Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi Abdomen

Regio pada abdomen dapat diklasifikasikan menjadi 9 regio maupun 4 kuadran.

Gambar 1. 9 Regio Abdomen

Pembagian abdomen berdasarkan 9 regio, yaitu:5

1. Regio hipokondria kanan


2. Regio epigastrika
3. Regio hipokondria kiri
4. Regio lumbal kanan
5. Regio umbilikus
6. Regio lumbal kiri
7. Regio iliaka kanan
8. Regio hipogastrika
9. Regio iliaka kiri
Gambar 2. 4 Kuadran Abdomen

Sedangkan pembagian abdomen berdasarkan 4 kuadran, yaitu:5

1. Kuadran kanan atas


2. Kuadran kiri atas
3. Kuadran kanan bawah
4. Kuadran kiri bawah

Perkembangan dari rongga abdomen dan anatomi organ-organ visera serta persarafan
sensoris viseral sangat penting untuk evaluasi penyakit akut abdomen. Setelah 3 minggu
perkembangan janin, usus primitif terbagi menjadi foregut, midgut, dan hindgut. Arteri
mesenterika superior menyuplai ke midgut (bagian keempat duodenum sampai
midtransversal kolon). Foregut meliputi faring, esofagus, lambung, dan proksimal
duodenum, sedangkan hindgut terdiri dari kolon distal dan rektum. Serabut aferen yang
menyertai suplai vaskuler memberikan persarafan sensoris pada usus dan terkait
peritoneum viseral. Sehingga, penyakit pada proksimal duodenum (foregut) merangsang
serabut aferen celiac axis menghasilkan nyeri epigastrium. Rangsangan di sekum atau
apendiks (midgut) mengaktifkan saraf aferen yang menyertai arteri mesenterika superior
menyebabkan rasa nyeri di periumbilikalis, dan penyakit kolon distal menginduksi serabut
saraf aferen sekitar arteri mesenterika inferior menyebabkan nyeri suprapubik. Saraf
prenikus dan serabut saraf aferen setinggi C3, C4, dan C5 sesuai dermatom bersama-sama
dengan arteri prenikus mempersarafi otot-otot diafragma dan peritoneum sekitar
diafragma. Rangsangan pada diafragma menyebabkan nyeri yang menjalar ke bahu.
Peritoneum parietalis, dinding abdomen, dan jaringan lunak retroperitoneal menerima
persarafan somatik sesuai dengan segmen nerve roots.6

Rangsangan pada permukaan peritoneum parietal yang kaya akan inervasi saraf akan
menghasilkan sensasi yang tajam dan terlokalisir di area stimulus. Ketika peradangan pada
viseral mengiritasi pada peritoneum parietal maka akan timbul nyeri yang terlokalisir.
Banyak "peritoneal signs" yang berguna dalam diagnosis klinis dari acute abdominal pain.
Inervasi dual-sensorik dari kavum abdomen yaitu serabut aferen viseral dan saraf somatik
menghasilkan pola nyeri yang khas yang membantu dalam diagnosis. Misalnya, nyeri pada
apendisitis akut nyeri akan muncul pada area periumbilikalis dan nyeri akan semakin jelas
terlokalisir ke kuadran kanan bawah saat peradangan melibatkan peritoneum parietal.
Stimulasi pada saraf perifer akan menghasilkan sensasi yang tajam, tiba-tiba, dan
terlokalisir dengan baik.6

Rangsangan pada saraf sensorik aferen intraperitoneal pada nyeri akut abdomen
menimbulkan nyeri yang tumpul (tidak jelas pusat nyerinya), nyeri tidak terlokalisasi
dengan baik, dengan onset gradual/ bertahap dan durasi yang lebih lama. Nervus vagus
tidak mengirimkan impuls nyeri dari usus. Sistem saraf aferen simpatik mengirimkan nyeri
dari esofagus ke korda spinalis.6

Saraf aferen dari kapsul hepar, ligamen hepar, bagian central dari diafragma, kapsul
lien, dan perikardium memasuki sistem saraf pusat dari C3 sampai C5. Spinal cord dari T6
sampai T9 menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer, kantong empedu,
pankreas, dan usus halus. Serabut nyeri dari colon, appendik, dan visera dari pelvis
memasuki sistem saraf pusat pada segmen T10 sampai L1. Kolon sigmoid, rektum, pelvic
renalis beserta kapsulnya, ureter dan testis memasuki sistem saraf pusat pada T11 dan L1.
Kandung kemih dan kolon rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari S2 sampai S4. Nyeri
abdomen dapat berupa nyeri visceral, nyeri parietal atau nyeri alih.6
Gambar 3. Persarafan Organ Abdominal
1. Hepar

 Terbagi 2 lobus: kanan dan kiri


 Ekhogenisitas > hiperekhoic dari ginjal.
 V. Hepatica  anekhoik, superior dari VCI.
 V. Porta  anekhoik, dinding > ekhogenik.
 Menilai hepatomegali, diameter AP> 15 cm
CC> 13 cm

a) Hepatitis
Hepatitis Akut :
Permukaan rata
Hepar membesar
Tepi tajam
Echopattern menurun ( dark liver)
Pembuluh darah terutama vena porta dan cabangnya jelas dan reflektif
Hepatitis Kronik :
Sulit ditentukan dengan USG harus didukung dengan lab atau klinik atau
biopsi maupun skorimg . Diagnosa USG hanya suspect.
Yang mendukung hepatitis kronik adalah :
Ukuran hati normal
Tepi tumpul
Permukaan tidak rata tetapi belum nodular.
Echopattern meningkatn kasar heterogen
b) Fatty liver
Permukaan rata
Tepi tajam atau sedikitn tumpul
Echopattern meningkat, diffuse
Hepar membesar & berbentuk biconvex
Liver kidney contrast : positip ( bright lever )
Dinding pembuluh darah kabur
c) Sirosis Hati

Permukaan nodular
Ehopattern meningkat, heterogin
V.porta berkelok,ukuran membesar
Pada awal sirosis hepar membesar
Pada sirosis berat ukuran hati mengecil.
Splenomegali mendukung sirosis
Tanda-tanda hipertensi portal misalnya v. porta melebar, dinding kandung empedu
menebal (edema karena tekanan portal)
d) Hepatoma
Ada 2 macam gambaran hepatoma yaitu bentuk nodular yang gambaran nodul tumor
jela misalnya tumor yang tidak berbatas rata, atau diffuse. Hepatoma bentuk diffus
ditandai dengan edchopattern yang sangat kasat dan mengelompok dengan batas tidak
teratur dan bagian sentralnya lebih ecvhogenik. Pembuluh darah disekitarnya sering
distorted. Seringkali para ultrasonografer yang tidak berpengalaman membuat
diagnosa sirosis pada hal diagnosa yang betul adalah sirosis dan hepatoma diffuse.
Gambaran hepatoma diffuse harus dibedakan dari gambaran focal fatty liver dimana
ada gambaran echopattern yang kasar tetapi fokal.

Heptoma yang berukuran 3 cm atau kurang disebut : Hepatoma dini (Early).


Bila ukuran lebih 3 cm disebut : Hepatoma lanjut ( advanced )
Hepatoma dini sering kali bersifat hypoechoic sedang hepatoma lanjut biasanya
hyperechoic atau multiple echo yang menunjukkan nekrosis atau fibrosis dalam
tumor. Kadang – kadang hepatoma dini berbentuk seperti mata sapi ( bull’s eye ).
e) Abses Hati
Abses hati terutama karena amuba sangat banyak didapatkan di NTB. Karena itu para
radiologist harus betul-betul menguasai tentang hal ini. Abses hati yang belum diobati
dindingnya rata, bagian dalam abses biasanya reolatif hypoechoic yang menunjukkan
bahwa isinnya cair. Tetapi mungkin terdapat abses yang isinya kelihatan
hyperechoioc atau dengan ”multiple echo level” bila nanahnya masih kental yang
sering dikelirukan sebagai abses ganas. Untuk membedakan dengan tumor yang solid
kita lihat adanya acoustic enhancement yaitu warna keputihan dibawah massa yang
menunjukkan bahwa massa tersebut cair dan meneruskan suara dengan baik.
Sedangkan bila massa itu solid justru akan terlihat acoustic shadow yaitu warna
kehitaman dibawah massa. Abses yang isinya hyperechoic sering juga dikelirukan
sebagai massa padat dan didiagnosa sebagai hepatoma. Kadang-kadang memang sulit
dibedakan. Dalam hal ini seringkali kita memberi terapi abses dengan anti amuba dan
antibiotik dan setelah beberapa hari dilakukan USG ulang. Bila memang abses isinya
menjadi lebih hypoechoic karena cairannya lebih encer. Pada abses yang sudah
diberikan terapi medikamentosa dan hampir sembuh seringkali dindingnya nampak
irreguler dan didalam massa ada bentukan yang tidak teratur. Bentuk abses semacam
ini dinamakan absess with resolution. Walaupun abses amuba kebanyakan terjadi
dilobus kanan tetapi tidak jarang kita jumpai abses amuba dilobus kiri. Karena itu kita
tidak bisa membedakan apakah abses hati karena amuba ataukah abses banal.
Penyebab abses baru dapat dipastikan setelah pungsi abses. Abses yang besar harus
dipungsi sebab bila hanya diberi terapi medikamentosa rongga abses baru akan hilang
bertahun-tahun kemudian. Karena itu radiologist yang menemukan abses harus
mengusahakan kemudahan bagi internist untuk melakukan pungsi abses. Selain
diameter abses harus disebutkan harus diukur dan ditulis berapa cm sentral abses dari
kulit. Disamping itu harus diberi tanda dengan spidol permanen yang menunjukkan
titik yang tepat untuk melakukan pungsi. Waktu memberi tanda harus dipastikan
bahwa probe diposisikan tegak lurus terhadap permukaan tubuh. Penderita diberitahu
agar segera menghadap interninya dan dilarang menghapus tanda untuk pungsi tsb.

f) Lymphoma maligna
Lymphoma maligna primer dihati relatif jarang dijumpai. Tetapi bila ada gambaran
yang khas yaitu gambaran hypoechoic yang uniforum jangan sampai luput dari
diagnosa, karena diagnosa itu sangat penting bagi klinisi terutama untuk memutuskan
dilakukan khemotherapi. Lymphoma maligna hati biasanya multiple tetapi dapat juga
single. Suatu hal yang khas pada lymphoma respon terhadap khemotherapi cepat
kelihatan.
2. Lien
 Organ di sub phrenicus kiri di regio hipokondria kiri.
 Panjang normal : ±9-12 cm.
 Uk. v. Lienalis: ≤1 cm
 Struktur ekho homogen hampir sama dengan ekho struktur hepar tapi lebih halus dengan
permukaan rata
a) Splenomegaly

Batas atas Panjang limpa orang dewasa normalnya biasanya sekitar 12-15cm.
Ketebalannya kurang dari 6 cm dan limpa lebih Panjang dari ginjal kiri
b) Splen abses
Biasanya berhubungan dengan endocarditis bakteri atau septikimia. Hipoekoik dan
isoekoik area
c) Rupture Splen
USG FAST:
Tampak koleksi cairan (FC) berupa bayangan anechoik/hitam di hepatorenal (panah
putih). Koleksi cairan di splenorenal (panah putih).
Koleksi cairan di retrovesica (panah putih).

3. Gallbladder
 Dapat dilihat bila terisi penuh
 Nilai: batu, irregularitas dinding, massa
 Tebal N dinding: ± 4 mm.
a) Kolelitiasis

- Penebalan dinding
- Acoustic shadow
b) Kolesistitis
Tampak gambaran sludge
c) Polip
Polip Galbladder adalah massa jaringan lunak yang menempel pada dinding kandung
empedu dan dibedakan dari batu empedu karena kurangnya mobilitas dan bayangan
4. Pancreas

 Terdiri dari: caput, corpus, dan cauda.


 Struktur ekho homogen dengan permukaan rata, lebih hiperekhoik dari hepar
a) Pankreatitis Akut

Volume pancreas secara umum bertambah. Diameter anteroposterior membesar

Cairan setinggi pelvis diantara ileal intestinal loop


Kumpulan peripankreas
b) Pankreatiti Kronik

Anda mungkin juga menyukai