Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH MODEL FLIPPED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

Nangsy Igirisa

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika siswa. Rendahnya hasil belajar
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah guru menggunakan model pembelajaran yang
tidak variatif dan terkadang kurang mendukung gaya belajar siswa. Berdasarkan hal ini maka guru
mencoba alternatif model pembelajaran yang mampu memfasilitasi gaya belajar siswa yaitu Flipped
Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Flipped Learning terhadap hasil
belajar matematika ditinjau dari gaya belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
Boliyohuto. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain Faktorial 2 x 2. Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Sampel yang terpilih masing-
masing dibelajarkan dengan model Flipped Learning dan model Pembelajaran Langsung.
Pengumpulan data menggunakan: (1) tes, dan (2) Angket. Tekhnik analisis data menggunakan analisis
deskriptif dan inferensial Anava Dua Jalur dan uji lanjut menggunakan uji Scheffe. Hasil pengujiannya
diperoleh model Flipped Learning lebih cocok dalam membelajarkan konsep limit fungsi dan
sejenisnya pada kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual, sementara model pembelajaran
langsung memberikan efek yang relatif sama untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual maupun
gaya belajar auditori. Akan tetapi dilihat dari hasil belajar yang diperoleh, siswa yang dibelajarkan
dengan model Flipped Learning memiliki hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung. Hal ini berarti model Flipped Learning memberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa daripada model pembelajaran langsung.

Kata kunci: hasil belajar, gaya belajar, Flipped Learning, model pembelajaran langsung

I. Pendahuluan melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih


Tujuan pembelajaran matematika sesuai baik. Hal paling krusial yang perlu diperbaiki
standar kurikulum KTSP adalah terbentuknya matematika adalah pemahaman siswa terhadap
kemampuan bernalar yang tercermin melalui konsep dan hasil belajar belajar siswa yang tidak
kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan mencapai KKM. Oleh karena itu aspek
memiliki sifat objektif, jujur, disiplin, dalam pembelajaran dalam kelas matematika yang harus
memecahkan suatu permasalahan baik dalam diubah untuk meningkatkan pemahaman dan hasil
bidang matematika maupun bidang lain dalam belajar siswa adalah proses pembelajaran yang
kehidupan sehari–hari. terkait dengan model pembelajaran yang
Namun kenyataannya belum sesuai yang digunakan. Guru harus mencari alternatif model
diharapkan. Pembelajaran yang terjadi di sekolah pembelajaran untuk mengganti model pembelajaran
cenderung bersifat teacher-centered, pembelajaran langsung yang biasa digunakan dengan model
matematika yang kurang terkait dengan kehidupan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
siswa, penyajian materi yang sulit dipahami dan secara aktif membentuk pemahaman mereka
cenderung membosankan, serta model sendiri. Model Flipped Learning dapat menjadi
pembelajaran yang digunakan guru kurang dapat solusi yang mungkin dapat digunakan.
memotivasi siswa dan lain sebagainya. Hal–hal di Model Flipped Learning adalah model
atas tentu berakibat langsung pada hasil belajar pembelajaran yang membalik prosedur
siswa yang tidak mencapai KKM (kriteria pembelajaran langsung , dimana kegiatan belajar
ketuntasan minimal) yang telah disusun guru pada yang biasanya dilakukan di kelas dalam
awal semester. Siswa kurang memahami konsep pembelajaran langsung, berpndah dilaksanakan di
yang diajarkan dan mengeluh tentang banyaknya rumah dalam Flipped Learning, dan yang biasanya
rumus yang harus dihapal. Akibatnya mereka dilaksanakan di rumah sebagai PR dalam
jarang mengerjakan PR karena mereka lupa pembelajaran langsung berpindah dilaksanakan di
konsep yang diajarkan di sekolah saat mereka sekolah. Sebab itu disebut terbalik (flipped) atau
berada di rumah. pembelajaran kelas terbalik (flipped learning).
Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar Dalam pembelajaran langsung, siswa diberi materi
matematika tentu akan mempengaruhi hasil pelajaran oleh guru di kelas melalui ceramah atau
belajarnya. Dalam skala yang lebih besar dapat penjelasan langsung dari guru, pemberian contoh
dilihat dari nilai rata–rata Ujian Nasional mata soal dan penyelesaian, kemudian mengerjakan
pelajaran Matematika. Berdasarkan data tahun tugas–tugas untuk latihan di rumah berupa PR.
2015, rata–rata nilai Ujian Nasional siswa SMA/MA Dalam Flipped Learning siswa mempelajari materi
se-Kabupaten Gorontalo pada mata pelajaran pelajaran di rumah melalui video pembelajaran,
Matematika sangat rendah, yaitu 4,23 (Data Dinas kemudian ia membuat rangkuman berupa poin–
Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo, 2015). poin penting, menuliskan pertanyaan mengenai
Pada tahun 2015 SMA Negeri 1 Boliyohuto adalah hal–hal yang kurang dipahami, berdiskusi secara
salah satu sekolah dengan nilai Ujian Nasional online dengan teman, atau mengkaji informasi dari
terendah di Kabupaten Gorontalo. Hal ini tentu berbagai sumber, kemudian membentuk
menjadi bahan refleksi bagi guru matematika untuk pemahaman berdasarkan kegiatan belajar mandiri

Volume 02, Nomor 1, Februari 2017 | 80


yang ia lakukan di rumah. Di dalam kelas, siswa sebagai variabel moderator yang digunakan untuk
diarahkan untuk melakukan diskusi untuk membedakan antara kelompok gaya belajar visual
memecahkan masalah yang diperoleh saat ia dan gaya belajar auditori. Instrumen angket gaya
belajar secara mandiri di rumah. Saat diskusi ini belajar digunakan untuk mengumpulkan data gaya
terjadi proses sharing informasi antara satu siswa belajar siswa sedangkan instrument tes hasil
dengan siswa yang lain. Tugas guru hanyalah belajar digunakan untuk mengumpulkan data
memberi penguatan atau pendalaman atas konsep tentang hasil belajar siswa.
yang belum dipahami ataupun pertanyaan–
pertanyaan yang belum terjawab saat proses III. Hasil
diskusi. Hasil dari penelitian diringkas dalam bentuk rekap
Pada dasarnya, hasil belajar matematika ukuran statistik data seperti pada tabel berikut.
siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, S
D Sko Simpan
ko Me Mod Medi Vari
diantaranya gaya belajar siswa. Gaya belajar a r gan
N r an us an ans
menurut DePorter & Hernacki (2003) adalah t Mak Baku
Mi ( ) ( ) ( ) ( )
a s (s)
kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah n
informasi. Memahami gaya belajar siswa sangat 3
58 79
68. 63.7 68.3
6.39
40.8
1 79 9 0 6
penting bagi guru dan orang tua. Bagi guru dengan
memahami gaya belajar siswa dapat menciptakan 3 66. 63.5 65.1 18.5
0 60 75 10 0 7 4.30 1
suasana belajar yang sesuai dengan gaya belajar
siswanya. Guru dan orang tua tidak bisa 3 68. 64.7 68.3 34.9
4 60 79 79 0 6 5.91 1
memaksakan seorang anak harus belajar dengan
2 65. 65.2 65.5 21.9
suasana dan cara yang mereka inginkan karena 7 58 75 89 1 6 4.69 9
masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar 72. 75.1 73.5 24.2
1
sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam 8 62 79 61 0 0 4.92 5
menangkap materi dan pelajaran tergantung dari 1 63. 59.9 62.0 14.1
gaya belajarnya. 3 58 70 38 0 0 3.76 4
Banyak siswa tidak mampu memahami 1 64. 62.5 64.0 13.0
pelajaran di sekolah karena ia dipaksa belajar tidak 6 60 72 56 0 0 3.61 5
sesuai dengan gayanya. Siswa akan mudah 1 68. 63.9 67.5 18.3
4 62 75 14 0 0 4.29 8
menguasai materi pelajaran dengan menggunakan
cara belajar mereka masing-masing. Terdapat tiga
jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang Dengan ringkasan Anava 2 jalur sebagai berikut
digunakan individu dalam memproses informasi
Rata- Ke
(perceptual modality), yaitu gaya belajar Jumlah
Derajat
rata ter
visual (visual learners), gaya belajar auditori Sumber Kebeb
Kuadrat Jumlah an
Varians asan
(auditory learners), dan gaya belajar kinestetik (JK)
(dk)
Kuadra = , ga
t (RK) n
(kinesthetic learners).
Berdasarkan permasalahan di atas,

Signifikan
Model

3.93
pemilihan model pembelajaran akan berpengaruh 89.000
Pembela 89.0007 1 4.99
7
pada kualitas pembelajaran di kelas yang jaran (A)
selanjutnya berimplikasi pada hasil belajar siswa.
Pembelajaran matematika dengan Model Flipped

Signifikan
Gaya
Learning memberikan kesempatan kepada siswa
3.93
127.78
Belajar 127.7836 1 7.16
untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya, 36
(B)
kapan saja dan dimana saja melalui informasi yang
disajikan dalam video pembelajaran. Sedangkan Interaksi
Model
pembelajaran matematika yang menggunakan Pembela
Signifikan

model pembelajaran langsung bersifat teacher jaran


3.93

618.00 34.6
618.0097 1
centered. Siswa cenderung hanya mendengarkan dan 97 5
penjelasan dari guru. Gaya
Belajar
Dengan memperhatikan beberapa hal (AB)
tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
Kekeliru
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh an 1016.648 17.835
Model Flipped Learning terhadap Hasil Belajar dalam 7
57
9
- -
Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa”. sel (d)
II. Metode
1851.442 852.62
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Total (T) 60
6 99
1 Boliyohuto Tahun Pelajaran 2015/2016 semester
genap dengan jumlah sampel dalam penelitian ini
IV. Pembahasan
adalah 61 orang yang diambil secara random
Hasil uji hipotesis pertama telah berhasil
sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah
menolak H0 dan menerima H1 yang menyatakan
desain faktorial 2 × 2,analisis variansnya
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika
menggunakan analisis varians dua jalur dan
antara peserta didik yang dibelajarkan model
dilanjutkan dengan uji Scheffe.Variabel bebas
Flipped Learning dengan model pembelajaran
dalam penelitian ini adalah model Flipped Learning,
langsung.
variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar matematika, dan gaya belajar siswa

Volume 02, Nomor 1, Februari 2017 | 81


Flipped Learning merupakan model yang konsentrasi dan fokus mereka pun menurun
dapat diberikan oleh guru dengan cara tergantung pribadi masing–masing. Perbedaan
meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam gaya belajar pun sangat mempengaruhi daya
praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan tangkap peserta didik dalam memahami materi
interaksi satu sama lain. Model ini memanfaatkan yang diberikan. Dengan adanya keterbatasan waktu
teknologi yang menyediakan tambahan yang yang tersedia dalam kegiatan tatap muka di kelas
mendukung materi pembelajaran bagi peserta didik guru tidak dapat memastikan bahwa seluruh
seperti video pembelajaran, modul ataupun media peserta didik sudah benar–benar menguasai materi
lainnya. Hal ini membebaskan waktu kelas yang sebelum pindah ke topik selanjutnya.
sebelumnya digunakan untuk pembelajaran Kemampuan menyelesaikan masalah
instruksional menjadi lebih ke aktifitas lanjutan. sesuai langkah (prosedur) akan terlatih apabila
Menurut Tucker dalam Amy Roehl (2013) dalam peserta didik melatih dan terbiasa menyelesaikan
Flipped Learning peserta didik memanfaatkan sesuai prosedur. Latihan dan pembiasaan ini akan
waktu di kelas untuk bekerja menyelesaikan dapat dilakukan jika peserta didik diberi waktu yang
masalah, pengembangan konsep, dan terlibat cukup dalam proses belajarnya. Pada fase kedua
dalam pembelajaran kolaboratif. dalam proses pembelajaran langsung guru
Model pembelajaran langsung menurut memberikan contoh melalui demonstrasi mengenai
Arends (2008: 294) adalah model pengajaran yang langkah-langkah penyelesaian soal, akan tetapi
dimaksudkan untuk membantu peserta didik masih ada peserta didik yang lupa salah satu
mempelajari berbagai keterampilan dan langkah saat menyelesaikan soal secara mandiri.
pengetahuan dasar yang dapat diajarkan secara Hal ini mungkin saja disebabkan karena kurangnya
langkah-demi-langkah. Menurut Arends (2008: 295) pengulangan dalam latihan terbimbing dan latihan
, Pembelajaran langsung harus dirancang secara mandiri yang dibatasi oleh waktu tatap muka.
khusus untuk mengembangkan belajar peserta Dengan demikian terbukti bahwa hasil belajar
didik tentang pengetahuan prosedural dan peserta didik yang dibelajarkan dengan model
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan Flipped Learning lebih tinggi daripada peserta didik
baik dan dapat dipelajari selangkah demi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
selangkah. langsung.
Yang membedakan kedua model Hasil uji hipotesis kedua dari uji Anava dua
pembelajaran ini adalah pemanfaatan waktu dan jalur telah berhasil menolak H0 yang menyatakan
aktifitas guru dan peserta didik di dalam kelas tatap tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran
muka. Dalam kelas Flipped Learning peserta didik dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa.
didorong untuk dapat belajar secara mandiri dalam Temuan ini sejalan pendapat Popiatin dan Sahrani
hal mengkontruksi pengetahuannya, ia diberi (2011: 38) bahwa kaitannya dengan pengajaran di
kebebasan untuk belajar secara mandiri melalui kelas, gaya belajar dapat digunakan oleh guru
video, ia dapat mengulang penjelasan guru hanya untuk merancang model pengajaran yang efektif
dengan menekan tombol rewind pada video, atau sebagai upaya membantu peserta didik belajar
menghentikan penjelasan guru saat dia harus untuk mencapai prestasi yang tinggi.
mencatat hal–hal penting dengan menekan tombol Berkaitan dengan model pembelajaran
pause. Ketika dia mengalami masalah dalam dan gaya belajar peserta didik, model Flipped
memahami konsep yang diperoleh dari video saat Learning menekankan pada aktifitas peserta didik
itulah peran guru berlaku. Dalam kegiatan tatap dan menjadikan peserta didik lebih banyak
muka di kelas Flipped Learning guru memberikan membentuk pemahamannya secara mandiri melalui
kebebasan kepada peserta didik untuk video pembelajaran. Dalam proses ini, peserta didik
mengkonsultasikan masalah yang ia temukan saat yang memiliki gaya belajar visual akan sangat
mempelajari konsep secara mandiri. Hal ini berarti membantu, sehingga peserta didik dapat menyusun
sesi latihan dan penerapan konsep memiliki lebih dan mengembangkan pengetahuan sendiri
banyak waktu karena waktu belajar yang dikarenakan gaya belajar visual adalah gaya belajar
sebelumnya dihabiskan untuk mempelajari konsep peserta didik yang belajar melalui apa yang mereka
sudah beralih ke kegiatan mandiri di rumah. Guru lihat .
dapat terfokus pada peserta didik yang benar– Sedangkan model pembelajaran langsung yang
benar membutuhkan bantuan dalam memahami cenderung lebih mengandalkan guru sebagai
materi. sumber informasi, membuat peserta didik yang
Berbeda dengan model pembelajaran memiliki gaya belajar auditori akan lebih
langsung yang mana guru cenderung menjadi terbantu dikarenakan karakteristik gaya belajar
pemeran utama dalam kelas, guru mengajarkan auditori yaitu belajar melalui apa yang dia
konsep dan penyelesaian masalah selangkah demi dengar (informasi verbal) sehingga hasil belajar
selangkah. Hal ini tentu membutuhkan waktu yang peserta didik akan lebih baik.
tidak sedikit karena terkadang guru harus Pengetahuan tentang gaya belajar peserta
mengulang penjelasan ketika ada peserta didik didik sangat penting untuk diketahui guru, orang
yang belum paham. Semakin banyak waktu yang tua, dan peserta didik itu sendiri, karena
dibutuhkan untuk menjelaskan konsep maka akan pengetahuan tentang gaya belajar ini dapat
semakin sedikit waktu yang tersisa untuk kegiatan digunakan untuk membantu memaksimalkan
latihan dan penerapan konsep. Peran peserta didik proses pembelajaran agar hasil pembelajaran dapat
sebagai penerima materi juga perlu diperhatikan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan
karena seringkali mereka hanya memperhatikan (Gunawan, 2011: 141) Bagi guru atau perancang
penjelasan guru pada 10 menit pertama kemudian pembelajaran rancangan pembelajaran yang

82 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


disusun dengan mempertimbangkan gaya belajar auditori akan merasa lebih nyaman dan cepat
berarti menyajikan materi pembelajaran yang menyerap informasi jika mendengarkan langsung
sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dari sumbernya dalam hal ini guru sebagai pemberi
dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, karakteristik informasi sebab sesuai dengan karakteristik yang
gaya belajar peserta didik dapat dijadikan bahan dimiliki individunya.
pertimbangan pada saat penyusunan perencanaan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dalam hal memilih model pada peserta didik yang memiliki gaya belajar
pembelajaran yang tepat. Dengan demikian dapat auditori lebih cocok dibelajarkan dengan model
dikatakan bahwa terdapat interaksi antara pembelajaran langsung sehingga hasil belajarnya
penggunaan model pembelajaran dengan gaya lebih tinggi daripada peserta didik yang dibelajarkan
belajar peserta didik. dengan model Flipped Learning
Hasil uji hipotesis ketiga telah berhasil
menolak H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan V. Simpulan
hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis,
memiliki gaya belajar visual, antara siswa yang dapat ditemukan beberapa halsebagai berikut. (1)
mengikuti model Flipped Learning dengan siswa hasil belajar matematika antara siswa yang
yang mengikuti model pembelajaran langsung. mengikuti model Flipped Learning lebih tinggi dari
Temuan menunjukkan bahwa model Flipped siswa yang mengkuti model pembelajaran langsung
Learning sangat cocok dibelajarkan kepada peserta (FA=4,99 > Ftabel pada taraf signifikan 5%); rata-
didik yang memiliki gaya belajar visual. rata(A1=68.79 > A2= 66.10).(2) terdapat pengaruh
Model Flipped Learning adalah suatu interaksi antara model pembelajaran dengan gaya
pengembangan pendekatan pembelajaran yang belajar terhadap hasil belajar matematika (FAB=
berpusat pada peserta didik atau student centered. 34.65 > Ftabel pada taraf signifikan 5%). Kemudian
Peserta didik tidak hanya menghafal dan interaksi tersebut dilanjutkan dengan uji Scheffe
mengerjakan latihan saja, namun peserta didik untuk mengetahui simple effect sebagai berikut. (a)
dituntut untuk memahami konsep dan membangun terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara
pemahaman melalui video pembelajaran kemudian siswa yang mengikuti model Flipped Learning
menerapkannya untuk memecahkan masalah yang dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh langsung pada siswa yang memiliki gaya belajar
karena itu, secara tidak langsung peserta didik yang visual (Fhitung =10,167 < Ftabel pada taraf
memiliki gaya belajar visual akan belajar lebih baik signifikan5%) .(b) terdapat perbedaan hasil belajar
saat dibelajarkan dengan model Flipped Learning. matematika siswa yang mengikuti model Flipped
Pada model pembelajaran langsung peserta didik Learning dengan siswa yang mengikuti model
diarahkan untuk memahami materi dan konsep pembelajaran langsung pada siswa yang memiliki
dengan bimbingan guru selangkah demi selangkah, gaya belajar auditori (Fhitung = 3,049 < Ftabel pada
latihan terstruktur (melalui demonstrasi guru taraf signifikan5%).
mengenai langkah–langkah penyelesaian masalah), Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
latihan terbimbing dan latihan mandiri. Guru maka ada beberapa saranyang dapat diajukanbaik
cenderung menjadi satu–satunya sumber informasi bagi bagi siswa, bagi guru maupun bagi peneliti lain
bagi peserta didik. Tanpa bantuan visual yang sebagai berikut: (1) hasil penelitian ini dapat
memadai, peserta didik dengan gaya belajar visual menjadi acuan untuk meningkatkan hasil belajar
tidak akan maksimal dalam mengikuti proses matematika sehingga dapat mendorong siswa
pembelajaran. untuk belajar secara kreatif dan mandiri dalam
Hasil uji hipotesis keempat telah berhasil mengkosntruksi pengetahuannya. (2) Bagi para
menolak H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan guru model Flipped Learning dapat dijadikan
hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang alternatif pilihan pembelajaran di sekolah sebagai
memiliki gaya belajar auditori, antara siswa yang upaya agar peserta didik dapat mengembangkan
mengikuti model Flipped Learning dengan siswa keterampilan dan pengetahuannya sehingga
yang mengikuti model pembelajaran langsung. Dari peserta didik lebih memahami materi dan mudah
hasil analisis data, diperoleh bahwa terdapat menerapkannya ke kehidupan sehari-hari. (3)
perbedaan hasil belajar matematika peserta didik Model pembelajaran langsung dapat dijadikan
yang memiliki gaya belajar auditori yang alternatif lainnya dalam pembelajaran di sekolah
dibelajarkan model Flipped Learning dan model untuk melatih peserta didik tahap demi tahap dalam
pembelajaran langsung. Temuan penelitian ini menyelesaikan masalah dari yang mudah sampai
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model masalah yang kompleks. 4) Dalam pelaksanaan
pembelajaran langsung sangat cocok dibelajarkan pembelajaran, gaya belajar juga mempengaruhi
untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar hasil belajar peserta didik, sehingganya guru
auditori. disarankan untuk tidak menggeneralisasikan
Pada model pembelajaran langsung tujuan kemampuan peserta didik berdasarkan hasil belajar
utamanya untuk membantu peserta didik dalam yang diperoleh karena bisa saja kegiatan
mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas tidak
dengan pola kegiatan terstruktur bertahap langkah sesuai dengan karakteristik gaya belajar individu
demi langkah untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mengakibatkan hasil belajarnya menjadi
deklaratif (konsep) dan pengetahuan prosedural rendah.
(keterampilan). Hal ini berarti lebih banyak “transfer” DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan secara verbal dari guru ke peserta Abbas, Nurhayati. 2011. Metodologi penelitian.
didik. Peserta didik yang memiliki gaya belajar Makalah disajikan pada workshop

Volume 02, Nomor 1, Februari 2017 | 83


penulisan karya ilmiah guru-guru Herreid, Clyde Freeman & Nancy A. Schiller, 2013.
SMA/SMK/MA se Provinsi Gorontalo. Journal : Case Studies and the
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar Flipped Classroom. Journal of College
untuk mengajar) Edisi Ketujuh Buku Science Teaching, Vol. 42, No.5
satu. Diterjemahkan oleh Soetjipto, Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran
Helly Prajitno & Sri Mulyantini berdasarkan Pendekatan Sistem.
Soetjipto. 2008. Yogyakarta: Pustaka Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pelajar Ismail. 2003. Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Direktorat PLP
Jakarta: Rineka Cipta. Johnson, Graham Brent. 2013 . Journal: Student
Bergmann, Jonathan & Aaron Sams. 2012. Flip Perceptions Of The Flipped
Your Classroom: Reach Every Classroom . The University of British
Student in Every Class Everyday. Columbia.
ISTE: USA Lioe, Luis Tirtasanjaya, Teo Chin Wen, dkk. 2012.
Bergmann, Jonathan & Aaron Sams. 2014a. Assessing the effectiveness of flipped
Flipped Learning: Gateway to Student classroom pedagogy in promoting
Engagement. ISTE: USA students’ learning experience. NYGH
. 2014b. Flipped Learning for Math Research Journal
Instruction. ISTE: USA Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung:
Bishop, Jacob Lowell & Verleger, Matthew A. 2013. CV. Pustaka Setia
Journal: The Flipped Classroom : A Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran. Malang:
Survey of The Research. 120 ASEE
th
UIN-Maliki Press
Annual Conference & Exposition. Prashing, Barbara. 2007. The Power of Learning
B. Milman, Natalie. 2012. The Flipped Classroom Style: Memacu Anak Melejitkan
Strategy What is it and How Can it Prestasi dengan Mengenali Gaya
Best be Used?. Jurnal Internasional Belajarnya. Diterjemahkan oleh
Volume 9, Issue 3: The George Fauziah, Nina. 2007. Bandung: Kaifa
Washington University. Roehl, Amy, Shweta Linga dkk. 2013. The Flipped
Cara A. Marlowe. 2012. The Effect Of The Flipped Classroom: An Opportunity To
Classroom On Student Achievement Engage Millennial Students Through
And Stress. Montana: Montana State Active Learning Strategies. Texas:
University. Christian University Jurnal
DePorter, Bobbi & Hernacki. 2009. Quantum Internasional Vol. 105. No. 2. 2013
Learning: Membiasakan Belajar JFCS.
Nyaman dan Menyenangkan. Russefendi, H.E.T. 1998. Statistika Dasar untuk
Diterjemahkan oleh Abdurrahman, Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP
Alwiyah. 1999. Bandung: Kaifa. Bandung Press.
Depdiknas. 2006 Permendiknas Nomor 22 Tahun Ruseffendi. 2006. Pengajaran Matematika-CBSA.
2006 tentang Standar Isi Mata Bandung: Tarsito.
Pelajaran Matematika. Jakarta: Slameto. 2010. Belajar dan Faktor–faktor yang
Depdiknas Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Cipta
Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta Shimamoto, Dean N. 2012. Implementing a Flipped
Classroom: An Instructional Module.
Educause. 2012. 7 Things You Should Know About Hawai USA: Department of
Flipped Learning. Educause.edu Educational Technology University of
(Akses 15 September 2015) Hawaii Manoa.
Flipped Learning Network (FLN). 2013. A Review of Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. 2011. Psikologi
Flipped Learning. Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor:
(www.flippedlearning.org Akses 15 Ghalia Indonesia
September 2015) Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses
Flipped Learning Network (FLN) . 2014. What is Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Flipped Learning. Rosdakarya.
(www.flippedlearning.org Akses 15 Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
September 2015) Sugiyono.2014. Statistika untuk Penelitian.
Gilakjani, Abas Pourhossein. 2012. Visual, Auditory, Bandung: Alfabeta
Kinaesthetic Learning Styles and Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan.
Their Impacts on English Language Yogyakarta: UNY Press
Teaching. Journal of Studies in Walpole, Ronald.E. 1993. Pengantar Statistika
Education. Macrothink Institute. Vol.2 (Edisi ke-3). Diterjemahkan oleh
No.1 Sumantri, Bambang. 1988. Jakarta:
Hergenhahn, B.R & Matthew H. Olson. 2012. Gramedia Pustaka Utama
Theories of Learning (Teori Belajar)
Edisi ketujuh. Diterjemahkan oleh B.S,
Tribowo. 2008. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

84 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai