Anda di halaman 1dari 3

PER 9 : PELARUT SEDIAAN PARENTERAL

Air merupakan suatu pembawa utama pada sediaan parenteral. Air juga digunakan pada proses
pencucian, pembilasan dan proses sterilisasi. Suplai air harus menjamin kualitas air yang sesuai dengan
kebutuhan mulai dari proses awal hingga akhir.

Untuk kepentingan farmaseutik, air memerlukan perhatian khusus seperti kontaminasi elektrolit, zat
organik, partikel, gas terlarut (CO2) dan mikroorganisme.

Air untuk injeksi bebas udara dibuat dengan mendidihkan Air untuk injeksi segar selama tidak kurang
dari 10 menit sambil mencegah hubungan dengan udara sesempurna mungkin, didinginkan, dan segera
digunakan.

Uji kimia dan mikrobiologi untuk aqua pro injeksi meliputi:

pH, klorida, sulfat, amonia, kalsium, karbondioksida, logam berat, reduktor dan pirogen.

Zat pembawa tidak berair umumnya digunakan Minyak untuk Injeksi. Minyak untuk injeksi atau olea pro
injectione, meliputi minyak lemak, ester asam lemak tinggi baik alam ataupun sintetis.

Minyak untuk injeksi harus memenuhi syarat Olea Pinguia (Minyak Lemak) dan memenuhi syarat berikut
:

1. Harus jernih pada suhu 10 °C

2. Tidak berbau tengik atau asing

3. Bilangan asam 0.2 sampai 0.9

4. Bilangan Iodium 79 sampai 128

5. Bilangan penyabunan 189 sampai 200


6. Harus bebas minyak mineral.

PELARUT AIR

Air merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam sediaan injeksi karena sifatnya yang dapat
bercampur dengan cairan fisiologis tubuh :

a.Air mempunyai harga konstanta dielektrik yang tinggi sehingga dapat melarutkan senyawa an-organik
seperti elektrolit.

b.Air mempunyai kemampuan membentuk ikatan hidrogen sehingga air dapat melarutkan sejumlah
senyawa organik seperti alkohol, aldehid, keton, dll.

PELARUT NON AIR YANG DAPAT BERCAMPUR DENGAN AIR ANTARA LAIN;

1. Etanol

Banyak digunakan terutama pada injeksi glikosida digitalis


Injeksi yang mengandung etanol bila disuntikkan secara IM akan menimbulkan rasa nyeri; secara sub
kutan akan menimbulkan nyeri yang diikuti dengan anastesia; jika disuntikkan pada daerah yang dekat
syaraf maka dapat mengakibatkan degenerasi syaraf dan neuritis; secara intravena (tidak disarankan)
harus hati-hati karena pemberian yang terlalu cepat akan mengakibatkan bahaya pengendapan obat
didalam darah.

2. Propilen glikol

Banyak digunakan dalam pembuatan sediaan injeksi senyawa golongan barbiturat, beberapa
alkaloida dan antibiotika. Sediaan yang mengandung propilen glikol dapat menimbulkan rasa nyeri
dan iritasi pada tempat penyuntikan, sehingga perlu ditambahkan lokal anastetik seperti benzil
alkohol.

3. Polietilen glikol (PEG) Ko solven dalam pembuatan sediaan injeksi adalah yang mempunyai bobot
molekul rendah (300-400) dan berbentuk cairan.

Penggunaan kosolven senyawa glikol (propilen atau polietilen) dalam pembuatan injeksi senyawa
golongan barbiturat dapat meningkatkan stabilitas senyawa tersebut.

SURFAKTAN

Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan.

Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel (gabungan molekul-molekul
surfaktan berbentuk butir-butir)

senyawa organik yang kelarutan dlm air rendah tersolubilisasi oleh misel sehingga kelarutan naik

Anda mungkin juga menyukai