Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUTIARA HIKMAH

NPM : 17070482
MATA KULIAH : KESEHATAN MASYARAKAT LAHAN RAWA
JURUSAN : KESLING & K3

1. Resume dan Kesimpulan dari materi kelompok saya tentang Kesehatan Masyarakat
Lahan Rawa ditinjau dari Aspek Ekonomi
Lahan rawa merupakan lahan alternatif untuk pengembangan pertanian. Lahan
rawa terdiri atas lahan pasang surut dan lahan lebak masing-masing dengan luas 20,15
juta hektar dan 13,28 juta hektar. Berdasarkan karakteristiknya lahan rawa dibedakan
menjadi 2 kelompok yaitu lahan rawa pasang surut dan lahan rawa non pasang surut.
Ragam manfaat lahan rawa adalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Eceng Gondok
Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air,
dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air,
dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap
residu pestisida. Selain itu juga dapat dibuat kerajinan tangan seperti tas, dompet,
dll.
b. Pemanfaatan Cacing Tanah
Cacing tanah dapat menggeburkan tanah, dan dapat pula menyembuhkan penyakit
misalnya tipus, dan membantu menurunkan kolesterol.
c. Pemanfaatan Lahan rawa menjadi area pertaniah untuk kebutuhan pangan yang
semakin meningkat terutama beras. Penggunaan lahan rawa sebagai tempat
pertanian ini didukung dengan penggunaan bibit unggul, peningkatan pengolahan
tanah, pengendalian hama penyakit, pemupukan yang sesuai, pengelolaan pasca
panen, dan pemanfaatan kearifan lokal.
Lahan rawa memiliki banyak manfaat yang dapat diambil seperti pada bidang
ekonomi yang telah dipaparkan diatas. Pemanfaatan yang benar akan menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi sehingga dapat dipasarkan dan dapat meningkatkan
derajat ekonomi masyarakat disekitar lahan rawa serta dapat meningkatkan kreatifitas
warga sekitar yang sangat bermanfaat bagi ibu-ibu rumah tangga yaitu hanya
melakukan produksi rumahan untuk menghasilkan produknya dengan bahan baku
yang murah dan mudah didapat dilingkungan sekitarnya.
2. Resume dan Kesimpulan dari Kesehatan Masyarakat Lahan rawa ditinjau dari aspek
pekerjaan
Pemanfaatan lahan rawa dari aspek pekerjaan juga berhubungan dengan aspek
ekonomi, seperti yang dilakukan di Barito Kuala karena Pulau Kalimantan
didominasi lapisan tanah rawa yang dikenal sebagai sentra pertanian tanaman
pangan. Kini, ada upaya optimalisasi lahan rawa agar dapat mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan. Kabupaten Barito Kuala merupakan daerah penghasil
beras terbesar di Kalimantan Selatan, dengan kontribusi mencapai sekitar 16,23
persen. Namun, area persawahan Barito Kuala sebagian besar berada di lahan rawa
lebak, menjadikan produktivitas padinya lebih rendah karena indeks pertanaman
yang masih di bawah 3. Sebagai wilayah potensial pengembangan pertanian, peranan
lahan rawa pasang surut sebagai sumberdaya akan semakin strategic, tidak hanya
untuk menyangga produksi pangan nasional, industri pedesaan dan pengembangan
wilayah, tetapi secara khusus pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut
terutama dikaitkan dengan program transmigrasi yang diarahkan untuk peningkatan
produksi pertanian, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Kebijaksanaani
lokal (pemukiman kembali penduduk) eks perambah hutan dengan sasaran untuk
meningkatkan kesejahteraan petani, dengan dukungan pembangunan sarana dan
prasarana fisik, prasarana sosial, ekonomi dan kelembagaan.
Untuk melihat keragaan akhir dari program pengembangan wilayah pertanian
tersebut, maka secara khusus dilakukan pengkajian meliputi aspek: (1) pengembangan
wilayah pertanian Rawa Jitu; (2) dampak terbadap kondisi sosial, ekonomi dan
budaya, khususnya tingkat kesejahteraan petani; serta (3) analisis aspek
pengembangan wilayah.
Lahan rawa dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk pekerjaan
sampingan atau pekerjaan utama misalnya dengan pemanfaatan seperti yang
dilakukan di Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala dimana Jejangkit merupakan
salah satu kecamatan yang memiliki daerah rawa mencapai luasan 3.000 hektare
dan rata-rata produksi gabahnya hanya 3,3 ton per hektare yang sekarang menjadi
daerah percontohan nasional optimalisasi lahan suboptimal untuk pemenuhan
kebutuhan pangan yang berkontribusi sebagai penghasil beras terbesar di
Kalimantan Selatan.

Anda mungkin juga menyukai