding:
1. Torsio Kista Ovarium : torsio biasanya terjadi pada kista
yang cukup besar. Jika kista besar, ovarium berputar pada
ligament, mengurangi pasokan darah ke ovarium dan
menimbulkan rasa sakit. Torsio ovarium biasanya timbul
akut, nyeri hebat pada abdomen unilateral atau nyeri
panggul yang ditangani dengan operasi.
2. Ruptur Kista Ovarium : nyeri yang tiba-tiba, bersifat
unilateral dan tajam. Biasanya disebabkan trauma, latihan
dan coitus. Kemudian kista rupture dapat menyebabkan
peritoneal signs, distensi abdomen dan perdarahan.

(McCance et all. 2019)

9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus?


Jawab:
- USG
- Histopatologi
- Laparoskopi

10. Apa working diagnosis pada kasus?


Jawab:
Torsio Kista Ovarium Dextra
a. Definisi
Jawab :
Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan
yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang
terbentuk ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar ovarium (Wirawan, 2013).

51
Torsi ovarium didefinisikan sebagai rotasi sebagian
atau lengkap dari pedikel vaskular ovarium, yang
menyebabkan obstruksi aliran keluar vena dan aliran arteri.
Ini adalah kondisi darurat dengan kejadian 2% -15% pada
pasien dengan massa adneksa (Ganla, 2017).

b. Epidemiologi
Jawab:
Angka kejadian penyakit kista ovarium di Indonesia
belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan
pelaporan yang kurang baik. Sebagai gambaran, di Rumah
Sakit Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita
setiap tahun. Nasdaldy, 2009, mengatakan bahwa menurut
data hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Cipto
Mangunkusumo terdata pada tahun 2008 terdapat 428 kasus
penderita kista endometriosis, 20% diantaranya meninggal
dunia dan 60% diantaranya adalah wanita karir yang telah
berumah tangga, sedangkan pada tahun 2009 terdata 768
kasus penderita kasus endometriosis dan 25% diantaranya
meninggal dunia. 70% diantaranya adalah wanita karir yang
telah berumah tangga. Jumlah seluruh penderita kista
ovarium di RSU Raden Mattaher Jambi pada tahun 2009-
2010 sebanyak 47 orang, sedangkan jumlah seluruh
penderita kista ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Wanita usia subur
yang menderita kista ovarium di RSU Dr. Pringadi Medan
dari bulan Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010
berjumlah 34 orang.
Studi epidemiologi awal melaporkan hubungan
terbalik antara penggunaan kontrasepsi oral dengan tindakan
pembedahan kista ovarium. Beberapa dokter menyimpulkan
bahwa penggunaan kontrasepsi mungkin dapat berguna

52
untuk pengobatan dan pencegahan kista ovarium. Hormon
gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisis dapat
meningkatkan pertumbuhan folikel, dan kombinasi
kontrasepsi oral dapat menekan hormon gonadotropin
sehingga dapat menurunkan ukuran kista. (Yatim, 2008)

c. Faktor Resiko
Jawab :
Risiko utama dalam torsi ovarium adalah massa
ovarium (Huang, 2017). Torsio (putaran tangkai) ovarium,
dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm
atau lebih. Putaran tangkai (torsio) menyebabkan gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. (Yatim, 2008)
d. Manifestasi Klinis
Jawab:
Menurut Nugroho (2011), kebanyakan wanita yang memiliki
kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini:

 Nyeri saat menstruasi


 Nyeri di perut bagian bawah
 Nyeri saat berhubungan seksual
 Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki
 Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB
 Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang
keluar banyak.

11. Apa saja tatalaksana pada kasus?


Jawab:
I. Farmakologi

1. kista > 5cm ; laparatomi


2. Kista < 5cm ; laparaskopi

53
3. Obat anti inflamasi non steroid ; ibu profen 400mg
3x1 / hari

II. Non farmakologi

1. Pembalutan pasca operasi dengan teknik aseptic


2. Diet tinggi serat (buah dan sayuran yang mengandung
banyak vitamin dan mineral)
3. Menjaga kebersihan area kewanitaan.

(Manuaba, 2012), (Amri dkk, 2016)

12. Apa komplikasi pada kasus?


Jawab:
1. Perdarahan uterus abnormal
2. Syok
3. Kematian
4. Keganasan
5. Infertil
6. Ruptur. (Azurah, 2014)

13. Apa prognosis pada kasus?


Jawab:
Dubia ad bonam

14. Apa SKDU pada kasus?


Jawab:
3B. Gawat darurat;

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan


memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat
demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti

54
sesudah kembali dari rujukan. (Konsil Kedokteran
Indonesia,2012)

15. Apa NNI pada kasus?


Jawab:
- “Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa”. [Al-Baqarah : 177]
- “Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. [Ali
Imran : 146]
- “Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl : 96]

55
2.7 Kesimpulan:
Ny.Masayu, 34 tahun, P3A2 mengeluh nyeri hebat dan benjolan di perut sebelah
kanan bawah karena mengalami torsio kista ovarium dextra
2.8 Kerangka Konsep:

Faktor Resiko

(usia)

Ketidakseimbangan hormonal

Penimbunan folikel

benjolan Kista ovarium

Riwayat diurut

Torsio kista ovarium

Nyeri perut

56
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B., Albar, E. 2016. Kontrasepsi. Dalam : Ilmu Kandungan Edisi Ketiga
Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Alsaleem, M.A. 2018. Dysmenorrhea, Associated Symptoms, and Management
Among Students at King Khalid University, Saudi Arabia: An exploratory
study. Diakses pada :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6131986/ pada tanggal 3
April 2020.
Anwar M, Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta:PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011
Cunningham, G. 2019. Obstetri Williams. Volume 1 Ed. 23. Jakarta : EGC.
Ganla, K.N., Choudhary, R.A., Vora, P.H., Athavale, U.V. 2017. Sildenafil
Citrate: Novel Therapy in the Management of Ovarian Torsion. Diakses
pada : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6937764/ pada
tanggal 3 April 2020.
Hestiantoro, A. 2016. Infertilitas. Dalam : Ilmu Kandungan Edisi Ketiga Cetakan
Ketiga. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Huang, C., Hong, M.K., Ding, D.C. 2017. A Review of Ovary Torsion. Diakses
pada : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5615993/ pada
tanggal 3 April 2020.

Junqueira LC, et al. 2014. Basic Histology, Text & Atlas, 12th ed. Amerika : Mc
graw LANGE.

Jessica, P. 2016. Leukorea/Fluor Albus/Vaginal Discharge. Semarang :


Universitas Diponegoro.

57
Konsil Kedokteran Indonesia (Ed.). (2012). Perkonsil No.11 Tahun 2012 : Standar
Kompetensi Dokter Indonesia 2012. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Kurniawati dkk. 2009. Obgynacea. Yogyakarta : Tosca Enterprise.

McCance et all. 2019. Buku Ajar Patofisiologi. Singapore: Elsevier.

Moore, KL. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. hlm. 109-111.

Nugroho, T. 2011. Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta: Meha Medika.

Palinrungi AM.Bahan Kuliah Ilmu Bedah Urologi I dan II FK Unhas.2001

Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono.

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka


Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Kelima. Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Putri, A.C.C. 2015. Pemakaian Kontrasepsi Oral dalam Mencegah Kista
Ovarium Volume 2 Nomor 2. Lampung : Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung.
SA Furghly. 2014. Jurnal “Current Diagnosis and Management of Ovarian
Cysts. Newyork: The Newyork Presbyteran Hospital.

Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 1-
3. Edisi 4.Jakarta:EGC.2017

Smcock et all. 2005. Jurnal “Diagnosis and Management of Simple Ovarian


Cysts: An Audit. New Zealand: Department of Gynecology Oncology.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi Ke-6.
EGC: Jakarta.

Vanholder T, Opsomeriry G, dan Kuuif A D. Aetiology and pathogenesis of cyst


ovarian follicles in dairy cattle: a review. HAL. 2006; 46(2):105-19.

58
Walker, M.H. Borger, J. 2019. Menorrhagia. Diakses pada :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536910/ pada tanggal 3 April
2020.
William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians and
Gynecologists. Available at http://emedicine.com
Wirawan, I. M. (2013). Kesehatan Wanita. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika.
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma Uteri, Kanker Rahim dan
Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer
Obor
Zafar et all. 2015. Jurnal “Risk Factors Associated with Irregular Menstrual Cycle
among Women of Age Group 30-40 Years in Pakistan. Pakistan:
Department of Community Medicine.

59

Anda mungkin juga menyukai