Anda di halaman 1dari 9

TEORI STRESS DAN ADAPTASI

            Modernisasi dan kemajuan tekhnologi membawa perubahan dalam cara


berfikir dan dalam pola hidup masyarakat luas.Perubahan tersebut akan membawa
konsekuensi dibidang kesehatan  fisik dan bidang kesehatan jiwa. Tidak semua
orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, akibatnya akan
menimbulkan ketegangan atau akan mengalami hal yang dapat merupakan factor
pencetus, penyebab dan juga akibat dari suatu penyakit.
            Stres diakibatkan oleh adanya perubahan - perubahan diantaranya
perubahan nilai budaya, perubahan system kemasyarakatan, pekerjaan serta akibat
ketegangan antara idealism dan realita. Bertambahnya stress hidup akan
menyebabkan terganggunya  keseimbangan mental – emosional yang walaupun
tidak menyebabkan kematian langsung, akan tetapi mengganggu produktivitas dan
hidup seseorang menjadi tidak efesien.
            Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari . Stres
sesuatu hal yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian kehidupan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari stress, masalahnya
adalah  bagaiman hidup beradaptasi dengan  stress tanpa harus mengalami
distress. Tidak semua bentuk stress itu mempunyai konotasi negative, cukup
banyak yang bersifat positif, misalnya promosi jabatan.
            Jabatan yang lebih tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih berat
yang merupakan tantangan bagi yang bersangkutan. Bila ia sanggup menjalankan
beban tugas jabatan yang baru ini dengan baik tanpa ada keluhan baik fisik
maupun mental serta merasa senang, maka ia tidak dikatakan mengalami stress
melainkan disebut eustres.
            Para psikolog dan ilmuan yang lain telah berjuang beberapa tahun untuk
membuat suatu definisi stress. Istilah ini dipakai secara luas saat ini dan masih
belum mempunyai  penjelasan yang definitive (pasti). Seperti yang dikatakan oleh
salah seorang ilmuan ”stress, stress juga merupakan penyebab dari stress itu
sendiri”.
            Adaptasi sebagai suatu bentuk respons yang sehat terhadap stress telah
ditegaskan sebagai suatu perbaikan yang sehat pada system lingkungan yang
internal. dalam hal ini termasuk juga respons pada proses penstabilan biologis
internal  dan pemeliharan psikologis dalam hal jati diri dan rasa harga diri. Roy
(1976) mendefinisikan respons yang adaptif sebagai suatu tingkah laku yang
memelihara integritas individu. Adaptasi dipandang sebagai  suatu yang positif dan
ada korelasi dengan respons yang sehat.ketika tingkah laku mengganggu integritas
individu,hal ini dianggap maladaptive.Respons yang maladaptive oleh
individu,dianggap sebagai hal yang negative atau respons yang tidak sehat.

Beberapa definisi stress :


 Stres adalah respons tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan
beban atasnya.
 Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan
dan tuntutan kehidupan.
 Stres adalah suatu kondisi dinamik dalam mana seseorang individu
dikonfrontasikan dengan suatu peluang,kendala atau tuntutan yang dikaitkan
dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersiapkan sebagai
tidak pasti dan penting.
 Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu
dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang
berasal dari situasi dan sumber daya system biologis, psikologis dan social dari
seseorang.
Beberapa peneliti  pada abad ini telah menghasilkan beberapa perbedaan konsep
tentang stress. Tiga dari konsep berikut ini memasukkan stress sebagai respons
biologis,stress sebagai kejadian lingkungan, dan stress sebagai transaksi antara
individu dan lingkungan. 

PROSES TERJADINYA STRES SECARA FISIOLOGI


Stres sebagai respons biologis
            Pada tahun 1956,hans Selye mempublikasikan hasil penelitiannya
mengenai respons fisiologis dalam suatu system biologi terhadap perubahan yang
diinginkan.Sejak pertama publikasinya,ia telah merevisi ulang definisi tentang
stress menjadi “… keadaan yang dimanifestasikan oleh sindrom khusus yang
terdiri dari semua perubahan yang penyebabnya tidak spesifik dalam biologi” 
(Selye ,1976).Sindrom ini telah dikenal sebagai “ fight or flight syndrome”.Dalam
tahun 1936,Selye merumuskan stress sebagai generasi adaptation syndrome (GAS)
atau syndrome penyesuaiain umum.selye membagi reaksi umum tubuh terhadap
stress dalam tiga tahap yaitu reaksi waspada,reaksi melawan ,dan reaksi kelelahan .
General Adaptation syndrome
            Bila factor penyebab stress tidak dapat diatasi dan factor penyebab tersebut
terlalu besar maka reaksi tubuh yaitu GAS mulai bekerja untuk melindungi
individu agar dapat bertahan hidup.GAS pada dasarnya merupakan reaksi
fisiologis akibat rangsangan fisik dan fsikososial.Bila individu terancam oleh
stress,isyaratnya akan dikirim keotak dan otak mengirim informasi ini ke
hipotalamus sehingga system saraf otonom dan endokrin terstimulasi.Akibatnya
terjadi suatu perubahan fisiologis berupa gejala dari system saraf otonom dan
system endokrin.
Tahap reksi waspada
            Pada tahap ini dapat terlihat reksi psikologis”fight or flight syndrome” dan
reaksi fisiologis.Pad tahap ini individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos
pada stressor.Tanda fisik yang akan muncul adalah curah jantung yang
meningkat,peredaran darah cepat ,darah diferifer dan gastrointestinal mengalir ke
kepala yang terpengaruh,maka gejala stress akan  mempengaruhi  denyut
nadi,ketegangan otot.Pada saat yang sama,daya tahan tubuh berkurang,bahkan bila
stressor sangat besar atau kuat (mis.luka bakar hebat,suhu yang terlalu
panas/dingin),dapat menimbulkan kematian.
Tahap melawan
            Pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan  psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur  strategi untuk
mengatasi stressor ini.Tubuh berusaha menyeimbangkan  proses fisiologis yang
telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali
kekeadaan normal dan pada waktu yang sama  pula tubuh  mencoba mengatasi
factor-faktor penyebab stress.apabila proses fisiologis  telah teratasi maka gejala-
gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali
karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi.jika stressor berjalan terus
dan tidak dapat diatasi/ terkontrol maka ketahanan tubuh untuk beradaptasi akan
habis dan individu tidak akan sembuh.
Tahap Kelelahan
            Tahap ini terjadi karena ada suatu perpanjangan  tahap awal stress yang
tubuh individu telah terbiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan individu tersebut
tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian yang digambarkan
pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuain  diri terhadap lingkungan seperti 
sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri colonel, bisul, kolistis. Tanpa ada
usaha melawan, kelelehan bahkan kematian dapat terjadi (sel ye,1956,1974).
            Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama dalam waktu yang sangat
lama secara terus menerus,maka tubuh yang semula telah biasa menyesuaikan
diri,akan kehabisan energy untuk beradaptasi.Pada keadaan ini timbul kembali
tanda-tanda,namun pada tahap ini bersifat irreversible,individu akan
meningkat,Daya tahan yubuh terhadap suatustresor tidak dapat dianggap bertahan
selamanya,karena pada suatu saat energy untuk adaptasi itu akan habis.
            Selye menunjukkan penelitian yang ekstensif pada suatu tempat percobaan
buatan yang terkontrol dengan binatang percobaan sebagai subyek.Dia menemukan
akibat fsikologis dengan stimulasi (rangsangan) fisik,seperti menghadapkan
subyek terhadap temperature panas atau dingin,kejutan listrik,injeksi zat
beracun,isolasi fisik dan luka beda.Sejak penerbitan hasil penelitiannya ,studi-studi
lain telah mengungkapkan bahwa syndrome “ fight or flight”gejalanya Nampak
pada efek fsikologis atau rangsangan  emosi seperti juga pada rangsangan fisik,dan
karenanya tubuh mungkin kehabisan energy penyesuaiannya lebih cepat pada
stress fisikologis dari pada penyakit fisik.
Mekanisme stress-Adaptasi fisiologis
            Tanda peringatan pertama dari rasa takut, marah, frustasi, trauma atau
penyakit pada tubuh pertama diterima oleh saraf sensoris yang disebut dengan
organ sensoris seperti mata, telinga, lidah dan kulit yang terletak dibagian luar
tubuh.Tanda-tanda peringatan ini diteruskan oleh saraf ke hipotalamus dan korteks
serebral. Hipotalamus terlibat karena organ ini mengontrol fungsi otomatis seperti
pemgatur suhu tubuh,keseimbangan cairan  dan sekresi hormone yang perannya
sangat penting dalam memelihara homeostatis tubuh. Korteks serebral terlibat
dalam fungsi ini untuk meningkatkan kesadaran seseorang terhadap stress yang
dihadapinya agar individu dapat segera mengatasi stress .
            Kedua pusat dalam otak ini harus terlibat untuk dapat mengadakan reaksi
adaptasi terhadap stress baik secara fisiologis maupun psikologis.Kombinasi kedua
reaksi ini merupakan usaha tubuh untuk melindungi diri terhadap stress dengan
cara mengeluarkan tenaga cadangan yang diperlukan dalam beradaptasi.
            Dalam tahap ini, semua sytem dalam organ dalam keadaan siaga dan siap
untuk bertempur atau melarika diri dari stress. Jantung bekerja lebih keras untuk
meningkatakan curah jantung dan meningkatkan kadar oksigen serta gizi yang
diperlukan untuk pengeluaran energi. Detak jantung bertambah cepat agar dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang diperlukan.Pembuluh darah meningkatkan
kontraksi untuk membantu kerja peredaran darah. Otot-otot berkontraksi sehingga
kaki tangan dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi tubuh
terhadap ancaman.Produksi keringat meningkat,sebagai hasil peningkatan suhu
tubuh yang dikeluarkan melalui mulut.
            Hipotalamus merangsang system endokrin yang mengontrol kerja kelenjar
hipopisis.Reaksi ini menyebabkan peningkatan produksi hormon yang
mempengaruhi sebagian besar organ tubuh.Lobus posterior dari hipofisis 
mengeluarakan ADH (antidiuretik hormone) yang dibawa melalui aliran darah
keginjal, yang merangsang ginjal mengeluarkan urine. Dengan cara ini volume
darah meningkat untuk membantu sirkulasi oksigen dan zat-zat makanan lain
umtuk menghasilkan energi. Sebagai akibat kerja ini tekanan darah meningkat.
Lobus  anterior hipofisis juga menghasilkan beberapa macam hormone, salah
satunya hormone tiroksin yang merangsang tiroid untuk meningkatkan metabolism
tubuh supaya lebih banyak memproduksi energi yang langsung dapat dipakai.
            Hormon lain adalah genetropin yang dapat merangsang pankreas 
memproduksi glukogen yang merangsang hepar, otak, jaringan lemak untuk
mengeluarkan energi yang tersimpan disana. Dengan cara ini memungkunkan
produksi energy lebih banyak yang diperlukan selama reaksi stress. Kelenjar
hipofisis duga menyekresi  hormone ACHT (adrenocorticotropic hormone ) yang
merangsang kelenjar adrenalin yang terletak diatas ginjal untuk menghasilkan
hormone tambahan yang menahan air keginjal dan meningkatkan  volume
darah,pengeluaran energy yang tersimpan dalam hepar,otot,dan jaringan lemak .
            Kelenjar adrenalin mengeluarkan hormone tambahan yang disebut
adrenalin. Adrenalin ini langsung bekerja ke berbagai organ tubuh, misalnya
meningkatkan kerja jantung, melebarkan pupil, meningkatkan pengeluaran
keringat  dan menurunkan aktivitas gastrointestinal dan menyempitkan pembuluh
darah. Efek fsikologis adrenalin misalnya rasa marah dan rasa takut .Jika individu
ini dapat mengatasi stress, maka fungsi tubuh akan normal kembali tetapi bila
gagal maka stress akan  berlangsung terus menerus sehingga persediaan tenaga
didalam tubuh  akan habis dan individu tersebut menjadi kepayahan. Seorang
individu sering mengalami stress ,hingga terdapat perubahab fisiologis dalam
jangka waktu lama maka akan terjadi kerusakan yang menetap dalam tubuh .
Stres Sebagai Suatu Peristiwa Lingkungan
            Konsep kedua mengidentifikasikan stress sebagai “sesuatu”atau
“peristiwa”yang memicu respons  fisiologis dan psikologis yang adaptif pada
individu.Peristiwa ini adalah salah satu yang menimbulkan perubahan dalam pola
hidup individu,yang memerlukan penyesuaian gaya hidup,dan menguras
kemampuan seseorang.Perubahan itu bisa berakibat positif seperti seseorang yang
berprestasi tinggi,atau negative misalnya dipecat dari pekerjaanya.Penekanan disini
adalah perubahan dari pola hidup individu yang telah mantap.
Stres Sebagai transaksi Antara individu dan Lingkungan
            Stres sebagai proses  yang meliputi stressor dan strain dengan
menambahkan dimensi hubungan antara individu da lingkungan.Interaksi antara
manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan
transaksional.Stres bukan hanya suatu proses ketika  stimulus atau sebuah  respons
saja,tetapi juga suatu proses ketika seseorang adalah perantara  (agent) yang aktif
yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku,kognitif dan
emosional.
            Individu akan memberikan  reaksi stress yang berbeda pada stressor yang
sama.Sebagai contoh,bila mengamati prilaku orang dijalur lalu lintas.Orang-orang
yang terjebak dijalur lalu lintas dan terlambat datng dipertemuan penting,tyerus
menerus akan melihat jam tangannya,sementara orang lain terlihat santai saja
sambil menikmati music.
            Dalam hal ini jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam mengartikan
bahwa timbulnya kesadaran stress merupakan proses yang kompleks dan dinamis.
Peristiwa pencetus stress
            Lazarus dan folkman (1984) mengidentifikasikan stress sebagai suatu
hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggapnya melampaui
kemampuan dirinya dan mengancam kesejataraan hidupnya .peristiwa yang
mencetuskan  stress yaitu timbulnya suatu rangsangan dari lingkungan eksternal
dan internal yang dirasakan  oleh individu  melalui sikap tertentu.hal yang
menentukan apakah suatu hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu
menimbulkan stress bergantung pada penilaian kognitif individu tentang situasi.
Penilaian kognitif (cognitippe raisal) adalah suatu evaluasi individu terhadap
kepentingan pribadinya pada peristiwa atau kejadian. Suatu peristiwa mencetuskan
suatu respons pada individu dan respons tersebut dipengaruhi oleh resepsi individu
terhadap peristiwa tersebut.
Faktor Prediposisi Stres
            Berbagai jenis unsur mempengaruhi bagaimana seorang individu
merasakan dan merespons suatu peristiwa yang menimbulkan stress. faktor
predisposisi ini, sangat berperan dalam menentukan apakah suatu respons adaptif
atau maladaptif. Jenis factor prediposisi adalah pengaru genetif, pengalaman masa
lalu, dan kondisi saat ini.
            Pengaruh genetif adalah keadaan kehidupan seseorang  yang diperoleh dari
keturunan .sebagai contoh, termasuk riwayat  kondisi psikologis dan fisik keluarga
(kekuatan dan kelemahannya)serta temperamen (karakteristik tingkah laku pada
saat lahir dan masa pertumbuhan). Pengalaman masa lalu adalah kejadian -
kejadian yang mennghasilkan suatu pola pembelajaran yang dapat mempengaruhi
respons penyesuaian individu, termasuk pengalaman sebelumnya terhadap tekanan
stress tersebut atau tekanan lainnya, mempelajari respon penanggulangan dan
tingkat penyesuaian pada tekanan stress sebelumnya.
            Kondisi saat ini yang meliputi factor kerentanan yang mempengaruhi
kesiapan fisik,dan sumber - sumber social individu untuk menghadapi tuntunan
menyesuaikan diri (Murphy dan Moriaty,1976). Contohnya, termasuk status
kondisi kesehatan saat ini, motifasi, perkembangan kedewasaan, berat dan lamanya
stress, sumber keuangan dan pendidikan, umur, tersedianya strategi
penanggulangan saat ini dan system  penunjang perawat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai